Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan

commit to user 105

E. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. Tirta Investama Klaten menggunakan sistem WISE. Sistem ini telah diterapkan secara global oleh DANONE Group. Penerapan sistem ini dilakukan atas dasar kecelakaan kerja dapat dicegah dan penyebab kecelakaan paling banyak adalah karena perilaku tidak aman. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dari WISE. PT. Tirta Investama Klaten telah menerapkan 12 elemen WISE dengan baik. Hal ini sesuai dengan Permenaker No: Per.05Men1996 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja BAB III pasal 3 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3. Untuk organisasi K3, PT. Tirta Investama Klaten membentuk safety committee . Tugas safety comitee sama dengan P2K3. Semua upaya keselamatan kerja difasilitasi oleh safety comitee . Organisasi K3 ini memastikan agar semua masalah K3 memperoleh perhatian manajemen dan seluruh keputusan dapat dilaksanakan di lapangan, dengan melibatkan seluruh karyawan. Terdapat Basic Safety Rules yaitu tentang Peraturan dasar keselamatan kerja di area PT. Tirta Investama Klaten. Peraturan tersebut wajib dipatuhi oleh setiap orang yang berada di area PT. Tirta Investama Klaten. Diharapkan commit to user 106 dengan penerapan sistem manajemen K3 yang baik, kecelakaan kerja dapat dicegah dan tercipta zero accident .

F. Lingkungan

PT. Tirta Investama Klaten telah melakukan pengelolahan limbah sebagai upaya pencegahan terhadap pencemaran lingkungan. Pengelolahan limbah tersebut meliputi: 1. Limbah cair a. IPAL MIZONE Masalah penanganan limbah yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah limbah yang berasal dari produksi Mizone. Hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan MIZONE menggunakan bahan- bahan kimia sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Sebelum dibuang, limbah tersebut diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL yang dijaga oleh petugas yang berkompenten dalam pengoprasian Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. Pemeriksaan Air limbah MIZONE dilakukan secara rutin oleh pihak laboratorium PT. Tirta Investama Klaten. Hal ini sudah sesuai dengan Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha danatau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha danatau kegiatan Depnakertrans RI, 2007. commit to user 107 b. Limbah cair produksi AQUA Air limbah dari produksi AQUA air mineral tidak ada penanganan lebih lanjut karena tidak berbahaya sehingga airnya langsung dibuang atau difungsikan lain misalnya untuk proses pencucian gallon secara manual. Pada bagian washer gallon, terdapat proses pengolahan limbah cair dengan menetralisasi PH air karena pada pencucian gallon ada yang memakai bahan kimia. Pemeriksaan air limbah oleh pihak laboratorium PT. Tirta Investama Klaten. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 ayat 1 yang menyatakan bahwa Setiap penanggung jawab usaha danatau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha danatau kegiatan Depnakertrans RI, 2007. 2. Limbah padat Untuk limbah padat berupa botol, cup, cap, dan gallon yang rusak sudah dilakukan proses pengelolahan dengan cara dihancurkan dan kemudian dijual kepada pihak ketiga untuk diproses kembali menjadi resin. Untuk limbah padat lain berupa kardus, kertas-kertas, pecahan kayu pallet , dan lain-lain akan dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Hal ini sudah sesuai dengan Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha danatau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha danatau kegiatan Depnakertrans RI, 2007. commit to user 108 3. Limbah gas PT. Tirta Investama Klaten telah melakukan upaya pencegahan terhadap pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas yang berasal dari mesin-mesin produksi, genset, dan boiler dengan cara pembuatan cerobong asap. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 21 b : “Setiap orang yang melakukan usaha danatau kegiatan yang mengeluarkan emisi danatau gaugguan ke udara ambien wajib melakukan pencegahan danatau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha danatau kegiatan yang dilakukannya” Depnakertrans RI, 2007. 4. Limbah B3 Limbah B3 di PT. Tirta Investama Klaten terdapat pada laboratorium dan poliklinik. Di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah khusus untuk menampung limbah-limbah B3. Limbah B3 dikirim ke pihak ketiga untuk diolah ataupun dihancurkan. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1995 tentang Pengolahan Limbah B3. Pasal 6 ayat 2: “Penghasil limbah B3 dapat menyerahkan limbah B3 yang dihasilkannya kepada pemanfaat limbah B3 yang telah memiliki izin” Depnakertrans RI, 2007. commit to user 109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN