Latar Belakang Masalah. PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Trend saat ini menunjukkan semakin meningkatnya skala ukurandimensi kapal dan arus lalu lintas pelayaran. Hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas perekonomian internasional di era globalisasi yang akan terus berlanjut, meningkatnya regulasi internasional, adanya tuntutan keamanan, konsolidasi industri perkapalan dan persaingan yang pesat. Akibatnya membuat tingkat aksesibilitas suatu pelabuhan menjadi hal yang sangat penting. Meningkatnya produktivitas eksportir serta meningkatnya permintaan importir dalam pembelian barang, membuat perusahaaan maskapai pelayaran semakin sibuk, bertambahnya kompetisi antara perusahaan maskapai pelayaran, prosedur pengiriman barang ekspor maupun impor yang begitu kompleks menurut eksportir pemula, persyaratan serta pajak dari pemerintah terkait dengan kapasitas dan jenis pengiriman barang yang besar untuk eksportir jalur hijau, mengakibatkan munculnya kebutuhan dalam pemenuhan keefesienan dan aksesbilitas lalu lintas dalam suatu paket, Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari 20 wilayah daratan dan 80 wilayah perairan dengan 17.508 pulau yang tersebar di seluruh Indonesia yang dihubungkan dengan wilayah perairan. Berdasarkan keadaan tersebut, commit to user 2 perlu adanya hubungan transportasi yang baik antar negara satu dengan negara yang lainnya dalam cakupan wilayah internasional ataupun antar pulau dalam cakupan wilayah domestik. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam pemenuhan keefesienan dan aksesbilitas lalu lintas pengiriman barang dalam suatu paket tersebut. Salah satu metode transportasi yang efektif dan efisien untuk kondisi tersebut adalah dengan menggunakan sistem transportasi laut yang tentunya memerlukan adanya pengemasan barang sebelum dilakukan pendistribusian yaitu pengemasan barang dengan menggunakan petikemas atau container. Seiring dengan perkembangan industri, arus barang dari dalam ke luar negeri ekspor-impor yang menggunakan petikemas juga akan meningkat dengan pesat sehingga berdampak terhadap menurunnya efektifitas dan efisiensi serta aksesbilitas dari penggunaan peti kemas apabila tidak disertai dengan proses penanganan yang baik. Keberhasilan penanganan petikemas dipengaruhi oleh faktor jarak, waktu dan biaya, sehingga dapat memenuhi tuntutan aman, cepat, dan murah. Untuk mencapai tuntutan tersebut secara optimal diperlukan adanya suatu sistem penanganan angkutan petikemas yang baik. Umumnya, buyer atau seller tidak menangani sendiri proses pengiriman tersebut. Usaha jasa keagenan adalah suatu usaha dalam bentuk pengurusan jasa yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan produktif yang melakukan bongkar dan memuat barang-barang di commit to user 3 Indonesia maupun di luar negeri, bisa berhubungan dengan kepengurusan legalitas pemerintahan suatu negara, seperti pabean, imigrasi, karantina, kepelabuhan dan sebagainya. Serta membantu kelancaraan aksesbilitas pelayanan jasanya kepada eksportir dan importir baik pemula jalur merah maupun jalur hijau, agar perusahaan pelayaran terhindar dari pelanggaran atau dapat mentaati peraturan yang berlaku di negara itu dan proses bongkarmuat berjalan dengan efesien. Beberapa macam jenis keagenan di dalam lalu lintas jasa transportasi perdagangan internasional, antara lain Freight Forwading, EMKL Emisi Muatan Kapal Laut, PPJK Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan, perusahaan jasa bongkar muat barang. Penanganan transportasi perdagangan menggunakan sarana laut kapal sudah selayaknya menjadi peraturan internasional bahwa syarat fisik di dalam fiat muat barang di kapal harus menggunakan peti kemas. Peti kemas atau container adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization ISO sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut. Keagenan berkewajiban untuk mengurus semua kewajiban, prosedur dan custom clereance agar shipper maupun consignee dapat mendapatkan peti kemas. Menurut keputusan Menteri Perhubungan KM. 10 Tahun 1998 commit to user 4 tentang jasa pengurusan transportasi freight forwading, PT Arindo Jaya Mandiri adalah sebuah perusahaan freight forwading yang mencakup suatu bagian dari suatu sistem transportasi total Multimodal Transportation System yang memberikan jasa Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL. PT. Arindo Jaya Mandiri ini sama dengan Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL. PT. Arindo Jaya Mandiri melayani jasa keagenan perantara transportasi pengapalan laut beserta container clereance. Di dalam kewajibanya memberi pelayanan jasa perantara sea freight tujuan ekspor kepada shipper, PT Arindo Jaya Mandiri Semarang harus melalui tahapan pemenuhan kewajiban Job Order Stack Truck Yard STY agar PT Arindo Jaya Mandiri dapat menangani petikemas atau container secara legal dan memenuhi peraturan baik dari sudut pandang bisnis maupun hukum cukai pemerintahan setempat. Penanganan Job Order Stack Truck Yard adalah kegiatan operasi kerja penyediaan petikemas yang mencakup penanganan pemenuhan syarat dokumen dan syarat fisik penerbitan Job Order Stack Truck Yard dan kegiatan penggunaan Job Order Stack Truck Yard. Prosedur penanganan Job Order Stack Truck Yard yang dilakukan oleh PT Arindo Jaya Mandiri di dalam penanganan petikemas membutuhkan cukup syarat dan dana serta teknis yang sistematis. Untuk itu perlu dilakukan penanganan Job Order Stack Truck Yard STY yang efesien agar pelayanan container clereance untuk ekspor pada PT. Arindo Jaya Mandiri dapat memenuhi prosedur efektif dan dapat segera commit to user 5 mendapatkan peti kemas kosong sampai dengan penumpukan petikemas berisi komoditi ekspor di container yard TPKS Terminal Petikemas Semarang. Berdasarkan pada uraian diatas maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tertarik untuk mengambil judul : “PENANGANAN JOB ORDER STACK TRUCK YARD PT. ARINDO JAYA MANDIRI SEMARANG”

B. Perumusan Masalah