PUTI JODIYOSA F3109056

(1)

PENANGANAN JOB ORDER STACK TRUCK YARD

PADA PT. ARINDO JAYA MANDIRI DI SEMARANG

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Oleh: Puti Jodiyosa Nim : F 3109056

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

2012


(2)

commit to user

ii

ABSTRAKSI

PENANGANAN JOB ORDER STACK TRUCK YARD PADA PT.

ARINDO JAYA MANDIRI DI SEMARANG

PUTI JODIYOSA F3109056

Tujuan dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui proses mengetahui penanganan kegiatan prosedur yang harus dipenuhi untuk penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) di dalam container clereance,

mengetahui prosedur kerja penggunaan Job Order Stack Truck Yard (STY) dan mengetahui garis besar biaya yang dibutuhkan untuk penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang selaku perusahaan penyedia jasa ekspedisi muatan kapal laut.

Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah metode diskriptif, adalah berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya/non-eksperimen. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak PT Arindo Jaya Mandiri. Data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lainnya.

Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa proses penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang adalah penanganan prosedur kegiatan penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) yang terdiri dari pembuatan schedule stuffing,

pembayaran Lift-On, pemilihan dan persiapan petikemas kosong, lift-on,

penerbitan EIR dan kegiatan out dari depo, stuffing,pembayaran warkat dana, penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) dan prosedur kerja penggunaan Job Order Stack Truck Yard (STY) yang terdiri dari penyerahan

Job Order STY dan dokumen yang diperlukan kepada petugas truck trailer, truck trailer, masuk ke in- gate TPKS (entering gate), penumpukan

container/lift off full, keluar dari out-gate TPKS (exit). Serta biaya operasional yang diperlukan untuk penanganan Job Order Stack Truck Yard

(STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri.

Saran yang dapat diberikan adalah perlu diadakan konfirmasi yang jelas dan survei informasi dengan mgunakan perangkat komunikasi yang berkualitas dari Shipping company dan shipper agar terhindar dari kesalahan schedule stuffing dan operasi kerja, penambahan armada land transport untuk pemenuhan order service, serta upaya meminimalisir resiko piutang.

Kata Kunci : job order, stack truck yard, container clerance, petikemas,


(3)

commit to user

iii

ABSTRACT

THE MANAGEMENT OF JOB ORDER STACK TRUCK YARD IN PT. ARINDO JAYA MANDIRI IN SEMARANG

PUTI JODIYOSA F3109056

The objectives of this Final Project writing are to find out the process of managing the procedural activity that should be met for publishing the Job Order Stack Truck Yard (STY) in container clearance, to find out the work procedure of Job Order Stack Truck Yard (STY) use and to find out the outline of cost needed for managing the Job Order Stack Truck Yard (STY) in PT. Arindo Jaya Mandiri in Semarang as the ship load expedition service provider (shipping company).

The method used in this Final Project was a descriptive method that attempted to describe and to interpret the object as the way it is/non-experiment. The data used were primary and secondary data. The primary data was collected using direct interview with the PT. Arindo Jaya Mandiri management. The secondary data was obtained from books or other reading sources.

From the research conducted, it could be concluded that the process of managing Job Order Stack Truck Yard (STY) in PT. Arindo Jaya Mandiri in Semarang was the management of activity procedure for publishing Job Order Stack Truck Yard (STY) consisting of schedule stuffing, lift-on payment, empty contained selection and preparation, lift-on, EIR publication and out-from-depo activity, stuffing, fund letter payment, Job Order Stack Truck Yard (STY) publication and work procedure of Job Order Stack Truck Yard (STY) use consisting of Job Order STY necessary document submission to truck trailer officer, truck trailer entered in-gate TPKS (entering gate), accumulated container/lift off full, exited from out-gate (TPKS) (exit). So was the operational cost needed for handling the Job Order Stack Truck Yard (STY) in PT. Arindo Jaya Mandiri.

The recommendation given was that there should be clear confirmation and information survey using high-quality communication vehicle from shipping company and shipper in order to avoid the error of schedule stuffing and work operation from occurring, the land transport fleet should be increased to meet the order service, and there should be an attempt of minimizing credit risk.

Keywords: job order, stack truck yard, container clearance, container, truck trailer, export.


(4)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji

Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

guna Melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Bisnis Internasional

Surakarta, 3 Agustus 2012 Penguji,

Nurul Istiqomah, SE.M.Si

(……….)

NIP. 19800612005012021 Penguji

Arif Rahman Hakim, SE

(……….)


(5)

commit to user

v

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir ini disetujui oleh Dosen Pembimbing Program Studi DIII

Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 30 Mei 2012

Disetujui dan diterima oleh

Arif Rahman Hakim, SE


(6)

commit to user

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Knowledge rests not upon truth alone, but upon error also.”

(Carl Gustav Jung)

“Membabi buta menghormati otoritas adalah musuh terbesar dari kebenaran”

(Albert Einstein)

Bù yǐwéi chǐ de cuòwù, cóng'ér shǐ tāmen de zuìxíng.

Kǒngzǐ ( Confusius)

PERSEMBAHAN

Allah SWT

Ibu dan Ayah


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. atas

segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir dengan judul ”PENANGANAN JOB ORDER

STACK TRUCK YARD PADA PT. ARINDO JAYA MANDIRI DI

SEMARANG”.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan dengan lancar dan baik

jika tidak adanya bantuan, dorongan, bimbingan, saran dan kritik dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak

terima kasih yang tak ada batasanya kepada semua pihak yang secara

langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga selesainya

penyusunan Tugas Akhir ini, khususnya kepada :

1. Bapak Arif Rahman Hakim, SE selaku pembimbing yang senantiasa

memberikan pengarahan, bimbingan, petunjuk, nasehat dan dorongan

hingga tersusunya laporan Tugas Akhir ini

2. Ketua Program Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Seluruh staff dan karyawan Program Diploma III Bisnis Internasional

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan bantuan administratif kepada penulis.

4. Bapak Ari Wibowo, SH., MHum., selaku direktur utama PT Arindo Jaya


(8)

commit to user

viii

5. Bapak Faisal Arwiyanto , selaku Pembimbing Institusi Mitra PT Arindo

Jaya Mandiri yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan

penelitian untuk penulisan laporan Tugas Akhir

6. Pak Ju, Pak Wid, Pak Rochin, Pak Solikhin, Pak Ableh dan seluruh

karyawan PT Arindo Jaya Mandiri yang telah memberikan pengarahan,

bimbingan, jawaban dan materi beserta data-data yang diperlukan dalam

penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini kurang dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari

berbagai pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Surakarta, 9 Juli 2012


(9)

commit to user

ix

DATAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN ABSTRAKSI... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN KATA PENGANTAR... vi

HALAMAN DAFTAR ISI... vii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL... x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penilitian... 6

E. Metode Penilitian... 7

BAB II. LANDASAN TEORI... 12

A. Peranan Ekspedisi Muatan Kapal di Dalam Penanganan Container Clereance...12


(10)

commit to user

x

B. Pengertian dan Fungsi Job order... 20

C. Syarat fisik Kepengurusan Job order.... 21

D. Dokumen yang Terkait di Dalam Penanganan Job Order... 26

E. Pihak- Pihak yang Terlibat di Dalam Penanganan Job Order... 31

BAB III. DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.47 A. Gambaran Umum Perusahaan...47

1. Sejarah berdirinya PT Arindo Jaya Mandiri...47

2. Lokasi PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang... 48

3. Struktur Organisasi PT. Arindo Jaya Mandiri... 50

4. Jasa yang Ditawarkan...5

C. Pembahasan... 63

1. Prosedur Kegiatan yang harus dipenuhi untuk Penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) di dalam kegiatan container clereance... 63

2. Prosedur Penggunaan Job order Stuck Truck Yard (STY)... 84

3. Biaya penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY)... 95


(11)

commit to user

xi

BAB IV. PENUTUP...110

1. Kesimpulan...110

2. Saran...111

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Cargo Shipment Process...19

Gambar 2.2 : Job Order Stack Container Yard...21

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT. Arindo Jaya Mandiri... 56

Gambar 3.2 : Prosedur Pengurusan Job Order STY

(Prosedur di Kantor)

PT. Arindo Jaya Mandiri... 65

Gambar 3.3 : Lembar Schedule Stuffing...70

Gambar 3.4 : Equipment Inteechange Receipt

nomor 1548457... 78

Gambar 3.5 : Penanganan Job Order STY

Dari Depo Container ke Gudang

Shipper (Luar Kantor)... 79

Gambar 3.6 : Prosedur Penanganan Job Order STY


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Permohonan Anggaran Dana Operasional

EMKL ekspor PT Arindo Jaya Mandiri

Untuk PT. Cirebon Furniture...106

Tabel 3.2 : Biaya Pengajuan Penanganan

Job Order Stack Truck Yard (STY)

Untuk PT. Cirebon Furniture...107

Tabel 3.3 :Biaya Rincian Penanganan

Job Order Stack Truck Yard (STY)


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang

3. Lembar Schedule Stuffing

4. Shipping Intruction (S/I) dariPT. Cirebon Furniture

5. Shipping Intruction (S/I)dari PT. Cirebon Furniture (Revisi)

6. Booking Confirmation dari agen Hanjin Shipping

7. Packing List dari PT. Cirebon Furniture

8. Invoice dari PT. Cirebon Furniture

9. Surat Perubahan Data dari PT. Cirebon Furniture

10.Pemberitahuan Ekspor Barang

11.PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

12.NPE untuk TRLU 8230028

13.NPE untuk TRLU 8230015

14.Nota Lift On dari PT. Garbantara Depo

15.Equipment Interchange Receipt No. 158457 dari PT. Garbantara

Depo

16.Equipment Interchange Receipt No. 158458 dari PT. Garbantra

Depo

17.Pemberitahuan Lalu Lintas Angkutan Barang (PLAB) untuk PT.

Zeta Agro Corporation.

18.Shipping Intruction (S/I)dari PT. Zeta Agro Corporation.


(15)

commit to user

xv

20.Job Order Stack Truck Yard STY untuk container TRLU 8230015

21.Lembar Perincian perhitunagn Pembyaran Jaminan Jasa TPKS

melalui warkat dana (Warkat Dana)

22.Daftar Harga Jasa TPKS sesuai Keputusan Direksi Penyesuaian Tarif

Petikemas No. KEP.30/PU/P.III.2005 Tanggal 16 Desembar 2005

pada terminal Petkemas Semarang (TPKS)

23.Permohonan Angaran Dana Operasional EMKL dari PT. Arindo Jaya

Mandiri.

24.Foto Contoh seal

25. Daftar Pertanyaan Wawancara

26.Laporan Magang Kerja


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Trend saat ini menunjukkan semakin meningkatnya skala

(ukuran/dimensi) kapal dan arus lalu lintas pelayaran. Hal ini disebabkan

meningkatnya aktivitas perekonomian internasional di era globalisasi

yang akan terus berlanjut, meningkatnya regulasi internasional, adanya

tuntutan keamanan, konsolidasi industri perkapalan dan persaingan yang

pesat. Akibatnya membuat tingkat aksesibilitas suatu pelabuhan menjadi

hal yang sangat penting.

Meningkatnya produktivitas eksportir serta meningkatnya

permintaan importir dalam pembelian barang, membuat perusahaaan

maskapai pelayaran semakin sibuk, bertambahnya kompetisi antara

perusahaan maskapai pelayaran, prosedur pengiriman barang ekspor

maupun impor yang begitu kompleks menurut eksportir pemula,

persyaratan serta pajak dari pemerintah terkait dengan kapasitas dan jenis

pengiriman barang yang besar untuk eksportir jalur hijau, mengakibatkan

munculnya kebutuhan dalam pemenuhan keefesienan dan aksesbilitas

lalu lintas dalam suatu paket, Negara Indonesia merupakan sebuah

negara yang terdiri dari 20% wilayah daratan dan 80% wilayah perairan

dengan 17.508 pulau yang tersebar di seluruh Indonesia yang


(17)

perlu adanya hubungan transportasi yang baik antar negara satu dengan

negara yang lainnya dalam cakupan wilayah internasional ataupun antar

pulau dalam cakupan wilayah domestik. Hal ini bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan dalam pemenuhan keefesienan dan aksesbilitas

lalu lintas pengiriman barang dalam suatu paket tersebut.

Salah satu metode transportasi yang efektif dan efisien untuk

kondisi tersebut adalah dengan menggunakan sistem transportasi laut

yang tentunya memerlukan adanya pengemasan barang sebelum

dilakukan pendistribusian yaitu pengemasan barang dengan

menggunakan petikemas atau container. Seiring dengan perkembangan

industri, arus barang dari dalam ke luar negeri (ekspor-impor) yang

menggunakan petikemas juga akan meningkat dengan pesat sehingga

berdampak terhadap menurunnya efektifitas dan efisiensi serta

aksesbilitas dari penggunaan peti kemas apabila tidak disertai dengan

proses penanganan yang baik. Keberhasilan penanganan petikemas

dipengaruhi oleh faktor jarak, waktu dan biaya, sehingga dapat

memenuhi tuntutan aman, cepat, dan murah.

Untuk mencapai tuntutan tersebut secara optimal diperlukan adanya

suatu sistem penanganan angkutan petikemas yang baik.

Umumnya, buyer atau seller tidak menangani sendiri proses

pengiriman tersebut. Usaha jasa keagenan adalah suatu usaha dalam

bentuk pengurusan jasa yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan


(18)

Indonesia maupun di luar negeri, bisa berhubungan dengan

kepengurusan legalitas pemerintahan suatu negara, seperti pabean,

imigrasi, karantina, kepelabuhan dan sebagainya. Serta membantu

kelancaraan aksesbilitas pelayanan jasanya kepada eksportir dan

importir baik pemula (jalur merah) maupun jalur hijau, agar perusahaan

pelayaran terhindar dari pelanggaran atau dapat mentaati peraturan yang

berlaku di negara itu dan proses bongkar/muat berjalan dengan efesien.

Beberapa macam jenis keagenan di dalam lalu lintas jasa transportasi

perdagangan internasional, antara lain Freight Forwading, EMKL

(Emisi Muatan Kapal Laut), PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa

Kepabeanan), perusahaan jasa bongkar muat barang.

Penanganan transportasi perdagangan menggunakan sarana laut

(kapal) sudah selayaknya menjadi peraturan internasional bahwa syarat

fisik di dalam fiat muat barang di kapal harus menggunakan peti kemas.

Peti kemas atau container adalah peti atau kotak yang memenuhi

persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for

Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang

yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan

truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut. Keagenan

berkewajiban untuk mengurus semua kewajiban, prosedur dan custom

clereance agar shipper maupun consignee dapat mendapatkan peti

kemas.


(19)

tentang jasa pengurusan transportasi (freight forwading), PT Arindo Jaya

Mandiri adalah sebuah perusahaan freight forwading yang mencakup

suatu bagian dari suatu sistem transportasi total (Multimodal

Transportation System) yang memberikan jasa Ekspedisi Muatan Kapal

Laut (EMKL). PT. Arindo Jaya Mandiri ini sama dengan Ekspedisi

Muatan Kapal Laut (EMKL). PT. Arindo Jaya Mandiri melayani jasa

keagenan perantara transportasi pengapalan laut beserta container

clereance. Di dalam kewajibanya memberi pelayanan jasa perantara sea

freight tujuan ekspor kepada shipper, PT Arindo Jaya Mandiri

Semarang harus melalui tahapan pemenuhan kewajiban Job Order

Stack Truck Yard (STY) agar PT Arindo Jaya Mandiri dapat menangani

petikemas atau container secara legal dan memenuhi peraturan baik dari

sudut pandang bisnis maupun hukum cukai pemerintahan setempat.

Penanganan Job Order Stack Truck Yard adalah kegiatan operasi

kerja penyediaan petikemas yang mencakup penanganan pemenuhan

syarat dokumen dan syarat fisik penerbitan Job Order Stack Truck Yard

dan kegiatan penggunaan Job Order Stack Truck Yard.

Prosedur penanganan Job Order Stack Truck Yard yang dilakukan

oleh PT Arindo Jaya Mandiri di dalam penanganan petikemas

membutuhkan cukup syarat dan dana serta teknis yang sistematis. Untuk

itu perlu dilakukan penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) yang

efesien agar pelayanan container clereance untuk ekspor pada PT.


(20)

mendapatkan peti kemas kosong sampai dengan penumpukan

petikemas berisi komoditi ekspor di container yard TPKS (Terminal

Petikemas Semarang).

Berdasarkan pada uraian diatas maka dalam penyusunan Tugas Akhir

ini penulis tertarik untuk mengambil judul : “PENANGANAN JOB

ORDER STACK TRUCK YARD PT. ARINDO JAYA MANDIRI

SEMARANG”

B. Perumusan Masalah

Penulis merumuskan permasalahanya sebagai berikut:

1. Bagaimana penanganan prosedur kegiatan yang harus dipenuhi

untuk penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) di dalam

kegiatan container clereance pada PT. Arindo Jaya Mandiri di

Semarang?

2. Bagaimana prosedur penggunaan Job Order Stack Truck Yard (STY)

pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang ?

3. Berapa biaya yang harus dipenuhi untuk penanganan Job Order

Stack Truck Yard (STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri di


(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui penanganan prosedur kegiatan yang harus

dipenuhi untuk penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) di

dalam container clereance pada PT. Arindo Jaya Mandiri di

Semarang.

2. Untuk mengetahui prosedur kerja penggunaan job oder stack truck

yard (STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang.

3. Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk penanganan job

order stack truck yard (STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri di

Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagi Penulis

Merupakan penerapan ilmu ekonomi di lapangan mengenai teori

transaksi, aksesbilitas, prosedur ekspor dan impor , yang

sebelumnya diperoleh dari bangku kuliah.

2. Bagi Mahasiswa dan pembaca lainya

Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya

bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang sedang


(22)

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan

dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan

permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.Metode yang

digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah

metode diskriptif, karena peneliti berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya/non-eksperimen.

2. Jenis dan Alat Pengumpul Data

a. Jenis Data

1). Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data

primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang

memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.

Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data primer antara lain observasi di

pelabuhan Tanjung mas, wawancara terhadap pegawai

operasional/lapangan dan Customer Service PT. Arindo


(23)

oleh pegawai lapangan bagian ekspor PT. Arindo Jaya

Mandiri.

2). Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada

(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat

diperoleh dari berbagai sumber seperti Buku- buku

karangan Amir M.S dan Capt. R. P. Suyono serta yang

merupakan buku Seri bisnis Internasional terbitan PPM,

Kamus Lengkap Perdagangan Internasional karangan Drs.

Tumpal Rumapea, M.A.

b. Metode Pengumpulan Data

1). Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengadakantanya jawab secara langsung atau tidak

langsung. Dilaksanakan dengan tatap muka dengan

pihak perusahaan PT. Arindo Jaya Mandiri.

2). Studi Pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari buku/referensi yang berkaitan dengan cara

mempelajari buku/ referensi yang berkaitan dengan


(24)

3). Observasi

Penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang

dilakukan PT. Arindo Jaya Mandiri.

3. Sumber Data

1). Data primer

Sumber primer penulisan ini adalah makalah seminar

GAFEKSI (Gabungan Forwader dan Ekspedisi

Indonesia), website TPKS Semarang dan Surabaya,

dokumen-dokumen sea freight sperti D/O (Delivery

Order), S/I (Shipping Instruction) serta invoice dan

packing list dari customer PT. Arindo Jaya Mandiri, Surat-

surat kuasa dan permohonan yang berhubungan dengan

container clereance dan custom clereance yang dibuat

oleh PT. Arindo Jaya Mandiri, dan daftar tarif jasa

Terminal Petikemas Semarang.

2). Data Sekunder

Sumber sekunder pada penulisan ini adalah website

muislife.com yang membahas tentang istilah- istilah


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peranan Ekspedisi Muatan Kapal di Dalam Penanganan Container

Clereance

Di dalam Peraturan Pemerintah Tentang Penyelenggaraan dan

Pengusahaan Angkutan Laut Nomor 17 tahun 1988 Pasal 1h berbunyi:

Ekspedisi Muatan Kapal Laut adalah kegiatan usaha mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang menyangkut penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui lautan untuk diserahkan kepada atau diterima dari Perusahaan Pelayaran bagi kepentingan pemilik barang.

Dokumen yang dimaksud dari PP 17 tahun 1988 adalah “dokumen”

yang tentu saja berhubungan dengan kegiatan proses pemindahan barang

ekspor-impor baik di dalam proses transportasi, transaksi, maupun

custom clereance yang berhubungan dengan cukai dan pajak.

“Melaksanakan pekerjaan yang menyangkut penerimaan dan penyerahan

muatan yang diangkut melalui lautan” maksudnya melakukan usaha jasa

yang berkaitan dengan serah terima muatan atau disebut cargo. Subjek

“Penyerahan muatan” dalam adalah eksportir. Eksportir adalah seseorang

atau organisasi yang melakukan kegiatan ekspor. Sedangkan yang

dimaksud ekspor sebagaimana yang telah kita ketahui di dalam


(26)

Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing ( Amir M.S, 2004:100).

Yang dimaksud importir adalah orang/organisasi atau pihak yang

melakukan kegiatan impor, Impor adalah: “Memasukan barang-barang

dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah ke dalam peredaran

dalam masyarakat yang dibayar dengan mempergunakan valuta asing”

(Amir M.S, 2004 :139)

Dalam suatu pengiriman atau pengapalan barang dengan kapal laut

terdapat 3 (tiga) pihak yang saling berhubungan hukum satu sama lain:

1. Pengirim Barang (Shipper), yaitu orang atau badan hukum yang

mempunyai muatan kapal untuk dikirim dari suatu pelabuhan tertentu

(pelabuhan pemuatan) untuk diangkut ke pelabuhan tujuan.

2. Pengangkut barang (carrier), yaitu perusahaan pelayaran yang

melaksanakan pengangkutan barang dari pelabuhan muat untuk

diangkut/disampaikan ke pelabuhan tujuan dengan kapal.

3. Penerima barang (consignee), yaitu orang atau badan hukum kepada

siapa barang kiriman ditujukan.

( http://muislife.com/tag/consignee)

Maka di dalam proses pengalihan barang dan transakasi

ekspor-impor melalui transportasi laut atau kapal laut, eksportir sebagai pihak

pengirim barang disebut shipper dan Importir sebagai pihak penerima


(27)

Shipper, consignee dan carrier sangat erat berhubungan dengan

pelayanan jasa Ekspedisi Muatan Kapal Laut, karena pihak- pihak

tersebut melibatkan sistem transportasi laut di dalam pengiriman barang.

Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dapat bertindak sebagai

pemilik barang ekspor dan bertanggung jawab penuh terhadap ekspedisi

pengiriman barang ekspor dan impor dan mempunyai satu paket ruang

lingkup kegiatan sebgai berikut:

1. Mengambil container kosong di depo container, mengantarnya ke

gudang shipper / exportir untuk dimuat barang, lalu mengantarnya

ke TPK / Tempat Penumpukan Petikemas di pelabuhan. Atau jika

pengirimannya tidak menggunakan container, maka mereka cukup

mengantarkan truck ke gudang shipper lalu mengantarnya ke gudang /

warehouse di perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman LCL.

2. Mengurusi customs clearance / jasa kepabeanan di Bea Cukai jika

shipper tidak mengurusi customs clearance sendiri.

3. Mengurusi proses pembuatan COO (certificate of Origin) jika shipper

tidak mengurusinya sendiri.


(28)

Kegiatan EMKL dalam hal pengurusan dokumen muatan ekspor- impor

melalui laut, tidak lepas dari penanganan container. Untuk menyediakan

container yang baik dan layak muat ke laut (seaworthy), ekspedisi

muatan kapal laut melibatkan perusahaan depo container sebagai pemilik

container dan perusahaan trucking atau inland transport guna

transportasi dari gudang shipper/ekspotir ke tpks atau ke pelabuhan.

Depo container adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang digunakan untuk menyimpan container dengan dilakukan proses

perawatan dan perbaikan terhadap container tersebut

(http://wwwmultibusiness.blogspot.com/2012/01/difinisi- depo-container).

Untuk trucking maupun inland transport, perusahaan ekspedisi

muatan kapal laut berhubungan dengan perusahaan inland transport

ataupun perusahaan ekspedisi muatan kapal laut tersebut sudah

mempunyai armada truck trailer. Sedangkan untuk pengurusan dokumen,

pengurusan container, ekspedisi muatan kapal laut berhubungan dengan

terminal petikemas dan pelabuhan. Untuk pengapalan muatan, EMKL

berhubungan dengan Shipping Company atau perusahaan maskapai

pelayaran. Berikut adalah pengertian terminal petikemas (TPK) dan

pelabuhan:

Berdasarkan ketentuan Pasal I d dari keputusan Direksi Pelabuhan Indonesia Nomor HK.56/2/25/P.I-II-2001, yang dimaksud dengan terminal petikemas adalah terminal yang dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa tambatan, dermaga, lapangan penumpukan (container yard), serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas. ( Suyono, 2007: 282)


(29)

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang

Kepelabuhanan, yang dimaksud Pelabuhan adalah tempat yang terdiri

dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu

sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun

penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuahn

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

(Suyono, 2007: 1)

Hubungan yang terjadi antara EMKL, TPK (Terminal Petikemas)

dan Pelabuhan dapat menciptakan suatu pelayanan cargo clereance

yang dikemas dalam container. Berikut proses cargo clereance yang

ditransportasikan melalui kapal laut (cargo shipment process) yang

diperankan oleh eksportir dan importir yang dapat diagenkan oleh

EMKL sebagaimana perannya sebagai penyedia jasa Container

Clereance :

1. Eksportir setelah menerima L/C confirmation yang

sifat operatif (sah sebagai landasan pembayaran) kemudian

mempersiapkan barang ready for export, melakukan

booking atau memesan ruangan/tempat kepada perusahaan

pelayaran (Shipping Company) yang kapalnya akan

berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam sale's


(30)

date) yang disepakati dalam sales contract tersebut.

Eksportir kemudian mengurus formalitas ekpor seperti

mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar pajak

ekspor (PE) dan pajakc ekspor tambahan (PET) melalui

advising bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi

Bea dan Cukai di pelabuhan muat. eksportir menyerahkan

barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company)

untuk dimuat pada waktu yang disepakati setelah semua

formalitas ekspor selesai,

2. Shipping company, setelah selesai melakukan

pemuatan barang ke atas kapal, menyerahkan bukti penerimaan

barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang

dalam bentuk Bill of Loading atau transport document

lainya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini disebut

sebagai shipper. Dalam hal ini, jika EMKL berperan sebagai

agen dari shipper maka EMKL bertindak sebagai penerima

B/L dan mengurus syarat B/L

3. Shipping Company selanjuntya bertanggung jawab

mengangkat muatan tersebut sampai ke pelabuhan

tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat dan utuh

kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di

pelabuahn tujuan (destination port) yang juga disebutkan dalam


(31)

4. Importir selaku penerima barang (consignee), bila

telah menerima dokumen pengapalan (shipping document)

dari opening bank, importir menghubungi EMKL/

Forwading untuk mengurus ijin impor (import clereance)

kepada pihak bea cukai di pelabuhan tujuan kemudian importir

menghubungi agen pelayaran (Shipping Agent) di

pelabuhan tujuan di negaranya untuk menerima

muatan itu.

5. Shipping Agent atau EMKL segera menyerahkan

muatan kepada importir setelah pelunasan biaya jasa yang

menjadi hak shipping agent bersangkutan. Dengan ini maka

selesailah proses penerimaan barang oleh importir. (Amir,

2004: 32)

Berdasarkan urutan proses diatas, menurut Amir M.S cargo


(32)

(33)

Berdasarkan kutipan cargo shipment diatas EMKL dapat berperan

sebagai Agen eksportir dan importir. EMKL menerima D/O an SI dari

shipper maupun agen forwading yang mewakili Shipper ataupun

consignee.

B. Pengertian dan Fungsi Job order

Secara harfiah, job order dapat didefinisikan “Written

instructions to perform a work according to specified requirements, within specified time frame and costestimates.”

(http://www.businessdictionary.com/definition/job-order.htm). Maksud

dari penjabaran harfiah diatas adalah “ Intruksi tertulis untuk melakukan

pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam batas waktu

dan perkiraan biaya”

Menurut www.wikipedia.org/wiki/Work_order, dalam lingkungan

jasa, “job order dapat menjadi setara dengan perintah kerja atau layanan ,

apabila job order mencatat lokasi, tanggal dan waktu layanan dilakukan

dan sifat pelayanan yang dilakukan”.

Penanganan Job Order STY (Stack Contaier Yard) yang ditangani oleh

perusahaan ekspedisi muatan laut (EMKL) adalah suatu bentuk usaha

jasa, karena perusahaan ekspedisi muatan kapal laut sendiri adalah suatu

perusahaan jasa yang menyediakan produk-produk jasa yang berkaitan


(34)

Job Order STY memuat lokasi tanggal dan waktu layanan serta jenis

pelayanan yang dilakukan, jenis pelayanan yang dilakukan berhubungan

dengan penumpukan petikemas muatan ekspor di lapangan petikemas

dengan menggunakan truck trailer.

Gambar 2.2

Job Order Stack Container yard

Sumber : Terminal Peti Kemas Semarang

Sifat & Jenis Pelayanan

Tanggal & Waktu Pelayanan


(35)

Fungsi job oder STY (Stack Truck Yard) adalah mencatat lokasi,

tanggal dan waktu layanan dilakukan dan sifat pelayanan yang dilakukan

terkait dengan container clereance ekspor dalam penumpukan petikemas

yang diangkut menggunakan truck traler dari gudang eksportir atau

shipper ke gate in TPK lalu Container Yard TPK dalam pengiriman

barang ekspor.

C. Syarat fisik Kepengurusan Job order

Syarat fisik kepengurusan job order adalah barang atau muatan

yang dikemas dalam sebuah petikemas. Barang atau muatan tersebut

disebut cargo. “Cargo adalah barang dagangan yang ditransportasikan” (

Tumpal, 2010: 100). Cargo tersebut dikemas dalam suatu wadah disebut

container atau petikemas agar layak muat laut (seaworthy packing). “Peti

kemas (Container ) adalah satu kemasan yang dirancang secara khusus

dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulangkali, dipergunakan untuk

menyimpan dan sekaligus megangkat muatan yang ada di dalamnya”

(Suyono 2007: 275) sedangkan berdasarkan ISO 668:1995 (E)

(International Standard Organization) petikemas atau container adalah :

freight container means an article of transport equipment which is: a) of a permanent character and accordingly strong enough to be

suitable for repeated use;

b) specially designed to facilitate the carriage of goods, by one or more mode of transport, without intermediate reloading;


(36)

transfer from one mode of transport to another; d) so designed as to be easy to fill and empty; e) stackable; and,

f) having an internal volume of 1 cubic meter or more.

Maksud atau terjemahan dari peraturan ISO 669: 1995 (E) bahwa

sebuah petikemas sebagai alat muat transportasi barang atau container

sebagai alat muat transportasi barang mempunyai klasifikasi :

a) Bersifat permanen dan karena harus cukup kuat untuk digunakan

berulang-ulang;

b) Dirancang khusus untuk memudahkan pengangkutan barang, oleh

satu atau lebih moda transportasi, tanpa harus memuat lagi;

c) Dilengkapi dengan perangkat yang memungkinkan siap ditangani,

terutama transfer dari satu mode transportasi lain;

d) Dirancang sedemikian rupa agar mudah untuk mengisi dan

kosong;

e) Mudah ditumpuk

f) Memiliki Volume Internal (dalam) 1 meter kubik atau lebih.

Petikemas atau container merupakan syarat adanya kepengurusan

Job Order STY. Agar mendapatkan container kosong untuk salah satu

tahap pelayanan sea freight ekspor, petugas EMKL melakuan proses MT

container di Depo. MT (repositioning empty) container merupakan


(37)

a) Mengambil MT dari depo (pick-up) untuk selanjutnya diisi

muatan

b) Menyerahkan MT kedepo (drop off) setelah dipakai.

c) Mengembalikan MT ketempat asal atau tempat lain.

(http://perkapalanku.blogspot.com)

Agar pengoperasian petikemas dapat berjalan dengan baik,

maka semua pihak yang terlibat harus menyetujui agar ukuran dari peti

kemas harus sama dan sejenis serta mudah di angkut. Badan

International Standard Organization (ISO) telah menetapkan

ukuran-ukuran dari peti kemas sebagai berikut :

1. Container 20' Dry Freight (20 Feet)

Ukuran Luar : 20' (p) X 8'6'' (t)

atau 6.058 X 2.438 X 2.591 m

Ukuran dalam: 5.919 X 2.340 X 2.380m

Kapasitas : Cubic Capacity : 33Cbm

Pay Load : 22.1 Ton

2. Container 40' Dry Freight ( 40 feet)

Ukuran luar : 40' X 8' X 8'6''

atau : 12.192 x 2438 x 2.591

Ukuran dalam : 12.045 x 2.309 x 2.379

Kapasitas : Cubic capacity : 67,3 Cbm


(38)

3. Container 40' High Cube Dry

Ukuran Luar : 40' x 8' x 9',6''

atau

12.192 x 2.438 x 2.684 m

Ukuran Dalam :12.056 x 2.347 x 2.684 m

Kapasitas : Cubic Capacity : 76 Cbm

Pay Load : 29.6 Ton

(Suyono, 2007: 275- 276 )

Di dalam mendapatkan container, petugas operasional lapangan

EMKL harus memperhatikan beberapa hal aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan container untuk menghindari claim

dari shipper maupun consignee atas jasa sea freight yang ditawarkan agar

proses pengurusan Job Order STY di dalam container clereance tidak

dibatalkan, sehingga tidak menimbulkan biaya yang merugikan.

Hal-hal yang mesti dipertimbangkan adalah :

(1) Jenis Muatan

Bagaimana bentuk fisiknya? Apakah diperlukan ventilasi atau

pendingin?

(2) Besar Muatan

Apakah cara pemuatanya secara khusus, seperti open top

container? Apakah muatan tersebut lebih lebar dan lebih

panjang dari yang disyaratkan ketentuan ISO secara


(39)

(3) Berat Muatan

Apakah muatan sesuai dengan berat tara dari petikemas

hingga berat petikemas isi tidak melebihi yang ditentukan?

(4) Kelembapan muatan

Apakah perlu ventilated container?

(5) Ukuran dan daya muat petikemas

Apakah sesuai dengan muatan yang akan diisi?

(6) Kelayakan petikemas

Apakah telah memenuhi kelayakan yang ditentukan oleh

Perusahaan maskapai pelayaran serta bea cukai? ( Suyono,

2007: 289- 290)

D. Dokumen yang Terkait di Dalam Kepengurusan Job Order

Prosedur penanganan Job Order STY mengikuti sebuah sistem yang

bersiftat legalitas dan mematuhi birokrasi yang berlaku, membutuhkan

beberapa komitmen antara pihak yang membutuhkan Job Order STY

yaitu EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) dan pihak yang menerbitkan

Job Order STY yaitu TPK (Terminal petikemas) serta pihak- pihak lain

yang terlibat dalam penanganan container clereance dan custom

clereance. Komitmen ini menimbulkan sebuah transaksi bisnis dan

hubungan legalitas kerja antar instansi yang terkait. Maka diperlukanlah

sebuah bukti tertulis atu tercetak sebagai bukti keterangan kerja atau

legalitas yaitu dokumen.


(40)

1. Shipping Intruction

Shipping Intruction atau disingkat SI adalah perintah/ instruksi

pengapalan/ pengiriman yang dibuat oleh eksportir/ pengirim barang

kepada perusahaan pengangkutan. Perusahaan pengangkutan disini

bisa perusahaan pelayaran untuk laut, perusahaan penerbangan untuk

udara maupun darat, maupun lainnya jika memang pengiriman atau

ekspor barang tidak melalui laut atau udara atau darat sekalipun.

(http://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/2011/05/25/

shipping-instruction-cargo-space-booking-confirmation/)

Didalam SI ini wajib disebutkan hal-hal sebagai berikut

a. Tanggal dan nomer SI

b. Nama perusahaan pengangkut yang ditunjuk

(pelayaran, penerbangan)

c. Nama eksportir (pengirim barang)

d. Nama importir (penerima barang) di luar negeri

e. Nama komiditas yang diekspor

f. Jumlah dan jenis pengemas (jika menggunakan

container, maka sebutkan jumlah container dan

ukuran yang diminta)

g. Berat bersih dan berat kotor + kubikasi

h. 1) Pelabuhan muat

2) Pelabuhan bongkar


(41)

j. 1) Tanggal (muat barang)

2) Lokasinya

k. Metode pembayaran ongkos pengangkutan (dimuka

atau di kemudian setelah barang sampai)

l. Catatan lain yang dipandang perlu disertakan.

http://www.exim.web.id/2009/02/shipping-instruction-si.html

2. Booking Confirmation

“Booking Confirmation merupakan tanda bukti pemesanan tempat

atau space barang pada kapal.” ( Chairruddi, 2011: 27). Dokumen

booking confirmation berisi konfirmasi ketersediaan container, space

kapal yang sesuai tujuan, dan tempat yang ditunjuk untuk

pengambilan container. Booking confirmation ini diserahkan oleh

pegawai EMKL kepada petugas loket kasir di depo untuuk dilakukan

pembayaran lift on guna mendapatkan nota lift on dan seal serta

proses penganan MT container yaitu lift on empty container ke atas

truck trailer. 3. Nota lift On

“Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai.

Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya

nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran

keduauntuk penjual”

(http://paksiman.blogspot.com/2009/03/sumber-pencatatan-dan-analisis-bukti.html). Lift on di dalam penanganan Job


(42)

Container yang ada di penumpukan depo di bongkar menggunakan

alat fork lift yang dikendalikan operator fork lift depo.

Nota lift on adalah bukti atas pembayaran tunai pemakaian jasa

membongkar container dari penumpukan di depo lalu menaikan

container tersebut diatas chassis truck trailer tunai. Biasanya nota

dibuat rangkap dua, satu lembar untuk depo sebagai penyedia

container dan pelayanan jasa. Lembar kedua diberikan kepada

pengguna jasa depo.

4. EIR (Equipment Interchange Receipt) dari Depo

EIR adalah kepanjangan dari Equipment Interchange Receipt.

Menurut kamus bisnis di dunia maya yaitu

beralamatkan:http://www.businessdictionary.com/definition/equipme

nt interchange-receipt.html, disebutkan EIR mempunyai definisi,

A document required when transferring a cargo container from one vessel to another, or to a shipping terminal. The receipt includes the container number, vessel/voyage code, stacking position and stowage position.

Maksud atau terjemahan dari pengertian tersebut adalah: “Sebuah

dokumen yang dikehendaki/dipersyaratkan ketika memindahkan

muatan contaier dari sebuah kapal ke kapal lainya atau ke terminal

kapal (pelabuhan). Tanda terima tersebut mencamtumkan nomor

petikemas, nama dan nomor kapal, posisi penumpukan (stack) dan

posisi tempat penumpukan (stowage).”


(43)

EIR dari depo yaitu bukti tanda terima bahwa container atau tersedia

dan telah berpindah dari tempat penumpukan container depo ke atas

truck trailer.

5. Warkat dana

“Warkat adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank

sebagai instrumen penarikan dana nasabah yang memiliki fasilitas

Rekening Giro/ Rekening Koran”

(http://blog.stiemce.ac.id/amirkusnanto/2011/07/19/sistem-pembayaran-berbasis-warkat-paper-based/).Sedangkan “Warkat

Dana” yang dimaksudkan dalam penanganan job order adalah sebuah

sistem pembayaran non tunai berupa surat berharga yang dikeluarkan

oleh bank yang telah bekerjasama dengan pihak TPK sebagai

instrumen penarikan dana nasabah yang memiliki fasilitas rekening

giro/rekening koran. Warkat dana adalah sistem pembayaran di depan

terdiri dari masing-masing 4 lembar copy/karbon yaitu:

1. Putih untuk petugas truck trailer.

2. Kuning untuk arsip EMKL (ekspedisi muatan kapal laut)

3. Merah untuk arsip Petugas terminal petikemas

4. Biru untuk bank

6. PLAB (Pemberitahuan Lalu Lintas Angkutan Barang) ekspor

PLAB ekspor adalah dokumen Pemberitahuan Lalu Lintas Angkutan

Barang ekspor yang diterbitkan oleh lembaga Adpel (Administrasi


(44)

pelabuhan yang diselenggarakan oleh badan usaha Pelabuhan di

Lingkungan Departemen Perhubungan. PLAB Terdiri dari 4 lembar

yaitu :

1. Lembar ke 1 untuk perusahaan yang bersangkutan

2. Lembar ke 2 untuk ADPEL ( administrasi pelabuhan)

3. Lembar ke 3 untuk pos penjagaan dan keamanan

4. Lembar ke 4 untuk TPK (terminal peti kemas).

E. Pihak- Pihak yang Terlibat di Dalam Kepengurusan Job Order

Di dalam pengurusan Job Order STY yang ditangani Oleh

perusahaan EMKL, tidak bisa lepas dari beberapa instansi atau

perusahaan, karena beberapa instansi atau perusahaan berperan penting

dalam mekanisme dokumen penanganan Job Order STY ataupun

mekanisme muatan fisik pada penanganan Job Order STY. Pihak- pihak

yang terlibat dalam pengurusan Job Order STY adalah sebagai berikut:

(1) Shipper

Shipper, atau bisa disebut pengirim barang yaitu orang

atau badan hukum yang mempunyai muatan kapal untuk

dikirim dari suatu pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan)

untuk diangkut ke pelabuhan tujuan. Shipper adalah nama

lain dari eksportir atau pengirim barang. Istilah shipper ini

akan selalu di pakai sebagai pengganti kata exporter (bahasa

indonesia: eksportir) / pengirim barang./ penjual. Peran


(45)

wewenang dan tanggung jawab terhadap petikemas berserta

isinya yang kan dikirim ke negara importir.

(2) Consignee

Consignee adalah penerima barang yang tertulis di dalam

dokumen perjalanan, biasanya di Bill of Lading, Air way bill,

konosemen maupun dokumen transportasi lainnya. Consignee

bisa dikatakan sebagai pembeli / buyer / importer (bahasa

indonesia: importir).

(3) EMKL

Semua proses pengurusan Job Order STY tidak lepas dari

EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) karena penanganan

Job Order STY dalam penulisan ini ditangani oleh perusahaan

yang mempunyai usaha EMKL selaku agen shipper. Menurut

PP NO_17_1988. BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1h, tentang

Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut,

Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut adalah kegiatan usaha mengurus dokumen dan melaksanakan pekerjaan yang menyangkut penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui lautan untuk diserahkan kepada atau diterima dari Perusahaan Pelayaran bagi kepentingan pemilik barang.

Jasa container clereance ekspor, membutuhkan Job Order

STY dari TPK yang berfungsi sebagai catatan lokasi, tanggal

dan waktu layanan dan sifat pelayanan yang dilakukan terkait

dengan container clereance ekspor dalam hal membawa


(46)

penumpukan petikemas dari gudang eksportir atau shipper ke

container yard TPK dengan menggunakan truck trailer.

(4) Perusahaan Trucking

Yang dimaksud dengan perusahaan adalah kegiatan

(pekerjaan dan sebagainya ) yang diselenggarakan dengan

peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari

keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau

membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan

sebaganya); atau organisasi berbadan hukum yg mengadakan

transaksi atau usaha. http://kamusbahasaindonesia.org.

Sedangkan trucking adalah “Pengangkutan atau penerimaan

barang dari gudang ke gudang atau dari gudang ke pelabuhan

atau dari pelabuhan ke gudang yang biasanya menggunakan

alat transportasi truk" ( cahyati: 2008, 35). Di dalam

penanganan Job Order STY perusahaaan trucking mempunyai

peran sebagai pengguna jasa Job Order STY. Penggunaanya

adalah agar Supir truck trailer agar dapat mengangkut

petikemas isi muatan ekspor masuk ke gerbang pelabuhan

untuk penumpukan di CY (container yard).

(5) Shipping Company/Shipping Line

Perusahaan pelayaran samudra (Shipping company) adalah perusahaan pelayaran yang mempunyai jaringan pelayaran yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lain hampir keseluruh pelosok dunia dengan tujuan untuk mempermudah pemindahan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat lain, dengan mendapat imbalan jasa dalam


(47)

bentuk ongkos angkut atau freight ( Amir, 2004: 164).

Sedangkan Shipping Line adalah perusahaan yang bergerak

di bidang jasa pengangkutan laut, dimana mempunyai dan

mengoperasikan kapal nya sendiri atau pun secara

konsorsium.

(6) Direktorat Jendral Bea dan Cukai

“Direktorat Jendral Bea dan Cukai disingkat DJBC atau

bea cukai adalah nama dari sebuah instansi pemerintah yang

melayani masyarakat di bidang kepabeanan dan cukai”

(http://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Bea_dan_C

ukai_ Kementerian_ Keuangan_ Indonesia). Sedangkan

kepabeanan adalah hal yang berhubungan dengan pabean.

Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagai penjaga gawang lalu-lintas komoditi Internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam memeperlancar arus barang dan penumpang, dan tidak sebaliknya (Amir, 1989: 71).

Tugas kantor Bea cukai (pabean) : kantor bea cukai

adalah suatu instansi dalam lingkungan departemen keuangan

mempunyai tugas pokok dan tugas titipan sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

1. Memungut bea terhadap barang-barang sesuai

dengan UU Tarif Indonesia dan ordonasi


(48)

2. Memungut cukai (acinjs) terhadap beberapa

hasil produksi dalam negeri, sesuai ordonasi

minyak tanah, alkohol, bir. Tembakau, gula.

3. Memungut pajak penambahan nilai PPN ( PPN

Impor ) , sesuai dengan ketentuan UU Pajak.

Memungut pajak ekspor dan pajak ekspor

tambahan.

b. Tugas Titipan

Yang dimaksud tugas titipan adalah tugas dari

deparrtemen lain di luar departemen keuangan yang

dilimpahkan sebagai tugas tambahan kantor bea dan

cukai, misalnya tugas yang menjadi tanggung jawab

Departemen Industri dan Perdagangan, Departemen

Pertanian, Bank Central atau instansi lainya seperti :

1) Mengawasi pengangkutan barang-barang

ekspor.

2) Mengawasi pengangkutan barang-barang antar

pulau (interseluler)

3) Mengawasi pelaksanaan lalu lintas devisa.

4) Memberantas penyelundupan

5) Mencegah pemasukan barang-barang terlarang

seperti buku-buku komunisme dan pornografi,


(49)

blue film cassete, obat- obat terlatang heroin

narkotik dan sebagainya.

6) Mencegah pengeksporan barang-barang yang

dilarang pemerintah dan mengawasi lalu lintas

uang dan barang dari kawasan yang sedang

terjangkit wabah dan penyakit menular, seperti

pes dan kolera, serta penyakit tanaman dan

hewan. (Amir, 2004: 191-192)

(7) DEPO Container

DEPO Container adalah suatu perusahaan yang bergerak

dibidang jasa yang digunakan menyimpan container dengan

dilakukan proses perawatan dan perbaikan terhadap container

tersebut

(http://www.multibusiness.

blogspot.com/2012/01/difinisi-depo-container.html).

Sebuah depo container harus memenuhi persyaratan dari

asosiasi depo container / ASDEKI (Asosiasi Depo Container

Indonesia). Depo container mempunyai peran yang sangat

penting didalam pertumbuhan ekonomi khususnya kegiatan

export dan import yang mengunakan container. Depo

container berperan sebagai penyedia syarat fisik adanya Job


(50)

(8) Bank

Tanpa adanya bank segala transaksi yang berkaitan dengan

pembayaran jaminan jasa TPK berlangsung sangat

merepotkan, hal ini disebabkan makin banyaknya eksportir

mauapun importir baik jalur hijau mauapun jalur merah yang

,melakukan pemgiriman cargo dalam kapasitas yang besar

sehingga membutuhkan petikemas pada pengiriman

barangnya. Semakin banyak pelaku perdagangan internasional

maka transakasi pembayaran tersebut semakin banyak , maka

dibutuhkan bank untuk mengatur dan memanajemen segala

transaksi tersebut.

(9) Pelabuhan

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuahanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuahn serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. (Suyono, 2007: 1)


(51)

Pelabuhan tidak lepas dari kegiatan kepelabuhanan. Kegiatan kepelabuhanan diartikan sebagai berikut :

Kegiatan kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyenggelaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus kapal, penumpang dan/atau barang, keempat pemindahan dan keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan dan/atau antar moda transportasi (Suyono, 2007: 1).

Fungsi pelabuhan adalah :

1. Tempat pertemuan: Pelabuhan merupakan tempat

pertemuan dua moda transportasi utama, yaitu darat

dan laut serta berbagai kepentingan yang saling

terkait. Barang- Barang yang diangkut dengan kapal

laut akan dibongkar dan dipindahakan ke angkutan

darat seperti truk atau kereta api. Dan sebaliknya,

barang-barang yang diangkut dengan truk atau kereta

api di pelabuhan berbagai kepentingan bertemu,

maka di pelabuhan akan berdiri bank yang melayani

pelayaran maupun kegiatan ekspor-impor. Pelabuahn

merupakan tempat bagi instansi bea cukai untuk

memungut bea masuk. Di pelabuhan, syahbandar

akan memeriksa keselamatan pelayaran. Selain itu,

dipelabuhan banyak berdiri perusahaan yang

melayani pelayaran, seperti leveransir, pemasok

peralatan kapal, dan sebagainya.


(52)

pintu gerbang sutau negara.Warga negara dan

barang-baang dari negara asing yang memiliki

pertalian ekonomi masuk ke suatau negara akan

melewati pelabuhan terssebut.

3. Entitas Industri : Dengan berkembangnya Industri

berorientasi ekspor maka fungsi pelabuhan menjadi

sangat penting. Dengan adanya pelabuhan, hal ini

memudahkan Industri mengirim produknya dan

mendatangkan bahan baku. Dengan demikian

pelabuhan berkembang menjadi suatu jenis industri

sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai jenis

usaha, mulai dari transportasi, perbankan perusahaan

leasing peralatan dan sebagainya.

4. Mata rantai Transportasi : Pelabuhan merupakan

bagian dari rantai transportasi. Dipelabuahn berbgai

moda transportasi bertemu dan bekerja. Pelabuahn

laut merupakan salah satu titik dari mata rantai

angkutan darat dengan angkutan laut. Barang yang

diangkut dengan kereta api bisa diangkut megikuti

rantai transportasi dengan menggunakan kapal laut.

sanagatlah penting .Oleh karena itu, akses jalan

mobil, kereta api, jalur dari dan ke bandar udara


(53)

Pelabuhan juga mempunyai jasa sebagai berikut :

a. Jasa Labuh

Jasa Labuh dikenakan terhadap kapal yang

menggunakam perairan pelabuhan. Tarif jasa labuh

didasarkan pada gross register ton kapal tyang

dihitung per 10 hari.

b. Jasa Tambat

Setiap kapal yang berlabuh di Pelabuhan Indonesia

dan sedang melakukan kegiatan, kecuali kapal

pemerintah Indonesia, aka dikenakan jasa tambat.

Ketentuan jasa tambat diatur dalam Surat Keputusan

menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1994, Bab III

Pasal 4.

c. Jasa Pemanduan

Setiap kapal berukuran tonase kotor GT 500 atau

lebih, yang berlayar dalam perairan pelabuhan waktu

masuk, keluar atau pindah tambatan wajib

menggunakan pandu. Sesuai tugasnya, jasa

pemanduan ada 2 jenis yaitu pandu laut dan pandu

bandar :

1) Pandu Laut adalah pemanduan di perairan antara

batas luar perairan hingga batas pandu bandar.


(54)

memandu kapal dari batas perairan bandar hingga

kapal masuk di kolam pelabuhan dan sandar di

dermaga.

d. Jasa Tunda

Melihat terbatasnya kemampuan mesin kapal,

kepadatan lalu lintas, arus , cuaca kedalaman serta

luas alur/kolam, dan kemampuan gerak kapal, apabila

kapal hendak masuk dan sandar di kolam pelabuhan

harus menggunkan kapal tunda dan kapal kepil. Demi

keselamatan kapal yang berolah gerak dalam perairan

pelabuhan, kapal harus mengunakan kapal tunda.

(Suyono, 2007: 37).

Fungsi pelabuhan sebagai Mata Rantai Transportasi

berperan andil dalam pengurusan Job Order STY. Karena

secara langsung pelabuhan menyediakan jasa labuh dan jasa

tambat selama beberapa hari kepada kapal yang akan berlabuh

di pelabuhan, hal ini terkait dengan pemberian informasi

kepada pengguna jasa yang akan menggunakan jasa

transportasi laut, dalam penaganan Job Order STY yaitu

jadwal pemberian informasi nama kapal yang kan digunakan

untuk mengangkut muatan


(55)

(10) TPK (Terminal Petikemas)

TPK adalah kepanjangan dari terminal petikemas.

Berdasarkan ketentuan pasal I d dari keputusan Direksi

Pelabuhan Indonesia Nomor HK.56/2/25/P.I-II-2001, yang

dimaksud dengan terminal petikemas adalah terminal yang

dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa

tambatan , dermaga,lapangan penumpukan (container yard),

serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar

muat petikemas (Suyono , 2007: 282 ).Terminal Peti kemas

terdiri dari :

1. Unit Terminal petkemas (UPTK)

UPTK adalah terminal di pelabuhan yang khusus

melayani petikemas dengan sebuah lapangan (yard)

yang luas dan diperkeras untuk bongkar /muat dan

menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang akan

dimuat ke kapal.

Di UTPK (Unit Terminal Petikemas) terdapat alat

gentry crane untuk membongkar /memuat peti kemas

dari atau kekapal yang muatan containernya kurang

dari 50 ton, lapangan penimbunan untuk stacking

container dan peralatan yang digunakan dalam

penimbunan peti kemas seperti fork lift, top loader,


(56)

pengangkutanya adalah chassis dan prime mover.

2. Container yard (CY)

Container yard adalah kawasan di daerah pelabuhan

yang digunakan untuk menimbun peti kemas FCL

yang kan dimuat atau dibongkar dari kapal.

3. Container Freight Station (CFS)

Container Freight Station adalah kawasan yang

dipergunakan untuk menimbun peti kemas LCL,

mlaksanakan stuffing/unstuffing, dan untuk menimbun

break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke petikemas

atau di-unstuffing dari petikemas. Stuffing adalah

proses pemuatan barang ekspor kedalam container

atau truck angkutan (berlaku untuk kegiatan ekspor)

sedangkan unstuffing adalah proses pembongkaran

dari dalam container atau truck angkutan (berlaku

untuk kegiatan impor)

4. Inland Container Depot (ICD)

Inland container depot adalah kawasan di pedalaman

atau di luar daerah pelabuahn yang beada di bawah

pengawasan bea cukai yang digunakan untuk

menimbun petikemas FCL (full container load) yang

kan diserahkan kepada consignee atau diterima


(57)

Dalam pengurusan container clereance seperti penumpukan

container dan pengurusan warkat dana job order, perusahaan

EMKL di Semarang melakukan kegiatan pengurusan job

order untuk keperluan penangnan container clereance di

TPKS, (Terminal Petikemas Semarang). Terminal Petikemas

Semarang (TPKS ) dibentuk sejak 1 Juli 2001, sesuai Kep.

Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Nomor: KEP.46

/ RP.1.08 / P.III-2001 tanggal 29 Juni 2001, menjadi Terminal

Operator Pelayanan Jasa Handling Container International.

(11) Kantor Adpel (Administrasi Pelabuhan)

Adpel adalah kepanjangan dari Administrasi pelabuhan.

Kantor Administrasi Pelabuhan adalah kantor dalam urusan

pelabuhan yang diusahakan di lingkungan Departemen

Perhubungan, Kantor Administrator pelabuhan dipimpin oleh

seorang Administrator Pelabuhan (Adpel) yang berwenang

sebagai penangggung jawab dan pimpinan umum di

pelabuhan.

Administrator Pelabuhan (Adpel) bertugas antara lain :

a. Melaksanakan pengendalian tugas instansi pemerintah

lainya : unit-unit kerja dan badan usaha milik negara

untuk menjamin kelancaran tugas di daerah lingkungan

kerja pelabuhan yang diusahakan oleh badan usaha


(58)

b. Memberikan pelayanan dalam urusan :

-Kebandaran

-Perkapalan

-Jasa Maritim

-Perambunan

-Penerangan Pantai

-Elektronika

-Telekomunikasi Pelayaran.

-Pengaman Pelabuhan Bandar Serta Lalu Lintas

angkutan laut.

(Amir, 2004: 189)


(59)

BAB III

DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah berdirinya PT Arindo Jaya Mandiri

PT. Arindo Jaya Mandiri merupakan suatu perusahaan yang

bergerak dibidang jasa pelayanan pengiriman barang dan pengurusan

dokumen dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ekspor-impor.

PT Arindo Jaya Mandiri berdiri pada tanggal 3 Juli 1993 dalam

bentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana modalnya berasal dari 2

orang yaitu: H.Ari Wibowo, S.H dan.Bapak Ridwan. Saat ini, H.Ari

Wibowo, S.H menjabat sebagai direktur perusahaan sedangkan

bapak Ridwan yang diangkat sebagai kepala stuffing.

Dalam mengoperasikan usahanya, perusahaan ini bergerak

dalam bidang freight forwading , yang mempunyai izin usaha pada

tanggal 30 Juli 1993 No. 452/1101/PK/1993. Pendiri PT. Arindo Jaya

Mandiri Semarang sepakat untuk memilih jasa pengiriman barang

ekspor sebagai bidang usahanya, karena menyadari bahwa

keberadaan usaha ini akan banyak membantu para eksportir yang ada

di Indonesia.

PT Arindo Jaya Mandiri merupakan suatu bagian dari suatu

sistem transportasi total (Multimodal Transportation System) yang


(60)

keputusan Menteri Perhubungan KM. 10 Tahun 1998 tentang jasa

pengurusan transportasi (freight forwading), PT. Arindo Jaya Mandiri

ini sama dengan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), karena

sama bergerak dibidang jasa pelayanan ekspor, tetapi PT Arindo Jaya

Mandiri hanya melakukan pengiriman ekspor sampai ke pelabuhan

transit saja.

2. Lokasi PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang

PT.Arindo Jaya Mandiri pada awalnya berkantor di Jl. Mugas

Raya Semarang tetapi sejak tahun 2002 PT. Arindo Jaya Mandiri

Semarang berpindah lokasi ke Jl. Veteran No. 58 Semarang, Lokasi

ini dipilih karena pertimbangan sebagai berikut:

a. Merambahnya usaha PT Arindo Jaya Mandiri Semarang keFreight

Forwading.

b. Bertambahnya Karyawan PT Arindo Jaya Mandiri Semarang

c. Kebutuhan operasional semakin meningkat.

d.Lokasi yang lebih ke tengah kota memudahkan konsumen

mencari letak perusahaan

e. Lokasi tersebut terletak diantara kantor-kantor atau

instansi-instansi terkait dengan kegiatan operasional perusahaan seperti

kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag),

Bank Devisa dan Pelayaran, sehingga efisiensi dan efektifitas

dapat tercapai.


(61)

Jaya Mandiri Semarang juga mempunyai cabang perusahaan antara

lain

: a. Jepara

Branch Office

Jl Raya Ngabul KM.11

Jepara-Indonesia

Phone : 62-291-596581

Fax : 62-291-596581

b. Solo

Jl. Melati XXII Blok A7-3 Fajar Indah

Solo- Indonesia

Phone : 62-271-721532

Fax : 62-271-721539

c. Demak

Ware House

Jl. Raya Demak-Kudus KM.05

Demak- Central Java-Indonesia

Phone : 62-291-681306

Fax : 62-291-681306

3. Struktur Organisasi PT. Arindo Jaya Mandiri

Struktur organisasi merupakan perangkat yang penting bagi

suatu perusahaan. Struktur organisasi mempunyai kaitan erat dengan


(62)

organisasi dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan

organisasi. Struktur organisasi diperlukan sebagai suatu kerangka

atau pola yang menunjukan hubungan fungsi, kedudukan, wewenang

serta tanggung jawab suatu perusahaan.

Berdasarkan struktur organisasi, pegawai akan tahu tugas dan

tangung jawab masing-masing, maka dari itu penyusunan organisasi

biasanya didasarkan pada serta disesuaikan dengan kebutuhan yang

ada. Bentuk dari struktur organisasi menunjukan luas sempitnya

bentuk usaha pada perusahan yang bersangkutan.

Struktur organisasi bertujuan untuk mempermudah

pelaksanaan tugas kontrol, mempermudah jumlah kebutuhan dan

penempatan tenaga kerja sesuai dengan kecakapan dan keahlian yang

dimiliki. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh

sistem manajemen yang diterapkan serta orang-orang yang

mengelola kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut.

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT Arindo Jaya Mandiri

Semarang merupakan struktur organisasi berbentuk garis. Kekuasaan

dan tangung jawab terletak pada direktur sebagai pucuk pimpinan

dalam mengendalikan kegiatan yang mengalir secara langsung

kepada bawahan yang memimpin satuan-satuan atau bagian-bagian


(63)

Berikut adalah bagan dari struktur organisasi PT. Arindo Jaya

Mandiri.


(64)

(65)

Direktur mengatur langsung kegiatan operasional perusahaan dengan

membagi beberapa bagian divisi. Divisi yang dimaksud

dikelompokan menjadi 4 (empat) bagian yaitu keuangan,

operasional, pemasaran dan dokumen. Bagian Keuangan terdiri dari

akuntansi dan piutang. Bagian operasional terbagi atas pengepakan,

muat barang, pengiriman dan pengambilan Bill of lading (B/L).

Bagian pemasaran terdiri atas bagian penjualan dan pelayanan

pelanggan. Bagian dokumen terdiri dari Shipping Instruction (SI),

Pemberitahuan ekspor Barang (PEB), Certificate of Origin (COO)

dan Packing List/ Invoice (PL/INV). Masing-masing bagian

bertanggung jawab kepada direktur, dengan cara melaporkan

kegiatan operasionalnya.

Diskripsi Tugas dan jabatan dalam struktur organisasi PT

Arindo Jaya Mandiri Semarang dapat dijabarkan :

a. Direktur

Direktur adalah orang yang bertanggung jawab atas maju

mundurnya perusahaan. Tugas dan tanggung jawab direktur

selaku pucuk pimpinan PT Arindo Jaya Mandiri Semarang

meliputi :

1) Mengadakan perencanaan kerja

2) Mengadakan pembagian tugas diantara unit-unit

perencanaan dan pelaksanaan perencanaan


(66)

kegiatan.

5) Bersama bagian keuangan menyusun anggaran

pendapatan dan belanja perusahaan.

b. Bagian Keuangan

Bagian Keuanagn adalah bagian yang mengelola uang

masuk dan keluar.

1) Bagian Akuntansi, mempunyai tugas antara lain

a) Menerima dan memeriksa serta membukukan

semua bukti-bukti trasaksi.

b) Megelola kas kecil.

c) Membuat pemakaian laporan pemakaian kas

kecil.

d) Membuat laporan kas masuk dan kas keluar.

e) Membuat laporan kas Bank.

2) Bagian Piutang (Penagiahan Hutang)

Bagian ini bertugas membuat dan menyampaian

surat-surat tagihan kepada pelanggan atau

konsumen.

c. Bagian Operasional

Bagian operasional adalah bagian yang menjalankan

kegiatan perusahan di lapangan. Bagian operasional terdiri


(67)

1). Bidang pengepakan barang

Bidang ini bertugas mengepak dan membungkus

barang yang akan dikirim.

2). Bidang Muat barang

Bidang ini bertugas mencatat kontainer dan memuat

barang yang dikirim ke dalam kontainer.

3). Bidang pengiriman barang

Bidang ini bertugas menangani segala sesuatu

tentang barang serta melaporkanya ke bagian

pembuatan dokumen.

4). Bagian pengambilan B/L (Bill of Lading)

Bertugas mengambil dan mengecek antara data dan

dokumen dengan barang yang ada di kapal.

d. Bagian Pemasaran

Bertugas mengendalikan sasaran-sasaran dari program

perusahaan Berhasil tidaknya program perusahaan

tergantung dari kemampuan dalam memperkenalkan

program perusahaan kepada masyarakat luas.

Bagian pemasaran dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1). Bagian penjualan

Bagian ini bertugas mempromosikan,

memperkenalkan produk perusahaan dan mencari


(68)

2). Bagian pelayanan pelanggan (customer service)

Bagian pelayanan adalah bagian yang mencatat

order masuk, menerima tamu serta menyampaikan

dan mengarsip negoisasi dengan setiap pelanggan.

e. Dokumen

Bidang ini bertugas membuat dokumen yang diperlukan

agar barang tersebut dapat dikirim dengan baik dan benar.

a) Bagian Dokumen SI (Shippig Instruction )

Bertugas untuk melaksanakan instruksi dari manajer

dokumen, agar dibuatkan SI baru atas nama PT.

Arindo Jaya Mandiri berdasarkan copy SI dan INV

(Invoice) dari eksportir.

b) Bagian PEB (pemberitahuan Ekspor Barang)

Bertugas untuk mengeluarkan surat pemberitahuan

ekspor barang yang ditujukan kepada perusahaan

Bea Cukai, dimana dalam dokumen PEB tersebut

berisi tentang pajak yang akan dibebankan kepada

eksportir sesuai dengan barang yangakan diekspor.

c) Bagian COO (Certficate Of Origin)

Bertugas untuk membeli dokumen COO pada

deperindag dengan menggunakan Copy B/L (Bill of

Lading). Dokumen COO tersebut berisi tempat


(69)

4. Jasa yang Ditawarkan

a). Sea Freight

Pelayanan pengiriman barang ekspor mauapun impor melalui

laut baik LCL maupun FCL, yang dalam perkembanganya

memberikan konstribusi besar terhadap arus perdagangan luar

negeri Indonesia.

Hal ini didukung dengan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada

di Jawa, seperti Tanjung Priok, tanjung Perak dan Tanjung

emas yang merupakan pintu keluar masuk barang ekspor

maupun impor.

b). Custom Clearance

Pelayanan custom clearance adalah kawasan kepabeanan di

pelabuahan bongkar maupun muat untuk menjembatani

hubungan yang lebih efesien antara eksportir dengan dinas

terkait. Hal ini memberikan kemudahan bagi eksportir maupun

importir dalam mengatasi kendala alur pengurusan dokumen di

bea cukai maupun dinas terkait, sehingga dapat lebih efektiif

dan efesien.

c). Land Transportation

Pelayanan pengiriman barang dalam wilayah Indonesia

(Domestik), dengan armada yang qualified siap mengantar

ke tempat tujuan ke seluruh Indonesia dengan prasarana yang


(1)

untuk PT. Cirebon Furniture maka diperoleh daftar Biaya rincian penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) PT. Arindo Jaya Mandiri secara umum sebagai berikut : (lihat halaman berkutnya)

Tabel 3.5

Biaya Rincian Penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) Pada PT. Arindo Jaya Mandiri

No Jenis Biaya Mata Uang

Jumlah Satuan

Container 40' standard/

High Cube

Container 20'

1 Fiat PEB Rp 15000 15000 /Fiat 2 Stack Kapal Rp 5000 5000 /Container 3 Lift on Rp 190000 120000 /Container 4 DPSSP Rp 504000 296000 /Container

5 Seal Rp 50000 50000 /Container

6 PLAB Rp 10000 10000 /Fiat

7 Plot continer Rp 15000 15000 /Container 8 Rifeerman fee Rp 30000 30000 /Container 9 Operasional Rp 10000 10000 /Container

Jumlah 829000 551000 /container untuk


(2)

Resiko yang Dihadapi Pada Biaya penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) adalah tidak cukupnya pembiayaan lapangan atau tidak sesuai dengan rincian Permohonan Anggaran Dana Operasional EMKL ekspor yang diajukan pegawai operasional lapangan kepada pegawai bagian keuangan.

Simulasi kasus : Seorang Pegawai lapangan akan menangani dokumen fiat PLAB untuk PT. Zeta Agro, untuk mendapatkan pengesahan fiat muat nerupa cap dan tanda tangan dari pejapat Adpel, Biaya fiat PLAB menurut permohonan Anggaran Dana Operasional EMKL PT. Arindo Jaya Mandiri adalah sebesar Rp 10.000,- , tetapi fakta di lapangan agar mendapatkan pengesahan fiat muat PLAB berupa cap dan tanda tangan dari pejapat Adpel dibutuhkan penyerahan biaya di kantor Adpel sebesar Rp. 15.000,- karena faktor banyaknya dokumen PLAB yang menumpuk dan menunggu giliran untuk difiatmuatkan di kantor Adpel. Akibat dari hal tersebut seorang pegawai operasional lapangan harus menambah kekurangan biaya fiat muat PLAB dengan uang pribadi.


(3)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

1. Penanganan kegiatan prosedur yang harus dipenuhi untuk Penerbitan Job Order Stack Truck Yard (STY) di dalam kegiatan container clereance pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang tediri dari pembuatan schedule stuffing, pembayaran Lift-On, pemilihan dan persiapan petikemas kosong, Lift-On, penerbitan EIR dan kegiatan out dari depo, stuffing, pembayaran warkat dana, hingga penerbitan job

order stack truck yard (STY)

2. Prosedur pengunaan Job Order Stack Truck Yard (STY) pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang terdiri dari kegiatan penyerahan job order STY dan dokumen yang diperlukan kepada petugas truck

trailer, masuk ke In- Gate TPKS (entering gate), penumpukan

container/lift off full, keluar dari Out-Gate TPKS (exit).

3.Jumlah biaya permohonan anggaran dana operasional EMKL untuk syarat penerbitan job order STY dan penggunaan Job Order STY adalah sebesar :Rp 829.000,-/container 40' Standard maupun High Cube dan Rp 551.000,-/container 20' . Kedua biaya ini untuk 1 kali fiat muat dan diperhitungkan untuk biaya 7 hari penumpukan di CY

4.B. Saran

1. Untuk menghindari resiko di dalam penanganan kegiatan prosedur yang harus dipenuhi untuk Penerbitan Job Order Stack Truck Yard


(4)

(STY) di dalam kegiatan container clereance pada PT. Arindo Jaya Mandiri di Semarang dapat di lakukan langkah sebagi berikut:

a. Meminimalisir resiko Pada Saat Melakukan menyusun Schedule stuffing/ Stuffing Scheduling.

b. Meminimalisir Resiko komunikasi

2. Untuk menghindari resiko Prosedur Penggunaan Job order Stuck

Truck Yard (STY) Penambahan armada truck trailer diperlukan agar

dapat melayani over order dari customer yang mempunyai potensi

profit, yaituuntuk pelayanan meliputi pengangkutan inland

transport guna operasi kerja penggunaan Job order Stuck Truck Yard (STY) dari garasi-gudang shipper,untuk pengangkutan barang yang distuffing, lalu gudang shipper sampai dengan Container Yard TPKS. Guna penanganan penggunaan Job order Stuck Truck yard (STY) 3. Langkah untuk meminimalisir resiko kurangnya Biaya penanganan

Job Order

Stack Truck Yard (STY) adalah penyediaan dana cadangan pada

Permohonan Anggaran Operasional Dana Operasional EMKL agar pegawai operasional lapangan PT. Arindo Jaya Mandiri tidak

menambah uang

pribadi jika ada kekeurangan biaya di lapangan. Dampaknya adalah menambah etos kerja dari pegawai operasional lapangan,

sehingga operasi kegiatan penanganan Job Order Stack Truck Yard (STY) dapat berjalan dengan lancar dan efektif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Setyo, Wahyu dan Hari Murti. 2004. Pedoman Penulisan Tugas

Akhir dan Magang Kerja. Surakarta: Fakultas Ekonomi Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Agung Setyo, Wahyu dkk. 2007. Praktek Dokumen Ekspor Impor.

Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Anwar Syaiful.Klaim Resiko Dalam Transportasi Laut. Jakarta. Di download pada tanggal 4 Maret 2012

Chairruddi.2011.Pengolahan Data Ekspor Barang Pada PT. Citra Selaras

Mandiri. Bandung. UNIKOM. Di download pada tanggal 10 Maret

2012

M S., Amir. 2000.M S., Amir. 2000. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan

Luar Negeri. Jakarta: PPM

_________. 2004. Strategi Memasuki Pasar Ekspor. Jakarta: PPM

_________. 2005. Ekspor Impor, Teori dan Penerapanya. Jakarta: PPM

Rumapea Tumpal. 2010. Kamus Lengkap Perdagangan Internasional.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan Rudy, dkk, Simulasi Sistem Penanganan di Lapangan


(6)

download pada tanggal 10 Maret 2012

Suyono M. Mar, Capt. R. P.. 2005. SHIPPING, Pengangkutan Intermodal

Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta: PPM

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 tahun 2007 tetang Pedoman Tarif Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas (Container) di Dermaga Konvesional di Pelabuhan yang diselenggarakan oleh badan usaha pelabuhan.

Pearaturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1988 Pasal 1h tentang Penyelenggaraan Pengusahaan Angkutan Laut.

Peraturan ISO nomor 669: 1995 (E) tentang petikemas.

User Manual Indonesia national Single Window. Petunjuk Operasional. Di download pada tanggal 3 Maret 2012

http://muislife.com/tag/consignee di akses pada tanggal 3 April Pukul 09.15 WIB

http://wwwmultibusiness.blogspot.com/2012/01/difinisi-depo-container di akses pada tanggal 11 Mei Pukul 23.00WIB

www.wikipedia.org/wiki/Work_order, di akses pada tanggal 11 Mei Pukul 08.47WIB