commit to user 51
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Debit Banjir 2 Harian Tahunan Potensi banjir tahunan berdasarkan hujan 2 harian maksimum tahunan pada tahun
1999-2002, 2006, 2008, 2009 dan 2011 berpotensi banjir Q2. Tahun 2003-2005 dan 2007 berpotensi banjir Q5. Tahun 2010 berpotensi banjir Q10.
4.12. Debit Banjir Rencana 2 Harian Maksimum Bulanan
Penggunaan distribusi hujan untuk debit rencana 2 harian bulanan menggunaakan distribusi Tadashi Tanimoto. Hujan rerata dihitung
menggunakan penjumlahan 2 hari berturut-turut di setiap bulannya pada 13 tahun dan diambil hujan wilayah yang tertinggi tiap bulanya.
4.12.1. Penentuan Hujan Wilayah 2 Harian Maksimum Bulanan
Penentuan hujan wilayah 2 harian bulanan menggunakan penjumlahan curah hujan 2 harian dari tiap bulan pada 13 tahun berturut-turut dan dipilih yang
terbesar, lalu dikalikan dengan koefisien Thiessen setelah itu ke 13 curah hujan diambil yang tertinggi maka curah hujan tersebut telah mewakili hujan wilayah
bulanan untuk 2 hari.
0.000 100.000
200.000 300.000
400.000 500.000
600.000 700.000
800.000 900.000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 D
e b
it m
3
d e
ti k
Tahun DEBIT
Q2 Q5
Keterangan:
commit to user 52
Sebagai contoh perhitungan adalah hujan 2 harian bulanan maksimum wilayah bulan januari dengan acuan stasiun Jatiroto :
Curah hujan maksimum stasiun Jatiroto tahun 1999 adalah: Misal pada tanggal 29-30 terjadi hujan maksimum 2 harian maka:
P
29 =
5 mmhari P
30 =
66 mmhari P maks Januari = 66+5
= 71 mm2hari Curah hujan maksimum stasiun Nguntoronadi pada tanggal yang sama tahun 1999
adalah: P
29 =
42 mmhari P
30 =
6 mmhari P maks Januari = 42+6
= 48 mm2hari Koefisien Thiesen masing-masing stasiun hujan:
C
1 =
tota l
A A
1
=
982 ,
420 836
, 381
=
0,907 C
2 =
tota l
A A
2
=
982 ,
420 148
, 39
= 0,093 Curah hujan total tahun 1999 adalah:
2 1
1 1
XC P
XC P
P
P = 71,00X0,907+48,00X0,093 P = 68,861 mm2 hari
commit to user 53
Tabel 4.22 Hujan Wilayah 2 Harian Maksimum Bulanan dengan Acuan Terbesar Stasiun Jatiroto Pada Bulan Januari
Tahun Sta Jatroto
mm2hari Tanggal
Sta.nguntoronadi mm2hari
HujanWilayah mm2hari
1999 71
29sd30 48
68,861 2000
60 9sd10
45 58.,605
2001 70
10sd11 63,491
2002 29sd30
83 7,718
2003 50
23sd24 26
47,755 2004
76 24sd25
39 72,588
2005 0,000
2006 64
24sd25 33
61,127 2007
0,000 2008
27 30sd31
14 25,788
2009 73
9sd10 66,212
2010 21sd22
45 4,184
2011 98
7sd8 88,887
Tabel 4.23 Hujan Wilayah 2 Harian Maksimum Bulanan dengan Acuan Terbesar Stasiun Nguntoronadi Pada Bulan Januari
Tahun Sta.Nguntoronadi
mm2hari Tanggal
Sta. Jatiroto mm2hari
Hujan Wilayah mm2hari
1999 65
3sd4 54
55,023 2000
50 19sd20
4,649 2001
55 25sd26
5,114 2002
83 29sd30
7,718 2003
26 23sd24
50 47,755
2004 39
24sd25 76
72,588 2005
0,000 2006
33 24sd25
64 61,127
2007 0,000
2008 14
30sd31 27
25,788 2009
112 19sd20
10,414 2010
45 21sd22
4,184 2011
145 3sd4
13,483
commit to user 54
Tabel 4.24 Hujan Wilayah 2 Harian Maksimum Bulan Januari DAS Keduang Tahun
Hujan Wilayah mm2hari
1999 68,861
2000 58,605
2001 63,491
2002 7,718
2003 47,755
2004 72,588
2005 0,000
2006 61,127
2007 0,000
2008 25,788
2009 66,212
2010 4,184
2011 88,887
Selanjutnya hasil hujan wilayah 2 harian maksimum bulanan dapat dilihat pada tabel 4.25.
Tabel 4.25 Hujan Wilayah 2 Harian Maksimum Bulanan DAS Keduang Bulan
R48 mm2 hari Januari
88,887 Februari
105,259 Maret
93,422 april
71,654 Mei
85,259 Juni
91,690 Juli
43,537 Agustus
67,813 September
102,165 Oktober
105,979 November
140,401 Desember
206,467
commit to user 55
4.12.2. Hujan Efektif 2 Harian Bulanan