14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nodul tiroid merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan. Dalam suatu survey populasi besar, yang dilakukan Farmingham di Eropa tahun 2001, 6,4
wanita dan 1,5 pria dengan nodul tiroid. Di Jerman, di suatu area yang relatif kekurangan yodium, skrening USG atas 96.278 populasi menunjukkan 32
wanita, dan 33 pria didapatkan nodul tiroid. Sama dengan di Amerika, dimana 1 dari 12 – 15 wanita muda, dan 1 dari 40 pria muda mempunyai nodul tiroid
Clark OH, 2004. Di Indonesia, Boedisantoso et al, 2003 melaporkan nodul tiroid di
RSUPN-CM, Jakarta sebesar 50,3 dengan rasio laki-laki dibandingkan perempuan sekitar 8:10 sebanyak 101 kasus. Sedangkan berdasarkan data
subdivisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan, jumlah kasus penderita nodul tiroid tahun 2010-2012 adalah 188 kasus yaitu 2010 67 kasus,
2011 65 kasus, dan 2012 66 kasus. Prevalensi nodul tiroid meningkat secara linier dengan bertambahnya usia,
ekspos dengan radiasi pengion dan defisiensi iodium. Secara keseluruhan nodul tiroid lebih sering terdapat pada wanita dibanding pria. Pada studi rumah sakit,
penelitian meneunjukkan bahwa nodul tiroid menempati lebih dari 50 dari seluruh kasus tiroid Damanik R, 2003; Subekti I, 2005; Firat M, 2002.
Sebelumnya pasien-pasien paska dilakukannya lobektomi mendapat terapi pemberian hormon tiroid karena dijumpai keadaan hipotiroid secara biokimia
dimana terjadi peninggian kadar Thyroid Stimulating Hormon TSH. Hipotiroid merupakan morbiditas yang paling sering dilaporkan paska lobektomi yaitu 10-
45 kasus. Hipotiroid merupakan akibat yang sering terjadi setelah lobektomi yang sangat mempengaruhi hasil operasi dan kualitas hidup pasien Wiseman,
2011. Pembesaran kelenjar nodul tiroid dapat merupakan suatu kelainan
radang, hiperplasia atau neoplasma, dimana secara klinis kadang sulit dibedakan. Adanya inflamasi limfosit menurunkan fungsi tiroid sehingga memungkinkan
timbulnya kejadian hipotiroid paska lobektomi. Pasien dengan dijumpainya
Universitas Sumatera Utara
15
infiltrasi limfosit pada pemeriksaan histologi jaringan tiroid mengalami peningkatan risiko untuk timbulnya kejadian hipotiroid paska operasi lobektomi.
Proses inflamasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan ditemukannya infiltrasi limfosit yang dapat menurunkan daya biosintesis sehingga mengakibatkan
hipotiroid jangka panjang contoh Hashimoto disease Wiseman, 2011. Infiltrasi limfosit adalah salah satu mekanisme pertahanan sistem imun
pada saat inflamasi atau peradangan dimana terjadinya kerusakan seluler saat limfosit T yang tersensitisasi sensitized danatau autoantibodi berikatan dengan
membran sel, menyebabkan lisis sel dan reaksi inflamasi. Perubahan fungsi tiroid terjadi karena kerja autoantibodi yang bersifat stimulator atau blocking pada
reseptor di membran sel Mary JW, 2003. Berglund, dkk 2011 menyatakan bahwa 33 pasien dengan infiltrasi
limfosit mengalami hipotiroid paska operasi dibandingkan dengan hanya 4 pasien tanpa atau minimal infiltrasi limfosit yang menjadi hipotiroid paska
operasi. Koh, dkk 2011 juga menemukan bahwa peningkatan skor infiltrasi limfosit mengakibatkan peningkatan frekuensi hipotiroid paska operasi.
Berdasarkan data inilah peneliti ingin mengetahui hubungan antara infiltrasi limfosit dengan kejadian hipotiroid pada pasien pasca istmulobektomi.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dengan kejadian hipotiroid pada pasien pasca istmulobektomi ?
1.3 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan positif antara infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dengan kejadian hipotiroid pada pasien pasca istmulobektomi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dengan kejadian hipotiroid pada pasien
pasca istmulobektomi.
Universitas Sumatera Utara
16
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bidang AkademikIlmiah Meningkatkan pengetahuan peneliti di Bidang Bedah Onkologi, khususnya
mengetahui apakah ada hubungan antara infiltrasi limfosit dengan kejadian hipotiroid pada pasien pasca istmulobektomi.
1.5.2 Bidang Pelayanan Masyarakat Meningkatkan pelayanan pasien pasca istmulobektomi, khususnya pelayanan di
bidang bedah onkologi. 1.5.3 Bidang Pengembangan Penelitian
Memberikan data awal terhadap departemen bedah onkologi tentang hubungan antara infiltrasi limfosit dengan kejadian hipotiroid pada pasien pasca
istmulobektomi.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA