Pada anak-anak, garis fraktur terkadang susah dibedakan dengan garis sutura aksesoris. Terlebih pada pemakaian foto polos, penilaian fraktur lebih menantang
akibat ketidakmampuan untuk menilai keadaan jaringan otak. Sutura aksesoris dapat dibedakan dari fraktur melalui poin-poin berikut Sanchez, 2010:
1. Fraktur yang sederhana dan tidak terdepresi memiliki kepadatan yang tinggi
dan tepi yang tidak sklerotik. Sebaliknya, sutura aksesoris biasanya memiliki pola zigzag dengan tepi sklerotik.
2. Fraktur akibat benturan yang kuat dapat melewati garis sutura atau
memanjang dari satu sutura besar ke sutura lainnya, sementara sutura aksesoris umumnya bergabung dengan sutura besar.
3. Sutura aksesoris sering sekali dijumpai pada kedua sisi dan simetris terutama
pada tulang parietal. 4.
Pembengkakan jaringan lunak atau hematoma sering sekali dijumpai pada fraktur kranial yang akut. Namun, tidak adanya hematoma subgaleal tidak
menyingkirkan diagnosa fraktur terutama apabila cedera terjadi beberapa hari sebelumnya.
2.3.1.2 Perdarahan Epidural
Perdarahan epidural atau epidural hematoma EDH merupakan perdarahan pada ruang antara duramater dengan tulang kranial. EDH dapat menjadi berbahaya
apabila tidak didiagnosis dan ditangani dengan baik McDonald, 2013. Epidural hematoma biasanya terjadi akibat cedera pada arteri meningeal media atau cabang-
cabangnya. Hematoma epidural dapat menekan lobus temporal, frontal, dan parietal tergantung pada ukurannya dan arteri yang cedera. Epidural hematoma terlihat
sebagai gambaran hiperdens bikonveks Al-Nakshabandi, 2001. EDH terjadi 2 dari seluruh cedera kepala dan lebih dari 15 dari cedera
kepala yang fatal. Bekuan darah paling banyak ditemukan di daerah temporoparietal 73 dimana arteri menigea media dan vena-vena mengalami kerusakan putus
biasanya sebagai akibat fraktur tulang temporal. Sebelas persen 11 dari hematoma didapatkan di fossa kranial anterior anterior meningeal artery, 9 di daerah
parasagittal sinus sagittalis, dan 7 di fossa posterior occipital meningeal artery dan sinus-sinus transverses dan sigmoid, 10 - 40 EDH merupakan pendarahan
vena sebagai akibat robekan sinus duramater, vena emissaria atau pelebaran vena venous lakes di duramater Sastrodiningrat, 2012.
Gambar 2.8 Perdarahan Epidural Sumber: G.L. Galia dalam New England Journal of Medicine edisi 360 2009
2.3.1.3 Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural adalah kumpulan darah di bawah lapisan dalam dari duramater tapi berada di luar otak dan membran arakhnoid. Perdarahan subdural
timbul tidak hanya pada pasien dengan cedera kepala berart melainkan juga pada pasien dengan cedera kepala ringan terutama pada orang tua atau pasien yang
mengkonsumsi antikoagulan. Perdarahan subdural juga dapat terjadi secara spontan Meagher, 2013.
Secara umum, perdarahan subdural akut terjadi kurang dari 72 jam dan terlihat hiperdens pada CT-scan. Fase subakut terjadi 3-7 hari setelah cedera.
Perdarahan subdural yang kronik terjadi dalam rentang waktu berminggu-minggu dan terlihat hipodens Meagher, 2013.
Gambar 2.9 Perdarahan Subdural Akut Sumber: P.E. Marik dalam Chest Journal volume 122 2002
2.3.1.4 Perdarahan Subaraknoid