PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBERIAN
TUGAS PEKERJAAN RUMAH DAN PEMANFAATAN
MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS
VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI
22 BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

Oleh
DWINTA OCTIARA

Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Melalui
pendidikan diharapkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Proses
belajar tidak selalu berhasil, hasil yang dicapai antara siswa yang satu dengan
yang lain memiliki perbedaan. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa antara lain
persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan pemanfaatan media
pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pengaruh persepsi

siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan pemanfaatan media
pembelajaran oleh guru SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VII Semester Genap SMP
Negeri 22 Bandar Lampung sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan
318 orang. Dengan menggunakan rumus Cochran dengan probability sampling
didapat sampel sebanyak 176 orang yang selanjutnya dilakukan alokasi
proporsional sampling agar sampel yang diambil lebih proporsional. Metode yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dengan pendekatan
ex post facto.

Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa:
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang pemberian
tugas pekerjaan rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII
SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini
ditunjukan dengan t hitung > t tabel yaitu 6,959 > 1,960 dengan koefisien korelasi
(r) 0,447 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,222 yang berarti hasil belajar
IPS Terpadu dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang pemberian tugas
pekerjaan rumah sebesar 22,2% dan sisanya 77,8% dipengaruhi oleh faktor
lain.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemanfaatan media pembelajaran
oleh guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 22
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan dengan
thitung > t tabel yaitu 5,195 > 1,960 dengan koefisien korelasi (r) 0,390 dan
koefisien determinasi (r²) sebesar 0,302 yang berarti hasil belajar IPS Terpadu
dipengaruhi pemanfaatan media pembelajaran oleh guru sebesar 30,2% dan
sisanya 69,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang pemberian
tugas pekerjaan rumah, dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 22 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan dengan Fhitung >Ftabel
yaitu 22,289 > 3,890 dan ditunjukkan juga oleh koefisien korelasi (r) 0,631
dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,326yang berarti hasil belajar IPS
Terpadu dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan
rumah, dan pemanfaatan media pembelajaran sebesar 32,6% dan sisanya
sebesar 67,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini

I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembangunan maupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Usaha untuk mengembangkan pendidikan merupakan tanggung jawab yang harus dimiliki
dan dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan. Pentingnya pendidikan membuka mata
kita bahwa pendidikan memegang peranan yang penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ini
dikarenakan pendidikan memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan manusia.
Melalui pendidikan diharapkan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
membangun masyarakat ke arah yang lebih baik.
Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang fungsi pendidikan nasional yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Hasbullah, 2005: 310).
Menyadari betapa besar peranan sektor pendidikan, pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional secara terus menerus telah mengadakan usaha-usaha perbaikan di
bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Perbaikan

tersebut antara lain melakukan pembenahan kurikulum dan penyempurnaan kurikulum 2004
atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi kurikulum 2006 atau Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pemantapan kualitas tenaga pendidik,
menyempurnakan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) berbagai mata
pelajaran,serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam menangani masalah
pendidikan. Pendidikan menengah pertama merupakan kelanjutan pendidikan sekolah dasar
yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi seseorang yang berjiwa
sosial tinggi, kreatif, terampil dan menjadi generasi yang bertanggung jawab.
Tujuan Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Bandar Lampung adalah menghasilkan
lulusan yang berkualitas, mampu menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berkarya
di luar pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar mengajar
di sekolah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 22 Bandar Lampung
terlihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Hasil belajar siswa SMP Negeri 22 harus selalu ditingkatkan, guna tercapainya
tujuan SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
Hasil belajar siswa menandakan mutu pendidikan yang diperolehnya, dengan indikator mutu
hasil belajar siswa, yang merupakan gambaran tingkat ketercapaian tujuan dan penguasaan
siswa atas inti dari apa yang dipelajari.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakanpada siswa kelas VII SMP
Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012hasil belajar yang dicapai siswa
pada umumnya belum menunjukkan hasil belajar yang optimal, yang dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:

Tabel 1. Hasil Ulangan Mid Semester Ganjil Siswa Kelas VII SMPN 22 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
No

Kelas

1
2
3
4
5
6
7
8


VII A
VII B
VII C
VII D
VII E
VII F
VII G
VII H
Siswa
%

≤ 73

23
25
24
25
26
23
22

27
195
61,32%

Nilai

≥ 73

17
14
16
15
14
16
18
13
123
38,68%

Jumlah

Siswa
40
39
40
40
40
39
40
40
318
100%

Keterangan
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
yang
ditetapkan
adalah
sebesar 73


Sumber: Guru mata pelajaran IPS Terpadu SMPN 22 Bandar Lampung
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diraih belum optimal, ini
karena dari 318 siswa terlihat hanya 123 siswa atau 38,68% siswa yang mendapat nilai ≥ 73
dan berarti 61,32% atau 195 siswa memperoleh nilai ≤ 73. Tinggi rendahnya hasil belajar
menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak
didik.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga disebabkan oleh beberapa faktor, hal tersebut
sejalan dengan pendapat Slameto (2003: 54-72) yang mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Faktor interen, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor
intern terdiri dari:
1. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
2. Faktor psikologis (intelegensi,perhatian, minat,bakat,motif, kematangan, dan kesepian.
3. Faktor kelelahan.
b. Faktor eksteren, yaitu faktor yang ada dari luar individu, faktor ekstern terdiri dari:

1. Faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan)
2. Faktor sekolah (metode mengajar guru,kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah)
3. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat)
Faktor yang satu dengan yang lain saling mendukung dalam pencapaian hasil belajar
optimal. Faktor yang diduga berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa tersebut
diantaranya adalah persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan
pemanfaatan media pembelajaran oleh guru. Persepsi siswa tentang pemberian tugas
pekerjaan rumah merupakan faktor yang mempengaruhi siswa yang berasal dari dalam diri
siswa atau disebut juga faktor internal. Sebab persepsi siswa tentang pemberian tugas
pekerjaan rumah akan memberikan pengaruh positif bagi tercapainya hasil belajar siswa.
Apabila persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah positif maka seluruh
tugas-tugas yang diberikan oleh guru akan direspon positif pula oleh siswa dan dikerjakan
dengan optimal, siswa akan lebih terlatih sehingga diharapkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran IPS Terpadu menjadi meningkat pula. Sebaliknya apabila persepsi siswa tentang
pemberian tugas pekerjaan rumah negatif akibatnya tugas-tugas yang diberikan oleh guru
tidak akan dikerjakan dengan optimal oleh siswa dan hasil belajar tidak bisa tercapai dengan

baik sesuai dengan yang diharapkan.
Metode pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses
belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru
memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Tujuan pemberian tugas pekerjaan rumah
adalah siswa tetap belajar di rumah dan dapat memanfaatkan waktu di luar jam pelajaran

sekolah, sehingga siswa yang kurang paham terhadap materi yang disampaikan di sekolah
akan lebih mengerti karena adanya latihan di rumah. Setelah tugas pekerjaan rumah
dikerjakan siswa, maka tugas guru selanjutnya yaitu membahas kembali tugas yang
diberikan pada materi terdahulu. Dengan adanya pembahasan kembali materi yang telah lalu
diharapkan siswa yang kesulitan mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya dapat lebih mengerti lagi. Sehingga hasil belajar IPS Terpadu dapat meningkat.
Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa adalah media
pembelajaran.Media sebagai alat bantu pembelajaran yang digunakan guru untuk
mengefektifkan pembelajaran, karena dapat berfungsi menarik perhatian siswa dan
memperjelas materi yang disampaikan guru.Dalam proses mengajar seringkali guru
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi yang disampaikan, oleh karena itu media
pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dan memperhatikan kriteria dalam pemilihan media tersebut.
Kehadiran media dapat membantu siswa dalam menyerap materi yang diajarkan,
penggunaan media yang sesuai dengan tujuan pengajaran dapat memberikan kemudahan
bagi siswa dalam menyerap setiap materi pelajaran yang diberikan, sehingga dampaknya
tentu saja akan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai siswa.
Berpedoman pada hasil observasi awal dan wawancara terhadap guru bidang studi IPS
Terpadu kelas VII di SMP Negeri 22 Bandar Lampung tanggal 23 November 2011 saat
penelitian pendahuluan, pada kenyataanya terdapat permasalahan dalam proses
pembelajaran siswa di dalam kelas sehingga siswa tidak merespon dengan baik materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru. Indikasi dari permasalahan tersebut diantaranya
adalah
1.

Guru kurang memperhatikan siswa dalam hal mengoreksi tugas pekerjaan rumah,
sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengerjakan tugasnya.

2.

Penguasaan media dan teknologi pembelajaran yang belum maksimal dikarenakan
kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media LCDsehingga menyulitkan
siswa dalam memahami materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

3.

Dalam mengajar guru masih menerapkan metode ceramah sehingga penyampaian
materi pelajaran masih monoton tanpa ada variasi dalam proses pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran kurang efektif.

4.

Kurangnya guru dalam memahami kesulitan dalam proses pembelajaran yang di alami
siswa dan kemampuan membimbing siswa dalam proses belajar mengajar yang kurang
dipedulikan oleh guru, dikarenakan persepsi yang negatif terhadap kemampuan anak.

Selain persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah yang baik untuk meraih
hasil belajar siswa yang optimal, keberhasilan siswa juga dapat ditentukan dalam memahami
materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu, guru harus benar-benar profesional dalam mengajar dalam hal ini guru harus bisa
memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di sekolah, sehingga proses pembelajaran
lebih menarik perhatian siswa dan dapat memperjelas materi yang disampaikan guru.
Persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan pemanfaatan media
pembelajaran oleh guru. merupakan tanggapan atau cara pandang seorang siswa tentang
kemampuan mengajar yang dimiliki oleh guru. Tanggapan dan cara pandang masing-masing

siswa SMPN 22 Bandar Lampung kelas VII berbeda meskipun juga sama pemberian tugas
pekerjaan rumah masih direspon negatif dan pemanfaatan media pembelajaran oleh guru
kurang baik sehingga mereka cendrung kurang memahami materi yang di sampaikan oleh
guru. Perbedaan tanggapan dari siswa baik positif maupun negatif, dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, atau adanya tanggapan negatif akan cenderung membuat
seorang siswa tidak peduli terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru maupun pada
pelajaran yang guru jelaskan. akibatnya proses belajar mengajar kurang berjalan dengan baik
sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas untuk melengkapi hasil penelitian, maka penulis
mengambil judul“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemberian Tugas Pekerjaan
Rumah dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Oleh Guru Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang
muncul dalam penelitian ini adalah:
1.

Mutu proses dan hasil belajar IPS Terpadu masih rendah. Hal tersebut dilihat dari
persentase siswa yang lulus dengan nilai ketuntasan belajar hanya 38,68% dari seluruh
jumlah siswa kelas VII, dan itu masih jauh harapan yang diinginkan.

2.

Rendahnya perhatian guru terhadap siswa dalam hal mengoreksi tugas pekerjaan rumah,
sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengerjakan tugasnya.

3.

Rendahnya motivasi siswa dalam mengerjakan tugas pekerjaan dikarenakan kurang
perhatiannya orang tua dalam memantau anaknya belajar saat di rumah.

4.

Rendahnya komunikasi antara guru dan orang tua dalam hal memantau sikap, prestasi,
dan motivasi belajar siswa.

5. Kurangnyapemahaman guru terhadap kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses
pembelajaran.
6.

Rendahnya motivasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII, hal ini dikarenakan
dalam proses belajar mengajar guru hanya menerapkan metode mengajar secara
konvensional, guru mengajar dan siswa memperhatikan sehingga tidak ada interaksi
aktif dengan siswa.

7.

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, guru mempunyai peran yang dominan
dalam kegiatan belajar.

8.

Partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat rendah.

9.

Kurang menariknya penyampaian materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru, hal ini
dikarenakan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar.

10. Penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh guru kurang mendalam, penjelasaan
hanya sekali lewat dan tidak dikupas secara menyeluruh.
11. Kurang menunjangnya sarana dalam proses belajar, sehingga pembelajaran tidak
berjalan dengan efektif.
12. Rendahnya penguasaan guru dalam menggunakan media pembelajaran seperti LCD,
sehingga penyampaian materi yang di ajarkan tidak tercapai sesuai tujuan yang ingin
dicapai, dampaknya siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru di
kelas.

13. Persepsi siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung tentang pemberian tugas pekerjaan
rumah dan pemanfaatan media pembelajaran yang yang masih direspon kurang baik hal
ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada pengaruh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan
rumah (X1), pemanfaatan media pembelajaran oleh guru (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu
(Y) pada siswa kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap
hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran oleh guru terhadap hasil belajar
IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan
pemanfaatan media pembelajaran oleh guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa
kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap
hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran oleh guru terhadap hasil belajar
IPS Terpadu siswa kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2011/2012.
3. Mengetahui pengaruhpersepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan
pemanfaatan media pembelajaran oleh guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa
kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, memberikan informasi kepada peneliti dan untuk mengembangkan
pengetahuan yang khususnya adalah pengetahuan tentang pendidikan.

2. Secara praktis, penelitian ini digunakan bagi:
a. Siswa: sebagai salah satu cara untuk mengetahui persentase pengaruh persepsi siswa
tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan pemanfaatan media pembelajaran
terhadap hasil belajar IPS Terpadu.

b. Guru: sebagai mediasi untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dalam
rangka peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan peluang pada peneliti lain untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan menggunakan teoriteori lain yang belum digunakan dalam penelitian ini.
G. Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek yang akan diteliti adalah pengaruh persepsi siswa tentang
pemberian tugas pekerjaan rumah (X1), pemanfaatan media pembelajaran (X2), dan hasil
belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas VII.
3. Tempat Penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian
Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun 2011/2012.
5. Ilmu Penelitian
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kependidikan, khususnya bidang
IPS Terpadu.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1.

Persepsi Siswa TentangPemberian Tugas Pekerjaan Rumah
Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di sekolah adalah bentuk
pengajaran formal yang terikat dalam waktu belajar atau jadwal tatap muka antara guru dan
murid. Setiap hari dalam kegiatan pembelajaran di sekolah siswa mengikuti beberapa
macam mata pelajaran. Kondisi ini memerlukan kesiapan siswa sejak dari rumah sampai
berakhirnya proses belajar mengajar di sekolah hingga kegiatan belajar kembali secara
mandiri di rumah.
Kegiatan di sekolah bagi banyak siswa dianggap sebagai kegiatan rutinitas saja, dimana
siswa melakukan aktivitas dimulai dan mempersiapkan buku-buku pelajaran, berangkat ke
sekolah, mendengarkan guru mengajar dan pulang sekolah. Sikap yang demikian itu tidak
mendorong siswa untuk belajar kembali di rumah ataupun mengerjakan pekerjaan rumah.
Sehingga apabila diadakan tes harian siswa mendapatkan nilai kecil.

Menurut Arif Sadirman (2002: 178): Tugas itu diberikan kepada siswa untuk memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk
langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga siswa dapat menjalani secara nyata
dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak dapat
diberikan secara perseorangan atau kelompok.

Menurut Ibrahim (2002:75): Metode pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan salah
satu metode mengajar yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran. Metode
pemberian tugas merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan siswa
untuk melakukan serangkaian kegiatan di luar jam pelajaran. Karena tugas diberikan di luar
jam pelajaran, maka metode pemberian tugas dikalangan siswa dikenal dengan istilah
pekerjaan rumah (PR).
Kegiatan pemberian tugas atau pekerjaan rumah mulai banyak digunakan setelah para
pendidik menyadari bahwa ceramah perlu dilengkapi dengan kegiatan sebagai langkah
penilaian terhadap apakah siswa telah memahami pelajaran yang telah diceramahkan oleh
guru. Kegiatan ini semakin barnyak dikombinasikan dengan metode-metode mengajar
lainnya, karena ternyata kegiatan pemberian tugas atau pekerjaan rumah memungkinkan
siswa belajar lebih aktif, baik dalam bentuk kelompok maupun dalam bentuk
individual(Sriyanti, 2003:78).
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwaMetode pemberian tugas
pekerjaan rumah merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada siswa yang
harus di laksanakan dengan baik. Pekerjaan rumah atau PR merupakan kegiatan belajar yang
direncanakan guru yang bertalian dengan pengajaran di sekolah. Kegiatan ini tidak terikat
pada jadwal yang telah ditentukan di sekolah, tetapi wajib dilaksanakan oleh siswa.
Pelaksanaan tugas yang diberikan dapat secara individual maupun kelompok dengan
harapan dapat menumbuhkan kreativitas dan kebiasaan melakukan serangkaian latihan dan
kegiatan belajar lainnya di luar jam tatap muka dan di luar jam sekolah, sehingga dapat
melatih siswa untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan, sehingga tercapailah
kerberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu guru memberi tugas harus sesuai dengan pokok
bahasan dan tujuan pembelajaran, tugas tersebut ditandatangani oleh orang tua kemudian
dikoreksi oleh guru serta diberi motivasi oleh orang tua maupun guru, agar anak merasa
diperhatikan sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam pelajaran tersebut.

Pemberian tugas pekerjaan rumah harus jelas dan penentuan batas yang tepat yang diberikan
benar-benar nyata. Pemberian penentuan batasan tugas merupakan prasyarat yang sangat
penting yang harus mendapat perhatian dari guru. Banyak anak mengalami hambatan untuk
memperoleh kemajuan belajar karena tidak menentunya batasan tugas yang diberikan guru
yang harus diselesaikan. Siswa harus mendapat kejelasan mengapa ia harus mengerjakan
tugas itu. Apa yang menjadi tujuan khusus dari tugas yang diberikan guru harus jelas.
Metode pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan salah satu metode untuk memberikan
pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan
penguasaan perolehan hasil belajar. Guru seringkali tidak menyadari dan menghargai nilai
pemberian tugas pekerjaan rumah.
Menurut Moeslichatoen (2004: 186): pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan tahap
yang paling penting dalam mengajar. Karena dengan pemberian tugas pekerjaan rumah guru
memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak. Hasil pemberian tugas
pekerjaan rumah yang diberikan secara cepat dan menjadi prasyarat anak untuk memperoleh
pengalaman belajar yang lebih luas, tinggi dan kompleks.
Pemberian tugas pekerjaan rumah bila dirancang secara tepat dan proporsional akan dapat
meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar. Menurut Rohani Ahmadi (2003:
68):Melalui pemberian tugas pekerjaan rumah siswa semakin terampil mengerjakan,
semakin lancar, semakin pasti, semakin terarah ke pencapaian tujuan pembelajaran.
Pemberian tugas yang diberikan secara teratur, berkala dan ajeg akan menanamkan
kebiasaan dan sikap belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi siswa untuk
belajar sendiri berlatih sendiri, dan memperlajari semua materi yang telah diberikan guru
secara mandiri. Jadi pemberian tugas itu dapat menimbulkan prakarsa anak untuk
mengembangkan kegiatan belajar sendiri.

Pemberian tugas yang diberikan secara tepat dan dirancang secara seksama dapat
menghasilkan hasil belajar yang optimal. Hasil belajar yang optimal akan menjadi landasan
yang kuat dalam memasuki kegiatan belajar lebih lanjut, yang merupakan peningkatan
penguasaan kemampuan yang sudah dimiliki siswa.
Menurut Jajang Harits (2007: 12): manfaat dari pemberian tugas pekerjaan rumah adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memberikan kesempatan belajar yang lebih aktif, lebih luas, dan lebih menyenangkan
kepada siswa
Mendorong siswa belajar memecahkan masalah-masalah yang bertalian dengan
kehidupan di masyarakat melalui PR.
Memperkaya dan memperluas serta memperdalam pengetahuan siswa, baik yang
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan bidang pengajaran di
sekolah.
Mengembangkan rasa sosial dan rasa tanggungjawab melalui kerja sama dalam
mengerjakan tugas PR.
Membina dan memperkuat hubungan kerja sama antara sekolah dan keluarga serta guru
dan orang tua.
Tugas PR mendorong siswa memanfaatkan waktu senggangnya di rumah secara baik,
bahkan dapat berfungsi sebagai kegiatan rekreatif.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan
keterampilannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru.

Dari uraian di atas metode pemberian tugas pekerjaan rumah memiliki banyak manfaat,
tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan sampai dimana murid paham pada
pelajaran yang telah dipelajarinya di sekolah. Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan
murid akan dapat dibina lebih kuat dengan adanya penambahan belajar kelompok (bersama
teman), adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi soal yang tak terpecahkan,
dan pemberian tugas pekerjaan rumah.Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk
memecahkan suatu masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya

penambahan waktu belajar siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber
pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka pelajari.
Menurut Joel Ropa (2001: 6): metode pemberian tugas memiliki tujuan, yaitu:
1. Dengan melakukan latihan, hasil belajar siswa mantap
2. Pengalaman siswa lebih terintergrasi dengan menggunakan situasi yang berbeda atau
masalah baru
3. Memperluas dan memperkaya pengetahuan dan keterampilan
4. Siswa terangsang untuk berusaha lebih baik
5. Mendorong kegiatan siswa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang berguna dan
konstruktif
Jadi tujuan penggunaan metode pemberian tugas adalah untuk memelihara aktivitas siswa
dengan segenap potensinya diluar jam pelajaran tatap muka agar kedalaman dan keluasan
bahan pelajaran dapat dikuasai dengan baik. Adapun langkah-langkah yang dapat diambil
dalam metode pemberian tugas adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Menetapkan topik
3. Menetapkan prosedur penyajian materi yang mendukung pencapaian tujuan dengan
metode pemberian tugas
4. Menetapkan waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
5. Memeriksa hasil dan memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyelesaikan
tugasnya (Ibrahim, 2002: 76)
Secara umum pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan suatu pekerjaan yang harus
diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian
pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Tahap terakhir
dalam pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali
tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pemberian tugas pekerjan rumah
merupakan suatu metode mengajar dimana guru membebankan suatu tugas, kemudian siswa
harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut.

Pemberian tugas pekerjaan rumah mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah.
Berdasarkan uraian tersebut pemberian tugas kepada siswa jadikan sebagai sarana untuk
melatih kecerdasan, sekaligus juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan
kreativitas siswa, rasa sosial, kemandirian, dan rasa tanggungjawab. Selain itu juga
pemberian tugas pekerjaan rumah ditujukan untuk meningkatkan penguasaan materi dalam
pelajaran IPS Terpadu. Dengan kata lain bahwa materi pelajaran yang disajikan oleh guru
dapat menarik minat dan membangkitkan motivasi siswa serta mendorong kegiatan belajar
mengajar berlangsung secara aktif yang dapat mendukung dalam keberhasilan kegiatan
belajar di sekolah.
2.

Pemanfaatan Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Media merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam
pengajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oemar Hamalik (2008: 32),
menyatakan media adalah sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah.
Dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran adalah unsur yang penting. Kedudukan
media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai
salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Media memiliki multi makna, baik
dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan
adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud dan tujuannya. NEA (National Education

Association) memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan
tersebut.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sehingga proses belajar mengajar terjadi (Sardiman, 2008: 34).
Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk
menyederhanakan tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu
dalam menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain slide, buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, televisi, foto, globe, grafik, gambar dan
komputer.
Berdasarkan uraian diatas, media belajar merupakan berbagai jenis alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain itu juga dapat merangsang siswa untuk belajar
dengan baik, akibatnya tujuan pengajaran dapat tercapai.
Disamping itu media juga memiliki fungsi untuk mengatasi kebosanan dan kelelahan yang
di akibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti penggunaan media harus
menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Menurut Gerlach dan Ely (2005: 3), media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan
lingkungan sekolah merupakan media.
Hainich (2005: 4) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima. Jika media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media disebut
dengan media pembelajaran.
Media digunakan untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam penyampaian
pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Menurut I Wayan Satriasa (2007: 6), hambatanhambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal
ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa
cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan oleh guru.
2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama artinya berbeda oleh siswa. Hal
ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa
menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan
sebagainya.
3. Perhatian yang tidak terpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain,
gangguan fisik, ada hal lain yang lebih mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun,
cara guru mengajar membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran, kurang adanya
pengawasan dan bimbingan guru.
4. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan
spikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses
berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Menurut B.F Skiner (2006: 56), menyatakan orientasi tujuan belajar mengarah ke perubahan
tingkah laku belajar dari siswa, karena pada hakekatnya mendidik adalah mengubah tingkah
laku. Menurut Gerlach dan Ely dala Arsyad (2005: 11) ciri media pendidikan yang layak
digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Fiksatif (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

2. Manipulatif manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu
dua atau tiga menit.
3. Distributif (distributive property)
Dari uraian diatas, media memiliki ciri-ciri yang menjadi unsur penting penggunaannya
dalam proses belajar mengajar. Dengan ciri-ciri yang dimiliki tersebut, memberikan
gambaran sejauh mana media tersebut mampu digunakan dalam kegiatan pengajaran.
Dengan mengetahui ciri-ciri mengapa suatu media digunakan memberikan informasi kepada
guru untuk dapat mengoptimalkan penggunaan media dalam mengajar.
Kriteria pemilihan media belajar yang harus diperhatikan oleh guru menurut Azhar Arsyad
(2005: 27) antara lain:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau
generalisasi
3. Praktis, luwes dan bertahan
4. Guru terampil menggunakannya
5. Pengelompokkan sasaran
6. Mutu teknis
Dari uraian tersebut, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan guru sebagai tenaga
pendidik dalam memilih media yang digunakan proses belajar mengajar. Media yang
digunakan harus berpedoman pada tujuan yang hendak dicapai dan hal-hal lain yang
menjadi kriteria pemilihan media tersebut. Dengan penggunaan media belajar yang baik
diharapkan memberikan hasil yang baik pula bagi anak didik dalam menyerap materi
pelajaran yang tentu saja akan mempengaruhi hasil belajarnya.

Menurut Arsyad (2005: 25-26), media pembelajaran memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar;
2. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; dan
3. Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata dan lain-lain.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar memiliki banyak manfaat, baik bagi guru
maupun siswa. Bagi guru manfaat media adalah memberikan kemudahan dalam
penyampaian materi pelajaran, sedangkan bagi siswa adalah mereka lebih mudah menyerap
materi yang diberikan oleh guru. Tersedianya media pembelajaran dapat meminimalisir
ketidakjelasan materi yang disampaikan.
Kerumitan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Menurut Djamarah (2000:133), yang menyatakan keterampilan dasar
mengajar guru, metode mengajar yang tepat dan penggunaan media yang sesuai dengan
tujuan pengejarannya dapat terlihat dari pemahaman siswa yang ditunjukkan dari hasil
belajar yang diraihnya.
Selanjutnya, menurut Seels dan Richey (Azhar Arsyad, 2005: 29) berdasarkan
perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam:

1. Media hasil teknologi cetak
adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku, materi visual
statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau foto grafis.
2. Media hasil teknologi audio-visual
adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesinmesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio atau visual.
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer
adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumbersumber yang berbasis komputer.

4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer
adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggabungkan
pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Terdapat beberapa jenis dan bentuk media pengajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, hal tersebut
memberikan kemudahan bagi guru dalam memilih jenis media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan dengan memilih media yang
paling tepat untuk digunakan akan memberikan hasil yang baik dalam pencapaian tujuan
pengajaran dalam hal ini pencapaian prestasi belajar siswa yang memuaskan.
Berdasarkan uraian tersebut, kehadiran media dalam pembelajaran mempengaruhi
pemahaman siswa atas materi yang diberikan. Dengan pemahaman dan penyerapan materi
yang baik, siswa akan lebih mudah merekam pesan yang telah disampaikan oleh guru, hal
ini akan membuat siswa akan lebih termotivasi untuk terus belajar tanpa merasa bosan atau
jenuh.

3.

Hasil Belajar
Setiap kegiatan yang dilakukan harus direncanakan terlebih dahulu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan tersebut tergantung bagaimana pelaksanaan atau
proses kegiatan berlangsung. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah,
keberhasilan dalam proses belajar mengajar tergantung bagaimana proses belajar mengajar
tersebut berlangsung. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar
dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar merupakan kemampuan

yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan
perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa
sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Sriyanti Widyaiswara (2003: 18),“hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat
bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan
tingkah laku”.
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil belajar merupakan hasil kegiatan
belajar sedangkan belajar sendiri lebih menekankan pada proses kegiatannya, selain pada
hasil kegiatannya.Hasil belajar merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan seseorang
siswa dalam menguasai bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui test, sehingga
dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru
dalam proses belajar mengajar.
Slameto (2003: 51) mengemukakan bahwa, hasil belajar merupakan salah satu yang
digunakan untuk memperoleh laporan tentang hasil pembelajaran yang di capai oleh siswa.
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:10-12), belajar merupakan kegiatan
yang kompleks. Belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi
internal, dan hasil belajar. Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses
kognitif siswa dengan stimulasi dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan
suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek,
keterampilan motorik,sikap dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan
kapabilitas siswa. Gagne mengungkapkan bahwakapabilitas siswa tersebut berupa:
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi ver-bal memungkinkan individu
berperanan dalam kehidupan.
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk ber-hubungan dengan
lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini
terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akti-vitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme ge-rak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan pe-nilaian terhadap
obyek tersebut.
Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:3),hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses
belajar.
Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, suatu respon terhadap segala acara
pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil
belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut,
proses belajar berhenti untuk sementara, dan terjadilah penilaian.
Menurut Sardiman N., dkk. dalam Djamarah (2000:209) tujuan penilaian dalam proses
belajar mengajar adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar
2. Memahami anak didik
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa dikelas
terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar berwujud dalam
lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian, dan yang berwujud karya atau benda.
Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.
Bagi guru, hasil belajar siswa dikelasnya berguna untuk melakukan perbaikkan tindak
mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-

cara belajar lebih lanjut. Oleh karena itu guru mengadakan analisis tentang hasil belajar
siswa dikelasnya.Berhasil atau tidaknya belajar bergantung pada terdapat atau tidaknya hasil
belajar itu digunakan didalam situasi-situasi tertentu. Hasil belajar itu akan diukur dengan
sebuah tes. Tes hasil belajar adalah alat untuk membelajarkan siswa.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran sebagai akibat dari perubahan perilaku setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang
diukur dengan sebuah tes. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif yang
diberikan pada setiap akhir siklus.
B. Penelitian yang Relevan
Tabel 2. Penelitian yang relevan
No. Nama
1 Dedy
Setiawan
(2007)

2

Nita Lestari
(2009)

Judul
Pengaruh metode
mengajar guru, media
pembelajaran
dankemampuan
kognitif guru terhadap
prestasi belajar
ekonomi-akuntansi
siswa kelas XI IPS
semester ganjil SMA
Negeri 1 Sungkai Utara
Lampung Utara Tahun
Ajaran 2006/2007
Pengaruh aktivitas
belajar, dan media
pembelajaran terhadap
hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas
VII semester ganjil
MTS Hasanudin Tahun
Pelajaran 2008/2009

Hasil
Ada pengaruh yang
signifikan antara aktivitas
belajar terhadap hasil belajar
IPS Terpadu siswa kelas VII
semester ganjil MTS
Hasanudin yang dibuktikan
dengan hasil perhitungan uji t
dipeoleh thitung>ttabel yaitu
6,080>1,989 koofisien
determinasi (r2) sebesar
0,099.
Ada pengaruh yang
signifikan antara metoda
mengajar guru terhadap hasil
belajar siswa yang dibuktikan
dengan hasil perhitungan uji t
diperoleh thitung>ttabel yaitu
2,741>2,008 koofisien
determinasi (r2) sebesar

3

Indah
Permata
Sari (2009)

C. Kerangka Pikir

Pengaruh persepsi
siswa tentang
keterampilan mengajar
guru, pemanfaatan
media pembelajaran,
dan lingkungan
keluarga terhadap
prestasi belajar
ekonomi/akuntansi
siswa kelas XI IPS
semester ganjil SMA
Negeri 1 Pagelaran
Tahun Pelajaran
2008/2009.

0,128.
Ada pengaruh yang
signifikan antara pemanfaatan
media pembelajaran terhadap
prestasi belajar
ekonomi/akuntansi kelas XI
IPS semester ganjil SMA
Negeri 1 Pagelaran yang
dibuktikan dengan hasil
perhitungan uji t diperoleh
thitung>ttabel yaitu 7,346>1,989
koofisien determinasi (r2)
sebesar 0,369.

Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi dan komunikasi antara siswa dan guru dimana
masing-masing memiliki karakter dan fungsinya yang perlu dipahami secara lebih terperinci
dalam upaya pencapaian tujuan pengajaran yang telah digariskan.Tingkat keberhasilan siswa
dalam mencapai prestasi belajar tergantung dari bagaimana pelaksanaan atau proses dari
kegiatan tersebut
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut, yaitu menilai
yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Seperti yang di kemukakan oleh Slameto
(2003: 51) mengemukakan bahwa, hasil belajar merupakan salah satu yang digunakan untuk
memperoleh laporan tentang hasil pembelajaran yang di capai oleh siswa.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah. Faktor
tersebut dapat berupa faktor dari dalam diri dan dari luar diri siswa. Adapun faktor yang
berpengaruh kuat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dalam
penelitian ini adalah persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan
pemanfaatan media pembelajaran.

Persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan salah satu bagian wajib
dalam proses belajar mengajar, seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim (2002: 75) bahwa,
metode pemberian tugas merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan
siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan di luar jam pelajaran.
Pelaksanaan tugas yang diberikan dapat secara individual maupun kelompok dengan harapan
dapat menumbuhkan kreativitas dan kebiasaan melakukan serangkaian latihan dan kegiatan
belajar lainnya di luar jam tatap muka dan di luar jam sekolah, sehingga dapat melatih siswa
untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan, sehingga tercapailah keberhasilan dalam
belajar.
Selain persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah, faktor lain yang
memperngaruhi adalah pemanfaatan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana
yang sangat penting untuk mendukung keefektifan proses belajar mengajar, seperti yang
diungkapkan oleh Oemar Hamalik (2008: 32), menyatakan media adalah sebagai teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan
rumah (X1), pemanfaatan media pembelajaran (X2), berpengaruh terhadap hasil belajar IPS
Terpadu (Y). Dengan demikian kerangka pikir ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Paradigma Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah
dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Oleh Guru Terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

Persepsi Siswa Tentang
Pemberian tugas pekerjaan
rumah (X1)
Hasil belajar IPS
Terpadu (Y)
Pemanfaatan media
pembelajaran Guru (X2)

(Sugiyono,2010:68)
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun pelajaran
2011/2012.
2. Ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran oleh guru terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang pemberian tugas pekerjaan rumah dan pemanfaatan
media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 22
Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Verifikatif, dengan menggunakan
metode pendekatan Ex Post Facto dan Survey. Penelitian deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003: 63).
Tujuan penelitian ini merupakan Verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh
variabel-variabel dalam suatu populasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
berdasarkan data yang ada ditempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan Ex Post
Facto dan Survey.
Ex Post Facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian menurut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut (Sugiono, 2004: 7).Sedangkan metode surveyadalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distributif, dan hubungan-hubungan antar variabel (

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 2 10

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 75

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 81

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

PENGARUH CARA BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 81

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 89

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 23 91

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 46 78