4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.3.1 Deskripsi Statistik
4.3.1.1 Stock Split
Berikut adalah deskriptif keputusan perusahaan sampel untuk melakukan stock split pada periode tahun 2004-2007:
Tabel 4.11 Deskriptif Statistik Variabel Stock Split
Skor Frekuensi
Prosentase 0 = Tidak melakukan
stock split 41
55,4 1 = Melakukan stock split
33 44,6
Keseluruhan 74
100,0 Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa selama periode penelitian tahun 2004-2007, mayoritas perusahaan sampel tidak mengambil keputusan untuk
melakukan stock split yaitu sebanyak 41 perusahaan atau 55,4, sedangkan perusahaan sampel yang mengambil keputusan untuk melakukan stock split
sebanyak 33 perusahaan atau 44,6.
4.3.1.2 Harga Saham
Berikut adalah deskriptif harga saham perusahaan sampel pada periode tahun 2004-2007:
Tabel 4.12 Deskriptif Statistik Variabel Harga Saham
Harga Saham Rp N
Min Max
Mean 0 = Tidak melakukan
stock split 41
40 17000
1405,49
1 = Melakukan stock split
33 65
218736 10867,30
Keseluruhan 74
40 218736
5624,95 Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata harga saham dari 74 perusahaan sampel selama periode penelitian 2004-2007 adalah
sebesar 5624,95 rupiah. Harga saham terendah dimiliki oleh PT. Sierad Produce pada tahun 2004 sebesar 40 rupiah, sedangkan harga saham
tertinggi dimiliki oleh PT. Pakuwon Jati pada tahun 2007 sebesar 218736 rupiah. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa rata-rata harga saham
perusahaan sampel yang melakukan stock split lebih besar daripada rata- rata harga saham perusahaan sampel yang tidak melakukan stock split
yaitu 10867,30 rupiah 1405,49 rupiah.
4.3.1.3 Ukuran Perusahaan
Berikut adalah deskriptif ukuran perusahaan sampel pada periode tahun 2004-2007:
Tabel 4.13 Deskriptif Statistik Variabel Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan Rp N
Min Max
Mean 0 = Tidak melakukan
stock split 41
12357000000 131486870000000 5277890804878,05
1 = Melakukan stock Split
33 82475000000
133260087000000 8309474211498,97 Keseluruhan
74 12357000000
133260087000000 6629813134857,65 Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata ukuran perusahaan dari 74 perusahaan sampel selama periode penelitian 2004-
2007 adalah sebesar 6629813134857,65 rupiah. Ukuran perusahaan terendah dimiliki oleh PT. Kresna Graha Sekurindo pada tahun 2007
sebesar 12357000000 rupiah, sedangkan ukuran perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia pada tahun 2004 sebesar
133260087000000 rupiah. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa rata-rata ukuran perusahaan sampel yang melakukan stock split lebih besar daripada
rata-rata ukuran perusahaan sampel yang tidak melakukan stock split yaitu 8309474211498,97 rupiah 5277890804878,05 rupiah.
4.3.1.4 Laba Operasional
Berikut adalah deskriptif laba operasional perusahaan sampel yang melakukan stock split pada periode tahun 2004-2007:
Tabel 4.14 Deskriptif Statistik Variabel Laba Operasional
Laba Operasional Perusahaan yang Melakukan Stock Split Rp
Sebelum Stock Split Sesudah Stock Split
N 33
33 Min
-219668000000 -189496000000
Max 11451795000000
16241424000000 Mean
754255116170,82 1031680359495,91
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata laba
operasional dari 33 perusahaan sampel yang melakukan stock split sesudah melakukan stock split lebih besar daripada sebelum melakukan stock split
yaitu 1031680359495,91 rupiah 754255116170,82 rupiah. Sebelum melakukan stock split, laba operating terendah dimiliki oleh PT. Jakarta
Internasional Hotel pada tahun 2003 sebesar -219668000000 rupiah, sedangkan laba operating tertinggi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi
Indonesia pada tahun 2003 sebesar 11451795000000 rupiah. Sesudah melakukan stock split, laba operating terendah tetap dimiliki oleh PT.
Jakarta Internasional Hotel pada tahun 2005 sebesar -189496000000 rupiah, laba operating tertinggi juga tetap dimiliki oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia pada tahun 2005 sebesar 16241424000000 rupiah.
4.3.2 Analisis Regresi Logistik
Tujuan pertama penelitian ini adalah menguji secara empirik apakah harga saham dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi
perusahaan melakukan stock split. Untuk mencapai tujuan pertama penelitian akan dilakukan analisis regresi logistik dengan metode enter.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0. Hasil pengolahan data akan dijelaskan di berikut ini.
4.3.2.1 Uji Kesesuaian Model
Uji kesesuaian model dilakukan dengan melihat nilai -2 Log Likelihood
dan Hosmer and Lomeshow Test. Berikut adalah nilai -2 Log Likelihood
dan Hosmer and Lomeshow Test yang dihasilkan dari regresi logistik:
Tabel 4.15 Uji Kesesuaian Model
-2Log Likelihood
block 0
-2Log Likelihood
block 1
Chi-Square Sig.
101,719 92,280
17,733 0,023
Sumber : Lampiran 3 Dari hasil pengolahan data, nilai -2 Log Likelihood untuk model
dengan konstantan saja block 0 = beginning block adalah sebesar 101,719, sedangkan nilai -2 Log Likelihood untuk model setelah variabel
dimasukkan block 1 = method enter adalah sebesar 92,280. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai -2 Log
Likelihood , hal ini berarti penambahan dua variabel bebas harga saham
dan ukuran perusahaan ke dalam model mampu memperbaiki model fit. Bisa dikatakan model telah fit atau data empiris sesuai dengan model.
Tabel di atas menunjukkan bahwa Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test statistic
menghasilkan nilai Chi-Square sebesar 17,733 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 tingkat signifi
kan α 0,05, maka diputuskan untuk menolak hipotesis nol, dan disimpulkan bahwa model
tidak mampu memprediksi nilai observasinya. Dengan demikian model logistik yang dihasilkan pada penelitian ini tidak cocok digunakan untuk
memprediksi keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Akan tetapi model logistik pada penelitian ini masih dapat digunakan untuk
menguji secara empirik apakah harga saham dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan melakukan stock split, karena berdasarkan nilai
2 Log Likelihood model masih dikatakan fit atau data empiris sesuai dengan model logistik.
4.3.2.2 Analisis Model
Berikut adalah hasil estimasi koefisien regresi logistik Tabel 4.16
Hasil Estimasi Koefisien Regresi Logistik
Estimasi B
Exp B Konstanta
-0,719 0,487
Harga Saham 0,000196
1,0002 Ukuran Perusahaan
0,00000000000000334 1,000000000000004 Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi logistik sebagai berikut:
Ln = -0,719 + 0,000196 X1 + 0,00000000000000334 X2
Penjelasan dari persamaan regresi logistik di atas adalah sebagai berikut:
a. Koefisien variabel harga saham X1 bernilai positif yaitu sebesar
0,000196, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh harga saham terhadap peluang perusahaan melakukan stock split adalah positif. Artinya
untuk setiap peningkatan satu rupiah harga saham, peluang perusahaan akan melakukan stock split adalah 1,0002 e
0,000196
= 1,0002 kali peluang perusahaan tidak pelakukan stock split. Hal ini
berarti semakin tinggi harga saham, maka keputusan perusahaan untuk melakukan stock split akan semakin besar.
b. Koefisien variabel ukuran perusahaan X2 bernilai positif yaitu
sebesar 0,00000000000000334, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ukuran perusahaan terhadap peluang perusahaan melakukan stock split
adalah positif. Artinya untuk setiap peningkatan satu rupiah ukuran perusahaan, peluang perusahaan akan melakukan stock split adalah
1,000000000000004 e
0,00000000000000334
Berikut adalah nilai Cox Snell R Square dan Nagelkerke R
Square yang dihasilkan persamaan model regresi logistik di atas:
Tabel 4.17 Nilai Cox Snell R Square dan Nagelkerke R Square
= 1,000000000000004 kali peluang perusahaan tidak pelakukan stock split. Hal ini berarti semakin
tinggi ukuran perusahaan, maka keputusan perusahaan untuk melakukan stock split akan semakin besar.
Cox and Snell R Square
Nagelkerke R Square
0,120 0,160
Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan Tabel di atas, nilai Cox and Snell R Square yang
diperoleh sebesar 0,120 dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,160, yang berarti bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan stock split
dipengaruhi oleh harga saham dan ukuran perusahaan sebesar 16, sedangkan sisanya sebesar 84 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti.
4.3.2.3 Uji Hipotesis
Berikut adalah Wald Test yang dihasilkan dari analisis regresi logistik:
Tabel 4.18 Hasil Estimasi Koefisien Regresi Logistik dan Wald Test
Variabel Wald
Sig. Keterangan
Harga Saham 4,216
0,040 Signifikan
Ukuran Perusahaan 0,095
0,758 Tidak Signifikan
Sumber : Lampiran 3 Penjelasan dari hasil Wald Test adalah sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis pengaruh harga saham terhadap keputusan
melakukan stock split menghasilkan nilai Wald sebesar 4,216 dengan nilai signifikansi 0,040 tin
gkat signifikan α 0,05, maka H ditolak
dan H
1
2. Pengujian hipotesis pengaruh ukuran perusahaan terhadap keputusan
melakukan stock split menghasilkan nilai Wald sebesar 0,095 dengan nilai signifikansi 0,758 tingkat signifi
kan α 0,05, maka H diterima, sehingga disimpulkan bahwa harga saham
berpengaruh signifikan terhadap peluang perusahaan melakukan stock split. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian yang menduga
bahwa variabel harga saham mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan stock split, terbukti kebenarannya.
diterima dan H
1
ditolak, sehingga disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap peluang perusahaan melakukan stock
split. Dengan demikian hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa variabel ukuran perusahaan mempengaruhi keputusan
perusahaan untuk melakukan stock split, tidak terbukti kebenarannya.
4.4 Uji t-Sampel berpasangan Paired Sample t-Test