tidak berhasil menujukkan baha variabel tersebut merupakan variabel yang membedakan perusahaan yang melakukan pemecahan saham atau tidak
melakukan pemecahan saham.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pasar Modal
2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakekatnya Anoraga dan Widiyanti, 1992 : 6 adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang,
kemungkinan penambahan financial asset dana hutang pada saat yang sama memungkinkan investor untuk selalu merubah dan menyesuaikan
partofolio investasinya melalui pasar sekunder. Bagi perusahaan emiten pasar modal merupakan sarana untuk meningkatkan kebutuhan
dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi pada para pemilik dana investor baik golongan maupun lembaga.
Pasar modal secara formal menurut Husnan 2001 : 3 didefinisikan sebagai pasar oleh berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public Authorities, ataupun
perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan financial market didalam pasar
keuangan ini diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri
baik dana jangka panjang maupun jangka pendek. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat
tanda hutang obligasi atau surat tanda kepemilika saham. Ada tiga pengertian pasar modal Anoraga dan Widiyanti, 1992 : 9
yaitu : 1.
Definisi yang luas Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi,
termasuk bank-bank komersil dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek primer
dan tidak langsung. 2.
Definisi dalam arti menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-
lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit biasanya berjangka waktu lebih dari satu tahun termasuk saham, pinjaman
berjangka, hipotik dan tabungan serta deposito berjangka. 3.
Definisi dalam arti sempit Pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham-
saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan underwriter.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperjual belikan dana-dana
jangka panjang antara pemilik dana Investor dengan peminjam dana emiten.
2.2.1.2 Peranan dan Fungsi Pasar Modal
Peranan pasar modal menurut Marzuki Usman Anoraga dan Widiyanti, 1992 : 3 dilihat dari sisi makro adalah suatu piranti untuk melakukan
alokasi sumber dana ekonomi secara optimal serta merupakan sumber pembiayaan yang tidak menimbulkan inflasi. Akibat lebih jauh dari
berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal adalah naiknya pendapatan nasional,
terciptanya kesempatan kerja dan semakin meratanya hasil-hasil pembangunan.
Fungsi pasar modal menurut Riyanto 1997 : 219 adalah mengalokasikan secara efesien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus
tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan. Sedangkan menurut Sunariyah 1997 : 7 fungsi pasar modal dalam
perekonomian nasional adalah sebagai berikut : 1.
Fungsi tabungan Pasar modal memberi jalan yang begitu murah dan mudah, tanpa ada
resiko adanya penurunan nilai mata uang untuk menginvestasikan dana dengan membeli surat berharga, masyarakat diharapkan bisa
mengantisipasi standar hidup yang lebih baik. Hal ini akan mempertinggi standar hidup suatu masyarakat.
2. Fungsi Kekayaan
Pasar modal adalah cara untuk menyimpan kekayaan dalan jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat
dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak dapat mengalami depresiasi penyusutan seperti aktiva tetap.
3. Fungsi Likuiditas
Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relative lebih murah dan lebih cepat, dengan kata lain, pasar modal
adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga.
4. Fungsi Pinjaman
Pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi investasi. Pinjaman merupakan utang kepada masyarkat. Pasar modal bagi suatu
perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun masyarakat.
2.2.2 Stock Split dan Deviden Saham.
Stock split dan deviden saham banyak persamaanya kecuali dalam hal accountingnya. Keduanya merupaka aspek dari kebijakan deviden.
Deviden saham sebenarnya hanyalah pembayaran deviden dalam bentuk
tambahan saham, dengan demikian penetapan stock deviden berarti kapitalisai dari laba ditahan artinya hanya pemindahan buku dari pos
retained earning ke pos modal Riyanto, 1997 : 272-273. Tujuannya adalah untuk menahan kas dalam membiayai usahanya dan untuk tujuan
investasi, dengan demikian hal tersebut mengindikasi bahwa perusahaan mengalami kesukaran financial, untuk mempertahankan harga dibawah
“ceiling“ yang diinginkan dengan cara memberikan stock split ataupun stock deviden.
Stock split adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal
perlembarnya secara proposional Riyanto, 1997 : 257. Memperbanyak lembar saham yang beredar akan memperbanyak jumlah pemegang
saham, dan akan mempopulerkan saham yang bersangkutan. Tujuan utama dari stock split adalah untuk menempatkan sahamnya dalam
“trading range“ yang lebih populer. Sama dengan yang dikemukakan oleh Jogianto, 2000 : 397 stock split adalah memecah selembar saham
menjdi n lembar saham, harga perlembar saham baru setelah stock split adalah sebesar ½ dari harga sebelumnya .
Pengumuman stock split merupakan sinyal positif terhadap aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang. Pengumuman tersebut
menyampaikan prospek yang baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan investor, selain itu hanya perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik yang dapat melakukan stock split karena perusahaan harus menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh stock split.
2.2.3 Harga Pasar Saham
Harga saham adalah harga dari suatu saham yang mencerminkan harga dalam pasar bebas yang disepakati oleh pembeli dan penjual Salim,
2003 : 7 dalam pasar modal terdapat beberapa jenis harga saham. Jenis- jenis harga saham itu adalah :
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal itu
tercantum dalam lembar saham tersebut. 2.
Harga Perdana Harga perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan
dibursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten perusahaan penerbit saham dan penjamin emisi
underwriter. 3.
Harga Pasar Harga pasar merupakan harga jual dari investor yang satu ke investor
yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatatkan ke bursa efek atau disebut harga pasar sekunder. Harga ini yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerbit, karena kecil sekali kemungkinan
terjadi negosiasi antara investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan setiap hari adalah harga pasar ini.
4. Harga Pembuka
Harga pembukan adalah harga yang diminta oleh penjual dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.
5. Harga Penutup
Harga penutup adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa.
6. Harga Tertinggi
Transaksi suatu saham tidak hanya sekali dua kali terjadi dalam satu hari, tetapi bisa berkali-kali dalam satu hari dan tidak terjadi pada harga
yang sama dari harga –harga yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.
7. Harga Terendah
Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga paling rendah pada satu hari bursa.
8. Harga Rata-rata
Harga rata-rata merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan harga terendah. Harga ini bisa dicatat sebagai transaksi harian, bulanan, atau
tahunan.
9. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham mencerminkan situasi umum bursa efek, sebab indeks harga saham merupakan ringkasan atas berbagai faktor yang
berpengaruh, terutama fenomena-fenomena ekonomi, sosial dan politik. Indeks harga saham adalah angka indeks harga saham yang telah
disusun, dihitung sedemikian rupa sehingga diharapkan menghasilkan trend.
2.2.3.1. Trading Range Teory
Dalam penelitian Khomsiyah dan Sulistyo dinyatakan oleh Copeland 1979 bahwa alasan dilakukan pemecahan saham berkaitan
dengan likuiditas perdagangan saham adalah “ optimal range” harga saham. Alasan lainnya adalah bahwa pemecahan saham akan menciptakan
pasar yang lebih luas. Menurut Riyanto 1997 : 276 menyatakan Motif utama perusahaan melakukan stock split adalah menempatkan harga
sahamnya dalam “trading range “ yang lebih popular. Sedangkan Angel 1997 menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan upaya
manajemen untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu.hal ini diperkuat dengan penelitian Ikenberry et al 1996 yang
menemukan bukti bahwa pemecahan saham mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah. Dengan
mengarahkan harga saham pada rentang tertentu, diharapkan semakin
banyak partisipan pasar akan terlibat dalam perdagangan dan akan meningkatkan likuiditas saham di bursa.
Dengan demikian berdasarkan teori ini, harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya perdagangan saham sehingga
mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Dengan melakukan pemecahan saham diharapkan semakin banyak investor yang
melakukan transaksi.
2.2.3.2. Likuiditas Saham
Likuiditas adalah suatu asset yang menujukkan seberapa cepat asset tersebut dapat dikonfersikan menjadi uang tunai kas maka
semakin cepat asset tersebut berubah menjadi kas, akan semakin tinggi likuiditasnya, oleh kerena itu likuiditas saham merupakan ukuran mudah
atau sukarnya suatu saham yang mudah diperjual belikan dalam jangka waktu yang relative singkat akan dikonversikan menjadi kas, agar
mudah diperjual belikan oleh sebab itu saham tersebut harus memiliki daya tarik tersendiri misalnya dengan dengan harga yang murah dan
biaya komisi transaksi jual beli yang relative kecil. Dalam hal instrumen keuangan, saham yang mudah dipasarkan
diukur dengan dapat dijualnya sejumlah besar surat-surat berharga tersebut dalam rentang waktu yang singkat dengan pengorbanan harga
yang relative kecil. Semakin mudah surat berharga di pasarkan, semakin
tinggi kemampuan untuk melakukan transaksi dalam jumlah besar dengan harga yang dikehendak, semakin sukar surat berharga di
pasarkan semakin besar hasil yang dipergunakan untuk menarik investor.
Sampai saat ini belum ada suatu standar mengenai likiuditas saham di pasar modal Indonesia dan belum ada keseragaman dalam kreteria
likuiditas saham, namun secara umum likuiditas saham ditentukan oleh frekuensi saham yang bersangkutan dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap volume dan nilai transaksinya.
2.2.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan dalam menjalankan
operasinya pada berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi perusahaan yang akan mempengaruhi besarnya pendapatan saham Riyanto, 1997 :
300. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan, alasan yang mendasari adalah ukuran perusahaan
menjelaskan tentang resiko. Saham-saham dari perusahaan kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi dibandingkan saham-
saham dari perusahaan yang lebih besar. Saham perusahaan dari perusahaan yang lebih kecil mempunyai tingkat frekuensi perdagangan
tidak secepat dan tidak semudah perusahaan dengan ukuran perushaan
besar. Selain itu perusahaan dengan ukuran perusahaan kecil sangat riskan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan besar sehingga perusahaan kecil dituntut memberikan return yang lebih besar.
Hal tersebut didukung Chan nai 1991 yang mengemukakan bahwa perusahaan dengan ukuran perusahaan kecil lebih beresiko karena
mempunyai efesiensi produksi yang rendah, leverege yang tinggi, probabilitas yang rendah sehingga volalitas return perusahaan dengan
ukuran perusahaan yang kecil cenderung lebih tinggi dibandingkan denga ukuran perusahaan yang lebih besar, karena ukuran perusahaan
memuat informasi tentang tingkat kecepatan perdagangan saham, efesiensi produksi, kelangsungan hidup serta potensi kelebihan return
yang semuanya berdampak pada resiko. Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat
luas dan perluasan modal sahamnya akan berpengaruh kecil terhadap kemungkinan hilangnya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan
yang bersangkutan dan sebaliknya perusahaan kecil dimana sahamnya tersebar dilingkungan yang kecil dengan penambahan saham akan
mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan, dengan demikian
pada perusahaan besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk
membiayai pertumbuhanannya dibandingkan perusahaan kecil Riyanto, 1997 : 299.
2.2.4.1 Struktur Modal Optimum.
Struktur modal adalah perimbangan, perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri Riyanto, 1997 : 293. Masalah struktur
modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap
posisi finansiil perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana utang yang besar akan memberikan
beban yang berat kepada perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu diusahakan keseimbangan yang optimal antara kedua sumber dana
tersebut, mendasar pada prinsip hati-hati merupakan aturan struktur financial koservatif dimana dalam mencari struktur modal yang optimal
yang menghendaki agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jumlah utang jangan lebih banyak dari pada modal sendiri, sehingga
modal yang dijaminkan utang tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya modal sendiri.
Struktur modal merupakan cermin kebijakan perusahaan dalam menentukan “jenis” securities yang dikeluarkan. Suatu pertimbangan
dalam pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari pemilik modal sendiri untuk dapat tetap menguasai perusahaan atau mempertahankan
“control” terhadap perusahaannya. Control atau pengawasan terhadap perusahaan mempunyai kebijakan hanya membiayai pemenuhan
dananya berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa pembiayaan dengan dana yang berasal
dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan “control” dari kelompok dominan perusahaan, demikian pula jika pembiayaan dengan
utang akan memperbesar resiko finansiilnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan “control”
terhadap perusahaan berarti mengurangi “deviden payout”nya Riyanto, 1997 : 268
Devident payout merupakan laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham Darmaji, 2001 : 142
2.2.5 Operating Income
Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan, tetapi sebenarnya laba merupakan hasil proses
akutansi tidak merupakan suatu jumlah yang spesifik dan pasti. Laba yang ditentukan dengan cara mempertemukan penghasilan dan biaya-
biaya yang spesifik dan pasti. Prinsip-prinsip mepertemuka penghasilan dan biaya bervariasi tergantung dasar kegiatan atau proses akutansi
tersebut diselenggarakan. Laba operasional operating income
merupakan bagian keuntungan sebelum bunga dan pajak penghasila Mowen, 2006 : 22
Penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan trendnya tidak dapat dipisahkan dan mencakup evaluasi
terhadap efektivitas dan efesiensi menajemen, dengan membaca informasi keuangan para pengambil keputusan dapat menilai potensi
perusahaan. Penilain ini dimaksudkan untuk menaksir kemampuan perusahaan untuk mendaptkan prestasi yang lebih baik, untuk
mendapatkan kas yang lebih banyak, dan dapat mengkonfersikan laba menjadi kas pada masa yang akan datang berupa pembagian deviden.
2.2.5.1. Signaling Teori
Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada pihak publik bahwa perusahaan
memiliki prospek yang bagus di masa depan. Asquith et al 1989 dalam penelitian Khomsiyah dan Sulistyo menujukkan bahwa perusahaan yang
melakukan pemecahan saham mengalami peningkatan laba yang signifikan untuk empat tahun sebelum pemecahan saham dilakukan.
Peningkatan terbesar terjadi pada satu tahun sebelum pemecahan saham dilakukan dan meningkat selama tahun dilakukannya pemecahan saham.
Mereka juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara return dengan peningkatan laba selama dua tahun sebelum pemecahan saham
namun tidak menemukan hubungan antara retur dengan perubahan laba sesudah pemecahan saham. Hal ini berarti bahwa pemecahan saham lebih
berkaitan dengan kinerja laba masa lalu dari pada dengan kinerja laba masa depan.
Bar-Josef dan Brown 1977 dalam penelitian Khomsiyah dan Sulistyo menyatakan bahwa return yang meningkat tersebut dapat
diprediksi dan memberikan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang, dan menurut Doran 1994 analis akan menangkap sinyal tersebut
dan menggunakannya untuk memprediksi peningkatan erning jangka panjang. Reaksi pasar terhadap pemecahan saham sebenarnya bukan
terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak memiliki nilai ekonomis melainkan terhadap prospek perusahaan di masa depan jangka panjang
yang ditunjukkan oleh sinyal tersebut. Menurut Ikenberry 1996 dalam penelitian Khomsiyah dan
Sulistyo menjelaskan signaling theory bahwa pemecahan saham dengan menggunakan penjelasan informasi asimetri. Artinya manajemen memiliki
informasi lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan pihak luar investor. Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik perhatian
investor, dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi bagus. Sedangkan penelitian Han dan Suk 1998 menujukkan bahwa
abnormal return pada saat pemecahan saham berhubungan positif dengan tingkat kepemilikan. Dan Copeland 1979 menyatakan bahwa salah satu
gambaran yang menunjukkan prospek bagus adalah kinerja keuangan yang bagus. Perusahaan melakukan pemecahan saham memerlukan biaya, oleh
karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukannya.
2.2.5.2. Peranan Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap pengambil keputusan penting mengenai investasi dan pendanaan. Kinerja keuangan
perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola operasional perusahaan. Hal tersebut memberikan pengharapan yang
baik bagi para pengambil keputusan untuk investasi. Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
operasional perusahaan. Kinerja yang baik memberikan pengharapan yang baik bagi para pengambil keputusan investasi. Berkaitan dengan
pengambilan keputusan investasi, manajer keuangan akan terlibat secara langsung dalam perencanaan dan pengendalian penggunaan dana. Untuk
mendanai investasi dan operasi perusahaan, manajer keuangan bertanggung jawab dalam memperoleh dana yang sesuai dengan
kebutuhan, baik mengenai jangka waktu, persyaratan maupun biayanya. Dana akan diperoleh baik dari pasar modal maupun dari bank ataupun
dari sumber dana lainnya.
Dengan demikian kelancaran aliran kas atau dana yang masuk dari luar ke dalam perusahaan untuk membiayai investasi dan operasi
perusahaan sangat tergantung kepada kemampuan manajer keuangan dalam menjalankan fungsi pendanaan Riyanto, 1997 : 11. Setelah dana
diinvestasikan untuk membiayai operasi perusahaan dan menghasilkan keuntungan selanjutnya manajer keuangan akan terlibat dalam
pengambilan keputusan mengenai berapa bagian dari keuntungan yang akan dibayarkan kepada pemilik perusahaan atau pemberi dana dan
berapa bagian yang akan diinvestasikan kembali untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian manajer keuangan berperan
dalam melancarkan aliran kas dari luar ke dalam perusahaan ataupun sebaliknya misalnya pembayaran deviden kepada pemilik perusahaan
dan pembayaran kembali utang kepada kreditur.
2.2.6 Pengaruh Harga Saham Terhadap Stock Split
Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pasarnya. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham,
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham yang terlalu rendah diartikan kinerja perusahaa kurang baik sebaliknya jika
terlalu tinggi akan mengurangi kemampuan investor membelinya. Hal tersebut didukung oleh trading range teory, jika harga saham yang terlalu
tinggi akan
menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut
diperdagangkan, jika hal tersebut terjadi maka likuiditas saham akan menurun karena lesunya perdagangan yang diketahui dari menurunnya
frekuensi perdagangan saham. Perusahaan tentu tidak suka melihat harga pasar dari sahamnya berada diatas batas maksimal yang dikehendaki,
karena harga pasar yang terlalu tinggi tidak menarik bagi investor kecil, maka perusahaan tersebut akan berusaha untuk tetap mempertahnkan
harga dibawah “ceiling” yang di inginkan dengan cara melakukan stock split. Dengan harga saham yang tinggi maka perusahaan berusaha untuk
menempatkan harga sahamnya dalam trading range yang lebih popular. Harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham
tersebut untuk diperjual belikan setiap saat dan meningkatkan efesiensi pasar, akan menarik investor menengah dan kecil untuk melakukan
investasinya dan megubah investor odd lot menjadi investor round lot. Odd lot adalah kondisi investor membeli saham dibawah 500 lembar
sedangkan round lot adalah investor yang membeli saham diatas 500 lemba, hal tersebut telah dikemukakan oleh Mc.Gough 1993 yang
menjelaskan bahwa harga saham yang tinggi mempengaruhi perusahaan melakukan stock split dengan tujuan untuk menempatkan harga
sahamnya dalam “trading range“ yang lebih popular Riyanto, 1997 : 276
2.2.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Stock Split
Peristiwa stock split akan membawa dampak pemegang saham semakin luas. Memperbesar jumlah lembar saham yang beredar akan
memperbanyak jumlah pemegang saham dan akan dapat mempopulerkan saham yang bersangkutan. Saham perusahaan dari
perusahaan yang lebih kecil mempunyai tingkat frekuensi perdagangan tidak secepat dan tidak semudah perusahaan dengan ukuran perushaan
besar. Perusahaan dengan ukuran perusahaan kecil sangat riskan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan besar sehingga perusahaan kecil dituntut memberikan return yang lebih besar. Ukuran
perusahaan berhubungan dengan resiko, semua perusahaan ingin mencapai perimbangan modal yang optimum untuk itulah perusahaan
mempunyai kebijakan hanya membiayai pendanaan dari sumber intern. Pendanaan intern ini dilakukan dengan cara mengeluarkan saham baru,
dasar pertimbangannya adalah penjualan dari saham baru akan melemahkan “control” dari kelompok dominan dalam perusahaan.
Mempercayakan terhadap
pembelanjaan intern dalam rangka mempertahankan “control” terhadap perusahaan berarti mengurangi
resiko ”dividend payout”nya yang dibagikan kepada investor, dengan demikian pada perusahaan besar dimana sahamnya tersebar sangat luas
akan lebih berani memenuhi kebutuhan pendanaan dengan
mengeluarkan saham baru dengan melakukan stock split. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa, struktur modal adalah
perimbangan, perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi
perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansiil perusahaan. Salah satu
pertimbangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari pemilik modal sendiri untuk dapat tetap menguasai atau
mempertahankan “control” terhadap perusahaannya, sebagaimana diketahui kreditur tidak mempunyai hak suara dalam pemilihan
manajemen. Jika pemenuhan dana dipenuhi dengan emisi saham baru, hal ini akan berpengaruh terhadap perimbangan kekuasaan dari
pemegang saham lama terhadap perusahaan, apabila pemegang saham lama tidak menambah pemilikannya terhadap saham baru yang
dikeluarkan secara proposionil ”control” mereka terhadap perusahaannya akan dapat berkurang atau hilang sama sekali, sehingga akan mengubah
perimbangan kekuasaan terhadap perusahaan.
2.2.8 Pengaruh Stock Split Terhadap Laba Operasi.
Laba operasional merupakan pengukur laba yang dihasilkan selama periode operasional perusahaan. Seorang investor memutuskan akan
berivestasi dengan sikap hati-hati sebagai tindakan antisipasi atas potensi kegagalan financial pada investasinya. Para pemegang saham menaruh
perhatian terhadap laba yang diperoleh perusahaan karena hal tersebut secara langsung akan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membagikan deviden. Beberapa pelaku pasar berpendapat bahwa stock split memiliki beberapa manfaat diantaranya sinyal positif bagi pasar
artinya kinerja menejemen bagus dan memiliki prospek yang baik. Dalam signaling teory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal
positif karena manager perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik kepada publik, alasan ini didukung adanya
kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang memilki kondisi kinerja yang baik, karena tidak semua
perusahaan dapat melakukan stock split dan hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik yang dapat melakukan stock split, sebab
perusahaan harus menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh peristiwa stock split. Sinyal positif tersebut akan memacu pihak
manajemen perusahaan termotifasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan
tujuannya untuk menarik investor agar melakukan investasinya.
2.2.9 Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori, maka peneliti bermaksud membuat suatu diagram kerangka pikir untuk menjelaskan
bahwa diduga harga saham dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan melakukan stock split dan diduga ada perbedaan laba
operasional perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split, yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Diagram Kerangkah Pikir
2.3 Hipotesa