7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kemiskinan
2.1.1 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak BPS dan Depsos, 2009:3.
Selanjutnya kemiskinan dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti: sandang, pangan, papan
sebagai tempat berteduh. Menurut Emil Salim dalam Ahmadi, 2003: 326 bahwa mereka
digaris kemiskinan apabila pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok, seperti pangan, pakaian, tempat
berteduh dan lain-lain. Sedangkan menurut Suparlan dalam Ahmadi, 2003: 236 bahwa kemiskinan adalah sebagai suatu standar hidup yang rendah
yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang rendah ini
secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong orang
miskin. Kemiskinan terwujud dari hasil interaksi antara berbagai aspek tersebut terutama aspek sosial dan ekonomi.
8
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat dicermati bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kekurangan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Kemiskinan bukan hanya meliputi kekurangan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan tetapi juga pendidikan.
2.1.2 Ukuran-ukuran kemiskinan
Klasifikasi seseorang dikatakan miskin di tetapkan dengan menggunakan tolok ukur sebagai berikut:
a. Tingkat pendapatan
Di negara Indonesia, tingkat pendapatan digunakan dengan ukuran waktu kerja sebulan. Tolok ukur yang digunakan di Indonesia untuk
menentukan besarnya jumlah orang miskin adalah batasan tingkat pendapatan per waktu kerja Rp. 300.000,- bulan atau lebih rendah,
disamping itu juga tolok ukur dibuat berdasarkan atas batasan minimal jumlah kalori yang diambil persamaannya dalam beras, yang mana
dinyatakan batas minimal kemiskinan adalah mereka yang makan kurang dari 320 Kg beras di desa dan 420 Kg di kota per tahunnya Suparlan
dalam Ahmadi, 2003: 327. b. Kebutuhan relatif
Tolok ukur kebutuhan relatif keluarga, yang batasannya dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi guna sebuah
keluarga dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak. Tolok ukur ini adalah
kebutuhan yang biasanya berkenaan dengan sewa rumah, biaya untuk
9
kesehatan untuk kesehatan, biaya menyekolahkan anak, biaya untuk sandang pangan sederhana tetapi mencukupi dan memadai.
Menurut konsep struktural kemiskinan tersebut terasa sudah mapan dan sulit diubah untuk memperbaiki struktural yang ada tersebut seperti
telah dikatakan Chambers bahwa mereka kaum miskin terdiri dari berjuta-juta manusia yang sering tidak tampak dan tenggelam, yang
bergelimang dengan kemiskinan, lemah, tersisih, tidak berdaya, terbelakang dan tidak memiliki kekuatan apapun. Istilah yang dipakai
untuk golongan miskin beraneka ragam, seperti kaum miskin, kelompok pinggiran dan kaum rombeng dari bumi
www.kaum miskin.com
Dari pendapat di atas dapat dicermati bahwa ukuran-ukuran kemiskinan yaitu keberadaan orang-orang atau keluarga yang dalam
kebutuhan primer tidak dapat mencukupi secara layak.
2.1.3 Ciri-ciri Kemiskinan