53
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia, memiliki kawasan pusat kota yang dikenal dengan sebutan Simpang Lima. Saat ini
keberadaannya telah banyak dikenal bukan hanya oleh masyarakat Semarang sendiri namun juga oleh masyarakat di luar kota Semarang. Kondisi ini
tercipta karena fungsi dari kawasan ini sendiri yang dinilai lebih dari cukup dalam hal pelayanan kebutuhan masyarakat.
Secara administratif kota Semarang terbagi atas 16 wilayah kecamatan dan 177 kelurahan. Luas wilayah kota Semarang adalah 373,70 Km-2, luas
yang ada terdiri dari 39,56Km-2 10,59 tanah sawah dan 334,14 89,41 bukan lahan sawah. Kecamatan yang paling luas adalah kecamatan Mijen
dengan luas 57,55 Km-2, kemudian kecamatan Gunung Pati dengan luas 52,63 Km-2 dan kecamatan semarang Tengah dengan luas 5, 14 Km-2.
Semarang tengah merupakan pusat kota Semarang, yang dikenal dengan Simpang Limanya. Kawasan Simpang Lima mempunyai kepadatan penduduk
14,458 orang tiap Km-2. Beragam aktivitas tertampung dikawasan Simpang Lima karena Simpang Lima merupakan Land Mark kota Semarang. Dengan
area yang luas dan bisa menampung jutaan orang. Area ini memiliki potensi
54
untuk menghasilkan materi uang bagi orang-orang yang melakukan kegiatan atau aktifitas seperti berjualan, mengamen, meminta-minta, tukang parkir dan
profesi lainnya. Simpang Lima yang memiliki lima jalur arah menuju ke sudut kota memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses segala
kebutuhan kelengkapan akan fasilitas yang dimiliki juga tersedia seperti adanya pusat perbelanjaan Citra Land, Ramayana, Matahari Mall, hotel
berbintang, kantor Pusat Pemerintahan kota Seamarang dan Provinsi Jawa Tengah, dan masih banyak fasilitas umum yang bisa di akses dengan cepat
dan mudah. Selain itu transportrasi yang tersedia juga beragam mulai dari angkutan umum sampai dengan Taksi. Ramainya kawasan Simpang Lima
menjadi alasan anak jalanan pengamen untuk beroperasi di kawasan Simpang Lima kota Semarang.
4.1.2 Keadaan Ekonomi
Peran daerah dalam mendukung perekonomian nasional cukup besar namun sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional, peran tersebut
menjadi optimal. Fenomena perekonomian saat ini cenderung menuntut adanya peran aktif dari para eksekutif untuk lebih banyak menggali potensi
perekonomian daerahnya, serta memainkan peran yang lebih besar dalam merangsang aktifitas ekonomi daerah.
Pembangunan di kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur, merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, dalam rangka mendukung pembangunan daerah Propinsi Jawa Tengah, serta bertujuan mengembangkan potensi perekonomian daerah secara
optimal.
55
Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak pada peningkatan pendapatan perkapita, pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan
pertumbuhan ekonomi yang ditunjukan oleh angka PDRB atas dasar harga konstan 2000 merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan. Pada tahun 2007, PDRB kota Semarang naik menjadi 18.142.639,96. Ini berarti daerah semakin mampu menggali potensi ekonomi
yang ada, sehingga akan semakin besar PDRB dan PAD-nya. Salah satu kawasan yang mempunyai peran penting dalam pembangunan di kota
Semarang yaitu kawasan Simpamng Lima.
4.1.3 Tenaga Kerja