Rumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

3 mencirikan kelompok kabupatenkota yang terbentuk, dan d bagaimana hubungan kedekatan antar kelompok kabupatenkota di Provinsi Bali? 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Langkah-langkah dalam suatu penelitian yang dikenal dengan metode ilmiah meliputi pembuatan formulasi masalah, pengumpulan data dan fakta, penelusuran teori yang dapat menjelaskan permasalahan, penyusunan hipotesis yang perlu dibuktikan, penyusunan rencana percobaansurvei secara objektif untuk dapat mengevaluasi hipotesis berdasarkan data yang diperoleh dari percobaansurvei tersebut. Metode ilmiah tidak bisa dipisahkan dari analisis statistika, langkah-langkah dalam metode ilmiah merupakan tahapan analisis statistika dalam suatu penelitian hingga memberikan informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan atau pengujian hipotesis. Selanjutnya akan diberikan beberapa kajian pustaka yang terkait dengan usaha pariwisata dan analisis statistika.

2.1 Usaha Pariwisata

Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan mendifinisikan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang danatau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan yang menyelenggarakan pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain: a daya tarik wisata; b kawasan pariwisata; c jasa transportasi wisata; d jasa perjalanan wisata; e jasa makanan dan minuman; f penyediaan akomodasi; g penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; h penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; i jasa informasi pariwisata; j jasa konsultan pariwisata; k jasa pramuwisata; l wisata tirta; dan m spa. Ketentuan- ketentuan terbaru secara rinci mengenai standar-standar usaha pariwisata diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diantaranya Nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan sertifikasi usaha pariwisata, Nomor 4 tahun 2014 tentang standar usaha jasa perjalanan wisata, dan Nomor 9 tahun 2014 tentang standar usaha pondok wisata www.bpkp.co.id . Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional RIPPARNAS Tahun 2010 – 2025 Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011 dalam Bab II, pasal 2 ayat 1 berbunyi Pembangunan kepariwisataan nasional meliputi: a Destinasi Pariwisata; bPemasaran Pariwisata; cIndustri Pariwisata; dan dKelembagaan Kepariwisataan . Visi pembangunan kepariwisataan nasional adalah terwujudnya 5 Indonesia sebagai Negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan nasional ditempuh melalui 4 empat misi pembangunan kepariwisataan nasional meliputi pembangungan : a. Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat; b. Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara; c. Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan d. Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan. Tujuan pembangunan kepariwisataan nasional adalah : a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata b. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab; c. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional; dan d. Mengembangkan Kelembagaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011, yang dimaksud dengan: 1. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. 2. Pembangunan adalah suatu proses perubahan kea rah yang lebih baik yang di dalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi dan pengendalian, dalam rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki;