Statistika Deskriftif Data Penelitian
22
Tabel 5.1. Statistika Deskriptif Usaha Pariwisata
Sumber: data diolah 2015 Nilai tengah
mean
dan simpangan baku
stdev
merupakan ukuran pemusatan dan penyebaran dari jumlah usaha pariwisata di Provinsi Bali. Sebagian besar
keberadaan usaha pariwisata tidak merata di seluruh kabupatenkota, nilai simpangan baku yang sangat besar, lebih besar dari nilai tengah menunjukkan bahwa perbedaan
jumlah usaha pariwisata antar satu kabupatenkota dengan kabupaten lainnya sangat besar. Hal ini dimungkinkan karena jarak antar kabupatenkota di Provinsi Bali cukup
dekat sehingga banyak usaha pariwisata masih terpusat di sekitar pusat kota provinsi Denpasar, Badung, dan Gianyar. Misalkan wisatawan yang ingin berwisata ke kawasan
wisata Bangli, Klungkung, Karangasem, Tabanan, Jembrana, atau Buleleng berangkat dari pusat kota provinsi atau sekitarnya, menggunakan jasa transportasi wisata menuju
kawasan wisata tersebut dan setelahnya kembali dan menggunakan jasa akomodasi di pusat kota dan sekitarnya.
Untuk melihat adanya ketergantungan antara Daerah KabupatenKota dan jenis usaha pariwisata, dilakukan uji Khi Kuadrat
Chi-Square
yang disajikan dalam tabel 5.2
Tabel 5.2 Uji Ketergantungan antara Daerah dan Usaha Pariwisata
Uji Nilai Statistik Uji Derajat Bebas
Nilai Signifikansi Pearson Chi-Square
2267.343
a
64 .000
Likelihood Ratio 1842.185
64 .000
Linear-by-Linear Association 2.006
1 .157
N of Valid Cases 6852
Sumber : data diolah 2015 Uji Khi Kuadrat memperlihatkan bahwa karakteristik usaha pariwisata dan
daerah kabupatenkota di provinsi Bali saling bergantung tidak saling bebas. Hal ini
Usaha Nilai
Total Mean
Stdev Skewness Kurtosis
Daya Tarik 228
25.33 16.454
1.462 1.845
Kawasan 16
1.78 1.093
-.188 -1.232
Transportasi 139
15.44 33.174
2.778 7.897
Perjalanan 397
44.11 82.590
1.887 2.617
Makanan_Min 2675
297.22 381.100
1.680 2.546
Akomodasi 3039
337.67 323.699
1.024 .182
Mice 9
1.00 2.345
2.617 6.975
Pramuwisata 115
12.78 27.027
2.236 4.723
Wisata Tirta 237
26.33 36.586
1.324 .705
23 berarti pada suatu KabupatenKota berkembang satu atau beberapa jenis usaha
pariwisata tidak seluruh jenis usaha pariwisata, atau jenis usaha pariwisata tertentu berkembang hanya di satu atau beberapa KabupatenKota tidak pada seluruh
kabupatenkota di Provinsi Bali. Normalitas data untuk daerah kabupatenkota dan jenis usaha pariwisata dapat
dilihat pada dua indikator yaitu indeks
Skewness
kemiringan kurva dan indeks
Kurtosis
keruncingan kurva seperti tertuang dalam tabel 5.3.
Tabel 5.3 Indeks
Skewness
dan
Kurtosis
Data Penelitian
N Sum
Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic
Std. Error
Statistic Std.
Error DAERAH
6852 20957
1.110 .030
.082 .059
USAHA 6852
36984 -.619
.030 4.150
.059 Valid N
listwise 6852
Sumber: data diolah 2015 Indeks
skewness
untuk daerah KabupatenKota adalah 1.110:0.030=3, sedangkan untuk jenis usaha pariwisata didapatkan nilai -0.619:0.030= -20.64 Karena kedua indeks tidak
berada dalam rentang [-2,00;2.00] maka dapat dikatakan dari sudut kemiringan kurva, data tidak berdistribusi normal. Indeks
kurtosis
untuk daerah KabupatenKota sebesar 0.082:0.059
= 1.39,
sedangkan untuk
usaha pariwisata
didapatkan nilai
4.150:0.059=70.34. Angka ini menunjukkan, bila pusat perhatian pada daerah KabupatenKota, pada dasarnya data dapat dikatakan berdistribusi normal. Asumsi
kenormalan data diperlukan dalam analisis Biplot.