Analisis anggaran operasional sebagai alat pengendalian manajemen (Studi kasus: PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

(1)

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI

ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN

(Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

Oleh

DEDEH

H24052089

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

bimbingan Farida Ratna Dewi.

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (PDAM TPKB) merupakan perusahaaan milik daerah yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Kotamadya Bogor. Dalam melaksanakan perannya sebagai sebuah organisasi, PDAM memiliki perencanaan keuangan untuk masa depan yang terangkum dalam sebuah anggaran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran pada PDAM TPKB, (2) Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada PDAM TPKB, (3) Menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada PDAM TPKB, dan (4) Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi pada anggaran operasional PDAM TPKB.

Penelitian dilaksanakan di PDAM TPKB yang berlokasi di Jalan Siliwangi No. 121, Bogor. Waktu yang digunakan untuk penelitian adalah tiga bulan, yaitu dimulai pada bulan Februari-April 2009. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians dan uji t dengan alat pengolah data Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 13.

Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran operasional PDAM TPKB adalah realisasi kegiatan usaha semester I tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester II tahun berjalan, rencana jangka panjang,dan faktor penting lainnya yang tertuang dalam program-program tahunannya. Prosedur penyusunan anggaran PDAM TPKB diawali dengan pengarahan dari direksi kepada kepala bagian, tiap-tiap bagian menyusun konsep anggarannya, konsep anggaran diserahkan kepada tim penyusun anggaran untuk selanjutnya dibahas dalam rapat koordinasi, dilakukan perbaikan dalam penetapan anggaran, dan selanjutnya direksi mengajukan anggaran tahunan definitif kepada Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan.

Dari hasil analisis varians diketahui bahwa pada tahun 2006 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable0,98 %. Pada total biaya langsung terjadi penyimpangan favorable 2,67 %. Namun berbeda pada total biaya tidak langsung, pada biaya ini terjadi penyimpangan unfavorable -37,49 %. Sedangkan laba bersih yang dihasilkan memiliki penyimpangan favorable 13,42 %. Pada tahun 2007, penyimpangan favorable terjadi pada total pendapatan 1,80 %. Hal tersebut berbeda pada total biaya langsung, penyimpangan yang terjadi pada biaya ini adalah unfavorable-5,73 %. Sedangkan penyimpangan favorableterjadi pada total biaya tidak langsung yaitu 3,12%. Terakhir analisis dilakukan pada laba bersih penyimpangan 2,75 %, penyimpangan ini termasuk favorable.

Berdasarkan uji t pada penyimpangan anggaran operasional tahun 2006, diperoleh kesimpulan bahwa penyimpangan total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, dan laba bersih anggaran operasional PDAM TPKB masih dalam batas pengendalian manajemen. Pada tahun 2007, hasil uji t pada penyimpangan anggaran operasional PDAM TPKB yang meliputi total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, dan laba bersih masih dalam batas pengendalian manajemen.


(3)

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI

ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN

(Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh DEDEH H24052089

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh DEDEH H24052089

Menyetujui, Mei 2009

Farida Ratna Dewi, SE. MM Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar M. Sc Ketua Departemen


(5)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor tanggal 30 Mei 1987. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Madsudin dan Ibu Miskah.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Ciheuleut II Bogor pada tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke MTs. Al-amin Cicurug Sukabumi dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke MA. Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun 2005. Penulis meneruskan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di kelembagaan tingkat fakultas. Pada tahun 2006/2007, penulis aktif di Sharia Economic Student Club (SES-C) sebagai sekretaris divisi Media Ekonomi Syariah (MES). Selain itu, penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan di berbagai acara yang diselenggarakan oleh FEM, terutama SES-C. Penulis melaksanakan magang di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kegiatan lain yang dilakukan penulis adalah menjadi pengajar SD di bimbingan belajar yang berada di Bogor. Kegiatan diluar kampus lainnya, penulis menjadi pemantau indipenden dalam pemilihan kepala daerah Bogor. Penulis juga melaksanakan kegiatan survei dalam program penanggulangan kemiskinan yang diselenggarakan oleh Bappeda Kota Depok tahun 2009.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, ketekunan, dan kasih sayang sehingga pembuatan skripsi yang berjudul ”Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Farida Ratna Dewi, SE. MM. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing, memotivasi, dan memberikan pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA. dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji serta saran dan masukkan yang berharga agar skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku ketua Departemen Manajemen.

4. Pihak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, terutama kepada Ibu Ati selaku Kepala Bagian Keuangan, Bapak H. Siddik selaku Kasubbag Anggaran, dan Bapak Handoyo selaku Kasubbag Akuntansi yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan pengarahan, dan informasi serta kemudahan kepada penulis selama masa penelitian.

5. Orang tuaku tercinta Apa Didin dan Umi Ikah, adik-adikku tersayang Idah dan Dian, Mang Abas, Mba Ani, Mas Kus, Teh Yayah serta suaminya Ustad Ade atas ketulusan doa restu, kesabaran, keceriaan, semangat, perhatian, nasihat, cinta dan kasih sayang yang terus dialirkan kepada penulis selama ini.

6. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM, IPB, terutama bagian TU dan pihak lainnya yang telah membantu penulis.


(7)

vi

7. Teman-teman satu bimbingan Ria Agustina, Diah Rismayanti, dan Andri Yuhan Cahyana terima kasih atas kebersamaannya. Bersama kalian penulis mengerti arti kekompakkan, semangat kebersamaan dan arti sebuah perjuangan. Perjalanan kita masih sangat panjang, jadi jangan pernah menyerah demi mencapai cita-cita tertinggi. SEMANGAT!!!

8. Sahabat-sahabat satu perjuangan Rini, Tya, Furri, Ira, Vebi, Po, Hafizh, Dea, yang telah bersama penulis saat suka maupun duka selama masa perkuliahan. I love u all...!

9. Seluruh teman-teman Manajemen 42, selama tiga tahun kita bersama. Begitu banyak kenangan yang bersama kalian yang tidak akan pernah penulis lupakan.

10. Teman-teman di IPB Ryu, Miaouw, Eku, Huda, Ferdi, Irfan, Eci, Mameto, Shinchan, teman-teman B08, teman-teman lorong 7 A1, teman-teman kosn di Khumairah, dan SES-C periode 2006/2007 terima kasih atas persahabatan, dukungan, dan semangatnya.

11. Kepada Habibi yang sangat setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semangat, nasihat, motivasi, perhatian, serta dukungan yang telah diberikan sangat berarti bagi penulis. Thanks for everything...

12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi, banyak hal yang telah didapat oleh penulis. Tidak hanya terkait dalam bidang penelitian, tetapi juga berbagai masukkan bagi pengembangan diri penulis, terutama attitude dan softskill.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bogor, Mei 2009


(8)

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ………. . 4

1.5. Batasan Penelitian ……….. . 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... . 4

2.1. Anggaran ... . 5

2.1.1. Pengertian Anggaran ... . 5

2.1.2. Tujuan Anggaran ... 5

2.1.3. Manfaat Anggaran ... 6

2.1.4. Karakteristik Anggaran ... 7

2.1.5. Fungsi Anggaran ... 8

2.1.6. Keterbatasan Anggaran ... 9

2.1.7. Macam Anggaran ... 10

2.2. Penganggaran Perusahaan ... 12

2.2.1. Pengertian Penganggaran Perusahaan ... 12

2.2.2. Organisasi Penyusunan Anggaran ... 12

2.2.3. Metode Pembuatan Anggaran ... 14

2.2.4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 15

2.2.5. Proses Pengendalian Anggaran ... 16

2.2.6. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 17

2.3. Analisis Varians (Selisih) Anggaran ... 18

2.4. Penelitian Terdahulu ... 19

III. METODE PENELITIAN ………... 21

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Metode Penelitian ... 23

3.3.1. Pengumpulan Data ... 23

3.3.2. Pengolahan dan Analisa Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... . 27


(9)

viii

4.1.1. Sejarah Singkat PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ... 27

4.1.2. Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ……… 30

4.1.3. Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 33 4.2. Faktor-faktor Bahan Pertimbangan dalam Penyusunan Anggaran ……… 36

4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran ……… 41

4.4. Analisis Varians Terhadap Anggaran Operasional dan Realisasinya ……… 44

4.5. Uji t Terhadap Penyimpangan Anggaran Operasional ……… 54

4.6. Implikasi Manajerial ……….………. 57

KESIMPULAN DAN SARAN ………. 58

1. Kesimpulan……… 60

2. Saran……….. 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perkembangan laba rugi tahun 2004-2006 ……… 2

2. Modal perusahaan sesuai neraca pembukuan PDAM Kodya

Dt. II Bogor ……….. 28

3. Target dan program-program tahunan PDAM Tirta Pakuan

Kota Bogor Tahun 2006 dan 2007 ……… 37

4. Hasil analisis varians anggaran operasional PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor tahun 2006………. 48

5. Hasil analisis varians anggaran operasional PDAM Tirta


(11)

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI

ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN

(Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

Oleh

DEDEH

H24052089

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

bimbingan Farida Ratna Dewi.

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (PDAM TPKB) merupakan perusahaaan milik daerah yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Kotamadya Bogor. Dalam melaksanakan perannya sebagai sebuah organisasi, PDAM memiliki perencanaan keuangan untuk masa depan yang terangkum dalam sebuah anggaran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran pada PDAM TPKB, (2) Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada PDAM TPKB, (3) Menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada PDAM TPKB, dan (4) Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi pada anggaran operasional PDAM TPKB.

Penelitian dilaksanakan di PDAM TPKB yang berlokasi di Jalan Siliwangi No. 121, Bogor. Waktu yang digunakan untuk penelitian adalah tiga bulan, yaitu dimulai pada bulan Februari-April 2009. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians dan uji t dengan alat pengolah data Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 13.

Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran operasional PDAM TPKB adalah realisasi kegiatan usaha semester I tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester II tahun berjalan, rencana jangka panjang,dan faktor penting lainnya yang tertuang dalam program-program tahunannya. Prosedur penyusunan anggaran PDAM TPKB diawali dengan pengarahan dari direksi kepada kepala bagian, tiap-tiap bagian menyusun konsep anggarannya, konsep anggaran diserahkan kepada tim penyusun anggaran untuk selanjutnya dibahas dalam rapat koordinasi, dilakukan perbaikan dalam penetapan anggaran, dan selanjutnya direksi mengajukan anggaran tahunan definitif kepada Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan.

Dari hasil analisis varians diketahui bahwa pada tahun 2006 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable0,98 %. Pada total biaya langsung terjadi penyimpangan favorable 2,67 %. Namun berbeda pada total biaya tidak langsung, pada biaya ini terjadi penyimpangan unfavorable -37,49 %. Sedangkan laba bersih yang dihasilkan memiliki penyimpangan favorable 13,42 %. Pada tahun 2007, penyimpangan favorable terjadi pada total pendapatan 1,80 %. Hal tersebut berbeda pada total biaya langsung, penyimpangan yang terjadi pada biaya ini adalah unfavorable-5,73 %. Sedangkan penyimpangan favorableterjadi pada total biaya tidak langsung yaitu 3,12%. Terakhir analisis dilakukan pada laba bersih penyimpangan 2,75 %, penyimpangan ini termasuk favorable.

Berdasarkan uji t pada penyimpangan anggaran operasional tahun 2006, diperoleh kesimpulan bahwa penyimpangan total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, dan laba bersih anggaran operasional PDAM TPKB masih dalam batas pengendalian manajemen. Pada tahun 2007, hasil uji t pada penyimpangan anggaran operasional PDAM TPKB yang meliputi total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, dan laba bersih masih dalam batas pengendalian manajemen.


(13)

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI

ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN

(Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh DEDEH H24052089

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh DEDEH H24052089

Menyetujui, Mei 2009

Farida Ratna Dewi, SE. MM Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar M. Sc Ketua Departemen


(15)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor tanggal 30 Mei 1987. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Madsudin dan Ibu Miskah.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Ciheuleut II Bogor pada tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke MTs. Al-amin Cicurug Sukabumi dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke MA. Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun 2005. Penulis meneruskan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif di kelembagaan tingkat fakultas. Pada tahun 2006/2007, penulis aktif di Sharia Economic Student Club (SES-C) sebagai sekretaris divisi Media Ekonomi Syariah (MES). Selain itu, penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan di berbagai acara yang diselenggarakan oleh FEM, terutama SES-C. Penulis melaksanakan magang di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kegiatan lain yang dilakukan penulis adalah menjadi pengajar SD di bimbingan belajar yang berada di Bogor. Kegiatan diluar kampus lainnya, penulis menjadi pemantau indipenden dalam pemilihan kepala daerah Bogor. Penulis juga melaksanakan kegiatan survei dalam program penanggulangan kemiskinan yang diselenggarakan oleh Bappeda Kota Depok tahun 2009.


(16)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, ketekunan, dan kasih sayang sehingga pembuatan skripsi yang berjudul ”Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Farida Ratna Dewi, SE. MM. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing, memotivasi, dan memberikan pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA. dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji serta saran dan masukkan yang berharga agar skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku ketua Departemen Manajemen.

4. Pihak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, terutama kepada Ibu Ati selaku Kepala Bagian Keuangan, Bapak H. Siddik selaku Kasubbag Anggaran, dan Bapak Handoyo selaku Kasubbag Akuntansi yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan pengarahan, dan informasi serta kemudahan kepada penulis selama masa penelitian.

5. Orang tuaku tercinta Apa Didin dan Umi Ikah, adik-adikku tersayang Idah dan Dian, Mang Abas, Mba Ani, Mas Kus, Teh Yayah serta suaminya Ustad Ade atas ketulusan doa restu, kesabaran, keceriaan, semangat, perhatian, nasihat, cinta dan kasih sayang yang terus dialirkan kepada penulis selama ini.

6. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM, IPB, terutama bagian TU dan pihak lainnya yang telah membantu penulis.


(17)

vi

7. Teman-teman satu bimbingan Ria Agustina, Diah Rismayanti, dan Andri Yuhan Cahyana terima kasih atas kebersamaannya. Bersama kalian penulis mengerti arti kekompakkan, semangat kebersamaan dan arti sebuah perjuangan. Perjalanan kita masih sangat panjang, jadi jangan pernah menyerah demi mencapai cita-cita tertinggi. SEMANGAT!!!

8. Sahabat-sahabat satu perjuangan Rini, Tya, Furri, Ira, Vebi, Po, Hafizh, Dea, yang telah bersama penulis saat suka maupun duka selama masa perkuliahan. I love u all...!

9. Seluruh teman-teman Manajemen 42, selama tiga tahun kita bersama. Begitu banyak kenangan yang bersama kalian yang tidak akan pernah penulis lupakan.

10. Teman-teman di IPB Ryu, Miaouw, Eku, Huda, Ferdi, Irfan, Eci, Mameto, Shinchan, teman-teman B08, teman-teman lorong 7 A1, teman-teman kosn di Khumairah, dan SES-C periode 2006/2007 terima kasih atas persahabatan, dukungan, dan semangatnya.

11. Kepada Habibi yang sangat setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semangat, nasihat, motivasi, perhatian, serta dukungan yang telah diberikan sangat berarti bagi penulis. Thanks for everything...

12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi, banyak hal yang telah didapat oleh penulis. Tidak hanya terkait dalam bidang penelitian, tetapi juga berbagai masukkan bagi pengembangan diri penulis, terutama attitude dan softskill.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bogor, Mei 2009


(18)

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ………. . 4

1.5. Batasan Penelitian ……….. . 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... . 4

2.1. Anggaran ... . 5

2.1.1. Pengertian Anggaran ... . 5

2.1.2. Tujuan Anggaran ... 5

2.1.3. Manfaat Anggaran ... 6

2.1.4. Karakteristik Anggaran ... 7

2.1.5. Fungsi Anggaran ... 8

2.1.6. Keterbatasan Anggaran ... 9

2.1.7. Macam Anggaran ... 10

2.2. Penganggaran Perusahaan ... 12

2.2.1. Pengertian Penganggaran Perusahaan ... 12

2.2.2. Organisasi Penyusunan Anggaran ... 12

2.2.3. Metode Pembuatan Anggaran ... 14

2.2.4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 15

2.2.5. Proses Pengendalian Anggaran ... 16

2.2.6. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 17

2.3. Analisis Varians (Selisih) Anggaran ... 18

2.4. Penelitian Terdahulu ... 19

III. METODE PENELITIAN ………... 21

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Metode Penelitian ... 23

3.3.1. Pengumpulan Data ... 23

3.3.2. Pengolahan dan Analisa Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... . 27


(19)

viii

4.1.1. Sejarah Singkat PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ... 27

4.1.2. Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ……… 30

4.1.3. Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 33 4.2. Faktor-faktor Bahan Pertimbangan dalam Penyusunan Anggaran ……… 36

4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran ……… 41

4.4. Analisis Varians Terhadap Anggaran Operasional dan Realisasinya ……… 44

4.5. Uji t Terhadap Penyimpangan Anggaran Operasional ……… 54

4.6. Implikasi Manajerial ……….………. 57

KESIMPULAN DAN SARAN ………. 58

1. Kesimpulan……… 60

2. Saran……….. 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(20)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perkembangan laba rugi tahun 2004-2006 ……… 2

2. Modal perusahaan sesuai neraca pembukuan PDAM Kodya

Dt. II Bogor ……….. 28

3. Target dan program-program tahunan PDAM Tirta Pakuan

Kota Bogor Tahun 2006 dan 2007 ……… 37

4. Hasil analisis varians anggaran operasional PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor tahun 2006………. 48

5. Hasil analisis varians anggaran operasional PDAM Tirta


(21)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian ... 22 2. Alur prosedur penyusunan anggaran ... 44


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar pertanyaan wawancara ... 65 2. Struktur organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ... 66 3. Data anggaran operasional dan realisasi PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor tahun 2006……….. 67

4. Data anggaran operasional dan realisasi PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor tahun 2007 ………. 68

5. Hasil uji t penyimpangan pendapatan pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006…….. 69

6. Hasil uji t penyimpangan biaya langsung pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 ……. 70

7. Hasil uji t penyimpangan biaya tidak langsung pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 ……. 71

8. Hasil uji t penyimpangan laba bersih pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 ……. 72

9. Hasil uji t penyimpangan pendapatan pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2007 …….. 73

10. Hasil uji t penyimpangan biaya langsung pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 …….. 74

11. Hasil uji t penyimpangan biaya tidak langsung pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 …….. 75

12. Hasil uji t penyimpangan laba bersih pendapatan pada anggaran


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas SDM terlihat dari kualitas kesehatan masyarakat, dimana hal ini tercermin dari kondisi lingkungannya dan sumber daya alam yang dimilikinya, terutama sumber mata air yang digunakan. Air merupakan penunjang utama seluruh kehidupan organisme dan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Agar air dapat digunakan untuk keperluan hidup manusia seperti keperluan rumah tangga, kantor, pabrik, dan tempat-tempat lain, maka harus memenuhi syarat-syarat antara lain air harus tidak berwarna, relatif tidak berbau dan tawar (tidak berasa). Guna keperluan hidupnya, manusia harus mengambil air antara lain dari sungai, danau dan dalam tanah dengan cara membuat sumur.

Kebutuhan pada air bersih khususnya untuk masyarakat perkotaan semakin meningkat, hal tersebut disebabkan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan disertai semakin banyaknya lahan penyerapan air yang berubah fungsi menjadi daerah pemukiman dan gedung-gedung perbelanjaan. Hal tersebut juga terjadi di wilayah Kotamadya Bogor, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi dipasok sepenuhnya oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. PDAM merupakan kesatuan usaha (organisasi) milik pemerintah daerah yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum.

Setiap organisasi di dalamnya terdiri dari kumpulan variabel untuk mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan perusahaan diperlukan suatu pengendalian, yaitu suatu proses yang terdiri atas tatanan organisasi, wewenang dan tanggung jawab serta informasi untuk memproses sekumpulan tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja mencapai tujuan.

Komponen penting dalam perencanaan perusahaan yang berkaitan dengan keuangan adalah anggaran. Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan. Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang tak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu.


(24)

Pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun.

Anggaran perusahaan merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen suatu perusahaan untuk merencanakan langkah-langkah finansial penting serta menentukan kebijakan perusahaan di masa depan dalam periode tertentu. Hal tersebut sejalan dengan anggaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang merupakan salah satu aspek penting di dalam merencanakan keputusan yang akan diambil oleh manajemen, sehingga apabila terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan dalam merencanakan atau melaksanakan anggaran dapat berakibat buruk bagi perusahaan. Ketidaktepatan atau adanya selisih antara anggaran dan realisasinya juga terjadi di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

Salah satu anggaran dilihat dari bidangnya adalah anggaran operasional. Pada anggaran tersebut terlihat pendapatan dan pengeluaran, sehingga dapat diketahui laba bersih perusahaan. Nilai laba bersih yang tinggi merupakan tujuan dari perusahaan, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sebuah anggaran untuk merencanakan keuangan perusahaan. Perkembangan laba rugi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dari tahun 2004-2006 dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Laba Rugi Tahun 2004-2006

Uraian Dalam Ribuan Rupiah

2004 2005 2006

Pendapatan 44.263.600 53.232.590 64.380.770 Biaya Langsung (17.836.425) (20.950.445) (26.569.096) Laba Kotor 26.427.355 32.282.145 37.811.674 Biaya Tidak Langsung (21.223.324) (24.626.479) (27.469.003) Laba Usaha 5.203.531 7.655.666 10.342.671 Laba (Rugi) diluar Usaha (123.296) 519.625 86.954 Laba Sebelum Pajak 5.080.235 8.175.291 10.429.625 Pajak (1.674.878) (2.730.326) (3.488.819) Laba Bersih 3.405.357 5.445.965 6.940.806

Marjin Laba 11,48 % 15,36 % 16,24 %

Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006.

Anggaran dapat menjadi alat pengendalian manajemen perusahaan, pengendalian tersebut meliputi kegiatan untuk membandingkan hasil aktual (realisasi) dengan rencana yang dianggarkan serta mengambil tindakan koreksi atau umpan balik. Sehingga apabila terjadi perbedaan antara realisasi


(25)

3

dengan dana yang dianggarkan dapat diketahui perbedaan tersebut masih dalam batas-batas pengendalian manajemen atau tidak. Jika diluar pengendalian manajemen maka harus dicari penyebab-penyebabnya agar dapat diambil tindakan korektif untuk menyeimbangkan antara realisasi dan anggaran.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apakah yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ?

2. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ?

3. Bagaimana penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ?

4. Apakah penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

2. Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

3. Menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

4. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi pada anggaran operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.


(26)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran yang telah dilakukan selama ini. Selain itu untuk mengadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar terjadi keseimbangan antara anggaran dengan realisasinya. Selanjutnya jika terjadi penyimpangan, pihak manajemen masih dapat mengelola penyimpangan tersebut sehingga penyimpangan masih berada dalam batas pengendalian manajemen.

2. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tema anggaran, selain itu menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat umumnya.

1.5. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya terbatas pada anggaran operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Data anggaran yang digunakan dalam penelitian adalah anggaran operasional tahun 2006 dan 2007. Data anggaran tahun 2008 belum diaudit sehingga tidak dpat dipublikasikan.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anggaran

2.1.1. Pengertian Anggaran

Menurut Machintosh dan Williams (1992) dalam (Syakhroza, 2000) mendefinisikan anggaran sebagai alat utama bagi manajer untuk menjalankan fungsi manajemen planning, organizing, coordinating and controlling dengan mengacu kepada target dan strategi perusahaan dalam rangka mencapai tujuan jangka perusahaan.

Menurut Adisaputro dan Asri (2003) bussiness budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Harahap (1997) menyatakan bahwa “Budget sebagai suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya secara tertulis sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus, sampai rinciannya dan penyebabnya.

Menurut Nafarin (2004) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang direncanakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.

2.1.2. Tujuan Anggaran

Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2004), diantaranya: 1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih

sumber dan investasi dana.

2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan.


(28)

4. Untuk merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

2.1.3. Manfaat Anggaran

Manfaat penyusunan anggaran menurut Nafarin (2004) adalah sebagai berikut :

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

pegawai.

3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.

5. menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Menurut Ahyari (2002), penggunaan anggaran dalam perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat diantaranya :

1. Terdapatnya perencanaan terpadu.

Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Tidak ada satupun kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan yang terlepas dari anggaran, karena seluruh kegiatan yang dilaksanakan tersebut akan memerlukan biaya.

2. Terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Dengan adanya anggaran perusahaan, maka pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih pasti, karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah ada. Pelaksanaan dengan mempergunakan anggaran yang telah


(29)

7

ditetapkan akan menghasilkan kegiatan yang sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dalam perusahaan tersebut.

3. Terdapatnya alat koordinasi dalam perusahaan.

Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan demikian akan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan. Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman akan berarti melakukan kegiatan dalam perusahaan tersebut dibawah koordinasi yang baik.

4. Terdapatnya alat pengawasan yang baik.

Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka menajemen perusahaan akan dapat membandingkan pelaksanaan kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam perusahaan tersebut, dalam hal ini anggaran akan dapat digunakan sebagai alat pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan dalam perusahaan.

5. Terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan.

Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk kegiatan pelaksanaan kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja dari rencana yang telah disusun serta penyebab apa saja yang menimbulkan penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan di dalam perusahaan serta dicarikan jalan keluarnya.

2.1.4. Karakteristik Anggaran

Menurut Mulyadi (2001) karakteristik anggaran sebagai berikut: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain

keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.


(30)

4. Usulan anggaran di-reviewdan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat berubah pada kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan

dengan anggaran selisihnya dianalisis dan dijelaskan. 2.1.5. Fungsi Anggaran

Anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini disebabkan anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya. Menurut Nafarin (2004) fungsi anggaran diantaranya :

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.

2. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan. Apabila salah satu bagian (departemen) saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka bagian yang lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai rencana.

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controlling). Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:

a. Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran.

b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan).


(31)

9

2.1.6. Keterbatasan Anggaran

Dalam menyusun anggaran terdapat beberapa hal yang membatasi penyusunan anggaran. Menurut Harahap (1997) keterbatasan anggaran tersebut diantaranya :

1. Budgetberdasarkan taksiran

Budget harus disadari bahwa ia merupakan taksiran saat ini tentang apa yang terjadi di masa yang akan datang. Dalam penyusunannya tentu apa yang akan dijadikan dasar adalah pengetahuan dan informasi kita berdasarkan masa lalu dan analisis serta taksiran. 2. Memerlukan penyesuaian yang terus menerus.

Karena sifatnya taksiran dan karena situasi bergerak dan berubah terus maka kita harus terus-menerus secara periodik melakukan perbaikan dan penyesuaian, mengikuti perkembangan yang mempengaruhi budgetitu.

3. Pelaksanaan budgettidak berjalan secara otomatis.

Sistem budget tidak dapat dibiarkan tanpa terus-menerus dikendalikan oleh pimpinan. Budget harus dianalisis, direvisis dan diikuti, tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri.

4. Tidak dapat mengambil alih tugas manajemen/administrasi.

Karena sifatnya yang harus diikuti, dinilai, diperbaiki maka budget tidak akan dapat menggantikan posisi pimpinan dan tidak dapat pula menggantikan posisi administrasi.

5. Memerlukan dana/perhatian/resources.

Sistem budget tentu memerlukan dana, perhatian, dan sumber lainnya untuk dapat berjalan efektif.

6. Dapat mempengaruhi perilaku.

Sistem budgetdapat mempengaruhi perilaku manusia bila positif dan bisa negatif.

7. Dapat menimbulkan ”slack budgeting”

Slack budgeting berarti situasi dimana orang menyalahgunakan budget untuk kepentingannya. Hal ini harus diwaspadai oleh perusahaan.


(32)

8. Harus memenuhi berbagai persyaratan yang kadang sukar disiapkan. Sistem budget hanya dapat berjalan jika terpenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan, hal ini mutlak. Seandainya persyaratan ini tidak dapat dipenuhi maka tujuan budget tidak dapat dicapai secara efisien.

9. Tidak menjamin tercapainya target.

Budget hanya rencana dan fokus. Budget tidak dapat menjamin secara mutlak bahwa ia akan tercapai.

2.1.7. Macam Anggaran

Menurut Nafarin (2004) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut :

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.

b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu-umumnya satu tahun-yang disusun setiap periode anggaran.

b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.


(33)

11

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut ”anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan. Anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari :

1) Anggaran penjualan

2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overheadpabrik.

3) Anggaran beban usaha. 4) Anggaran laporan laba rugi.

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari :

1) Anggaran kas. 2) Anggaran piutang. 3) Anggaran persediaan. 4) Anggaran utang. 5) Anggaran neraca.

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.


(34)

b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran apropriasi (apropriation budget), adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

2.2 Penganggaran Perusahaan

2.2.1. Pengertian Penganggaran Perusahaan

Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba (Nafarin, 2004).

2.2.2. Organisasi Penyusunan Anggaran

Menurut Mulyadi (2001), dalam organisasi penyusunan anggaran terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran, yaitu komite anggaran, departemen anggaran, dan para manajer pusat pertanggungjawaban. Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan oleh dua unit organisasi, diantaranya :

1. Komite anggaran

Komite anggaran merupaka unit organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran dari berbagai pusat pertanggungjawaban untuk kemudian disusun menjadi rancangan anggaran induk (master budget).

Komite anggaran terdiri dari :

a) Direktur utama, sebagai ketua merangkap anggota komite b) Direktur pemasaran, sebagai anggota


(35)

13

c) Direktur produksi, sebagai anggota

d) Direktur keuangan dan administrasi, sebagai anggota e) Manajer departeman keuangan, sebagai sekretaris komite Tugas komite anggaran, yaitu :

1) Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk tahun anggaran.

2) Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok tersebut kepada para manajer pusat pertanggungjawaban.

3) Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban.

4) Melakukan negosiasi dengan para manajer pusat pertanggungjawaban mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan.

5) Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara keseluruhan kepada dewan komisaris dan rapat umum pemegang saham (RUPS).

6) Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris dan RUPS.

7) Melakukan negosiasi dengan para manajer di pusat pertanggungjawaban mengenai anggaran yang telah disahkan oleh RUPS.

8) Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan rapat umum pemegang saham (RUPS).

2. Departeman anggaran

Fungsi dari departemen anggaran, antara lain :

a) Menerbitkan prosedur dan formulir untuk persiapan rancangan anggaran setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. b) Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang

dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan.

c) Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.


(36)

d) Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban manjadi rancangan anggaran induk (master budget).

e) Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada komite anggaran.

f) Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi.

g) Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran perusahaan.

2.2.3. Metode Pembuatan Anggaran

Menurut Harahap (1997), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan budgetdapat dilakukan dengan cara :

1. Otoriter atau top down

Metode otoriter disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budgetatau dianggap akan terlalu lama atau tidak tepat.

2. Demokrasi atau bottom up

Metode demokrasi disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun budget dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.

3. Campuran atau top downdan bottom up

Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.


(37)

15

2.2.4. Prosedur Penyusunan Anggaran

Menurut Nafarin (2004) prosedur penyusunan anggaran dijelaskan dalam beberapa tahap berikut ini :

1. Penentuan pedoman anggaran

Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang sebaiknya dipersiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak (direktur atau komisaris) melakukan dua hal, yaitu :

a. Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.

b. Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota.

2. Persiapan anggaran

Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget) terlebih dahulu menyusun anggaran penjualan (sales forecast). Setelah menyusun anggaran penjualan, manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun anggaran penjualan, anggaran beban penjualan, dan anggaran piutang usaha.

Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan manajer umum menyusun anggaran produksi, anggaran biaya pabrik, anggaran persediaan, dan anggaran utang usaha. Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh manajer pemasaran.

Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun anggaran beban administrasi dan umum. Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer lainnya menyusun anggaran laba rugi, anggaran neraca, anggaran kas, dan anggaran lainnya. Dalam tahap anggaran ini biasanya diadakan rapat antar bagian yang terkait saja.


(38)

3. Penentuan anggaran

Pada tahap rapat penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan :

a. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran

b. Koordinasikan dan penelaahan komponen anggaran c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran

4. Pelaksanaan anggaran

Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.

2.2.5. Proses Pengendalian Anggaran

Proses pengendalian menurut Welsch, Hiltong dan Gordon (2000) didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tidakan perbaikan apabila diperlukan. Menurut Mulyadi (2001) proses pengendalian anggaran dilaksanakan melalui tiga tahap utama, antara lain :

1. Tahap Penetapan Sasaran

Tujuan perusahaan kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi manajemen berperan dalam tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran.

2. Tahap Implementasi

Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjuk manajer yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran dalam perusahaan kemudian mengkonsolidasikannya ke dalam suatu anggaran komprehensif yang


(39)

17

formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting, yaitu :

a. Komunikasi anggaran

Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah.

b. Kerjasama dan koordinasi

Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisai formal maupun informal.

3. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar.

2.2.6. Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Harahap (1997) Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem dimana setiap bagian diatur dalam satu unit pertanggungjawaban dan sistem pencatatan ditetapkan melaporkan prestasi masing-masing bagian. Sedangkan menurut Mulyadi (2001) akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat utama dalam pengendalian manajerial. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya.

Pusat pertanggungjawaban merupakan realisasi dari sistem akuntansi pertanggungjawaban. Pusat tanggung jawab atau pusat pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai suatu unit organisasi (sub unit) yang dikepalai oleh seorang manajer dengan wewenang dan tanggung jawab tertentu. Pusat pertanggungjawaban


(40)

menurut Welsch, dkk (2000) diklasifikasikan berdasarkan ukuran tanggung jawabnya menjadi :

1. Pusat biaya, yaitu suatu pusat tanggung jawab dimana manajer bertanggung jawab untuk mengendalikan biaya yang terjadi.

2. Pusat pendapatan, yaitu suatu usaha tanggung jawab dimana manajer bertanggung jawab untuk mengendalikan pendapatan. 3. Pusat laba, yaitu suatu usaha tanggung jawab dimana manajer

bertanggung jawab untuk mengendalikan pendapatan, biaya dan laba yang terjadi di unit tersebut.

4. Pusat investasi, yaitu suatu usaha tanggung jawab yang satu tingkat lebih tinggi dari pusat laba, dimana manajer bertanggung jawab terhadap biaya, pendapatan, laba dan jumlah sumber daya yang diinvestasikan dalam harta yang digunakan oleh pusat investasi. 2.3. Analisis Varians (Selisih) Anggaran

Menurut Shim & Siegel (2001) analisis varians membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi, departemen, program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak mengetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode.

Menurut Mahsun (2006) analisis selisih anggaran adalah teknik pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran dengan realisasi tanpa melihat keberhasilan program. Pengukuran kinerja ditekankan pada input, yaitu jika terjadinya overspending dan underspending. Analisis varians adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan (Hansen and Mowen, 2006).

Menurut Welsch, dkk (2000) dalam mempertimbangkan dan mengevaluasi varians untuk menentukan sebab yang mendasarinya, kemungkinan yang perlu dipertimbangkan diantaranya :


(41)

19

1. Varians tidak material.

2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya.

3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Untuk meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu, manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya varians.

4. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi.

5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan diselidiki secara teliti.

Beberapa pendekatan utama untuk mempelajari atau menyelidiki varians dalam menentukan sebab yang mendasarinya menurut Welsch, dkk (2000) adalah :

1. Pertemuan dengan manajer pusat tanggung jawab dan penyelia dan karyawan lainnya dalam pusat tanggung jawab yang terlibat.

2. Analisis situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi aktivitas, keefektifan penyeliaan, dan keadaan umum lainnya.

3. Pengamatan langsung.

4. Penyelidikan di tempat oleh manajer lini.

5. Penyelidikan oleh kelompok staf (di spesifikasi menurut tanggung jawab).

6. Pemeriksaan intern. 7. Penelitian khusus. 8. Analisis varians. 2.4. Penelitian Terdahulu

Megalow (2007) dengan judul ”Analisis Selisih Anggaran Biaya Pabrik Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Studi Kasus PT Unitex Tbk Bogor”. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Unitex, Tbk yaitu sebuah perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated textile manufacture). Penganggaran biaya pabrik


(42)

pada PT Unitex, Tbk ini dilakukan dengan metode demokrasi atau Bottom Up, yaitu bawahan yang menetapkan anggaran yang akan dibutuhkan untuk tahun berikutnya dan presiden direktur yang membuat keputusan mengenai anggaran yang akan digunakan. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran dimulai dari manajer bagian atau divisi, kepala bagian, manajer keuangan, dan presiden direktur. Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians sehingga diketahui beberapa penyimpangan yang signifikan antara realisasi dengan anggaran. Pengujian hipotesis juga dilakukan dengan uji t. Pada uji t diketahui bahwa penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen perusahaan. Peneliti juga menawarkan beberapa rekomendasi pada PT Unitex, Tbk.

Prawatiningsih (2007) dengan judul ”Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendalian Keuangan Studi Kasus Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi”. Rumah Sakit Daerah Ciawi merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kabupaten Bogor, pada tahun 2002 RSD Ciawi berubah status menjadi Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Ciawi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 29 tahun 2002. Penelitian ini mengungkapkan prosedur penyusunan anggaran belanja yang telah disusun oleh BRSD Ciawi tahun 2005-2006 dan evaluasi terhadap realisasinya. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran yaitu jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan sarana medis dan non medis, jumlah tempat tidur, rencana penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran (Top Down dan Bottom Up). Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians, hasil dari analisis ini adalah secara keseluruhan penyimpangan yang terjadi favorable. Selanjutnya dilakukan uji t yang diperoleh kesimpulan anggaran belanja tahun 2005 masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Namun pada anggaran belanja tahun 2006 ada yang termasuk dalam batas pengendalian dapat diterima dan ada pula yang termasuk tidak dalam batas pengendalian dapat diterima.


(43)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Sebagai usaha milik pemerintah yang melayani kepentingan umum, maka PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor harus meningkatkan efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen yang ada di dalam organisasinya. Salah satu fungsi dari manajemen yaitu perencanaan (planning). Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. Terdapat beberapa bagian dalam organisasi di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor salah satunya adalah bagian keuangan, di dalamnya terdiri dari beberapa subbagian yang memiliki fungsi berbeda. Subbagian yang berfungsi sebagai perencanaan adalah subbagian anggaran.

Penganggaran perusahaan terbagi ke dalam dua bidang, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Pada penelitian ini dibahas tentang anggaran operasional, yaitu anggaran yang digunakan untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Pada saat menyusun anggaran ditentukan terlebih dahulu faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran. Setelah itu dilakukan proses penyusunan anggaran dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan yang kemudian akan menghasilkan suatu anggaran. Anggaran yang telah ditetapkan dilakukan suatu analisis varians ketika realisasinya telah diketahui. Analisis varians dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya. Setelah itu dilakukan uji t (t-test) jika terdapat penyimpangan dalam analisis varians, uji tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa penyimpangan tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen. Sehingga ketika evaluasi tersebut telah dilakukan, akan menghasilkan sebuah hasil analisis anggaran yang dapat memberikan rekomendasi bagi perusahaan dalam upaya perbaikan anggaran keuangan berupa masukkan saran terhadap perusahaan. Lebih lengkapnya dijelaskan pada Gambar 1 dibawah ini.


(44)

(45)

23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang berlokasi di Jalan Siliwangi No. 121, Bogor. Waktu yang digunakan untuk penelitian sekitar tiga bulan, yaitu dimulai pada bulan Februari-April 2009. Selama tiga bulan tersebut digunakan untuk mendapatkan data-data yang relevan dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor agar dapat diolah dan diteliti kemudian di evaluasi hasilnya.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak yang berperan dalam penyusunan anggaran perusahaan. Daftar pertanyaan wawancara dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan yang berupa data anggaran dan realisasi tahun 2006 dan 2007, SOP PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, dan data tentang perusahaan. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari buku-buku teks, karya ilmiah serta referensi lain yang relevan dalam penelitian ini.

3.3.2. Pengolahan dan Analisa Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians (selisih) anggaran. Analisis varians digunakan untuk mengetahui hasil sesungguhnya rencana yang dianggarkan, yaitu dengan membandingkan biaya yang dianggarkan terhadap biaya aktual yang sama. Analisis varians anggaran dapat menunjukkan dimana terjadinya selisih antara hasil sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui penyebab dari penyimpangan yang terjadi, namun analisis varians tidak akan mempunyai arti kecuali jika varians-varians dilaporkan secara terpisah berdasarkan faktor-faktor penyebabnya dan unit organisasi yang bertanggung jawab sehingga penyimpangan tersebut dapat diperbaiki.


(46)

Keseluruhan proses analisis varians adalah berjenjang. Perincian terbesar terjadi pada tingkat organisasi terendah yang dilaporkan. Analisis varians semakin ringkas pada setiap tingkat organisasi yang lebih tinggi. Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya ada yang menguntungkan (favorable) dan ada yang merugikan (unfavorable).

Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendapatan dan biaya. Dari segi pendapatan apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangan yang terjadi menguntungkan atau favorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut merugikan atau unfavorable. Namun hal tersebut berbeda pada segi biaya. Apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangannya merugikan atau unfavorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut menguntungkan atau favorable.

Pengolahan data dalam menganalisis anggaran tersebut menggunakan alat bantu yaitu berupa software komputer Microsoft Excel 2007, sedangkan untuk melakukan uji hipotesis alat bantu yang digunakan adalah Statistic Packages for The Social Sciences (SPSS) 13 for Windows.

Data yang telah diolah, selanjutnya diuji dengan hipotesis uji t (t-test). Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menganalisis penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dengan realisasinya. Menurut Riduwan (2005) tujuan dari uji t adalah untuk membandingkan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Uji ini digunakan untuk menganalisis penyimpangan anggaran serta menguji kebenaran dari hipotesis. Langkah-langkah untuk melakukan uji t (t-test) menurut Riduwan (2005) yaitu :


(47)

1. Buatlah H

H0 : Penyimpangan

Ha : Penyimpangan

2. Buatlah H H0 : μ

Ha : μ

3. Mencari t Rumus nilai

Dimana

Keterangan :

1 = Rata 2 =

n1 = Jumlah laporan

n2 = Jumlah laporan

X1 = Anggaran

X2 = Realisasi anggaran

S1 = Standa

S2 = Standa

4. Tentukan terlebih dahulu taraf signifikannya (α) kemudian dicari t tabeldengan ketentuan db = n

Taraf signifikan (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05.

Buatlah H0 dan Hadalam uraian kalimat

: Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan masih dalam batas pengendalian

: Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan tidak dalam batas pengendalian

Buatlah Hadan H0dalam model statistik

: μ1 =μ2

: μ1≠μ2

Mencari t hitung

Rumus nilai t :

...

Dimana S :

……..………….. (2)

Keterangan :

= Rata-rata nilai anggaran = Rata-rata nilai realisasi = Jumlah laporan anggaran = Jumlah laporan realisasi = Anggaran

= Realisasi anggaran = Standar deviasi X1

= Standar deviasi X2

Tentukan terlebih dahulu taraf signifikannya (α) kemudian dicari

dengan ketentuan db = n-1.

Taraf signifikan (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05.

25

anggaran dan realisasi

anggaran dan realisasi

... (1)

……..………….. (2)

Tentukan terlebih dahulu taraf signifikannya (α) kemudian dicari Taraf signifikan (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05.


(48)

5. Tentukan kriteria pengujian.

Jika t hitung< t tabelmaka H0diterima dan Haditolak.

Jika t hitung> t tabelmaka H0ditolak dan Haditerima.

6. Bandingkan antara t hitungdan t tabeldan gambarlah posisinya.


(49)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bogor disingkat PDAM Kota Bogor, didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1977 tanggal 31 Maret 1977, kemudian disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No.: 300/HK.011/SK/1977 tanggal 5 Juli 1977. Selanjutnya diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Dati II Bogor No. 7 tahun 1977 Seri D dan perubahan No. 4 tahun 1990 tanggal 10 Januari 1990. Terakhir dengan Peraturan Daerah No. 14 tahun 2005 tanggal 25 Desember 2005. Sejak diberlakukannya Perda No. 5 Tahun 1977, status perusahaan berbentuk badan hukum, dimana sebelum dialihkan menjadi Perusahaan Daerah, status Perusahaan Air Minum semula adalah sebagai Dinas Daerah.

Dalam perjalanannya sejarah menunjukkan bahwa Kota Bogor yang dahulu dikenal dengan sebutan Buitenzorg telah mempunyai sistem pelayanan air minum sejak tahun 1918 yang dibangun oleh Pemerintah Belanda saat itu, dengan memanfaatkan sumber mata air Kota Batu yang letaknya di daerah Kabupaten Bogor yang berjarak ±7 km dari Kota Bogor. Nama perusahaan air minum waktu itu ialah Gemente Waterleiding Buitenzorg yang beroperasi dengan kapasitas produksi sebesar 70 liter/detik. Sumber mata air Kota Batu merupakan cikal bakal keberadaan PDAM Kota Bogor, dan tahun 1918 dipandang sebagai awal dimulainya pelayanan air minum di Kota Bogor.

Pada tahun 1930-1950, dilakukan penambahan kapasitas air sebanyak 30 liter/detik, yang berasal dari Mata Air Ciburial milik PAM Jaya. Pada tahun 1956, jumlah pelanggan ± 7000 sambungan langganan dengan tingkat kehilangan air mencapai 50 %. Kehilangan air yang cukup besar tersebut diakibatkan oleh kurang baiknya pipa


(50)

dinas (sebelum meter air) dan kondisi pipa distribusi yang sudah tua. Sesuai dengan pentumbuhan penduduk dan perkembangan kota, mulai dirasakan adanya kekurangan air minum. Menindaklanjuti kondisi tersebut, Departemen PUTL segera melakukan survey dan perencanaan-perencanaan strategis untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan. Untuk mengatasi kebutuhan jangka pendek, mulai tahun 1967 Departemen PUTL merencanakan penambahan kapasitas air dari mata air Bantar Kambing melalui Reservoir Cipaku. Mengingat besarnya investasi yang diperlukan untuk pemasangan pipa transmisi dari mata air Bantar Kambing ke Reservoir Cipaku, pemerintah pusat mengusahakan bantuan dari luar negeri.

Pada tahun 1970 berhasil diperoleh bantuan berupa hibah (Grant) dari Pemerintahan Australia, yang dikenal dengan proyek Colombo Plan. Bantuan dari Pemerintahan Australia tersebut dilakukan oleh Vallentine Laurie & Davies Consulting Engineers dari Sydney Australia.

Modal dasar perusahaan terdiri atas kekayaan daerah yang berasal dari seluruh kekayaan Perusahaan Air Minum pada waktu kedudukannya sebagai Dinas Daerah dan merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Modal perusahaan sesuai neraca pembukuan PDAM Kodya Dt. II Bogor hasil Audit Akuntansi Negara (Kanwil III DJPKN Bandung) per 1 April 1977 keseluruhannya berjumlah Rp 3.075.358.562,63 yang terdiri dari :

Tabel 2. Modal Perusahaan Sesuai Neraca Pembukuan PDAM Kodya Dt. II Bogor

- Eks Modal Pemda Rp 518.176.260,19 - Eks Modal Pemerintah Pusat Rp 1.048.922.301,44 - Eks Bantuan Australia Rp 1.508.260.000,00

Sampai dengan 31 Agustus 1982, tercatat 18.310 sambungan langsung. Dengan memanfaaatkan sumber air Kota Batu, Tangkil dan Bantar Kambing.


(51)

29

Sejalan dengan pertumbuhan kota dan pertambahan penduduk, permintaan akan air bersih terus meningkat. Di satu sisi kapasitas air yang tersedia yang berasal dari mata air sudah dimanfaatkan secara maksimal. Sesuai dengan hasil studi kelayakan, manajemen memutuskan untuk memulai memanfaatkan sumber air baku dari air permukaan.

Pada tahun 1988, Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan sistem pengolahan secara lengkap dengan kapasitas 120 liter/detik mulai beroperasi. Instalasi/Water Treatment Plantyang berlokasi di Cipaku tersebut, memanfaatkan sumber air baku dari sungai Cisadane, Instalasi Pengolahan Cipaku ini dibangun dengan biaya ± Rp 1,2 milyar yang berasal dari dana sendiri. Tahun 1994, Instalasi Cipaku ditingkatkan kapasitasnya menjadi 180 liter/detik. Penambahan kapasitas produksi didapat dari pembangunan instalasi 60 liter/detik ditambah IPA 120 liter/detik (IPA existing).

Saat ini PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor memiliki 6 wilayah pelayanan yaitu Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kota Bogor Timur, Kota Bogor Barat, Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Kota Bogor Tengah dan Kecamatan Kota Bogor Utara. Hingga akhir tahun 2008 (Oktober) PDAM memiliki jumlah pelanggan sebanyak 78.945 sambungan yang tersebar pada enam wilayah tersebut. Tingkat cakupan pelayanan pada tiap wilayah pelayanan rata-rata beragam, hanya satu daerah seperti Kecamatan Kota Bogor Tengah telah mencapai cakupan pelayanan 90%. Hingga akhir tahun 2008 dari total sambungan tersebut masih dirasakan belum sepenuhnya mencapai besaran pelayanan yang diinginkan yaitu 80%, dimana PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pun pada tahun 2008 baru mencapai tingkat pelayanan sekitar 47,57% terhadap jumlah penduduk Kota Bogor. Saat ini kapasitas terpasang sebesar 1.650 liter/detik, termanfaatkan 1.280 liter/detik sehingga PDAM masih memiliki idle kapasitas yang dapat dimanfaatkan untuk mendapat raihan pelanggan.


(52)

4.1.2. Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Sebagai sebuah perusahaan yang berfungsi melayani pemenuhan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, keberadaan PDAM memiliki kekhususan yang berdampak pada pola operasionalnya. Kekhususan atau karakteristik yang dimiliki PDAM terutama adalah: a. PDAM adalah sebuah lembaga usaha milik daerah, sehingga

secara tidak langsung masyarakat turut menjadi pemilik PDAM. b. Sebagai sebuah perusahaan, PDAM diharuskan dikelola secara

profesional sehingga mampu menghasilkan sejumlah keuntungan yang layak.

c. Menjadi salah satu aktor pembangunan daerah dalam bentuk turut menyediakan prasarana kota yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi daerah.

d. Melayani pemenuhan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, yaitu berupa air bersih dan dalam pengembangan selanjutnya diharapkan mampu menyiapkan air (siap) minum/potable water. Sesuai dengan karakteristik PDAM tersebut, selain PDAM harus memiliki arah yang jelas dalam pengelolaannya, juga harus dikelola secara transparan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, rumusan visi dan misi perusahaan yang dipublikasikan menjadi suatu keharusan. Pernyataan visi dan misi sangat berperan dalam strategi pengembangan sistem kualitas serta menggambarkan identitas organisasi dan pemahaman terhadap arah yang akan dituju.

Visi merupakan gambaran tentang keadaan ideal organisasi di masa mendatang yang memberikan penjelasan mengenai :

1. Gambaran yang nampak mengenai idealitas organisasi yang dikehendaki di masa mendatang.

2. Tuntutan dan sekaligus tantangan yang dikonsentrasikan ke depan, sehingga tidak memperhatikan kemapanan yang telah dicapai saat ini.


(53)

31

3. Memperlihatkan sebuah pandangan masa depan yang realistik, oleh karenanya visi yang dirumuskan tidak memimpikan hal-hal yang mustahil, melainkan mimpi yang dapat dicapai.

4. Bentuk pemahaman terhadap peran dan citra diri PDAM sebagai sebuah lembaga milik daerah yang berfungsi melayani penyediaan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

5. Cerminan kepekaan perusahaan dalam memahami situasi yang ada saat ini dan perkembangannya di masa mendatang dalam kaitannya dengan kepentingan organisasi dalam mencapai idealitas yang diinginkan di masa mendatang.

6. Panduan organisasi yang membawa PDAM untuk mencapai situasi yang lebih baik.

Sedangkan misi adalah ungkapan mengenai maksud pendirian perusahaan serta alasan keberadaannya, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut dan harapan dari para stakeholders utamanya.

Mengingat rumusan visi dan misi sangat penting artinya, PDAM telah merumuskan visi dan misi perusahaan dan dipandang masih relevan untuk diterapkan selama periode perencanaan perusahaan/corporate plan 2008-2012. Visi dan Misi dari PDAM Kota Bogor tersebut disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi, keinginan dari para stakeholder, serta pertimbangan aspek internal dan eksternal (SWOT).

Visi PDAM Kota Bogor adalah: “Menjadi perusahaan terdepan dalam bidang pelayanan air minum”. Untuk mewujudkan Visi tersebut PDAM telah menetapkan misinya sebagai berikut: “Memberikan kepuasan pelayanan air minum secara berkesinambungan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan yang ada dengan mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat dan berperan sebagai penunjang otonomi daerah serta meningkatkan sumber daya manusia secara maksimal.”


(54)

1. Menyelenggarakan sistem pelayanan air minum yang unggul berkesinambungan memenuhi mutu yang berlaku untuk menjamin tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan. 2. Mengembangkan bidang usaha sistem pelayanan air minum yang

efisien, efektif dan tepat guna sehingga produk dan kinerja yang dihasilkan dapat dipasarkan dalam jangkauan masyarakat pelanggannya dengan memperhatikan undang-undang konsumen. 3. Mewujudkan penyelenggaraan perusahaan milik daerah yang

dapat menunjang otonomi daerah secara maksimal.

4. Menyelesaikan aspek teknik, aspek manajemen, dan aspek kewirausahaan dalam penyelenggaraan sistem pelayanan yang berorientasi pada manfaat dan perlindungan sumber daya lingkungan.

5. Mengembangkan penelitian dan kegiatan inovatif serta peningkatan sumber daya manusia yang dapat menopang tuntutan pertumbuhan kebutuhan perusahaan dan pembangunan nasional pada umumnya.

Tujuan dibentuknya PDAM sebagaimana ditetapkan dalam pasal 3 Peraturan Daerah Tingkat II Bogor No. 5 tahun 1977 adalah : a) Melaksanakan kebijaksanaan pembangunan daerah.

b) Meningkatkan kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat.

Mengacu kepada tujuan tersebut, dibuatlah beberapa tugas pokok PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu :

a) Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Bogor secara memadai, adil, dan merata serta berkesinambungan

b) Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota Bogor.

Sasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sampai dengan tahun 2012 pada intinya adalah mendukung program Pemerintah Kota Bogor dalam pencapaian cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, dan secara terus-menerus meningkatkan profesionalisme dalam


(55)

33

pengelolaan PDAM. Secara rinci sasaran perusahaan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui penambahan kapasitas sebesar 800 liter/detik.

2. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih melalui sistem perpipaan dari 49,1% pada tahun 2006 menjadi 52,0% pada tahun 2012.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengaliran air selama 24 jam/hari kepada seluruh pelanggan.

4. Secara bertahap, mengembangkan kualitas pelayanan melalui pendistribusian air setara kualitas air siap minum/potable water. 5. Secara terus menerus meningkatkan kompetensi pegawai melalui

pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan.

6. Seluruh kegiatan PDAM dilaksanakan secara profesional sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan pada setiap aspek kegiatan yang dilaksanakan.

7. PDAM memperoleh keuntungan maksimal sehingga memiliki kemampuan keuangan yang cukup untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran utang, pembayaran biaya operasi dan pemeliharaan serta pembayaran lainnya.

8. Mendukung pemerintah daerah dalam merealisasikan program peningkatan cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat melalui penyelenggaraan layanan yang berkaitan dengan pemanfaatan air bersih melalui sistem non perpipaan.

4.1.3. Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Struktur organisasi yang diterapkan didasarkan pada Peraturan Walikota Bogor No. 11 tahun 2005, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Sesuai dengan ketentuan tersebut struktur organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sebagai berikut:


(56)

Dewan Direksi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor : 1. Direktur Utama : H. Memet Gunawan, SE 2. Direktur Umum : Drs. H. Achyani Suardi, MM 3. Direktur Teknik : Henry Darwin

Direktur Utama membawahi : 1. Direktur Umum

2. Direktur Teknik

3. Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI)

4. Kepala Penelitian & Pengembangan dan Pendataan dan Elektrikal (Litbang & PDE)

Direktur Teknik membawahi 4 kepala bagian, terdiri dari : 1. Kepala Bagian Perencanaan dan Supervisi

2. Kepala Bagian Produksi

3. Kepala Bagian Transmisi dan Distribusi 4. Kepala Bagian Pemeliharaan

Direktur Umum membawahi 4 kepala bagian, terdiri dari : 1. Kepala Bagian Keuangan

2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) 3. Kepala Bagian Hukum dan Humas

4. Kepala Bagian Pelengkapan

Dalam menjalankan akivitas perusahaan dilaksanakan oleh Badan Pengawas dan Dewan Direksi. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No. 14 tahun 2005, Badan Pengawas paling banyak berjumlah 3 orang dan 1 orang diantaranya dipilih sebagai ketua. Unsur dari Badan Pengawas terdiri dari :

1. 1 (satu) orang dari unsur pemerintah daerah 2. 1 (satu) orang dari unsur perseorangan/profesional 3. 1 (satu) orang dari unsur masyarakat/konsumen

Pada Lampiran 2. dapat dilihat bagan organisasi yang diterapkan saat ini.

Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan, telah disusun uraian tugas dan tanggung jawab/job description bagi setiap posisi dalam


(1)

Lampiran 7. Hasil uji t penyimpangan biaya tidak langsung pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006

t-test

One-Sample Statistics

3 -58200152.82 343824177.98 198506981.71 Biaya Tidak

Langsung 2006

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

One-Sample Test

-.293 2 .797 -58200152.82 -912306759.55 795906453.92 Biaya Tidak

Langsung 2006

t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference Test Value = 0


(2)

Lampiran 8. Hasil uji t penyimpangan laba bersih pada anggaran operasional

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006

t-test

One-Sample Statistics

4 -109460205.75 589552283.39 294776141.69 Laba Bersih

2006

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

One-Sample Test

-.371 3 .735 -109460205.75 -1047569448.77 828649037.27 Laba Bersih

2006

t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference Test Value = 0


(3)

Lampiran 9. Hasil uji t penyimpangan pendapatan pada anggaran operasional

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2007

t-test

One-Sample Statistics

3 -465894758.63 1844991837.63 1065206534.1 Pendapatan

2007

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

One-Sample Test

-.437 2 .705 -465894758.63 -5049108560.35 4117319043.09 Pendapatan

2007

t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the Difference


(4)

Lampiran 10. Hasil uji t penyimpangan biaya langsung pada anggaran operasional

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2007

t-test

One-Sample Statistics

5 -350923588.79 377575081.64 168856709.83 Biaya Langsung

2007

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

One-Sample Test

-2.078 4 .106 -350923588.79 -819744974.28 117897796.71 Biaya Langsung

2007

t df

Sig.

(2-tailed) Mean Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference Test Value = 0


(5)

Lampiran 11. Hasil uji t penyimpangan biaya tidak langsung pada anggaran

operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2007

t-test

One-Sample Statistics

3 338858825.11 675271616.80 389868249.74 Biaya Tidak

Langsung 2007

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

One-Sample Test

.869 2 .476 338858825.11 -1338608863.86 2016326514.08 Biaya Tidak

Langsung 2007

t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the Difference


(6)

Lampiran 12. Hasil uji t penyimpangan laba bersih pada anggaran operasional

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2007

t-test

One-Sample Statistics

4 -629739956.25 1241801366.88 620900683.44 Laba Bersih

2007

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

One-Sample Test

-1.014 3 .385 -629739956.25 -2605723042.22 1346243129.72 Laba Bersih

2007

t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference Test Value = 0