Lanjutan Tabel 4.
Laba sebelum PPH badan
- 1,184,565,626
12.81 favorable
Estimasi PPH badan -363,185,222
-11.62 unfavorable
LABA BERSIH -821,380,404
13.42 favorable
Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Hasil dari analisis varians terhadap anggaran operasional PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil penghitungan dapat diketahui bahwa terdapat tiga kategori
pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan, biaya langsung, dan biaya tidak langsung.
1. Pendapatan Pendapatan yang diterima oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
terdiri dari pendapatan air, pendapatan non air, dan pendapatan lain-lain. Analisis varians yang dilakukan pada pendapatan air menghasilkan
sebuah penyimpangan yang unfavorable. Jumlah penyimpangan yang terjadi sebesar -1,80 dengan selisih Rp 1313.450.011. Anggaran yang
dibuat sebelumnya memiliki nilai lebih besar dari realisasinya. Hal ini terjadi karena anggaran pemakaian air sebesar 25.172.300 m
3
hanya terealisasi sebesar 24.655.516 m
3
. Selain itu jumlah pelanggan yang dianggarkan sebanyak 74.031 sambungan langganan SL dengan
pemakaian rata-rata per SL per bulan 28,34 m
3
dan harga air rata-rata Rp 2.773,51 menghasilkan realisasi jumlah pelanggan 74.898 SL dengan
pemakaian rata-rata per SL per bulan 27,43 m
3
dan harga air rata-rata Rp 2.767,10. Realisasi rata-rata m
3
SL sebesar 27,43 m
3
dari yang dianggarkan sebesar 28,34 m
3
tersebut disebabkan kondisi air antara supply dan demand sudah tidak seimbang, untuk memenuhi kebutuhan
jumlah pelanggan sebesar 74.898 SL PDAM hanya mampu memenuhi rata-rata m
3
SL sebesar 27,43 m
3
. Persentase penyimpangan favorable yang paling signifikan terjadi
pada pendapatan yaitu pendapatan lain-lain sebesar 129,5 dengan nilai selisih Rp 340.951.934. Penyimpangan pada pendapatan lain-lain terjadi
karena penerimaan bunga deposito dan bunga jasa giro yang menjadi
faktor penyusun pendapatan lain-lain lebih besar dari anggaran. Pendapatan lain-lain yang berada di atas anggaran juga terjadi karena
adanya penjualan meter bekas dan fee retribusi kebersihan yang meningkat sebesar 151,65 .
Penyimpangan favorable juga terjadi pada pendapatan non air yaitu sebesar 52.71 dengan selisih Rp 2.370.182.353. Pendapatan ini terdiri
dari pendapatan sambungan baru, bukaan kembali, denda keterlambatan bayar, jasa penertiban meter air, dan pendapatan lainnya. Penyimpangan
pendapatan non air sebesar -52,71 disebabkan pendapatan sambungan baru yang dianggarkan sebesar 1.500 SL dalam realisasinya sebesar
2.478 SL atau melebihi anggaran sebesar 978 SL. Dalam anggaran seluruh sambungan baru dianggap sebagai pelanggan domestik dengan
harga pemasangan baru sebesar Rp 1.200.000 dalam realisasinya sebesar 170 SL termasuk dalam golongan niaga dengan tarif pemasangan baru
sebesar Rp 1.900.000. Selain itu jasa bukaan kembali yang terealisasi di atas anggaran disebabkan adanya penyesuaian jasa bukaan kembali
sesuai dengan SK. Direksi nomor 3 tahun 2007. Denda keterlambatan bayar juga mengalami penyesuaian sesuai dengan SK. Direksi nomor 3
tahun 2007. Jasa pengawasan, jasa penertiban meter air, jasa perbaikan persil, dan pendapatan lainnya juga terealisasi lebih besar dari yang
dianggarkan. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable dengan jumlah persentase sebesar 1,80 dan selisih sebesar Rp
1.397.684.276. 2. Biaya Langsung
Biaya langsung terdiri dari biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya perpompaan, dan biaya perencanaan
teknik. Analisis varians yang dilakukan pada biaya sumber air menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -21,47 dengan nilai
selisih Rp 921.996.929. Hal tersebut terjadi dikarenakan biaya pegawai, biaya listrik, dan biaya bahan kimia yang terealisasi lebih besar dari
anggaran. Selain itu biaya pemeliharaan sumber air juga meningkat karena
adanya pekerjaan
jaringan kabel
Kota Batu
SPK
No.16PRWTIV2007 yang tidak dianggarkan, pemasangan pompa submersible SPK No. 15PRWTIII2007, perbaikan pintu air intake
Ciherang Pondok SPK No. 13PRWTIII2007, rekondisi DAV dan Wash Out Tangkil SPK No. 21.1PRWTV2007, dan perbaikan
bangunan Tangkil SPK No. 26PRWTVI2007 yang terjadi melebihi anggaran yang dianggarkan serta pada bulan Desember terjadi perubahan
pembebanan dari beban investasi ke beban biaya akibat dari perubahan kebijakan akuntansi.
Biaya pengolahan air menghasilkan penyimpangan yang unfavorable
sebesar -5,33 dengan selisih Rp 547.520.761. Penyimpangan yang terjadi dikarenakan biaya pegawai, biaya bahan
kimia, biaya listrik PLN, dan biaya rupa-rupa operasi melebihi dari anggaran. Selain itu biaya pemeliharaan pengolahan air terealisasi di atas
anggarannya, hal tersebut terjadi karena adanya pekerjaan rekondisi motorizer 1,5 HP 1400 Rpm Backwash Butterfly Valve Dia 8” di lokasi
WTP Dekeng SPK No. 4SPK-PRWI2007 yang tidak dianggarkan; pekerjaan
pemeliharaan bangunan
WTP Cipaku
SPK No.
6PRWI2007; pekerjaan rekondisi fluktuator dan sedimentasi di lokasi WTP Dekeng PDAM SPK No. 22PRWVI2007; adanya pekerjaan
perbaikan meter induk type elektromagnetik di lokasi WTP Dekeng, Cipaku, Bantar Kambing dan Pajajaran SPK No. 21.1PRWV2007;
perbaikan tiga unit filter WTP Dekeng SPK No. 19KonsVIII2007; dan pemasangan keramik dinding filtrasi WTP Dekeng SPK No.
32PRWIX2007 yang terealisasi di atas anggaran yang telah ditentukan sebelumnya serta pada bulan Desember terjadi perubahan
pembebanan dari beban investasi ke beban biaya akibat dari perubahan kebijakan akuntansi.
Komponen biaya langsung selanjutnya adalah biaya transmisi dan distribusi. Hasil dari analisis varians menunjukkan bahwa biaya
transmisi dan distribusi menghasilkan penyimpangan yang unfavorable. Penyimpangannya memiliki nilai sebesar -0,87 dengan selisih Rp
126.284.662. Realisasi dari biaya transmisi dan distribusi melebihi
anggaran yang telah ditentukan, hal itu dikarenakan biaya operasi yang terdiri dari biaya pegawai, biaya pemakaian bahan, biaya pemakaian
pipa persil, biaya tutupan, biaya listrik, dan biaya rupa-rupa operasi terealisasi melebihi anggarannya yaitu sebesar 3,2 . Realisasi yang
paling besar terjadi pada biaya rupa-rupa operasi. Peningkatan biaya tersebut terjadi karena adanya pengadaan 40 buah jaket anti air yang
melebihi anggaran SPK No. 197SPXII06 serta pengadaan 28 wearpack yang tidak dianggarkan sebelumnya.
Selain biaya operasi yang melebihi anggaran, biaya pemeliharaan transmisi dan distribusi juga melebihi anggaran sebelumnya. Biaya
pemeliharan terealisasi di atas anggaran sebesar 23,16 . Hal ini terjadi karena adanya pekerjaan rekondisi pompa booster Jl. Durian Raya yang
melebihi anggaran SPK No. 8PRWII07, pengukuran debit air dengan ultrasonik di Tangkil SPK No. 1TRANI07 yang tidak dianggarkan,
rekondisi pompa booster Danau Bogor Raya SPK No. 12PRWIII07 yang melebihi anggaran, dan adanya pekerjaan jasa pemasangan rotoseal
anti meter yang tidak dianggarkan. Selain itu pada bulan Desember terjadi perubahan pembebanan dari beban investasi ke beban biaya
akibat dari perubahan kebijakan akuntansi. Analisis varians yang dilakukan pada biaya perpompaan
menghasilkan penyimpangan unfavorable. Nilai dari penyimpangan tersebut sebesar -6,48 dengan selisih Rp 17.876.250. Komponen
terakhir dari biaya langsung adalah biaya perencanaan teknik. Biaya perencanaan teknik menghasilkan penyimpangan sebesar -10,43
dengan selisih Rp 140.939.343 sehingga menghasilkan penyimpangan yang unfavorable. Total biaya langsung memiliki penyimpangan yang
unfavorable dengan persentase sebesar -5,73 dan selisih Rp 1.754.617.944.
3. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung terdiri dari biaya umum dan keuangan; biaya
hubungan langganan; dan biaya lain-lain. Setelah dilakukan analisis varians pada biaya umum, dihasilkan penyimpangan yang favorable.
Penyimpangan ini memiliki nilai 3,95 dengan selisih Rp 1.116.704.027. Secara keseluruhan biaya umum terealisasi sebesar 96,05
dengan uraian sebagai berikut: biaya pegawai terealisasi sebesar 105,81 ; biaya kantor terealisasi 100,23 ; biaya pemeliharaan
terealisasi sebesar 96,10 ; biaya penyisihan piutang usaha di atas anggaran sebesar 55,92 ; biaya direksi di atas anggaran; biaya
keuangan terealisasi sebesar 105,14 hal ini terjadi karena adanya denda bunga dan pokok pinjaman ADB yang tidak dianggarkan; biaya
bunga kendaraan terealisasi 100 ; dan total rupa-rupa biaya umum lainnya terealisasi berada di bawah anggaran.
Selanjutnya analisis varians dilakukan pada biaya hubungan langganan dan biaya lain-lain. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa
penyimpangan yang terjadi pada biaya hubungan langganan adalah unfavorable dengan nilai penyimpangan -0,08 dan selisih sebesar Rp
3.059.646. Penyimpangan yang bersifat unfavorable juga terjadi pada biaya lain-lain yaitu sebesar -23,00 dengan selisih Rp 97.067.905.
Total biaya tidak langsung menghasilkan penyimpangan favorable dengan jumlah penyimpangan sebesar 3,12 dengan selisih sebesar Rp
1.016.576.475. 4. Laba Bersih
Laba bersih dihasilkan dari penghitungan total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, serta estimasi PPH badan.
Hasil analisis varians terhadap estimasi PPH badan menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah unfavorable dengan nilai persentase -
8,44 dan besar selisih Rp 383.234.080. Sedangkan persentase penyimpangan laba bersih yaitu bernilai 2,75 . Penyimpangan ini
termasuk favorable dengan nilai selisih Rp 276.408.727.
Tabel 5. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2007
Uraian Analisis
Varians Penyimpanga
n UF
PENDAPATAN Pendapatan air
1,313,450,011 -1.80
unfavorable Pendapatan non air