Pra-Interpretasi HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-1 dengan Seismic Volume B land dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.2 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-1 memang terlihat kurang baik sehingga hasil well seismic tie sedikit kurang baik. Pada Sumur EM-2 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1150 ms dan panjang window data 600 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut dapat dilihat hasilnya pada Gambar 5.3 dimana panjang gelombang 260 ms, lag time 56 , dan phase -30 . Gambar 5.3 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-2 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-2 dengan Seismic Volume A off-shore dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.4 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-2 terlihat cukup baik sehingga hasil well seismic tie sudah baik. Gambar 5.4 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-2 terhadap Seismic Volume A off-shore 39 Pada Sumur EM-3 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1320 ms dan panjang window data 400 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut dapat dilihat hasilnya pada Gambar 5.5 dimana panjang gelombang 250 ms, lag time 24 , dan phase -150 . Gambar 5.5 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-3 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-3 dengan Seismic Volume A off-shore dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.6 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-3 terlihat sangat baik sehingga hasil well seismic tie sangat baik pula. Gambar 5.6 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-3 terhadap Seismic Volume A off-shore 41 Pada Sumur EM-4 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1480 ms dan panjang window data 400 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut kita dapat melihat hasilnya pada Gambar 5.7 dimana panjang gelombang 260 ms, lag time 68 , dan phase 0 . Gambar 5.7 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-4 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian diakukan well-seismic tie Sumur EM-4 dengan Seismic Volume A off-shore dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.8 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-4 terlihat cukup baik sehingga hasil well seismic tie sudah baik. Gambar 5.8 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-4 terhadap Seismic Volume A off-shore 4 3 Pada Sumur EM-5 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1460 ms dan panjang window data 400 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut kita dapat melihat hasilnya pada Gambar 5.9 dimana panjang gelombang 260 ms, lag time 120 , dan phase -160 . Gambar 5.9 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-5 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-5 dengan Seismic Volume A off-shore dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.10 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-5 terlihat cukup baik sehingga hasil well seismic tie sudah baik. Gambar 5.10 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-5 terhadap Seismic Volume A off-shore 45 Pada Sumur EM-6 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1300 ms dan panjang window data 500 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut kita dapat melihat hasilnya pada Gambar 5.11 dimana panjang gelombang 250 ms, lag time 0 , dan phase -60 . Gambar 5.11 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-6 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-6 dengan Seismic Volume B land dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.12 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-6 terlihat cukup baik sehingga hasil well seismic tie sudah baik. Gambar 5.12 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-6 terhadap Seismic Volume B land 4 7 Pada Sumur EM-7 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1300 ms dan panjang window data 450 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut kita dapat melihat hasilnya pada Gambar 5.13 dimana panjang gelombang 250 ms, lag time 0 , dan phase -180 . Gambar 5.13 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-7 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-7 dengan Seismic Volume B land dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.14 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-7 terlihat kurang baik sehingga hasil well seismic tie sedikit kurang baik. Gambar 5.14 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-7 terhadap Seismic Volume B land 49 Pada Sumur EM-8 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1240 ms dan panjang window data 450 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut kita dapat melihat hasilnya pada Gambar 5.15 dimana panjang gelombang 260 ms, lag time 60 , dan phase -90 . Gambar 5.15 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-8 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-8 dengan Seismic Volume B land dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.16 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-8 terlihat kurang baik sehingga hasil well seismic tie sedikit kurang baik. Gambar 5.16 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-8 terhadap Seismic Volume B land 51 Pada Sumur EM-9 dilakukan ekstraksi wavelet dengan masukan posisi awal 1720 ms dan panjang window data 500 ms. Dari ekstraksi wavelet tersebut kita dapat melihat hasilnya pada Gambar 5.17 dimana panjang gelombang 250 ms, lag time 96 , dan phase 0 . Gambar 5.17 Hasil ekstraksi wavelet untuk Log Sumur EM-9 Dari sintetik seismogram tersebut kemudian dilakukan well-seismic tie Sumur EM-9 dengan Seismic Volume A off-shore dan diperoleh hasil seperti pada Gambar 5.18 . Pada zona interest dalam kotak biru terlihat data seismik pada daerah Sumur EM-9 terlihat cukup baik sehingga hasil well seismic tie sudah baik. Gambar 5.18 Well-seismic tie pada Log Sumur EM-9 terhadap Seismic Volume A off-shore 53

5.2 Interpretasi Horison

Dari data ekstraksi wavelet kita dapat melihat bahwa pada area off-shore memiliki hasil well-seismic tie yang lebih baik daripada di area land. Hal ini dikarenakan data seismik di off-shore lebih baik dibandingkan data seismik di land sehingga mempengaruhi hasil well-seismic tie. Setelah seismogram sintetik dan data sumur diikat dengan data seismik, langkah selanjutnya adalah melakukan picking horizon yang dipandu oleh data sumur well marker pada perangkat lunak Seiswork. Zona interest berada pada umur batuan Paleosen hingga Eosen Tengah, sehingga untuk batas bawah dilakukan picking pada batas Paleosen Awal BASE- Z dan sebagai guide dilakukan picking pada batas Paleosen Akhir TOP-Z. Picking dilakukan dengan interval 32 bin inline dan xline pada area off-shore, sementara pada area land menggunakan data yang sudah ada dikarenakan data seismik yang kurang baik dan cukup sulit diinterpretasi untuk area land. Setelah melakukan picking pada masing-masing BASE-Z dan TOP-Z kemudian dilakukan interpolasi pada hasil picking tersebut. Gambar 5.19 Picking horizon BASE-Z pada Seismic Volume A off-shore 55 Gambar 5.20 Hasil interpolasi horison BASE-Z pada area off-shore 56 Gambar 5.21 Hasil gabungan interpolasi horison BASE-Z area off-shore dan land 57