2.3.6 Stratigrafi Lempeng Pasifik
Pada umumnya batuan Lempeng Pasifik terdiri atas batuan asal penutup mantle derived rock, island-arc volcanis dan sedimen laut dangkal. Di Papua,
batuan asal penutup banyak dijumpai luas sepanjang sabuk Ophiolite Papua, Pegunungan Cycloop, Pulau Waigeo, Utara Pegunungan Gauttier dan sepanjang
zona sesar Sorong dan Yapen pada umumnya terbentuk oleh batuan ultramafik, plutonil basik, dan mutu-tinggi metamorfik. Sedimen dalam Lempeng Pasifik
dicirikan pula oleh karbonat laut-dangkal yang berasal dari pulau-arc. Satuan ini disebut Formasi Hollandia dan tersebar luas di Waigeo, Biak, Pulau Yapen dan
Pegunungan Cycloop. Umur kelompok ini berkisar dari Miosen Awal hingga Pliosen.
2.3.7 Stratigrafi Zona Transisi
Konvergensi antara lempeng Australia dan Pasifik menghasilkan batuan dalam zona deformasi. Kelompok batuan ini diklasifikasikan sebagai zona transisi
atau peralihan, yang terutama terdiri atas batuan metamorfik. Batuan metamorfik ini membentuk sabuk kontinyu 1000 km dari Papua hingga Papua New
Guinea.
Gambar 2.4 Stratigrafi Papua Anonymous, 2013
14
BAB III TEORI DASAR
3.1 Gelombang Seismik
Suatu gelombang yang datang pada bidang batas dua media yang sifat fisiknya berbeda akan dibiaskan, jika sudut datang lebih kecil atau sama dengan
sudut kritisnya dan akan dipantulkan, jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis. Sudut kritis adalah sudut datang yang menyebabkan gelombang dibiaskan
90 .
Gambar 3.1 Pemantulan dan pembiasan pada bidang batas dua medium untuk
gelombang P Priyono, 2000
Pada saat sebuah gelombang datang P mengenai suatu batas permukaan antara dua media elastic homogeny isotropis akan terjadi konservasi serta
pembagian energi dari amplitudo gelombang datang P tersebut menjadi komponen gelombang P dan S. Besar sudut sinar datang, sinar pantul, dan transmisi
mengikuti persamaan Hukum Snellius sebagai berikut:
� =
sin �
1
�
�1
=
sin �′
1
�
�1
=
sin �
2
�
�2
=
sin �
1
�
�1
=
sin �
2
�
�2
... 3.1 Dimana:
P = Parameter gelombang
V
p1
= Kecepatan gelombang P di medium 1, θ
1
= sudut datang P V
p2
= Kecepatan gelombang P di medium 2, θ
2
= sudut bias P V
s1
= Kecepatan gelombang S di medium 1, δ
1
= sudut pantul S V
s2
= Kecepatan gelombang S di medium 2, δ
1
= sudut bias S θ’
1
= Sudut pantul P
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan gelombang seismik adalah sebagai berikut:
Litologi Perbedaan harga kecepatan pada litologi yang berbeda mempunyai harga
yang tumpang tindih, sehingga sulit untuk menganalisis balik dari data kecepatan untuk membedakan litologi.
Densitas Variasi densitas memegang peranan penting pada variasi kecepatan
dimana densitas tinggi biasanya berhubungan dengan kecepatan tinggi.