mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas ditunjukan dengan model TSTS dan model GW
sedangkan variabel terikatnya yaitu penguasaan konsep. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada
gambar dibawah ini:
Keterangan: : Variable bebas penggunaan model TSTS.
: Variabel bebas penggunaan model GW Y : Variabel terikat penguasaan konsep
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 H
= Tidak ada perbedaan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok sistem eksresiyang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran TSTS dengan yang menggunakan model pembelajaranGW.
Y
H
1
=Ada perbedaan penguasaan konsep oleh sisswa pada materi pokok sistem eksresi yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran TSTS dengan yang menggunakan model pembelajaran GW.
2 H =Pengusaan konsep oleh siswa pada materi pokok sistem
eksresiyangpembelajarannya menggunakan model TSTS lebih rendah daripada pengusaan konsep yang pembelajarannya menggunakan
model GW. H
1
= Pengusaan konsep oleh siswa pada materi pokok sistem eksresiyang pembelajarannya menggunakan model TSTS lebih tinggi atau sama
dengan pengusaan konsep yang pembelajarannyamenggunakan model GW.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, menyayangi dan tenggang rasa antara
sesama siswa yang merupakan latihan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga sumber belajar selain guru dan buku adalah sesama siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, menyayangi dan
tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan
buku ajar tetapi juga sesama siswa, sehingga memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama dalam tugas-tugas yang terstruktur
Abdurrahman, 2009:23. Cooperative learning bukan sekedar kerja kelompoknya, melainkan pada
penstrukturannya dinyatakan oleh Lie 2007:18. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning didefinisikan sebagai sistem kerjabelajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitusaling ketergantungan positif, tanggungjawab individual, interaksi
personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok.