Prinsip Kerja AHP Langkah-langkah Perhitungan AHP

2.2.2.3 Prinsip Kerja AHP

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik serta subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibanding dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada system tersebut. Marimin, 2004.

2.2.2.4 Langkah-langkah Perhitungan AHP

Untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dibuat ini,maka digunakan perhitungan bobot dengan metode AHP. Adapun tahap-tahap dalam proses perhitungan bobot antara lain: a. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki seperti gambar dibawah ini : Goal Objectives Sub- Objectives Alternatives Gambar 2.5 Struktur Hierarki AHP b. Perhitungan bobot kriteria dengan cara: 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang bersumber pada tabel 2.2 yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing kriteria dengan kriteria lainnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan diskusi dan pendapat dari narasaumber yang bergerak dibidang yang berhubungan bagian Sertifikasi dengan menilai tingkat kepentingan suatu kriteria dibandingkan kriteria lainnya. 2. Menghitung Total Prioritas Value untuk mendapatkan bobot kriteria dengan cara seperti yang terlihat pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 berikut: Tabel 2.2 Penjumlahan Kolom K 1 K 2 … K n K 1 Nilai perbandingan K 11 +… … +… K 2 Nilai perbandingan K 12 +… … +… K 3 Nilai perbandingan K 13 +… … +… : : : : : K n Nilai perbandingan K 1n +… … +… Kolom Tabel 2.3 Penjumlahan Baris K 1 K 2 … K n TPV K 1 Nilai perbandingan K 11 kolom +… … +… baris1nn K 2 Nilai perbandingan K 12 kolom +… … +… baris2nn K 3 Nilai perbandingan K 13 kolom +… … +… baris3nn : : : : : : K n Nilai perbandingan K 1n kolom +… … +… barisnnn Keterangan : K = Kriteria n = Banyaknya Kriteria TPV = Total Priority Value Nilai TPV yang didapat merupakan nilai bobot untuk setiap kriteria. 3. Memeriksa konsitensi matriks perbandingan suatu kriteria. Adapun langkah-langkah dalam memeriksa konsistensi adalah sebagai berikut: 1. Pertama bobot yang didapat dari nilai TVP dikalikan dengan nilai-nilai elemen matriks perbandingan yang telah diubah menjadi bentuk desimal, dan dilanjutkan dengan menjumlahkan entri-entri pada setiap baris, dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini : Tabel 2.4 Perkalian TPV dengan elemen matriks K TPV K 1 TPV K 2 TPV K n K 1 Nilai perbandingan K 11 TPV K 1 … Nilai perbandingan K 1n TPV K n K 2 … … … K 3 … … … : : : : K n Nilai perbandingan K n1 TPV K n … Nilai perbandingan K nn TPV K nn 2. Kemudian jumlah setiap barisnya, dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Penjumlahan Baris Setelah Perkalian K TPV K 1 TPV K 2 … TPV K n baris K 1 Nilai perbandingan K 11 TPV K 1 +… … +… barisk1 K 2 … +… … +… … K 3 … +… … +… … : : : : : : K n Nilai perbandingan K n1 TPV K n +… … +… bariskn 3. Kemudian mencari maks , pertama-tama mencari nilai rata-rata setiap kriteria atau subkriteria yaitu jumlah hasil pada langkah no. 2 diatas yaitu baris dibagi dengan TVP dari setiap kriteria. baris K 1 TPV K 1 maks K 1 … ÷ … = … baris K n TPV K n maks K n Kemudian akan diperoleh maks dengan cara sebagai berikut : maks = maks K 1 + … + … + maks K n ÷ n Keterangan : maks = nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria n = jumlah matriks perbandingan suatu kriteria 4. Setelah mendapatkan maks , kemudian mencari Consistency Index CI, yaitu dengan persamaan : CI = max – n n – 1 5. Kemudian mencari Consistency Ratio CR dengan mengacu pada Nilai Indeks Random atau Random Index RI yang dapat di ambil dengan ketentuan sesuai dengan jumlah kriteria yang di ambil,dapat di lihat pada tabel 2.6, yaitu dengan persamaan : Tabel 2.6 Ketentuan Random Index RI Orde Matri ks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 RI 0.0 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 Orde Matri ks 10 11 12 13 14 15 RI 1.4 9 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59 CR = CI RI 6 Matriks perbandingan dapat diterima jika Nilai Rasio Konsistensi 0.1, jika nilai CR 0.1 maka pertimbangan yang dibuat perlu diperbaiki. 7. Perhitungan nilai alternatif subkriteria. Melakukan perhitungan nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu subkriteria, yaitu dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process AHP, seperti pada tabel 2.7 perhitungan Vi, yang mengacu pada persamaan di bawah ini: V i = w j x ij Dimana: Vi = Nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu subkriteria. Wj = TPV bobot prioritas subkriteria yang di dapat dengan menggunakan metode AHP. Xij = Nilai alternatif pilihan sukriteria. i = Alternatif pilihan j = Subkriteria. Tabel 2.7 Perhitungan Vi No Subkriteria w j Alternatif Pilihan x ij W j x ij 1 J 1 W j1 I 1 X ij1 W j1 x ij1 ... .... .... .... ... ... N J n W jn i n x ijn W jn x ijn V i = w j x ij j

2.3 Basis Data

2.3.1 Pengertian Basis Data

Basis data menunjukan suatu cara yang digunakan untuk mengelola jaringan data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak pada bagaimana mengelompokan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem.

2.3.1.1 Definisi Basis Data

Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang dijelaskan seperti berikut : 1. Himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa.

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pengembangan sistem pendukung keputusan dalam pemilihan fakultas perkuliahan berbaiss mobile web

3 15 150

Sistem pendukung Keputusan Pemberian Kredit Mobil Pt.Toyota Astra Motor Auto 200 Setiabudi Division Bandung Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

9 30 163

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MOBIL MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI CV. ANGKASA MOBIL FINANCE

1 0 9

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Ilyas

0 0 11