Subkriteria Identitas Character Subkriteria Jaminan Collateral

1. Subkriteria Identitas Character

Tabel 3.7 Matriks perbandingan Subkriteria Identitas Character Tabel 3.8 kolom Subkriteria Identitas Character Tabel 3.9 baris n subkriteria Identitas Character Tabel 3.10 TPV Subkriteria Identitas Character Subkriteria Baik Cukup Kurang Baik 1 3 5 Cukup 13 1 3 Kurang 15 13 1 Subkriteria Baik Cukup Kurang Baik 1 3 5 Cukup 0.3 1 3 Kurang 0.2 0.3 1 kolom 1.5 4.3 9 Subkriteria Baik Cukup Kurang baris baris n Baik 0.67 0.70 0.56 1.93 1.933 Cukup 0.22 0.23 0.33 0.78 0.783 Kurang 0.13 0.07 0.11 0.31 0.313 No. Subkriteria TPV Subkriteria 1 Baik 0,643 2 Cukup 0,253 3 Kurang 0,103 Langkah selanjutnya menghitung konsistensi rasio, ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah bobot nilai yang kita dapatkan apakah konsisten atau tidak konsisten. Berikut dibawah ini contoh perhitungan konsistensi rasio pada subkriteria Identitas. Menghitung maks 1,93 0,643 3,01 0,78 ÷ 0,253 = 0,87 0,31 0,103 3,00 maks = 3,01 + 0,87 + 3,00 3 = 6,88 = 2,293 3 CI = 2,293– 3 CR = -0,353= -0,06 3– 1 0,58 = -0,70 = -0,353 2 Rasio konsistensi matriks kriteria bernilai 0 0 0.05 0.1 yang menunjukkan konsistensi baik atau diterima. Suatu matriks perbandingan disebut konsisten jika nilai CR 0,1 Tabel 3.11 Perhitungan Nilai dari Alternatif Subkriteria Identitas Character No. Subkriteria Wj Penilaian xij Wjxij=Vi 1 Baik 0,643 Baik 50 32,15 2 Cukup 0,253 Cukup 30 7,59 3 Kurang 0,103 Kurang 20 2,06

2. Subkriteria Jaminan Collateral

Tabel 3.12 Matriks perbandingan Jaminan Collateral Tabel 3.13 kolom Subkriteria Jaminan Collateral Subkriteria Wiraswasta Profesi Karyawan Wiraswasta 1 3 3 Profesi 0,3 1 3 Karyawan 0,3 0,3 1 kolom 1,6 4, 3 7 Tabel 3.14 baris n subkriteria Jaminan Collateral Subkriteria Wiraswasta Profesi Karyawan baris baris n Wiraswasta 0,625 0,69 0,42 1,33 0,587 Profesi 0,1875 0,23 0,42 0,92 0,283 Karyawan 0,1875 0,06 0,14 0,63 0,133 Tabel 3.15 TPV Subkriteria Jaminan Collateral No. Subkriteria TPV Subkriteria 1 Wiraswasta 0,587 2 Profesi 0,283 3 Karyawan 0,133 Langkah selanjutnya menghitung konsistensi rasio, ini dimaksudkan untuk mmeriksa apakah bobot nilai yang kita dapatkan apakah konsisten atau tidak Subkriteria Wiraswasta Profesi Karyawan Wiraswasta 1 3 3 Profesi 13 1 3 Karyawan 13 13 1 konsisten. Berikut dibawah ini contoh perhitungan konsistensi rasio pada Subkriteria Jaminan. Menghitung maks 1,735 0,587 2,955 0,8375 ÷ 0,283 = 2,959 0,3875 0,133 2,913 maks = 2,955+ 2,959+3+2,913 3 = 8,827 = 2,94 3 CI = 2,94– 3 CR = -0,03 = -0,05 3– 1 0,58 = -0,06 = -0.03 2 Rasio konsistensi matriks kriteria bernilai 0 0 0.05 0.1 yang menunjukkan konsistensi baik atau diterima. Suatu matriks perbandingan disebut konsisten jika nilai CR 0,1. Tabel 3.16 Perhitungan Nilai dari Alternatif Subkriteria Jaminan Collateral

3. Subkriteria Pendapatan Capital

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pengembangan sistem pendukung keputusan dalam pemilihan fakultas perkuliahan berbaiss mobile web

3 15 150

Sistem pendukung Keputusan Pemberian Kredit Mobil Pt.Toyota Astra Motor Auto 200 Setiabudi Division Bandung Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

9 30 163

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MOBIL MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI CV. ANGKASA MOBIL FINANCE

1 0 9

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Ilyas

0 0 11