Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI TERHADAP PENERIMAAN PERUBAHAN FISIK REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS DI SLTP KEMALA

BHAYANGKARI 1 MEDAN

FATWIANY 095102040

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Fatwiany

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

ix + 40 hal + 4 tabel + 1 skema + 9 lampiran Abstrak

Salah satu tugas dan fungsi mandiri bidan, yaitu mengkaji status kesehatan, kebutuhan anak remaja, dan melakukan bimbingan serta penyuluhan kepada remaja. Sehingga bidan harus mengetahui apa saja yang terjadi pada masa pubertas, kemudian bagaimana harus menangani remaja dalam menghadapi masa pubertas. Pubertas merupakan periode yang singkat. Namun, sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. Remaja putri tampak kurang menyukai perubahan fisik ketika beranjak remaja, khususnya mengenai pertambahan lemak tubuh. Perubahan fisik ini dapat menyebabkan remaja putri seringkali merasa malu dan menutup diri terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi, dengan populasi 167 orang dan sebanyak 117 orang yang dijadikan sebagai sampel. Analisa data menggunakan uji statistik chi-squere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang konsep dirinya berada dalam kategori baik yaitu 88,03% dan sebanyak 11,97% yang konsep dirinya tidak baik. Remaja putri pada masa pubertas memiliki penerimaan yang positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 78,63%, dan penerimaan negatif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 21,37%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p=0,002, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. Oleh karena itu, diharapkan kepada pelayanan kebidanan lebih memperhatikan pendidikan kesehatan pada remaja tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi masa pubertas.

Kata kunci : Konsep Diri, Perubahan Fisik, Remaja Putri, Masa Pubertas. Daftar Pustaka : 16 (2002-2008)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas ” yang diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan bimbingan, masukan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada ;

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc. SpKK. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh staf SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan.

5. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(4)

6. Papa, Umi dan Kakak serta Adik yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Melia Pebrina, AMKeb dan Fenny Fernando,AMKeb yang telah membantu pada pengumpulan data dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Medan, 30 November 2009


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... . v

DAFTAR SKEMA ... . vi

DAFTAR LAMPIRAN ... .. vii

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan... 5

2. Bagi Remaja Putri ... 5

3. Bagi Penelitian ... 5

II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri ... 6

1. Pengertian Konsep Diri... ... 6

2. Komponen-komponen Konsep Diri ... 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ... 8

4. Pembentukan Konsep Diri ... 9


(6)

C. Remaja ... 10

1. Pengertian Remaja dan Pubertas ... 10

2. Kurun Waktu Masa Remaja ... 11

3. Ciri-ciri Perkembangan Remaja ... 12

4. Perubahan Fisik pada Remaja... 14

5. Penyebab Perubahan pada Masa Pubertas ... 17

III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 20

B. Hipotesis ... 21

C. Definisi Operasional ... 21

IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

C. Tempat Penelitian ... 25

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 29

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 29


(7)

V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 31

B. Pembahsan ... 34

1.Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 34

2. Keterbatasan Penelitian ... 37

3. Implikasi terhadap Pelayanan Kebidanan ... 38

VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Jumlah Sampel dengan Stratified Random Sampling ... 24 Tabel 5.1. Distribusi Konsep Diri Remaja Putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan ... 31 Tabel 5.2. Distribusi Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa

Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan ... 32 Tabel 5.3. Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas ... 33


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas ... 20


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Lembar Informed Consent

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Content Validity Index Lampiran 5 : Lembar Hasil Uji Reliabilitas SPSS Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Pernyataan Telah Selesai Penelitian dari SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan


(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Fatwiany

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

ix + 40 hal + 4 tabel + 1 skema + 9 lampiran Abstrak

Salah satu tugas dan fungsi mandiri bidan, yaitu mengkaji status kesehatan, kebutuhan anak remaja, dan melakukan bimbingan serta penyuluhan kepada remaja. Sehingga bidan harus mengetahui apa saja yang terjadi pada masa pubertas, kemudian bagaimana harus menangani remaja dalam menghadapi masa pubertas. Pubertas merupakan periode yang singkat. Namun, sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. Remaja putri tampak kurang menyukai perubahan fisik ketika beranjak remaja, khususnya mengenai pertambahan lemak tubuh. Perubahan fisik ini dapat menyebabkan remaja putri seringkali merasa malu dan menutup diri terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi, dengan populasi 167 orang dan sebanyak 117 orang yang dijadikan sebagai sampel. Analisa data menggunakan uji statistik chi-squere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang konsep dirinya berada dalam kategori baik yaitu 88,03% dan sebanyak 11,97% yang konsep dirinya tidak baik. Remaja putri pada masa pubertas memiliki penerimaan yang positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 78,63%, dan penerimaan negatif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 21,37%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p=0,002, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. Oleh karena itu, diharapkan kepada pelayanan kebidanan lebih memperhatikan pendidikan kesehatan pada remaja tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi masa pubertas.

Kata kunci : Konsep Diri, Perubahan Fisik, Remaja Putri, Masa Pubertas. Daftar Pustaka : 16 (2002-2008)


(12)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa atau yang lebih kita kenal dengan pubertas. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dengan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis. (Agustiani, 2006 hlm. 25)

Masa ini sikap individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.(Al-mighwar, 2006 hlm. 19)

Pada masa pubertas dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja.

Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. (Agustiani, 2006 hlm. 9)


(13)

Remaja putri tampak kurang menyukai perubahan fisik ketika beranjak remaja, khususnya mengenai pertambahan lemak tubuh. Perubahan fisik ini dapat menyebabkan remaja putri seringkali merasa malu dan menutup diri terhadap lingkungan. Berbeda dengan remaja putra yang menyukai peningkatan massa otot yang mereka alami seiring pubertas. Namun bagaimanapun perasaan yang mengganggu itu harus secepatnya disingkirkan. Semua itu merupakan tahapan memasuki masa pubertas yang tidak seorang pun dapat menghindarinya. (Al-mighwar, 2006 hlm.70)

Hierarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya kebutuhan aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat. Konsep diri seseorang tidak terbentuk sejak lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dan pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia.(Sunaryo, 2004 hlm.3)

Perubahan peran, fisik dan psikologis mempengaruhi konsep diri seseorang dan konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah memahami tingkah laku orang tersebut. (Agustiani,2006 hlm.138)

Konsep diri merupakan semua ide, fikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhungan dengan orang lain. Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Stuart & Sundeen, 1998, dalam Sipahutar, 2008, Gangguan konsep diri ¶ 1, oktober 2009)

Berdasarkan hasil survey yang didapatkan dari sepuluh siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan, tujuh siswi mengatakan tidak menginginkan peningkatan berat


(14)

badan yang mereka alami saat melewati masa pubertas sehingga membuat mereka kurang percaya diri untuk tampil di depan umum, ada yang merasa takut wajahnya tidak cantik lagi karena tumbuhnya jerawat, bahkan lima diantaranya merasa terganggu karena perubahan bentuk tubuh mereka membuat mereka tidak bisa menarik perhatian orang lain untuk melihatkan bakat yang dimilikinya.

Salah satu tugas mandiri bidan yaitu mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan fungsi bidan sebagai pelaksana yaitu melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat khususnya kaum remaja, sehingga bidan harus mengetahui apa saja yang terjadi pada masa remaja dan bagaimana harus menangani remaja dalam menghadapi masalah khususnya yang berhubungan dengan perubahan fisik. (Soepardan, 2007 hlm.38)

Selain itu tugas sebagai dosen atau tenaga pendidik, yaitu mampu memberikan bimbingan serta konseling kepada peserta didik yang menghadapi masalah di antaranya melalui bimbingan sosial pribadi. Dengan bimbingan pribadi dan sosial ini diharapkan dapat membantu siswa yang menghadapi masalah dalam diri siswa itu sendiri baik di lingkungan sekolah maupun dalam berinteraksi di masyarakat.(Sukardi, 2003 hlm.37)

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “ hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan”

B.Rumusan Masalah

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan berdasarkan hasil survey awal yang didapatkan peneliti masih banyak siswi yang mengalami gangguan konsep diri terhadap perubahan bentuk tubuh yang dialami remaja


(15)

putri pada masa pubertas, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi konsep diri remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan.

b. Mengidentifikasi penerimaan terhadap perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan.

c. Mengidentifikasi hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan.


(16)

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Kebidanan

Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta acuan dalam pengembangan ilmu kebidanan yang berkaitan dengan perkembangan remaja pada masa pubertas.

2. Bagi Remaja Putri

Sebagai bekal pengetahuan bagi remaja dalam menghadapi masa pubertas serta mengetahui perubahan yang terjadi sehingga remaja dapat menerima serta mengerti hal-hal yang mungkin terjadi selama masa pubertas.

3. Bagi Penelitian

Menjadi bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang sama.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep diri

Willoughby, King & polatajko (1996, dalam Wong,et al 2009, hlm 121) mengemukakan bahwa konsep diri adalah bagaimana individu menggambarkan dirinya sendiri. Istilah konsep diri mencakup konsep, keyakinan, dan pendirian yang ada dalam pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan individu tersebut dengan orang lain. Konsep diri tidak ada saat lahir tetapi berkembang perlahan-lahan sebagai hasil pengalaman dan dengan sesuatu yang nyata di lingkungan.

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya kemudian hari (Agustiani, 2006, hlm.138).

Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial dan spritual. Termasuk didalamnya adalah persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan dan keinginannya (Sunaryo, 2004, hlm.32).


(18)

William H. Fitts (1971, dalam Agustiani, 2006, hlm 138) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fitts mengatakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut. Pada umumnya tingkah laku individu berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri.

Berdasarkan berbagai pendapat sebelumnya, dinyatakan bahwa konsep diri memiliki peran yang sangat penting terlebih jika dikaitkan dengan siswa remaja yang memiliki konsep diri yang rentan terhadap modifikasi atau perubahan. Siswa remaja khususnya remaja putri memiliki pandangan tentang dirinya sendiri. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa konsep diri seseorang terutama remaja putri cenderung untuk tidak konsisten karena perubahan kondisi fisik maupun psikologisnya dan dalam hal ini disebabkan karena sikap orang lain yang dipersepsikannya juga mengalami perubahan (Kartono, 2007, hlm.148).

Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa konsep diri merupakan pandangan, asumsi serta kesan siswa tentang karakteristik yang dimilikinya baik secara fisik maupun psikis, penerimaan, penilaian, penghargaan dan keyakinan yang terdapat dalam diri siswa yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Apabila siswa memiliki konsep diri yang positif, maka ia akan mengembangkan sifat-sifat seperti percaya diri, rasa berharga dan kemampuan untuk menilai dirinya secara realistis, sedangkan siswa yang memiliki konsep diri yang cenderung negatif akan mengembangkan sikap merasa tidak mampu dan rendah diri sehingga muncul perilaku kurang percaya diri.


(19)

Menurut Sunaryo (2004, hlm 32) mengemukakan lima komponen konsep diri, yaitu : (a) Gambaran diri, adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh ; (b) Ideal diri, adalah persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang ingin dicapai ; (c) Harga diri, adalah penilaian individu terhadap hasil yang ingin dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi, orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain ; (d) Peran diri adalah pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat ; (e)Identitas diri, adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Syamsu Yusuf (2000, hlm 76) mengemukakan terdapat delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu; (a) Kondisi fisik ; (b)Kematangan biologis ; (c) Dampak media massa ; (d) Tuntutan sekolah ; (e)Pengalaman ajaran agama ; (f) Masalah ekonomi keluarga ; (g) Hubungan dalam keluarga ; (h) Harapan orang tua.

Menurut Fitts (1997 dalam Agustiani, 2006 hlm 139) konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut ; (a) Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga ; (b) Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain ; (c)Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya.


(20)

4. Pembentukan Konsep Diri

Masa bayi, konsep diri terutama adalah kesadaran tentang eksistensi mandiri seseorang yang dipelajari di masa lalu sebagai hasil dari kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain. Anak usia sekolah lebih menyadari perbedaan di antara orang lain, lebih sensitif terhadap tekanan sosial, dan menjadi lebih sibuk memikirkan masalah kritikan-diri dan evaluasi-diri. Selama masa remaja awal, anak lebih berfokus pada perubahan fisik dan emosi yang terjadi dan pada penerimaan teman sebaya. Konsep diri diperjelas selama masa remaja akhir ketika anak muda mengatur konsep diri mereka disekitar nilai, tujuan, dan kompetensi yang didapat selama masa kanak-kanak (Wong, et al. 2009, hlm. 121).

Masa anak-anak konsep diri yang dipunyai seseorang biasanya berlainan dengan konsep diri yang dipunyai ketika ia memasuki usia remaja. Pada dasarnya, konsep diri itu tersusun atas tahapan-tahapan. Selama masa anak akhir konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil. Tetapi dengan mulainya masa pubertas terjadi perubahan drastis pada konsep diri. Remaja yang masih muda mempersepsikan dirinya sebagai orang dewasa dalam banyak cara, namun bagi orang tua ia tetap masih seorang anak-anak. Walaupun ketidaktergantungan dari orang dewasa masih belum mungkin terjadi dalam beberapa tahun, remaja mulai terarah pada pengaturan tingkah laku sendiri (Agustiani,2006 hlm.138).

B. Penerimaan diri

Menurut Hurlock (1973, dalam Sobur, 2003, hlm.504), penerimaan diri adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu


(21)

yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri. Calhoun dan Acocella (1990) menambahkan bahwa individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kesempatan itu membuat individu mampu melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang.

Istilah konsep diri merujuk pada pengetahuan yang disadari mengenai berbagai persepsi diri, seperti karakteristik fisik, kemampuan, nilai, ideal diri dan pengharapan serta ide-ide dirinya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain. Semakin mereka berfikir positif terhadap dirinya sendiri, semakin mereka percaya diri dalam mencoba kembali guna meraih kesuksesan (wong,et al. 2009 hlm.567).

C. Remaja

1. Pengertian Remaja dan Pubertas

Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa ―merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat

pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa. Batasan yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, tetapi periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan penampakan karakteristik seks sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18 sampai 20 tahun (Wong,et al. 2009 hlm.585).

Pubertas adalah proses kematangan, hormonal dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong,et al. 2009 hlm.585).


(22)

Masa puber merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun awal masa remaja. Menjelas anak matang secara seksual, ia masih disebut ”anak puber”, begitu matang secara seksual ia disebut ”remaja” atau ”remaja muda” (Al-mighwar, 2006 hlm 70).

Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli,2005 hlm.70).

2. Kurun waktu masa remaja

Wong,et al (2009, hlm 585) mengemukakan masa remaja terdiri atas tiga subfase yang jelas, yaitu: (a) Masa remaja awal usia 11-14 tahun ; (b) Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun ; (c) Masa remaja akhir usia 18-20 tahun

Al-Mighwar (2006 hlm.20) menjelaskan masa puber terjadi secara bertahap, yaitu : (a) Tahap Prapubertas, tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna ; (b) Tahap Puber, tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada anak laki-laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang ciri-ciri seks sekunder dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks ; (c) Tahap


(23)

Pascapuber, pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang

Wong,et al (2009, hlm. 585) mengatakan bahwa pubertas dibagi atas tiga tahap yaitu: (a) Prapubertas, yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual ; (b)Pubertas, merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas ; (c) Pascapubertas, merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang telah lengkapdan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik.

3. Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Menurut Wong,et al (2009 hlm.585) perkembangan remaja terlihat pada:

(a) Perkembangan biologis, perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkrmbangan karakteristik seks sekunder ; (b) Perkembangan psikologis, teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas (Erikson,1963). Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain ; (c) Perkembangan kognitif, berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi ; (d) Perkembangan moral, anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk


(24)

memperoleh autonomi dari orang dewasa, mereka harus mengganti seperangkat moral dan nilai mereka sendiri ; (e)Perkembangan spiritual, remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterpretasi analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis ; (f)Perkembangan sosial, untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman sebaya dan teman dekat.

Agustiani (2006 hlm.29) mengemukakan masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu : (a) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya ; (b) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu ; (c) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.


(25)

3. Perubahan fisik pada masa remaja

Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang tubuh terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh yang paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah lebih cepat dari pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis memanjang dan pintu panggul melebar, untuk mempersiapkan fungsi kehamilan (Henderson, 2005 hlm.3).

Terjadi pertumbuhan yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya :

a. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki).

b. Tanda- tanda seks sekunder, yaitu : (1) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak; (2) Pada remaja putri : panggul melebar, petumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis)

Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan kematangan neurogonad yang disertai dengan kemampuan untuk bereproduksi. Perbedaan fisik antara kedua jenis


(26)

kelamin di tentukan berdasarkan karakteristik pembeda ; karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduktif (mis., ovarium, uterus, uterus, payudara, penis) ; karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (mis., perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan bulu pada wajah, penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong,et al. 2009 hal 585).

Menurut Al-Mighwar (2006, hlm.26) perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi selama masa remaja adalah sebagai berikut :

a. Perubahan Ukuran Tubuh

Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan fisik mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock berpendapat bahwa pertambahan tinggi badan anak-anak perempuan mencapai rata-rata 3 inci per tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja mencapai 5 hingga 6 inci. Peningkatan berat tubuh bukan hanya disebabkan lemak, tetapi juga semakin bertambah beratnya tulang dan jaringan otot. Pada anak perempuan, peningkatan berat tubuh yang paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Pada awal terjadinya pertumbuhan pesat, lemak cenderung menumpuk, terutama di sekitar perut, putting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang. Biasanya lemak itu akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa puber dan pesatnya pertumbuhan tinggi badan.

b. Perubahan Bentuk Tubuh

Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran


(27)

dewasa walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber pada akhir masa remaja.

c. Ciri Kelamin Primer

Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, yaitu organ-organ seks merupakan perubahan fisik mendasar yang ketiga. Organ-organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber dengan tingkat kecepatan yang bervariasi. Haid dianggap sebagai petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang. Gejala ini merupakan awal dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, dan akan berhenti saat wanita mencapai menopause.

d. Ciri Kelamin Sekunder

Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain : (Al-Mighwar, 2006 hlm.29)

a. Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.

b. Buah dada dan putting susu semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi.


(28)

c. Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.

d. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.

e. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu (melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali terjadi.

f. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding kulit anak-anak. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

4. Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas

Usia mulainya pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting tampaknya adalah kesehatan umum individu (Henderson,2005 hlm.3).

Santrock J (2003, hlm.84) mengemukakan berbagai riset menemukan bahwa sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormon seks jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah hormon yang dikeluarkan, struktur dan fungsi organ-organ seks akan semakin matang. Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar otak telah terbentuk dengan gonad atau kelanjar seks. Jadi ada tiga hal yang menjadi penyebab masa puber, yaitu : (a) Peran Kelenjar Pituitary,


(29)

kelenjar pituitary memproduksi dua hormon, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah hormon gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian pula kepekaan

gonad terhdadap hormon gonadotropik . Dalam kondisi itulah terjadinya

perubahan-perubahan masa puber ; (b) Peranan Gonad, seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder, seperti berkembangnya rambut kemaluan ; (c) Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad, hormon yang telah diproduksi gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang diproduksi oleh kelenjar pituitary, kemudian bereaksi terhadap kelenjar ini dan secara berangsur-angsur mengakibatkan penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang diproduksi sehingga menjadikan proses pertumbuhan terhenti. Interaksi antara hormon gonadotropik dan

gonad terus berlangsung sepanjang kehidupan reproduksi individu, kemudian berkurang

secara perlahan saat wanita mendekati menopause.

Wong,et al (2009, hlm.585) mengatakan bahwa secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons terhadap stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda,yaitu: (a) Produksi dan pelepasan gamet―produksi sperma pada pria dan kematangan serta pelepasan ovum pada wanita ; (b) Sekresi hormon seks yang sesuai , yaitu estrogen dan progesteron dari ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria)


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL A.Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupu n yang tidak diteliti (Nursalam, 2003 hlm.55). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah komponen dari konsep diri dan variabel dependen adalah penerimaan terhadap perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

Variabel Independen Variabel Dependen B.

Skema. 1. Skema kerangka konsep

B. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

C. Defenisi Operasional

Komponen Konsep diri ;

• Gambaran diri

• Ideal diri

• Harga diri

• Peran diri

• Identitas diri

Perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas


(31)

N o

Variabel Defenisi Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Skala

1. Konsep Diri Persepsi, kepercayaan dan nilai-nilai siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan terhadap diri sendiri dan cara pandangnya terhadap masa yang akan datang, yang dilihat dari :

• Gambaran diri

• Ideal diri

• Harga diri

• Peran diri

• Identitas diri

Wawancara

Kuesioner 1. Baik :

Apabila responden mendapatkan skor 18-35 (dari 35 pernyataan)

2. Tidak baik : Apabila responden mendapatkan skor 0-17 (dari 35 pernyataan)

Ordinal


(32)

2 Penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas Perubahan yang terjadi pada siswi SLTP kemala Bhayangkari 1 Medan :

• Ukuran tubuh

• Bentuk tubuh

• Ciri-ciri kelamin primer serta sekunder

Wawancara Kuesioner 1. Positif :

Apabila responden mendapatkan skor lebih dari 30 (dari 20

pernyataan)

2. Negatif : Apabila responden mendapatkan skor kurang dari 30 (dari 20

pernyataan)


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskrptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh pelajar putri SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan mulai dari kelas VII sampai kelas IX yang sudah menstruasi sebanyak 167 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi.

) ( 1 N d2

N n

+ =

Dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang akan dijadikan responden pada penelitian ini, yaitu :

117 ) 05 , 0 ( 167 1 167 2 = + = n

Dengan demikian jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 117 siswi. Sampel pada penelitian ini diambil dari setiap kelas dilakukan dengan stratified random

sampling dari setiap kelas VII, VIII dan IX, yaitu dengan cara membagi populasi


(34)

terdapat sifat yang berbeda, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata berdasarkan perimbangan (proporsional). Untuk mengetahui sampel masing-masing kelas/strata digunakan rumus :

ni = N Ni

x n

Keterangan : ni = besar sampel disetiap strata N = populasi keseluruhan

Ni = populasi tiap kelas

n = sampel keseluruhan kelas Tabel 4.1

NO SLTP

Populasi

Sampel Kelas Jumlah

1.

SLTP Kemala Bhayangkari 1

Medan

VII 41 siswi Ni / N x n =41/167x117 = 29 VIII 78 siswi Ni / N x n =78/167x117= 54

IX 48 siswi Ni / N x n =48/167x117= 34

Jumlah 167 siswi 117 siswi

C.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan, karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian dan pada survey awal di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan masih ditemukan siswi yang kurang menyadari perubahan fisik pada setiap individu adalah hal yang pasti dilalui oleh setiap individu.


(35)

D.Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2010.

E.Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin kepala Sekolah SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu ; memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen penelitian

Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan teoritis. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari :

1. Data pengungkapan konsep diri sebanyak 35 pernyataan yang terdiri dari : gambaran diri sebanyak tujuh pernyataan, ideal diri sebanyak tujuh pernyataan, harga diri sebanyak tujuh pernyataan, peran diri sebanyak tujuh pernyataan, dan identitas diri


(36)

sebanyak tujuh pernyataan. Untuk menilai konsep diri, dilakukan penyekoran dengan kriteria penyekoran dengan menggunakan skala Guttman yang menyediakan 2 alternatif jawaban, yaitu ; a) Bila bentuk pernyataan positif jawabannya “ya” maka skor dari pernyataan itu 1, namun jika jawabannya “tidak” skor dari pernyataan itu 0; b) Bila bentuk pernyataan negatif jawabannya “ya” maka skor dari pernyataan itu 0, namun jika jawabannya tidak maka skor dari pernyataan itu 1.

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : - Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 35 Skor terkecil : 0

- Menentukan nilai rentangan (R) Rentang = Skor terbesar – Skor tekecil

= 35-0 = 35

- Menentukan nilai panjang kelas (i)

kelas banyaknya

(R) Rentang (i)

kelas

Panjang =

2 35

=

= 17,5 - Menentukan skor kategori

Baik : 18 sampai 35 Tidak baik : 0 sampai 17


(37)

2. Data pengungkapan tentang penerimaan perubahan fisik remaja putri sebanyak dua puluh enam pertanyaan. Untuk menilai penerimaan perubahan fisik diukur dari setiap siswi yang dijadikan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pernyataan sebagai berikut : a) Bila bentuk pernyataan positif, alternatif jawaban ; sangat setuju (SS) skornya 4, setuju (S) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 2, sangat tidak setuju (STS) skornya 1 ; b) Bila bentuk pernyataan negatif, alternatif jawaban ; sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3, sangat tidak setuju (STS) skornya 4. Selanjutnya variabel penerimaan perubahan fisik ini di interpretasikan dengan menggunakan skor, yaitu :

- Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 80

Skor terkecil : 20

- Menentukan nilai rentangan (R) Rentang = Skor terbesar – Skor tekecil

= 80-20 = 60

- Menentukan nilai panjang kelas (i)

kelas banyaknya

(R) Rentang (i)

kelas

Panjang =

2 60

=

= 30 - Menentukan skor kategori


(38)

Positif : Apabila jawaban responden lebih dari 30 Negatif : Apabila jawaban responden kurang dari 30

G.Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji Validitas dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0.60. Uji validitas dilakukan dengan content validity oleh dosen keperawatan jiwa Fakultas Keperawatan USU Ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kep. MNS. pada tanggal 28 November 2009 dengan hasil CVI 0.984.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari 0.6 sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal 1 desember 2009 pada 15 siswi SLTPN 9 Sunggal yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu data diolah dengan mencari nilai koefisien reliabilitas, di dapatkan nilai Alpha

Cronbach = 0,76. Berarti instrumen sudah dinyatakan reliabel. H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja


(39)

putri pada masa pubertas. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti dibantu dengan dua mahasiswa D-IV Bidan Pendidik yaitu Melia Pebrina,AMKeb dan Fenny Fernando,Amkeb serta guru bimbingan konseling SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan ibu Debby dalam melaksanakan pengumpulan siswi yang menjadi sampel penelitian di satu kelas. Sampel yang dikumpulkan adalah 41 siswi dari kelas VII, 78 siswi dari kelas VIII dan 48 siswi dari kelas XI. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan tetang artinya konsep diri, penerimaan diri, perubahan fisik dan masa remaja. Setelah memberikan penjelasan, peneliti dan dua mahasiswa D IV bidan pendidik yang membantu peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk mengidentifikasi tentang komponen dalam konsep diri dan penerimaan remaja terhadap perubahan fisik remaja. Lembar kuesioner diisi oleh masing-masing siswi dengan waktu 15 menit tanpa diskusi dengan siswi lainnya. Dalam pengisian kuesioner responden diawasi oleh peneliti, Melia Pebrina,AMKeb, Fenny Fernando,AMKeb dan ibu Debby. Selanjutnya , data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Analisis Data

1. Analisa univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti, yakni melihat nilai dari komponen konsep diri dan penerimaan perubahan fisik


(40)

remaja putri pada masa pubertas. Data- data yang bersifat kategorik pada konsep diri dan penerimaan perubahan fisik dicari frekuensi dan proporsinya. Kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisa bivariat

Penganalisaan secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-cquere dengan derajat kepercayaan 95% . Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal ditolak . Data disajikan dalam bentuk tabel.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Dalam hasil ini disajikan hasil pengolahan data mengenai gambaran konsep diri, komponen konsep diri, penerimaan perubahan fisik dan analisis hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

Tabel 5.1

Distribusi Konsep Diri Remaja Putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

Konsep Diri Frekuensi Persentase (%)

Baik 103 88,03

Tidak Baik 14 11,97

Jumlah 117 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa remaja put ri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebagian besar (88,03%) memiliki konsep diri baik dan 11,97% responden memiliki konsep diri tidak baik.


(42)

Tabel 5.2

Distribusi Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

Penerimaan Frekuensi Persentase (%)

Positif 92 78,63

Negatif 25 21,37

Jumlah 117 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat digambarkan bahwa dari 117 responden sebagian besar (78,63%) memiliki penerimaan positif terhadap perubahan fisik dan yang penerimaannya negatif terhadap perubahan fisik sebanyak 21,37 %.


(43)

Tabel 5.3

Hubungan Konsep Diri terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas

Konsep Diri

Penerimaan Perubahan Fisik

Total OR

95%CI

P Value Positif Negatif

N % N % N %

Baik 86 83,5 17 16,5 103 100 6,745 2,074-21,939

0,002 Tidak Baik 6 42,9 8 57,1 14 100

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat digambarkan bahwa responden yang memiliki konsep diri baik sebanyak 83,5% menerima perubahan fisik dengan positif, konsep diri baik sebanyak 16,5% menerima perubahan fisik dengan negatif, konsep diri tidak baik 42,9% menerima perubahan fisik dengan positif, sedangkan konsep diri tidak baik sebanyak 57,1 % dengan penerimaan perubahan fisik negatif.

Hasil analisis diperoleh nilai p = 0,002 berarti terdapat hubungan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan konsep diri memiliki hubungan yang bermakna dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri. Di dapatkan pula nilai OR = 6,745 yang artinya remaja yang mempunyai konsep diri baik mempunyai 6,745 kali penerimaan perubahan fisik secara positif dibandingkan dengan remaja yang mempunyai konsep diri tidak baik.


(44)

B.Pembahasan

1. Interprestasi Dan Diskusi Hasil

a. Konsep Diri Remaja Putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan

Berdasarkan tabel 5.1 konsep diri remaja putri pada SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebagian besar (88,03%) memiliki konsep diri baik, 11,97% responden memiliki konsep diri tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebagian besar mungkin telah memiliki gambaran tentang dirinya sendiri dan menyadari akan pandangan orang lain tentang dirinya. Hal ini dapat dilihat baik dari berbagai komponen konsep diri di antaranya tentang gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri, yang menyangkut perasaan seseorang tentang dirinya, sikapnya terhadap keberadaan dirinya sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap keberhargaan, kebanggaan dan keterhinaannya. (Azwar, 2007 hlm.7)

Selain itu, hal ini terjadi karena remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan telah mengetahui bagaimana seharusnya bergaul dengan orang sekitar dan didukung dengan letak wilayah SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang tidak merupakan daerah terpencil sehingga mereka bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Namun, pada penelitian ini masih ada beberapa siswa yang memiliki konsep diri yang tidak baik, hal ini terjadi karena siswi tersebut merasa tidak mampu mengembangkan sikap dan merasa rendah diri jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain sehingga muncul perilaku kurang percaya diri. Serta karena adanya


(45)

konflik dalam dirinya, kebimbangan dan bahkan putus asa untuk bisa menyesuaikan diri dengan teman-temannya atau lingkungan disekitar tempat tinggalnya.

b. Penerimaan Perubahan Fisik Remaja

Berdasarkan tabel 5.2. digambarkan sebagian besar responden, memiliki penerimaan positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 92 responden (78,63%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan dapat menerima dirinya dengan apa yang ada pada dirinya tanpa merasa malu atau takut dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kesempatan itu membuat individu mampu melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang. (Sobur, 2003 hlm.17)

Berdasarkan tabel 5.2 juga dapat digambarkan bahwa masih ada responden yang memiliki penerimaan negatif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 21,37% (25 responden). Hal ini berarti masih ada siswi remaja putri memiliki penerimaan secara negatif terhadap perubahan fisik, penerimaan diri yang negatif bisa terjadi dikarenakan remaja tersebut merasa prihatin dan gelisah akan tubuhnya yang berubah dan merasa tidak puas dengan penampilan dirinya juga mungkin karena adanya konflik dalam dirinya.

c. Hubungan Konsep Diri Terhadap Penerimaan Perubahan Fisik

Berdasarkan hasil analisis chi-square pada konsep diri siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan terhadap penerimaan perubahan fisik dengan taraf signifikansi


(46)

5% dan p-value (0,002) sehingga terdapat adanya hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

Hal ini juga didukung oleh Burn yang mengatakan bila seseorang diterima, disetujui dan disukai tentang sebagai apa dia dan dia sadar akan hal ini, maka suatu konsep diri yang positif seharusnya menjadi miliknya.

Remaja yang sedang berkembang, baik fisik maupun ciri seksualnya, akan memperlihatkan suatu sikap dalam perubahan fisik dan biologis yang dialaminya. Pemahaman terhadap perubahan yang terjadi pada remaja putri ini akan mempengaruhi sikap penerimaan dirinya. Hal ini dikarenakan remaja hidup bersama dengan segala karakter dirinya. Sikap sebagai salah satu aspek penerimaan diri, dapat diartikan sebagai kesiapan reaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Tidak keliru bila kesiapan dalam diri dipahami sebagai suatu kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila remaja dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon. (Azwar, 2007 hlm.7)

Menurut Hurlock (1994), konsep diri remaja sebelumnya cenderung memiliki pandangan yang baik mengenai dirinya sendiri kemudian menjadi berubah memiliki pandangan yang tidak realistik mengenai penampilan dirinya karena perubahan pada fisiknya. Pengambilan sikap positif atau negatif dalam menghadapi perubahan fisiknya ini ditentukan oleh sikapnya sendiri.

Hakikatnya bila seseorang diterima, disetujui dan disukai tentang sebagai apa dia dan dia sadar akan hal ini, maka suatu konsep diri yang positif seharusnya menjadi miliknya. Bila orang lain, orangtua, teman-teman sebayanya, guru-guru, memperolok-olok dia, meremehkan dia, menolak dia, mengkritik dia, mengenai tingkah laku ataupun keadaan fisiknya, maka penghargaan terhadap diri atau penerimaan diri yang kecil


(47)

kemungkinan besar akan timbul. Sebagaimana seseorang dinilai oleh orang lain begitu pula dia akan menilai dirinya sendiri.

Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara konsep diri remaja putri terhadap penerimaan perubahan fisik pada masa pubertas. Semakin tinggi penerimaan diri terhadap perubahan fisiknya maka konsep dirinya semakin tinggi dan semakin rendah penerimaan diri terhadap perubahan fisiknya maka konsep dirinya semakin rendah.

Namun, menurut Calhoun dan Acocella (1990, dalam Sobur,2003, hlm.17), bahwa dasar dari konsep diri yang positif bukanlah kebanggaan yang besar tentang diri, tetapi berupa penerimaan diri dan kualitas ini lebih mungkin mengarah pada kerendahan hati dan kedermawaan daripada keangkuhan dan keegoisan. Sehingga meskipun seorang remaja tersebut telah memiliki konsep diri yang positif tapi harus tetap menjaga agar konsep diri tersebut tidak berubah menjadi suatu sifat yang merugikan bagi dirinya maupun orang lain.

2. Keterbatasan Penelitian

Pemilihan responden pada penelitian ini yakni 117 orang siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. SLTP Kemala Bhayangkari ini berada di pusat kota Medan yang mana siswi remaja putri sudah banyak yang mendapatkan pengetahuan dan pendidikan tentang masa pubertas, sehingga dari hasil penelitian diperoleh responden dominan memiliki konsep diri baik. Maka dalam penelitian selanjutnya dianjurkan untuk melihat hubungan konsep diri pada remaja putri di SLTP yang berada jauh dari kota, yang belum memiliki pengetahuan yang luas tentang perubahan-perubahan pada masa pubertas sehingga dapat membandingkan konsep diri remaja pada masa pubertas di perkotaan dengan yang jauh dari perkotaan.


(48)

3. Implikasi Terhadap Pelayanan Kebidanan

Berdasarkan hasil penelitian ini telah diketahui bahwa remaja yang mempunyai konsep diri baik dapat menerima perubahan bentuk fisiknya secara positif saat menghadapi masa pubertas. Jadi dalam melakukan pelayanan kebidanan pada remaja dapat diberikan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada masa pubertas dan jika memungkinkan adakan waktu konseling untuk remaja.


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang konsep dirinya berada dalam kategori baik yaitu 88,03% (103 responden), dan sebanyak 11,97% (14 responden) yang konsep dirinya tidak baik.

Remaja putri pada masa pubertas memiliki penerimaan yang positif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 78,63% (92 responden), dan penerimaan negatif terhadap perubahan fisik, yaitu sebanyak 21,37% (25 responden).

Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas.

B.Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mempunyai konsep diri baik dapat menerima perubahan bentuk fisik pada masa pubertas secara positif. Oleh karena itu, penting bagi pelayanan kebidanan memberikan pendidikan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi masa pubertas.

2. Bagi Remaja Putri

Bagi remaja yang masih memiliki konsep diri tidak baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri agar terbentuk


(50)

suatu konsep diri yang positif yang akan membawa kebaikan bagi perkembangan kepribadian diri mereka selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan bentuk fisik remaja putri pada masa pubertas di daerah yang jauh dari kota, agar dapat dilihat perbedaan konsep diri remaja putri yang tinggal di daerah kota dengan remaja putri yang tinggal jauh dari kota.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan

konsep diri, Bandung : PT.Refika Aditama.

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi remaja, Bandung : Pustaka Setia.

Wong, D. Dkk. (2009). Buku ajar keperawatan untuk pediatrik, Jakarta: EGC. Sunaryo. (2004). Psikologi keperawatan, Jakarta : EGC

Sukardi, DK. (2003). Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di

sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soepardan, S. (2007). Konsep kebidanan, Jakarta: EGC.

Yusuf, S. (2000). Psikologi perkembangan, Bandung: PT. Remaja rosdakarya. Kartono, K. (2007). Psikologi anak, Bandung: CV.Mandar Maju.

Sipahutar. (2008). Gangguan konsep diri,

Oktober 2009.

Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintasan sejarah, Bandung : Pustaka Setia. Henderson, C.(2005). Buku ajar konsep kebidanan, Jakarta: EGC.

Santrock, J. (2003). Adolescence perkembangan remaja, Jakarta: Erlangga.

Azwar, S.(2007). Sikap manusia teori dan pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduan. (2007). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti pemula, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.


(52)

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Fatwiany (095102040) adalah mahaiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan Konsep Diri Terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri Pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan anda.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga anda bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi anda dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010 Peneliti Responden


(53)

Lampiran 3

KUESIONER TENTANG KONSEP DIRI DAN PERUBAHAN FISIK REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS

Biodata Responden

Nama :………..

Kelas :………..

Umur :………...tahun

Umur mendapat haid pertama kali :………..tahun Tinggi badan saat ini : ±…… …..cm

Berat badan saat ini : ±……… ..kg

Alamat :………..

………

Petunjuk :

• Berikan tanda chek list (

) pada jawaban yang saudara pilih dengan keadaan yang

sebenarnya.

• Pada setiap pernyataan terdapat 2 alternatif jawaban yaitu :

 Ya  Jika pernyataan sesuai dengan yang anda alami dan rasakan

 Tidak  Jika pernyataan tidak sesuai dengan yang anda alami dan rasakan

• Pahamilah bahwa jawaban anda merupakan kenyataan yang sesungguhnya yang anda alami, bukan merupakan rekayasa.

• Jawablah seluruh pertanyaan dengan jujur sehingga hasil yang anda dapat merupakan gambaran diri anda yang sebenarnya.

a. Kuesioner Tentang Pengungkapan Konsep Diri Siswa

NO Pernyataan

Ya Tidak Item Konsep terhadap Gambaran Diri

1. Saya merasa tinggi badan saya tidak sesuai dengan yang diinginkan

2. Saya merasa berat badan saya sesuai dengan yang diinginkan 3. Saya merasa penampilan saya disukai banyak orang


(54)

5. Saya menyukai bentuk wajah saya

6. Saya menyukai bentuk tubuh saya saat ini

7. Saya tidak suka kalau berat badan saya bertambah

Item Konsep terhadap Ideal Diri

8. Saya berharap berat badan saya sesuai dengan tinggi badan saya 9. Saya ingin disukai oleh semua guru disekolah

10. Saya berharap mendapat predikat bintang kelas di sekolah 11. Saya berharap semua teman sekolah menyukai saya 12. Saya senang sebagai siswa disekolah ini

13. Saya ingin keluarga memberikan kasih sayang kepada saya

14. Saya ingin menjadi bagian dalam kelompok remaja di lingkungan rumah

Item Konsep terhadap Harga Diri

15. Saya merasa semua teman sekolah menyukai saya

16. Teman-teman saya di sekolah mengatakan bahwa saya cocok menjadi sahabat

17. Saya merasa lingkungan tempat tinggal menyukai saya

18. Saya berani bertanggungjawab atas apa yang telah saya lakukan 19. Saya merasa rendah diri karena kurang diterima di kalangan teman

sekelas

20. Saya merasa layak mendapat pujian dari orang lain

21. Saya merasa keluarga selalu memberikan dukungan kepada saya

Item Konsep terhadap Peran Diri

22. Saya merasa tidak terbebani dengan tugas-tugas sekolah 23. Saya merasa terpanggil untuk membantu pekerjaan dirumah. 24. Saya merasa dapat melakukan kewajiban saya sebagai pelajar di

sekolah

25. Saya dapat membagi waktu saya untuk mengerjakan tugas di sekolah dengan tugas di rumah


(55)

orang lain

27. Saya selalu dibutuhkan keluarga untuk mengemukakan pendapat 28. Saya selalu ikut berpartisipasi dalam organisasi pemuda di sekitar

rumah saya

Item Konsep terhadap Identitas Diri

29. Saya bangga sebagai seorang remaja putri

30. Saya tidak pernah menyesal menjadi seorang perempuan 31. Saya senang dengan kelompok belajar saya

32. Saya senang dapat mengikuti pelajaran di sekolah 33. Saya dapat bergaul dengan tetangga di sekitar rumah 34. Saya puas dengan prestasi belajar saya saat ini 35. Saya mempunyai kelompok belajar yang handal

b. Kuesioner Tentang Perubahan Fisik Remaja Putri

NO Pernyataan SS S TS STS

1. Saya bersyukur karena tidak memiliki wajah yang cacat

2. Saya memiliki berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan saya 3. Saya merasa pertumbuhan ukuran tubuh saya seperti teman yang lainnya 4. Saya merasa terganggu dengan perubahan bentuk tubuh saya

5. Saya terganggu memiliki perut yang gendut/buncit 6. Saya merasa terganggu dengan haid yang saya alami 7. Saya merasa terganggu karena pinggul yang membesar 8. Saya bangga memiliki ukuran pinggul yang ideal

9. Saya senang memiliki tinggi badan yang sesuai dengan berat badan saya 10. Saya merasa takut akan timbul jerawat sewaktu haid

11. Saya bersyukur karena tidak memiliki jerawat 12. Saya merasa senang karena telah mendapat haid

13. Saya merasa kaki saya lebih panjang daripada badan saya 14. Saya senang memiliki berat badan yang ideal


(56)

15. Saya merasa suara saya berubah menjadi lebih merdu

16. Saya merasa terganggu dengan tumbuhnya rambut disekitar kemaluan 17. Saya merasa terganggu dengan perubahan suara ini

18. Saya merasa terganggu memiliki kulit yang kasar

19. Saya takut jika payudara saya akan tumbuh semakin membesar 20. Saya merasa takut bentuk tubuh saya tidak seperti remaja putri lainnya


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan

konsep diri, Bandung : PT.Refika Aditama.

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi remaja, Bandung : Pustaka Setia.

Wong, D. Dkk. (2009). Buku ajar keperawatan untuk pediatrik, Jakarta: EGC. Sunaryo. (2004). Psikologi keperawatan, Jakarta : EGC

Sukardi, DK. (2003). Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di

sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soepardan, S. (2007). Konsep kebidanan, Jakarta: EGC.

Yusuf, S. (2000). Psikologi perkembangan, Bandung: PT. Remaja rosdakarya. Kartono, K. (2007). Psikologi anak, Bandung: CV.Mandar Maju.

Sipahutar. (2008). Gangguan konsep diri,

Oktober 2009.

Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintasan sejarah, Bandung : Pustaka Setia. Henderson, C.(2005). Buku ajar konsep kebidanan, Jakarta: EGC.

Santrock, J. (2003). Adolescence perkembangan remaja, Jakarta: Erlangga.

Azwar, S.(2007). Sikap manusia teori dan pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduan. (2007). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti pemula, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.


(2)

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Fatwiany (095102040) adalah mahaiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan Konsep Diri Terhadap Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri Pada Masa Pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan anda.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga anda bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi anda dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

Medan, Januari 2010 Peneliti Responden


(3)

Lampiran 3

KUESIONER TENTANG KONSEP DIRI DAN PERUBAHAN FISIK REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS

Biodata Responden

Nama :………..

Kelas :………..

Umur :………...tahun

Umur mendapat haid pertama kali :………..tahun Tinggi badan saat ini : ±…… …..cm

Berat badan saat ini : ±……… ..kg

Alamat :………..

……… Petunjuk :

• Berikan tanda chek list (

) pada jawaban yang saudara pilih dengan keadaan yang sebenarnya.

• Pada setiap pernyataan terdapat 2 alternatif jawaban yaitu :

 Ya  Jika pernyataan sesuai dengan yang anda alami dan rasakan

 Tidak  Jika pernyataan tidak sesuai dengan yang anda alami dan rasakan • Pahamilah bahwa jawaban anda merupakan kenyataan yang sesungguhnya yang

anda alami, bukan merupakan rekayasa.

• Jawablah seluruh pertanyaan dengan jujur sehingga hasil yang anda dapat merupakan gambaran diri anda yang sebenarnya.

a. Kuesioner Tentang Pengungkapan Konsep Diri Siswa

NO Pernyataan

Ya Tidak Item Konsep terhadap Gambaran Diri

1. Saya merasa tinggi badan saya tidak sesuai dengan yang diinginkan

2. Saya merasa berat badan saya sesuai dengan yang diinginkan 3. Saya merasa penampilan saya disukai banyak orang


(4)

5. Saya menyukai bentuk wajah saya

6. Saya menyukai bentuk tubuh saya saat ini

7. Saya tidak suka kalau berat badan saya bertambah Item Konsep terhadap Ideal Diri

8. Saya berharap berat badan saya sesuai dengan tinggi badan saya 9. Saya ingin disukai oleh semua guru disekolah

10. Saya berharap mendapat predikat bintang kelas di sekolah 11. Saya berharap semua teman sekolah menyukai saya 12. Saya senang sebagai siswa disekolah ini

13. Saya ingin keluarga memberikan kasih sayang kepada saya

14. Saya ingin menjadi bagian dalam kelompok remaja di lingkungan rumah

Item Konsep terhadap Harga Diri

15. Saya merasa semua teman sekolah menyukai saya

16. Teman-teman saya di sekolah mengatakan bahwa saya cocok menjadi sahabat

17. Saya merasa lingkungan tempat tinggal menyukai saya

18. Saya berani bertanggungjawab atas apa yang telah saya lakukan 19. Saya merasa rendah diri karena kurang diterima di kalangan teman

sekelas

20. Saya merasa layak mendapat pujian dari orang lain

21. Saya merasa keluarga selalu memberikan dukungan kepada saya Item Konsep terhadap Peran Diri

22. Saya merasa tidak terbebani dengan tugas-tugas sekolah 23. Saya merasa terpanggil untuk membantu pekerjaan dirumah. 24. Saya merasa dapat melakukan kewajiban saya sebagai pelajar di

sekolah

25. Saya dapat membagi waktu saya untuk mengerjakan tugas di sekolah dengan tugas di rumah


(5)

orang lain

27. Saya selalu dibutuhkan keluarga untuk mengemukakan pendapat 28. Saya selalu ikut berpartisipasi dalam organisasi pemuda di sekitar

rumah saya

Item Konsep terhadap Identitas Diri

29. Saya bangga sebagai seorang remaja putri

30. Saya tidak pernah menyesal menjadi seorang perempuan 31. Saya senang dengan kelompok belajar saya

32. Saya senang dapat mengikuti pelajaran di sekolah 33. Saya dapat bergaul dengan tetangga di sekitar rumah 34. Saya puas dengan prestasi belajar saya saat ini 35. Saya mempunyai kelompok belajar yang handal

b. Kuesioner Tentang Perubahan Fisik Remaja Putri

NO Pernyataan SS S TS STS

1. Saya bersyukur karena tidak memiliki wajah yang cacat

2. Saya memiliki berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan saya 3. Saya merasa pertumbuhan ukuran tubuh saya seperti teman yang lainnya 4. Saya merasa terganggu dengan perubahan bentuk tubuh saya

5. Saya terganggu memiliki perut yang gendut/buncit 6. Saya merasa terganggu dengan haid yang saya alami 7. Saya merasa terganggu karena pinggul yang membesar 8. Saya bangga memiliki ukuran pinggul yang ideal

9. Saya senang memiliki tinggi badan yang sesuai dengan berat badan saya 10. Saya merasa takut akan timbul jerawat sewaktu haid

11. Saya bersyukur karena tidak memiliki jerawat 12. Saya merasa senang karena telah mendapat haid

13. Saya merasa kaki saya lebih panjang daripada badan saya 14. Saya senang memiliki berat badan yang ideal


(6)

15. Saya merasa suara saya berubah menjadi lebih merdu

16. Saya merasa terganggu dengan tumbuhnya rambut disekitar kemaluan 17. Saya merasa terganggu dengan perubahan suara ini

18. Saya merasa terganggu memiliki kulit yang kasar

19. Saya takut jika payudara saya akan tumbuh semakin membesar 20. Saya merasa takut bentuk tubuh saya tidak seperti remaja putri lainnya