Nabi dan Rasul-Nya. Seperti sholat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya. Sedangkan mu`amalah adalah bentuk norma hubungan manusia dengan
sesamanya dan lingkungan sekitarnya. Seperti masalah ekonomi, politik, hukum, budaya, dan lain sebagainya.
14
3. Pesan Akhlak
Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sesuatu yang menggambarkan perilaku seseorang yang terdapat dalam jiwa yang baik, yang darinya keluar perbuatan
secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya.
15
Pesan akhlak erat kaitannya dengan perangai atau kebiasaan manusia yaitu, akhlak manusia dengan tuhannya dan akhlak manusia dengan sesamanya.
Sasaran dakwah atau biasa yang disebut dengan objek dakwah adalah manusia baik perorangan atau lebih yaitu masyarakat. Didalam memahami
masyarakat berbagai pendapat yang mengasumsikannya hanya tergantung dari mana cara memandangnya. Dalam pandangan sosiologi masyarakat mempunyai
strukktur dan mengalami perubahan-perubahan, dan di dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok yang saling berinteraksi, lapisan-lapisan, lembaga-lembaga,
nilai-nilai, norma-norma, keuasaan dan perubahan-perubahan lainnya.
16
Dakwah memandang bahwasanya masyarakat merupakan sasaran, dikarenakan terdapat perorangan-perorangan yang belum tersenruh oleh ajaran
Islam, begitu juga dengan masyarakat yang sudah tersentuh dengan ajaran Islam
14
E. Hasan Shaleh, Studi IslamPerguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ Pengembangan Wawasan,
Jakarta: ISTN, 2000, cet. Ke-2, h.56
15
www.republikaonline.co .id Keutamaan Akhlak, Tgl: 03-03-2009 Pkl:20:00 wib
16
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, h. 35-36
namun, masih kurangnya akan pemahaman dan pengajaran agama Islam secara baik dan benar.
Sasaran dakwah tidak hanya pada perorangan dan masyarakat saja akan tetapi perlu adanya perumusan dalam sasaran dakwah. Agar dakwah dapat
dilakukan secara efektif, efisien, sesuai dengan situasi dan kondisi, dan juga sesuai dengan kemampuan atau kadar. Agar tidak terjadinya miss communication
dan miss understanding dalam penyampaian materi dakwah. Seandainya sasaran dakwah dilihat dari strafikasi masyarakat berdasarkan
tata letak geografisnya, pendidikan dan usia. Dilihat dari tata letak geografisnya masyarakat kota kehidupannya cenderung individualistis dan juga pola
berpikirnya rasionalis yang perlu diperhatikan dalam penyampaian dakwahnya lebih menggunakan pendekatan-pendekatan yang rasional. Sedangkan masyarakat
desa kehidupannya cenderung berbaur dengan masyarakat yang lainnya yang memiliki pola berpikirnya sederhana sehingga dalam penyampaian dakwah tidak
terlalu menggunakan pendekatan yang rasional dan ilmiah. Dilihat dari pendidikannya masyarakat yang terpelajar atau pun
masyarakat yang jenjang pendidikannya tinggi cenderung mempunyai pola berpikirnya kearah rasionalistis dan juga lebih modern, terdapat sikap yang tidak
mudah untuk menerima pemahaman-pemahaman yang lain. Sedangkan masyarakat yang berpendidikannya rendah cenderung berpikir sederhana yang
meliputi mitos, dengan penyampain dakhnya dengan lebih banyak kepada masalah surga-neraka, dan nikmat-adzab.
Jika dilihat dari sikap hati sasasran dakwah terhadap agama terbagi kedalam empat golongan yaitu;
a. Yang mencintai agama b. Yang hanya sekedar suka terhadap agama
c. Yang tidak memperdulikan terhadap agama d. Yang membenci terhadap agama
17
M. Ghazali menambahkan sasaran dakwah secaralebih terperinci diantaranya:
a. Sasaran dakwah yang menyangkut golongan yang dilihat dari struktur kelembagaan yaitu, masyarakat dari kalangan pemerintah dan
keluarga. b. Sasaran dakwah yang berupa kelompok masyarakat yang dilihat dari
cultural berupa golongan priyayi, santri dan abangan terutama dalam masyarakat jawa.
c. Sasaran dakwah yang berhubungan dengan golongan masyarakat dari segitingkat kehidupan social ekonomi yang berupa golongan ekonomi
keatas, menengah, dan kebawah. d. Sasaran dakwah
dengan golongan
masyarakat yang dilihat
kekhusussannya yaitu, masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan sebagainya.
18
17
Basrah Lubis, Pengantar Ilmu Dakwah Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 34
18
Rafi`uddin, Prinsip Ilmu Dakwah Bandung: Pustaka Pelajar, 1997, h. 34
C. Rurikasi