Metode Penentuan Arah Kiblat
37
c Setelah kompas diputar dan jarum kompas telah tepat pada
derajat sudut yang dicari, diberi tanda atau titik katakanlah titik Q dan itulah arah kiblat yang dicari.
d Dari titik Q, ditarik garis ke titik pusat perpotongan garis Utara
Selatan dan Timur Barat, itulah arah kiblat yang dicari. Selanjutnya dari titik Utara, tarik garis lengkung ke titik Q akan
membentuk sudut arah qiblat dan itulah sudut arah kiblat. 2
Dengan kompas magnet a
Kompas diletakkan pada bidang datar yang telah ditentukan titik utara dan titik selatan.
b Titik pusat kompas berada di titik pusat perpotongan garis
Utara Selatan dan Timur Barat, jarum kompas tepat mengarah Utara, lalu kompas diputar sebesar sudut yang dicari atau yang
dikehendaki. c
Setelah kompas diputar dan jarum kompas kcl telah tepat pada derajat sudut yang dicari diberi tanda titik katakanlah titik
Q dan itulah arah kiblat yang dicari. d
Dari titik Q tarik garis ke titik pusat perpotongan garis Utara Selatan dan Timur Barat, itulah arah kiblat yang dicari.
Selanjutnya dari titik Utara, tarik garis lengkung ke titik Q akan membentuk sudut arah kiblat dan itulah sudut arah kiblat.
38
3 Dengan kompas kiblat
Kompas qiblat merupakan alat yang sangat mudah digunakan untuk menentukan arah kiblat suatu tempat, sebab
dengan meletakkan kompas tersebut pada suatu tempat, jarumnya akan secara otomatis mengarah atau menunjukkan arah qiblat yang
dicari. Teknisnya sama dengan kompas transparan dan kompas magnet, bedanya kompas qiblat tidak perlu diputar.
Meskipun demikian, hasil yang diperoleh tetap merupakan perkiraan tidak akurat sebab pengaruh dari grafitasi dan gaya
magnet bumi sangat besar sehingga menyebabkan adanya penyimpangan yang relatif besar.
42
Menggunakan kompas memang cara yang paling mudah, tetapi perlu diketahui bahwa kompas kompas magnetis
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya bahwa kompas magnetis ini peka terhadap benda-benda logam yang berada
disekitarnya dan kutub Utara magnet yang merupakan alat utama dalam kompas itu tidak selalu menunjukkan arah Utara sejati
Utara sesungguhnya dari bumi. c.
Menggunakan busur derajat atau rubu‟ mujayyab Menentukan arah kiblat dengan busur derajat sangat praktis dan
mudah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
42
A. Jamil, Ilmu Falak Teori dan Aplikasih, cet.I, Jakarta: Amzah, 2009, h. 121-122.
39
1 Membuat atau menentukan titik pada garis Utara Selatan,
katakanlah titik U pada titik Utara dan S pada titik Selatan. 2
Dengan menggunakan siku, buat garis yang tegak lurus dengan garis Utara Selatan, yaitu garis Timur Barat.
3 Pada titik pusat perpotongan garis Utara Selatan dan Timur
Barat buat titik, katakanlah titik A. 4
Busur derajat yang telah disiapkan titik pusatnya letakkan pada titik A dan memanjang mengikuti garis Utara Selatan
berimpit. 5
Titik 90º Sembilan puluh derajat pada busur tepat di titik Utara, sedangkan titik 0º nol deraja
t dan 180˚ seratus delapan puluh derajat berimpit dengan titik Barat dan Timur.
6 Hitung mulai dari 90º sampai berapa besar derajat yang akan
dicari arah kiblatnya, lalu beri titik katakana Q. 7
Hubungkan titik A dengan titik Q. Garis A-Q adalah kiblat yang dicari.
43
U Q
S d.
Menggunakan tongkat istiwa‟ Cara lain yang lebih teliti adalah dengan menggunakan tongkat
istiwa ‟, tongkat istiwa merupakan tongkat biasa yang ditancapkan tegak
43
Ibid., A. Jamil, h. 123-124.
A
40
lurus pada bidang datar di tempat terbuka dimana sinar matahari tidak terhalang. Langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah
sebagai berikut: 1
Tegakkan sebuah tongkat kayu, bambu atau besi yang lurus, sepanjang 1,5 meter, lebih panjang tentu lebih baik, tegak lurus
dengan bumi, di atas tempat yang terbuka dan tidak terhalang oleh sinar matahari sepanjang hari.
2 Buat satu atau beberapa “lingkaran sepusat” sekeliling tongkat
tersebut, Titik pusat lingkaran lingkaran-lingkaran tersebut berhimpit dengan tempat berdirinya tongkat.
3 Perhatikan saat bayang-bayang ujung tongkat menyentuh
lingkaran, pada pagi hari sebelum dzuhur san sore hari sesudah dzuhur, lalu beri tanda titik. Jadi ada dua buah titik pada masing-
masing lingkaran tersebut, yaitu titik pada waktu pagi dan titik pada waktu sore.
4 Hubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus, dan
inilah garis arah Timur Barat.
44
5 Dari titik Barat selanjutnya digeser sedikit ke arah kanan menurut
selera pengukur. Disitulah ditentukannya arah kiblat untuk Indonesia.
44
Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya, Bandung , PT. Refika Aditama, 2007, h. 99.
41
e. Rashdul Kiblat
Selain dengan cara diatas, untuk menentukan arah kiblat di suatu tempat juga bisa diamati pada waktu tertentu ketika matahari berada persis
di atas Ka’bah atau disebut dengan istilah rashdul kiblat. Posisi matahari tepat di atas Ka’bah itu terjadi ketika harga deklinasi matahari sama
dengan harga lintang Ka’bah, maka pada saat itu matahari akan tepat berkulminasi di atas Ka’bah. Keadaan seperti ini dalam setahun akan
terjadi dua kali, yaitu pada tanggal 27 Mei tahun Kabisat atau 28 Mei tahun Basithah pada pukul 11.57 LMT Local Mean Time dan pada
tanggal 15 Juli tahun kabisat atau 16 Juli tahun basithah pada pukul 12.06 LMT.
45
Apabila waktu Mekkah itu dikonversi ke waktu WIB yaitu 105º- 39º50
’ = 65º 10’15 = 4
j
20
m
40
d
atau 4
j
21
m
maka peristiwa itu akan terjadi pada pukul 11.57 + 4.21 = 16.18 WIB dan 12.06 + 4.21 = 16.27 WIB.
Dengan cara ini maka setiap orang dapat melakukan pengukuran dan pengecekan arah kiblat setiap tanggal 27 atau 28 Mei pada pukul 16.18
WIB atau setiap tanggal 15 dan 16 Juli pada pukul 16.27 WIB.
46
Jika waktu Mekkah dikonversi ke waktu WITA yaitu 120º-39º 50’
= 80º 10’15 = 5
j
20
m
40
d
atau 5
j
21
m
maka peristiwa itu akan terjadi pada pukul 11.57 + 5.21 = 17.18 WITA dan 12.06 + 5.21 = 17.27 WITA. Maka
setiap orang dapat melakukan pengukuran dan pengecekan arah kiblat
45
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, h. 83.
46
Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h.143.
42
setiap tanggal 27 atau 28 Mei pada pukul 17.18 WITA atau setiap tanggal 15 dan 16 Juli pada pukul 17.27 WITA.
Penggunaan metode ini hanya dapat dilakukan pada tempat-tempat yang terdapat sinar matahari langsung, untuk di Indonesia khususnya
karena peristiwa ini terjadi pada sore hari maka wilayah Indonesia Timur yang jika dikonversi dari waktu Mekkah LMT ke waktu WIT yaitu 135º-
39º 50’ = 95º 10’15 = 6
j
20
m
40
d
atau 6
j
21
m
maka peristiwa rashdul kiblat yang seharusnya terjadi pada pukul 11.57 + 6.21 = 18.18 WIT pada
tanggal 27 dan 28 Mei dan 12.06 + 6.21 = 18.27 WIT pada tanggal 15 dan 16 Juli tidak dapat dilakukan karena posisi matahari sudah berada di
bawah ufuq atau sudah terbenam
47
. Adapun teknik penentuan arah kiblat menggunakan rashdul kiblat
ini yaitu dengan cara mempersiapkan sebuh tongkat lurus sekitar 1 meter, tali atau benang, dan paku. Tegakkan tongkat di tempat terbuka, tunggu
sampai waktu yang telah ditentukan, bila matahari bersinar di waktu- waktu tersebut dan bayangan tongkat sudah nampak jelas, tinggal ditarik
garis lurus dengan tali atau benang. Maka itulah arah kiblatnya. Di Indonesia peristiwa ini terjadi pada sore hari sehingga arah bayangan
menuju ke Timur membelakangi arah kiblat. Arah sebaliknya yaitu bayangan ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang
tepat.
48
47
Ibid., h. 144.
48
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, h. 84.
43
Fenomena rashdul kiblat berlaku bagi seluruh negara yang memiliki waktu lokal berselisih maksimal sekitar 5,5 jam dari waktu lokal
Ka’bah, baik di sebelah barat Afrika dan Eropa atau sebelah timur Asia, kecuali untuk daerah-daerah abnormal yang berada pada lintang
besar di Lintang Utara seperti negara Jepang selisih waktu 6 jam atau daerah di sekiar kutub yang mengalami waktu siang cukup lama.
49
Meskipun cara ini tergolong mudah dan praktis, namun metode ini masih memiliki kelemahan. Pertama, dari segi waktu cara ini hanya dapat
dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas selama empat hari seperti yang telah disebutkan diatas. Kedua, Dari segi letak geografis negara kita
yang berada di daerah katulistiwa menyebabkan negara kita beriklim tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Akibatnya, aplikasi metode ini
dilapangan tidak dapat dilakukan manakala cuaca mendung atau hujan.
50
2. Metode pengukuran tahqiqi metode pengukuran yang akurat
Metode ini dikerjakan melalui perhitungan matematis dengan menggunakan rumus-rumus ilmu ukur segitiga bola Spherical Trigonometri.
Perhitungan dimaksudkan untuk mencari sudut arah kiblat, yakni sudut dari sebuah segitiga bola yang sisi-sisinya terbentuk dari lingkaran-lingkaran besar
yang saling berpotongan melalui titik Ka’bah, kota atau lokasi pengukutan, dan titik Utara. Selanjutnya melalui modifikasi rumus, untuk posisi Indonesia
49
Hadi Bashori, “Rashdul Kiblat dan Pro-Kontra Pelurusan Arah Kiblat”, diakses pada 08 April 2015 dari https:catatanhadibashori.wordpress.comtagarah-kiblat.
50
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, h. 84.
44
misalnya, hasil yang diperoleh sudut arah kiblatnya bisa terbaca sekian derajat dari titik Barat ke arah Utara atau dari titik Utara ke arah Barat.
51
Adapun data yang diperlukan dalam proses perhitungan arah kiblat adalah:
a. Lintang tempat φ tp
b. Bujur Tempat λ tp
c. Lintang Ka’bah φ k
d. Bujur Ka’bah λ k
Untuk data lintang dan bujur suatu tempat yang akan dicari arah kiblatnya biasanya sudah tersedia, tetapi untuk saat sekarang berkaitan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka data yang sudah ada itu perlu diverifikasi lagi dengan alat kontemporer yaitu GPS Global Positioning
System.
52
Sedangkan untuk lintang Ka’bah menurut penelitian terakhir yang dilakukan oleh Departemen Agama RI adalah 21º
25’ LU dan garis bujur Ka’bah adalah 39º 50’ BT.
53
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari sudut arah kiblat suatu tempat adalah rumus ilmu ukur segitiga bola spherical trigonometri:
54
cos φtp tan φK _ sin φtp
sin λtp - λk tan λtp - λk
Keterangan:
51
Sirril Wafa, dkk, “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah Ciputat,”
Laporan Penelitian, Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002, h. 20.
52
Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 136.
53
Depag, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1994, 1994, h. 16.
54
Maskufa, Ilmu Falak, h. 136.
Cotan Q =
45
Q : arah kiblat
λtp : bujur tempat
φtp : lintang tempat
λk : bujur Ka’bah
φK : lintang Ka’bah
Hasil yang diperoleh dari rumusan tersebut adalah sudut arah kiblat dihitung dari titik Utara ke arah Barat, berlawanan dengan arah putaran jarum
jam. Atau bisa dari titik Barat ke Utara dengan cara dikurangi dengan 90º. Setelah besaran sudut diperoleh, maka untuk praktik pengukurannya
harus dipersiapkan terlebih dahulu empat arah mata angin utama. Penentuan arah mata angin bisa dilakukan dengan tongkat istiwa, kompas setelah
dikoreksi dengan angka magnetic variation, atau dengan menggunakan program Mizwala Qibla Finder.
Mizwala Qibla Finder merupakan sebuah alat praktis karya Hendro Setyanto untuk menentukan arah kiblat secara praktis dengan menggunakan
sinar matahari. Mizwalah merupakan modifikasi bentuk sundial, terdiri dari sebuah gnomon tongkat berdiri, bidang dial bidang lingkaran yang
memiliki ukuran sudut derajat, dan kompas kecil sebagai ancar-ancar.
55
Cara menentukan arah mata angin menggunakan program Mizwala Qibla Finder adalah sebagai berikut:
1 Persiapkan alat-alat yang diperlukan seperti benang dengan panjang lebih
kurang 1 meter sesuai dengan kebutuhan, waterpass, GPS jika ada. 2
Siapkan data yang diperlukan seperti Lintang tempat, Bujur tempat, tanggal dan waktu pengecekan. Untuk mengetahui lintang, bujur dan
55
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, cet.I, Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012, h. 83.
46
waktu akan lebih baik jika menggunakan GPS atau dengan media lain seperti google earth.
3 Jalankan software Mizwah.xls pada PC atau media lain yang mendukung
program Microsoft office Excel seperti notebook, laptop, dan sebagainya. Kemudian masukkan data-data yang diperlukan pada tabel Mizwah.xls
sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Setelah itu akan diketahui nilai azimuth kiblat kolom Qiblat, data azimuth Matahari kolom as
Simtu, dan azimuth bayangan Matahari kolom Mizwah. 4
Letakkan Mizwala Qibla Finder di tempat yang datar, kemudian letakkan waterpass diatas mizwala untuk mengukur level bidang dial, jika belum
sejajar maka dapat diatur dengan cara memutar tripod atau kaki tiga yang telah terpasang pada bidang level hingga seimbang. Ikatkan tali yang telah
dipersiapkan pada gnomon. 5
Apabila Mizwala Qibla Finder sudah terpasang dengan baik, perhatikan bayang-bayang gnomon tongkat berdiri pada bidang dial putar dan
catatlah waktunya waktu pengamatan. 6
Letakkan benang yang telah diikat pada gnomon, kemudian tarik dan letakkan benang tersebut ditengah bayang-bayang.
7 Putarlah bidang dial sampai nilai mizwah yang telah disesuaikan dengan
waktu bidik atau waktu pengamatan berada tepat dibawah benang atau bayang-bayang.
56
56
Muhammad Umar Setiawan, “Perancangan Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla
Finder dengan Java 2 Micro Edition J2ME Pada Mobile Phone, ” Skripsi IAIN Walisongo
Semarang, 2013, h. 63-64.
47
8 Setelah bidang dial yang memiliki ukuran sudut derajat diputar sesuai
dengan angka yang ditunjukkan oleh kolom mizwah pada program Mizwala Qibla Finder, maka diketahuilah arah mata angin yaitu arah
Utara pada sudut 0º360º, arah Timur pada sudut 90º, arah Selatan pada sudut 180º, arah Barat pada sudut 270º.
Setelah ditemukan arah mata angin, langkah selanjutnya yaitu menentukan arah kiblat dengan cara:
1 Tarik benang yang terikat pada gnomon sesuai dengan angka kiblat yang
telah dicari menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola Spherical Trigonometri yang diukur dari arah Barat ke arah Utara maupun dari
Utara ke Barat. 2
Setelah benang ditarik lurus sesuai dengan angka kiblat yang telah dicari menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola Spherical Trigonometri,
maka arah tersebut adalah arah kiblat yang dicari.
48