visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kartu bergambar merupakan media grafis jenis gambar. Media grafis atau visual jenis gambar mempunyai beberapa kelebihan sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sadiman 2008:29 yaitu: 1. Sifatnya konkrit; lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata. 2. Gambar mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek
atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.
3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman. 5. Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan
peralatan khusus. Menurut Sadiman 2008:31 kelemahan dari media bergambar yaitu:
1. Hanya menekankan persepsi indera mata. 2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas Arends, 1997 dalam Trianto, 2007:1.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam
kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan materialperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-
program media komputer, dan kurikulum sebagai kursus untuk belajar. Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan Trianto, 2007:2.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama Eggen dan Kauchak, 1996 dalam Trianto, 2011:58. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, maka
siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah
Trianto, 2011:58.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Arends 1997 dalam Trianto,
2007:65 menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar;
2 Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah;
3 Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan
4 Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Sanjaya 2006:247 keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran
diantaranya: a. Dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain. b. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dengan kata-
kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e. Dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
f. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri.
g. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
h. Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
Menurut Trianto 2011:66 terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-
langkah ini tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
tansisi secara efisien. Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6
Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
C. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization TAI