Pendidikan Agama Islam SD Kelas V
90
2. Kepribadian Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar As-Siddiq adalah orang terpandang bukan hanya di kalangan Suku Quraisy, dan suku-suku lain di kawasan wilayah Arab. Ia terkenal memiliki akhlak
mulia. Sehingga pernah mendapat kepercayaan menjadi Al–Isnaq atau menjadi hakim sebagai penentu keputusan. Walaupun ia menjabat sebagai Al–Isnaq,
tidaklah menjadi sombong, ia tetap tawadu. Al-Isnaq ialah sebuah jabatan dengan tugas mengadili berbagai masalah dan memutuskan serta menetapkan
hukumannya.
Abu Bakar juga sebagai seorang pengusaha di bidang perdagangan yang sukses. Kejujuran, keramahan, dan kesabaran menjadi dasar berdagangnya.
Sebagai pengusaha yang sukses ia memiliki harta kekayaan yang melimpah. Jadilah ia seorang hartawan.
Dengan harta yang melimpah juga Abu Bakar tetap tawadu tidak takabur. Harta yang banyak itu ia gunakan untuk membantu orang yang membutuhkan
bahkan demi untuk membela Islam hartanya itu dihibahkan untuk syiar Islam. Abu Bakar As-Siddiq adalah orang kaya yang dermawan, namun
menampakan kesederhanaan dalam hidupnya, ia sangat menyayangi fakir miskin dan anak-anak yatim. Ia selalu menafkahkan hartanya untuk menolong mereka.
Pengaruh Abu Bakar sangat kuat di kalangan kaum Quraisy, sehingga banyak tokoh-tokoh Quraisy yang mengikuti jejaknya memeluk agama Islam, seperti :
Usman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awam, dan Al-Arqam bin Abil Arqam. Kemudian mereka mendapatkan
As-Sabikunal-Awwalun yang berarti kelompok yang pertama-tama masuk Islam.
3. Kekhalifahan Abu Bakar
Pemberitaan tentang wafatnya Rasulullah Saw. sempat mengagetkan kaum muslimin. Mendengar berita tersebut Abu Bakar langsung mendatangi rumah
Rasulullah. Ternyata berita itu benar, Nabi Muhammad saw telah terbujur. Siti Aisyah, Ali bin Abu Talib dan beberapa sahabat duduk mengelilingi jenazah
Rasulullah saw.
Abu Bakar tampil di hadapan mereka dan berusaha menenangkannya. Abu Bakar mengalunkan firman Allah Swt, surah Ali-’Imran ayat 144, yang artinya
“Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang? Barang
siapa yang berbalik ke belakang murtad, maka ia tidak dapat mendatangkan madarat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang bersyukur”.
Setelah mendengar ayat tersebut, mereka sadar dan menjadi tenang.
Wafatnya Rasulullah menimbulkan perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Mereka berdebat tentang siapa yang pantas menggantikan Rasulullah.
Perdebatan ini ini terjadi karena Rasulullah tidak menunggalkan pesan, tentang siapa pengganti beliau.
Kaum Ansar menginginkan pengganti Rasulullah dari golongan mereka. Untuk mewujudkan keinginannya itu, mereka mengadakan musyawarah di Balai
. . . .
. .
.
Pelajaran 8 Khalifah Abu Bakar r.a. dan Khalifah Umar bin Khattab r.a.
91
..
yang dipimpin oleh Saad Ibnu Unadah Bani Saidah. Balai Bani Saidah adalah milik Bani Khazraj.
Abu Bakar dan kaum Muhajirin sedang mempersiapkan segala sesuatau yang berkaitan dengan pengurusan jenazah Rasulullah. Ketika mereka mendengar berita
bahwa kaum Ansar sedang bermusyawarah untuk mencari pengganti Rasulullah diutuslah Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah untuk
menghadiri persidangan itu.
Perdebatan sengitpun tidak dapat dielakkan, baik dari tokoh Anshar maupun tokoh dari kaum Muhajirin bergantian mengemukakan pendapat disertai alasan
yang kuat. Mereka mengusulkan calon yang pantas menjadi Khalifah pengganti Rasul.
Abu Bakar, Umar bin Khattab, Saad Ibnu Unadah, dan Basyir Ibn Saad bergantian mengemukakan pendapat. Namun tidak dapat menghasilkan sebuah
keputusan. Musyawarah jadi berlarut-larut, sulit menemukan kata sepakat. Abu Ubaidah ibn Jarrah berkata,” Wahai saudara-saudaraku kaum Anshar. Kalian
adalah pendukung pertama dan utama, Maka janganlah kalian menjadi golongan yang pertama-tama berubah pikiran dan pendirian.
Perkataan Abu Ubaidah ibn Jarrah disambut oleh Basyir ibn Saad. Ia berkata,” Demi Allah saya tidak membantah apabila Khalifah dijabat oleh kaum Quraisy
bukan mereka lebih berhak dari pada kami”. Akhirnya musyawarah selesai dengan keputusan mengangkat Abu Bakar As-
Siddiq sebagai Khalifah pertama pengganti Rasulullah. Berikut ini adalah pidato singkat yang disampaikan Abu Bakar setelah ia
dibaiat di depan umum : “Walau manusia saya diangkat menjadi pemimpinmu, padahal saya bukan yang terbaik diantara kalian. Jika saya benar, maka ikutilah, tetapi apabila saya
berbuat keburukan, luruskan saya. Taatilah saya, selama saya taat kepada Allah dan Rasul- Nya, tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatiku”
4. Perjuangan Abu Bakar As-Siddiq
Setelah Rasulullah wafat tampak benih-benih kehancuran Islam, berbagai tantangan dan rintangan bermunculan kembali. Kesulitan muncul dari kalangan
Islam sendiri, terutama dari mereka yang masih lemah imannya. Diantara mereka ada yang mengaku nabi, murtad keluar dari agama Islam, dan ada yang tidak
mau membayar zakat. Namun Abu Bakar berdiri tegak bagaikan batu karang menghadapi kekuatan-kekuatan yang menjadi pengacau. Ia membuktikan menjadi
orang yang kuat memegang teguh jalan yang ditunjukkan Rasulullah Saw.
Abu Bakar tidak tinggal diam membiarkan hal ini terjadi dan berlarut-larut, sebab akan merusak dan menghancurkan Islam. Dihadapinya persoalan itu dengan
sikap tegas dan bijaksana. Abu Bakar membentuk pasukan dengan para panglima sebagai berikut.
-
Khalid bin Walid -
Ikramah ibn Amru bin Hisyam -
Amru bin Ash ..
..
. . .
.