Farmakokinetika Efek Samping Uraian Digoksin .1 Digoksin

antara lain gangguan ritme, khususnya ekstrasistole dan fibrilasi bilik berbahaya yang dapat mengakipbatkan shock fatal Tjay dan Rahardja, 2002.

2.3.1.5 Kegunaan

Khasiatnya bermacam-macam, yang terpenting adalah efek inotrop positif, yakni memperkuat kontraksi jantung, hingga volume pukulan, volume menit, dan diuresis diperbesar, serta jantung yang membesar mengecil lagi. Frekuensi denyutan juga diturunkan efek cronotrop negatif akibat stimulasi norvus vagus saraf “penegembara”. Sifat ini bertentangan dengan banyaknya zat introp positif adrenalin, derivat xanthin, glukagon, dan ion Ca yang memiliki kerja cronotrop positif pula. Di samping itu, zat ini menghambat penyaluran impuls AV, yang penting pada gangguan ritme serambi efek dromotrop negatif Tjay dan Rahardja, 2002.

2.3.1.6 Dosis

a. Dewasa : po atau iv Dosis awal DA : 0,5-1,0 mg dibagi 2-3 x pemberian. Dosis pemeliharaan DP : 0,2-0,4 mghari. b. Anak-anak: µgkg DA DPhari Bayi baru lahir 25 1,5-12,0 Bayi umur 1 bulan 30 10 1-2 tahun 25 20 2-12 tahun 10 4 Widodo,1993.

2.4 Kromatografi .

Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan partisi cuplikan antara fase yang bergerak, dapat berupa gas, atau zat cair, dan fase diam dapat berupa zat cair atau zat padat Johnson dan Stevenson, 1991. Kromatografi didefnisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatau proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, dan tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat diidentifikasikan atau ditetapkan dengan metode analitik Depkes, 1995. Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisis kualitatif dan kuantitatif yang dapat dilakukan dalam penetapan kadar dan Farmakope Indonesia adalah kromatografi kolom, kromatografi gas, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi cair kinerja tinggi Depkes RI, 1995.

2.4.1 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT merupakan teknik kromatografi kolom yang paling sering digunakan. Popularitasnya disebabkan oleh kekuatan pemisahannya yang tinggi, selektifitasnya yang sangat baik, dan banyaknya solut yang dapat dipisahkan dengan metode ini. Serupa dengan KLT, pemisahan dengan KCKT dapat dilakukan baik pada fase normal atau fase terbalik menggunakan fase diam silika atau silika fase terikat. Meskipun