3.4.3 Penyulaman Penyulaman dilakukan bila terdapat benih yang tidak berkecambah. Kegiatan
penyulaman dilakukan pada dua minggu setelah tanam. 3.4.4 Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman
Perawatan tanaman dilakukan dengan penyiraman rutin dan penyiangan gulma
setiap minggunya. Pengendalian gulma dilakukan secara mekanik, sedangkan pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menggunakan
insektisida berbahan delhtametrin25gldan fungisida berbahan aktif Mancozeb 80.
3.4.5 Pemanenan
Pemanenan didasarkan dari penampakan tanaman secara umum. Dengan ciri
penampilan polong sudah berwarna kuning kecoklatan, batang mengering, dan sebagian besar daunnya telah kering dan rontok. Pemanenan dilakukan jika 50
dari total populasi sudah menunjukan ciri tersebut. Pemanenan dilakukan dengan mencabut tanaman kedelai secara utuh lalu dimasukkan pada kantung panen yang
berbeda untuk setiap tanaman, dan diberi label pada kantung panen yang berisi keterangan nomor tanaman, ulangan dan tanggal panen.
3.5 Variabel Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap sampel sebanyak 10 tanaman setiap barisnya.
1. Tinggi tanaman saat panen
Pengukuran tinggi tanaman sampel akhir dilakukan ketika pemanenan tanaman tersebut.
2. Jumlah cabang
Merupakan total cabang produktif yang dimiliki masing-masing tanaman sampel yang menghasilkan polong saat panen.
3. Umur berbunga
Pengamatan umur berbunga tanaman dihitung dari hari setelah tanam hingga 50 tanaman sampel pada masing-masing baris berbunga.
4. Umur panen
Penghitungan umur panen dilakukan berdasarkan periode waktu dari awal penanaman sampai waktu pemanenan tanaman setelah 50 tanaman sampel
pada masing-masing baris sudah dapat dipanen 5. Jumlah polong per tanaman
Pengamatan berdasarkan jumlah polong total yang terdapat pada masing- masing sampel pada saat panen.
6. Bobot 100 biji
Bobot 100 biji kering diambil secara acak kemudian ditimbang 7. Bobot biji per tanaman
Dihitung bobot biji setiap tanaman sampel pada masing-masing baris saat
panen.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah
1. Korelasi fenotipe yang terjadi pada karakter jumlah polong dengan bobot biji
per tanaman adalah positif dan nyata serta paling erat jika dibandingkan dengan karakter lainnya. Karakter umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah
cabang, bobot 100 butir biji berkorelasi dan nyata dengan bobot biji per tanaman. Tidak terdapat korelasi antara umur panen dengan bobot biji per
tanaman. 2.
Karakter jumlah polong memiliki pengaruh langsung yang paling besar 0,74 terhadap bobot biji pertanaman, sehingga karakter jumlah polong dapat
dijadikan sebagai kriteria seleksi yang paling efektif.
5.2 Saran
Saran yang diajukan berdasarkan penelitian ini adalah
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut seperti multi lokasi dan multi musim agar
data yang diperoleh dapat lebih akurat 2.
Perlu dilakukannya penelitian lanjutan terhadap genotipe tanaman kedelai yang memiliki jumlah polong lebih banyak dari tetuanya Wilis dan Mlg2521
PUSTAKA ACUAN
Adams, M.W., 1967.Basis of yield compensation in crop plants with special reference to field beans Phaseolus vulgaris. Crop Science. 7 505 - 510
Adie, M. M., dan A. Krisnawati. 2007. Biologi Tanaman Kedelai, hlm 45-73. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono, Hermanto, H. Kasim Eds.
Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Malang. Agung, T. dan A.Y. Rahayu. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N, Pertumbuhan,
dan Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan Cekaman Kekeringan Dan Pemberian Pupuk Hayati. Agrosains 62: 70-74.
Andrianto, T.T. dan N. Indarto, 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, KacangHijau, Kacang Panjang, Absolut, Yogyakarta.
Ardiansyah, S. 2012. Pola Segregasi Karakter Agronomi Kedelai Glycine max L. Merrill Generasi F
2
Hasil Persilangan Wilis x Malang 2521. Skripsi. Fakultas Pertanian UNILA. Lampung.
Arinong A.R., Kaharuddin, dan Sumang. 2005. Aplikasi berbagai Pupuk Organik Pada Tanaman Kedelai Di Lahan Kering. J. Sains Teknologi 52: 65-72.
Arsyad, D. M. 2000. Varietas Unggul dan Strategi Pemuliaan Kedelai di Indonesia, hal 39-42. Dalam L. W. Gunawan, L. Sunarlin, T. Handayani, B.
Sugiharto, W. Adil, B. Priyanto, Suwarno Eds. Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. BPPT. Jakarta.
Arsyad, D. M., M. M. Adie, dan H. Kuswantoro. 2007. Perakitan varietas unggul kedelai spesifik agroekologi, hal 205 - 228. Dalam Sumarno, Suyamto, A.
Widjono, Hermanto, H. Kasi Eds. Kedelai, Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Badan Pusat Statistik, 2011. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Januari 2011. Edisi ke-8. Badan Pusat Statistik. Jakarta.