Peresepan Obat Rasional Peresepan Obat yang Tidak Rasional

Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan untuk membantu penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi pelayanan informasi obat: 1. Topik Pertanyaan; 2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan; 3. Metode Pelayanan Informasi Obat lisan, tertulis, lewat telepon; 4. Data pasien umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat alergi, apakah pasien sedang hamilmenyusui, data laboratorium; 5. Uraian pertanyaan; 6. Jawaban pertanyaan; 7. Referensi; 8. Metode pemberian jawaban lisan, tertulis, per telepon dan data Apoteker yang memberikan Pelayanan Informasi Obat Permenkes RI, 2014. 2.7. Ketepatan 2.7.1. Definisi Ketepatan Ketepatan didefenisikan sebagai seberapa jauh perilaku seseorang dalam hal menggunakan obat, mengikuti diet, atau mengubah gaya hidup sesuai dengan nasehat medis atau saran kesehatan, sehingga tidak terjadi hal yang membahayakan hasil terapi pasien. Karena ketidaktepatan akan menyebabkan sejumlah akibat yang tidak diinginkan, seperti sakit bertambah lama atau kondisi medis memburuk sehingga pasien perlu perawatan di rumah sakit atau rawatan rumah atau akibat ekstrem, yaitu kematian. Akibat yang ditimbulkan adalah timbul biaya sangat besar yang harus ditanggung oleh masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan yaitu tidak hanya biaya yang dikeluarkan untuk mengobati akibat ketidaktepatan yang membahayakan, tetapi juga biaya obat-obatan yang terbuang percuma dan kehilangan waktu kerja Rantucci, 2009. Ada lima masalah yang berkaitan dengan ketidaktepatan, yaitu: 1. Menggunakan atau mendapatkan obat yang benar, tetapi terlalu sedikit. 2. Menggunakan atau mendapatkan obat yang benar, tetapi terlalu banyak. 3. Frekuensi minum obat yang tidak sesuai. 4. Tidak menggunakan atau mendapatkan obat yang diresepkan. 5. Cara minum obat yang tidak benar

2.7.2. Hambatan Dalam Ketepatan

Hambatan dalam Ketepatan sehingga menyebabkan terjadinya ketidaktepatan yang teridentifikasi meliputi berbagai faktor pasien dan kepercayaan pasien, sifat komunikasi antara pasien dan profesional kesehatan, dan berbagai faktor perilaku Rantucci, 2009. 1. Faktor pasien a. Merasa penyakitnya tidak serius. b. Merasa pengobatan tidak efektif. c. Pandangan negatif dari keluarga dan teman atau kurangnya dukungan sosial. d. Pengalaman dengan pengobatan sedikit atau memiliki pengalaman buruk dengan pengobatan. e. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita Rantucci, 2009. 2. Faktor Komunikasi a. Kurang penjelasan yang tepat, jelas, jumlahnya memadai, dan termasuk menerima tanggapan. b. Tingkat pengawasan medis rendah. c. Kurang informasi yang seimbang tentang resiko dan efek samping. d. Strategi yang dilakukan oleh dokter untuk mengubah sikap dan kepercayaan pasien kurang. e. Kepuasan pasien dalam berinteraksi dengan dokter rendah atau tidak ada sama sekali. f. Dokter dianggap tidak ramah dan kurang perhatian. g. Dokter tidak membiarkan pasien terlibat dalam membuat keputusan Rantucci, 2009. 3. Hambatan Ketepatan a. Durasi terapi panjang. b. Munculnya efek merugikan atau efek samping. c. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, hambatan bahasa. d. Hambatan fisikisfinansial untuk mendapatkan obat Rantucci, 2009.

Dokumen yang terkait

Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 - Desember 2013

2 65 88

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Profil Pasien Sirosis Hati Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan

0 62 68

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Rawat Inap Terhadap Minat Memanfaatkan Kembali Di Badan Rumah Sakit Umum Deli Serdang Tahun 2003

1 29 88

Evaluasi Manajemen Pengelolaan Makanan Bagi Pasien Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 50 3

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ASMA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP Kajian Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid Pada Pasien Asma Dewasa Di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandanarang Boyolali Periode 2013.

0 1 13

PENDAHULUAN Kajian Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid Pada Pasien Asma Dewasa Di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandanarang Boyolali Periode 2013.

0 1 8

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ASMA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP Kajian Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid Pada Pasien Asma Dewasa Di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandanarang Boyolali Periode 2013.

1 7 16

KAJIAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA KAJIAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 2 17

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

0 0 9