sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa Wibowo,
2007. 2.1.2.
Klasifikasi
Klasifikasi gastritis Mansjoer, 2001:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial.
Pada gastritis ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan Price dan
Wilson, 2005. Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe yaitu gastritis stres akut, gastritis erosif kronis, dan gastritis eosinofilik.
Semua tipe gastritis akut mempunyai gejala yang sama. Episode berulang gastritis akut dapat menyebabkan gastritis kronik
Wibowo, 2007.
2. Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun sering bersifat multifaktor dengan
perjalanan klinik bervariasi Wibowo, 2007. Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar disertai hilangnya
sel parietal dan chief cell di lambung, dinding lambung menjadi tipis dan permukaan mukosa menjadi rata. Gastritis kronik
diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi Price dan Wilson, 2005.
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan, edema,
serta perdarahan dan erosi mukosa; b.
Gastritis atropi, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa. Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief;
c. Gastritis hipertropi, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-
nodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.
2.1.3. Epidemiologi
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap delapan negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari negara yang angka kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase
mencapai 47 kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43, lalu beberapa negara lainnya seperti Inggris 22, China 31, Jepang
14,5, Kanada 35, Perancis 29,5 dan Indonesia 40,8. Penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Depertemen Kesehatan RI
angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia yang tertinggi mencapai 91,6 yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya
seperti Surabaya 31,2, Denpasar 46, Jakarta 50, Bandung 32,5, Palembang 35,3, Aceh 31,7 dan Pontianak 31,2. Hal
tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat Karwati, 2013. Berdasarkan laporan SP2TP tahun 2012 dengan kelengkapan