bengkel, yaitu bengkel untuk sepeda motor dan mobil. Dan terdapat juga industri rumah tangga sebanyak 30 buah, yang membantu penambahan pendapatan
masyarakat di Desa Gajah. Sarana tranportasi juga sudah memadai, karena jalan menuju Desa Gajah sudah cukup baik yaitu aspal 1 km, diperkeras ada 3 km,
tanah ada 5 km dan setapak 5 km.
4.2. Karakteristik Petani Sampel Penelitian
Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi atau keadaan serta status petani tersebut. Pembahasan tentang karakteristik petani kubis pada
penelitian ini meliputi beberapa hal yaitu umur petani sampel, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan dan luas lahan akan dijelaskan lebih
rinci sebagai berikut:
Tabel 4.3 Karakteristik Petani Sampel di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo 2015
No Uraian Satuan
Range Rataan
1 Umur Petani Sampel
Tahun 26 - 52
41,5 2
Tingkat Pendidikan Tahun
6 - 12 9,7
3 Pengalaman Bertani
Tahun 7 - 30
16,8 4
Jumlah Tanggungan Jiwa
2 - 7 5
5 Luas Lahan
Ha 0,25
– 1,2 0,73
Sumber: Lampiran 1
4.2.1 Umur
Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur
muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan semakin tua umur petani maka kemampuan kejanya relative menurun. Umur
Universitas Sumatera Utara
petani sampel bervariasi antara petani yang satu dengan petani yang lainnya. Umur petani kubis di Desa Gajah berkisar antara 26
– 52 tahun dengan rata – rata umur 41,5 tahun.
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
pembangunan pertanian.
Kemampuan petani
dalam mengelolausahataninya sebagian besar ditentukan oleh tingkat pendidikannya,
baik pendidikan bersifat formal maupun nonformal. Pendidikan petani yang lebih baik akan memungkinkan petani untuk mengambil langkah yang bijaksana dalam
bertindak atau mengambil keputusan serta memungkinkan petani untuk mempelajari dan menerapkan teknologi baru dalam pengembangan usahataninya.
untuk mengetahui lebih rinci tingkat pendidikan dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Petani Kubis Responden di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan
Tahun Jumlah
Orang Persentase
1 Tamat SD
8 20
2 Tamat SLTP
13 32,5
3 Tamat SLTA
17 42,5
4 Tamat D3, S1, S2
2 5
Total 40
100,00
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa petani responden dalam penelitian ini didominasi oleh petani dengan tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah 17
orang 42,5. Ini menunjukkan tingkat pendidikan penduduk di Desa Gajah
Universitas Sumatera Utara
sudah tergolong sedang meskipun penduduk di desa itu didominasi oleh penduduk yang bermatapencaharian di bidang pertanian.
4.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Pada penelitian ini, yang menjadi jumlah tanggungan keluarga adalah anak dan istri petani keluarga. Dimana jumlah tanggungan keluarga akan
mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari. Rata – rata jumlah tanggungan petani responden di Desa Gajah adalah 5
orangjiwa.
4.2.4 Pengalaman Bertani
Pengalaman bertani akan berpengaruh terhadap pola pengelolaan usahataninya. Pada umumnya petani yang berpengalaman dalam usahatani kubis
lebih terampil dalam melakukan aktivitas usahataninya. Adapun pengalaman berusahatani responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut
ini:
Tabel 4.5 Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2015
No Pengalaman Berusahatani
Tahun Jumlah
Orang Persentase
1 1
– 10 8
20 2
11 – 20
25 62,5
3 21
– 30 7
17,5
Total 40
100
Sumber: Lampiran 1 Lamanya bertani yang cukup lama dapat menjadi modal awal bagi petani
dalam membudidayakan usahataninya. Hal ini dikarenakan petani sudah
Universitas Sumatera Utara
memahami teknik – teknik usahatani dari pengalamannya selama bertahun –
tahun. Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa pengalaman berusahatani para petani responden di daerah penelitian berkisar antara 1
– 30 tahun. Petani kubis di daerah penelitian kebanyakan memiliki pengalaman bertani 11
– 20 tahun yaitu sebesar 62,5 dari seluruh sampel penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa rata -
rata petani kubis di daerah penelitian telah memiliki pengalaman bertani yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan petani di daerah penelitian telah
melakukan usahatani sejak berusia muda, bahkan telah melakukan usahatani sejak masih belum berumah tangga atau sejak masih bersama orang tua mereka.
4.3 Karakteristik Usahatani