Analisis Paro Hidup Dokumen Yang Disitir Artikel Pada Jurnal Adolencent MEdicine Clnics Philadelphia Tahun 2005

(1)

ANALISIS PARO HIDUP USIA DOKUMEN YANG DISITIR ARTIKEL

PADA JURNAL ADOLESCENT MEDICINE CLINICS

PHILADELPHIA TAHUN 2005

Oleh :

Endang Roswati Simamora

050709024

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Sastra

Departemen Studi Perpustakaan Dan Informasi

2009


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Paro Hidup Usia Dokumen Yang Disitir Artikel

Pada Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun

2005

Oleh

: Endang R. Simamora

NIM

: 050709024

Pembimbing I : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal

: ______________

Pembimbing II : Ishak, SS., M.Hum

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal

: ______________


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Paro Hidup Usia Dokumen Yang Disitir Artikel Pada

Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun 2005

Oleh

: Endang R. Simamora

NIM

: 050709024

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua

: Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan : _______________________

Tanggal

: ____________

FAKULTAS SASTRA

Dekan

: Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D

Tanda Tangan : _______________________

Tanggal

: _____________


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah dimuat dalam media publikasi lain

maupun disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat maupun gagasan penulis dengan

pendapat maupun gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2009

Penulis


(5)

ABSTRAK

Simamora, Endang Roswati. 2009. Analisis Paro Hidup Usia Dokumen Yang Disitir Artikel

Pada Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun 2005. Medan: Program

Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usia paro hidup jurnal Adolescent Medicine

Clinics Philadelphia Tahun 2005 dan menguji kevaliditasan data dengan teori Brown,

Kebler dan Burlon yang ada di luar negeri. Penelitian ini dihitung berdasarkan sitiran yang

disitir oleh setiap artikel.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang menjadi populasi penelitian ini adalah

seluruh artikel pada Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun 2005 yang

memiliki sitiran dengan tahun terbit. Dalam jurnal tersebut terdapat 41 artikel dengan

sitiran yang dihitung berjumlah 2529 sitiran.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh usia paro hidup Jurnal Adolescent Medicine

Clinics Philadelphia Tahun 2005 adalah 6,71 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa jurnal

tersebut sesuai dengan standar penelitian di luar negeri yang menyatakan bahwa usia paro

hidup untuk bidang kedokteran dan psikologi mempunyai usia paro hidup 6.8 tahun. Hasil

ini juga menunjukkan kevaliditasan data terkait dengan teori Brown, Kebler dan Burlon.

Berdasarkan pernyataan di atas jurnal ini dikatakan memiliki artikel yang isi informasinya

bernilai mutakhir.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala hormat dan kemuliaan hanya bagi DIA, Allah yang maha adil dan maha

pengasih. Engkau-lah Allah yang telah mencukupkan segala yang penulis perlukan dan

hanya karena besar kasihMu-lah yang memampukan penulis menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah: Analisis Usia Paro Hidup Dokumen Yang Disitir Artikel

Pada Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun 2005.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada keluarga Simamora dan keluarga Sirait atas dukungannya baik

materi dan moral dari awal perkuliahan hinnga selesainya skripsi ini. Terimah kasih juga

penulis ucapkan kepada kedua orang tua yaitu: J Simamora dan M Sirait yang telah

mendukung penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari berbagai pihak.

Penulisan skripsi ini juga dapat selesai berkat adanya bimbingan, motivasi dan

bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Syaifuddin, M.A. , Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Sastra USU.

2.

Bapak Jonner Hasugian, Msi. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan

Informasi Fakultas Sastra USU dan juga sebagai Pembimbing I penulis, yang maa

telah banyak memberikan bimbingan dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini.

3.

Bapak Ishak, S.Sos, M.Hum. Selaku Pembimbing II , dimana beliau banyal

memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

4.

Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, MSP. Selaku Dosen Penasehat Akademik penulis yang

telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini dan terima kasih buat setiap

bimbingan ibu selama penulis kuliah.

5.

Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan

Informasi yang yelah mendidik dan membantu penulis selama ini.

6.

Kepada Tulang Wandi yang telah banyak membantu penulis selama penulisan

skripsi ini.


(7)

7.

Kepada Ida, Nani, Nobon, Erwin, Nicky, Novita, Lydia dan semua sepupu dari

kedua orang tua.

8.

Kepada kakak senior dan adik junior terima kasih atas dukungannya selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

9.

Untuk teman lawasku Shinto, Ima, Junicha, Tinie terima kasih buat dukungannya

selama kuliah.

10.

Untuk teman- temanku seluruh stambuk 2005 yang lucu, baek dan gokil abiiz. Harly

Gie, Get Pang, Sri Pay, Ros Tor, Bella Bear, Jul Tom, Hennie, Oeliartha, Shopie,

Bina, Jelita, Mida, Acha, Janfrist, Ganda, Newin n Ferlaoly. Semangat…

11.

Kepada Ka` Anita. Teman ceritaku, kapan ka kita cerita lagi.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya, terima kasih.

Medan, Juni 2009

Penulis

Endang Roswati Simamora

050709024


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 6

1.3

Tujuan Penelitian…… ……… 6

1.4

Manfaat Penelitian….……….………….. 6

1.5

Ruang Lingkup Penelitian………..……….. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Bibliometrika...

8

2.1.1 Sejarah Ringkas dan Pengertian Bibliometrika... 8

2.1.2 Tujuan Bibliometrika... 12

2.1.3 Manfaat Bibliometrika... 13

2. 2 Sitiran... 15

2. 3 Analisis Sitiran... 17

2. 4 Keusangan Literatur... 20

2. 5 Paro Hidup Literatur………..…… 23

2.5.1

Proses Menentukan Paro Hidup Literatur………..….. 26

2.5.2

Manfaat Paro Hidup………..……… 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian ……….. 28

3.2 Populasi dan Sampel……….. 28

3.2.1 Populasi………. 28

3.2.3 Sampel………... 29


(9)

3.4 Metode Pengumpulan Data………. 30

3.5 Pengolahan Data Usia Paro Hidup……….. 31

3.6 Analisis Data………... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Identifikasi Jurnal Adolescent Medicine Clinics 2005……….. 33

4. 2 Usia Paro Hidup Dokumen Jurnal of Adolescent Medicine Clinics 2005………. 33

4. 2. 1 Perhitungan Usia Paro Hidup Issue 1……… 33

4. 2. 2 Perhitungan Usia Paro Hidup Issue 2……… 37

4. 2. 3 Perhitungan Usia Paro Hidup Issue 3……… 40

4. 3 Rekapitulasi Data... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan ... .. 45

5. 2 Saran……….. 46

DAFTAR PUSTAKA... 48


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel.1.-Tabel Identifikasi Jurnal Adolescent Medicine Clinics 2005 ... 33

Tabel.2.-Distribusi Frekwensi Jurnal Adolescent Medicine Clinics issue 1 ... 35

Tabel.3.-Distribusi Frekwensi Jurnal Adolescent Medicine Clinics issue 2 ... 38

Tabel.4.-Distribusi Frekwensi Jurnal Adolescent Medicine Clinics issue 3 ... 41


(11)

ABSTRAK

Simamora, Endang Roswati. 2009. Analisis Paro Hidup Usia Dokumen Yang Disitir Artikel

Pada Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun 2005. Medan: Program

Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usia paro hidup jurnal Adolescent Medicine

Clinics Philadelphia Tahun 2005 dan menguji kevaliditasan data dengan teori Brown,

Kebler dan Burlon yang ada di luar negeri. Penelitian ini dihitung berdasarkan sitiran yang

disitir oleh setiap artikel.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang menjadi populasi penelitian ini adalah

seluruh artikel pada Jurnal Adolescent Medicine Clinics Philadelphia Tahun 2005 yang

memiliki sitiran dengan tahun terbit. Dalam jurnal tersebut terdapat 41 artikel dengan

sitiran yang dihitung berjumlah 2529 sitiran.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh usia paro hidup Jurnal Adolescent Medicine

Clinics Philadelphia Tahun 2005 adalah 6,71 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa jurnal

tersebut sesuai dengan standar penelitian di luar negeri yang menyatakan bahwa usia paro

hidup untuk bidang kedokteran dan psikologi mempunyai usia paro hidup 6.8 tahun. Hasil

ini juga menunjukkan kevaliditasan data terkait dengan teori Brown, Kebler dan Burlon.

Berdasarkan pernyataan di atas jurnal ini dikatakan memiliki artikel yang isi informasinya

bernilai mutakhir.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era

globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif

yang lebih mudah, cepat dan akurat. Pada peneliti, informasi menjadi salah satu kebutuhan

yang paling penting dan yang utama. Hal ini dikarenakan informasi merupakan faktor

pendukung dalam menunjang dan meningkatkan kegiatan berbagai bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi di dunia pendidikan. Sebagai pengguna informasi dalam

melakukan penelusuran informasi, biasanya pengguna lebih tertarik dengan bentuk non

cetak daripada bentuk tercetak. Hal ini disebabkan bentuk non cetak lebih mudah

ditemukan dan dapat dengan langsung diperoleh oleh pengguna. Salah satu bahan pustaka

berupa sumber informasi adalah karya ilmiah. Karya ilmiah yang tersedia dalam bentuk

jurnal baik jurnal cetak maupun jurnal elektronik.

Ada banyak hal yang menarik untuk dibahas mengenai kajian bibliometika dari

sebuah karya ilmiah. Salah satunya adalah tingkat usia paro hidup literatur pada sebuah

jurnal ilmiah. Hal ini disebabkan karena artikel ilmiah yang terdapat dalam jurnal

merupakan literatur yang selalu dijadikan bahan referensi untuk penulisan karya ilmiah

yang lain. Dengan mengetahui berapa tingkat usia paro hidup artikel dapat memberi

gambaran seberapa akurat kerelevanan informasi dari isi karya ilmiah tersebut. Kerelavanan

isi sebuah artikel ilmiah dapat memberi gambaran kemutakhiran isi dari sebuah karya

ilmiah. Sedangkan kemutakhiran isi dapat memberi gambaran tentang perkembangan

disiplin bidang ilmu tersebut.

Kajian mengenai paro hidup (

half-life

) literatur merupakan bagian dari keusangan

literatur (

obsolescence/aging literature

) yang juga adalah bagian dari salah satu bidang

kajian bibliometrika. Penelitian mengenai keusangan literatur pertama kali dilakukan oleh

Charles F Gosnell tahun 1944 dalam Kovats (2002:1), Gosnell mempelajari keusangan

literatur berdasarkan dari tingkat keterpakaian koleksi perpustakaan. Gosnell melihat

bahwa bukan hanya tingkat keterpakaian koleksi saja yang dapat mempengaruhi

kemutakhiran informasi yang ada pada koleksi perpustakaan melainkan tingkat keusangan


(13)

literatur koleksi perpustakaan juga mempengaruhi kemutakhiran informasi yang ada pada

koleksi perpustakaan.

Keusangan literatur (

obsolescence

) menurut Line dan Sandison dalam

Sulistyo-Basuki (1988:90) adalah: ”penurunan atas waktu dalam hal kesahihan atau pemanfaatan

informasi”. Keusangan dokumen dikaitkan dengan keusangan informasi yang terkandung

dalam sebuah dokumen. Keusangan sebuah dokumen lebih bersifat praktis dalam arti

apabila sebuah dokumen sudah usang maka besar kemungkinan dokumen tersebut memiliki

tempat khusus misalnya gudang ataupun dapat disiangi (

weeding

). Keusangan informasi

berarti bahwa informasi yang terkandung dalam sebuah dokumen sudah jarang digunakan

atau dipakai dalam sebuah penelitian baru, dengan kata lain penggunaan atau pemanfaatan

informasinya telah menurun dan akhirnya pada suatu saat dokumen tersebut tidak

digunakan lagi.

Usia paro hidup (

half-life

) suatu literatur dalam artikel ilmiah yang terdapat pada

jurnal ilmiah dapat diketahui dari usia dan jenis literatur yang dirujuk oleh artikelnya.

Namun bukan berarti penggunaan literatur sudah tua atau yang lama tidak dapat dijadikan

sebagai bahan referensi untuk penelitian yang baru. Walaupun literatur tersebut tergolong

lama atau sudah tua dalam hal usia paro hidup, apabila literatur tersebut memiliki informasi

yang benar-benar relavan dengan topik yang dicari oleh pengguna informasi maka literatur

tersebut dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi untuk penelitian yang baru.

Mustafa (2008:3) menyatakan: “Brown, Kebler dan Burlon pernah mengadakan

penelitian mengenai keusangan literatur dalam berbagai subjek yang diukur menggunakan

parameter paro–hidup (half-life) dan menyimpulkan bahwa bidang ilmu fisiologi 7,2 tahun,

ilmu alam 4,6 tahun, kimia 8,1 tahun, kedokteran 6,8 tahun, botani 10,0 tahun, matematika

10,5 tahun dan untuk ilmu geologi 11,8 tahun”.

Selanjutnya pendapat ini didukung dalam Hartinah (2002:2) menyatakan: ”menurut

penelitian diluar negeri setiap subjek memiliki tingkat keusangan literatur yang

berbeda-beda tergantung dengan bidang ilmunya, misalnya untuk bidang kedokteran tingkat

keusangan literaturnya berusia 6,8 tahun ; ilmu fisika berusia 4,6 tahun ; fisiologi berusia

7,2 tahun ; kimia berusia 8,1 tahun ; botani berusia 10,0 tahun ; metematika berusia 10,5

tahun ; geologi berusia 12,9 tahun dan untuk bidang ilmu sosial kurang dari 2 tahun”.


(14)

Dengan melihat usia paro hidup suatu disiplin ilmu tertentu maka dapat diketahui

tingkat perkembangan informasi ilmu tersebut. Hal ini disebabkan semakin tinggi usia suatu

literatur yang digunakan pada bidang ilmu tertentu maka itu berarti banyak hasil- hasil

penelitian terbaru yang mengindikasikan bahwa penelitian bidang ilmu tersebut berjalan

baik dan hasilnya semakin berkembang.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara merupakan perpustakaan perguruan

tinggi yang menyediakan berbagai koleksi bahan pustaka. Koleksi perpustakaan Universitas

Sumatera Utara disesuaikan dengan kebutuhan para pengguna perpustakaan. Sebagai

perpustakaan perguruan tinggi, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menyediakan

koleksi dalam berbasis cetak dan non cetak. Hal ini dilakukan untuk melengkapi koleksi

perpustakaan sebagai sarana keakademian dalam universitas. Perpustakaan Universitas

Sumatera Utara menyediakan jurnal elektronik untuk membantu mahasiswa dalam sebuah

penelitian yang dilakukan. Jurnal merupakan salah satu literatur yang penting dalam

mendukung sivitas mahasiswa. Hal ini disebabkan jurnal berisi hal–hal yang bersifat ilmiah

dan isi informasinya merupakan hasil dari penelitian para peneliti dan terbit secara berkala.

Jurnal merupakan sumber bacaan yang menyediakan informasi mutakhir yang terkadang

tidak didapat dari sumber bacaan seperti buku. Menurut Siregar (1997:1),

Jurnal memuat informasi mutakhir yang lebih baru dari informasi dalam

buku. Sifatnya lebih aktual karena sering mempertautkan masalah di

lapangan dengan tinjauan teoritis. Artikel jurnal biasanya singkat dan mudah

dibaca, selain itu sering ada hal-hal yang dimuat di dalam jurnal yang tidak

didapatkan didalam buku.

Jurnal juga merupakan literatur yang sering dirujuk dan dijadikan sebagai bahan

referensi dalam penulisan karya ilmiah baru. Lasa, H.S (1994:16) menyatakan bahwa jurnal

adalah: “Terbitan dalam bidang tertentu oleh instansi, badan, organisasi, profesi maupun

lembaga keilmuan yang terbit secara berkala dan teratur berisi informasi, hasil penelitian,

prosiding, seminar maupun pertemuan ilmiah yang lain”.

Secara fisik jurnal terbagi atas 2 bentuk yaitu jurnal berbasis cetak dan non cetak

(

online

). Jurnal tercetak maksudnya adalah jurnal yang fisiknya dibentuk seperti dokumen

dan terjilid. Jurnal tercetak informasinya dapat langsung dinikmati ketika jurnal tersebut

sudah diterbitkan dalam format buku oleh penerbitnya. Sedangkan jurnal non tercetak

adalah jurnal yang hanya dapat dinikmati lewat akses internet secara

online

.


(15)

Proquest merupakan jurnal elektronik produk University Microfilms, AnnArbor,

Michigan, dapat diakses secara

on-line

, memuat artikel lengkap lebih dari 238 judul jurnal

yang terbit di Amerika Serikat, Kanada, dan negara lainnya. Seluruh artikel ditampilkan

dalam format ASCII,

full-text

,

full-image

dan grafik. Proquest merupakan paket database

yang berisi berbagai disiplin ilmu bidang tertentu. Salah satu database dari Proquest

tersebut adalah Proquest Medical Library. Dalam database jurnal tersebut terdapat jurnal

online yaitu: Journal of Adolescent Medicine Clinics Philadelphia. Jurnal ini mempunyai

nomor serial dengan ISSN: 1547-3368, yang merupakan salah satu jurnal pada bidang

kesehatan psikologi anak remaja dan kedokteran yang berpusat di Amerika Serikat. Jurnal

ini berisi hasil-hasil penelitian para psikiater dan juga dokter yang bekerja sama dengan

salah satu rumah sakit yang bernama : “

The Children`s Hospital of Philadelphia

”. The

Children`s Hospital of Philadelphia merupakan rumah sakit anak tertua di Amerika Serikat

yang menangani keluhan dalam hal kesehatan anak-anak. The Children`s Hospital of

Philadelphia berusaha keras dalam menunjang kesehatan mental anak-anak remaja. Dalam

melanyani pasien, rumah sakit ini sangat mengutamakan perawatan anak dan sekaligus

memberi pendidikan yang profesional terhadap pasiennya.

Pada penelitian terdahulu, yang dilakukan Napitupulu pada jurnal “Academic

Psychiatry” dari database Proquest Medical Library, diperoleh kesimpulan bahwa jurnal

tersebut memiliki usia paro hidup yang sesuai dengan paro hidup bidang ilmu kedokteran.

Hasil penelitian tersebut disesuaikan dengan paro hidup disiplin ilmu jurnal ilmiah yang

diteliti yaitu disiplin ilmu kedokteran.

Adolescent Medicine Clinics diterbitkan tiga kali dalam setiap tahun, yang kala

terbitnya pada bulan Oktober, Juni dan Februari. Penulis tertarik mengkaji jurnal ini

khususnya dalam hal bidang paro hidup jurnal dikarenakan penulis ingin mengetahui

apakah jurnal ”Adolescent Medicine Clinics” sesuai dengan teori Brown, Kebler dan

Burlon yang menyatakan bahwa kemutakhiran informasi paro hidup disiplin ilmu

kedokteran berusia 6,8 tahun. Teori menyatakan bahwa 6,8 tahun adalah kevaliditasan nilai

dari paro hidup dokumen bidang kedokteran dan psikologi. Acuan yang dipakai adalah

penelitian paro hidup literatur Kebler, Brown dan Burlon di negara Eropa dan Amerika.

Penulis juga ingin mengetahui apakah jurnal ini sama dengan jurnal ”Academic Psychiatry”

dilihat dari bidang ilmu yang sama yakni bidang ilmu kedokteran. Dengan kata lain bahwa


(16)

jurnal ”Academic Psychiatry” mengandung informasi yang mutakhir sesuai dengan usia

paro hidup dokumen yang disitir. Untuk selanjutnya penulis ingin meneliti apakah jurnal

“Adolescent Medicine Clinics” merupakan jurnal yang informasinya juga mutakhir seperti

jurnal “Academic Psychiatry” sesuai dengan tingkat usia paro hidup literatur yang diteliti

penulis.

Penelitian di luar negeri usia paro hidup (

half-life

) untuk disiplin ilmu bidang

kedokteran adalah 6,8 tahun. Paro hidup ilmu kedokteran adalah 6,8 tahun, mempunyai arti

bahwa setengah dari literatur kedokteran yang digunakan pada saat dilakukan kajian paro

hidup tersebut berusia 6,8 tahun. Sedangkan separuh sisanya berusia lebih dari 6,8 tahun.

Apabila suatu dokumen penelitian kedokteran menggunakan rujukan berusia lebih dari 6,8

tahun dapat dikatakan bahwa referensi yang digunakan telah usang dan hal ini

menunjukkan adanya kemiskinan informasi. Dengan menghitung dan mengetahui usia paro

hidup sebuah dokumen maka dapat diketahui apakah jurnal tersebut berisi informasi yang

mutakhir untuk dijadikan referensi dalam penulisan penelitian baru. Hal ini juga didukung

dengan pernyataan: “Tingkat kemutakhiran literatur yang dirujuk dalam suatu karya tulis

ilmiah mencerminkan tingkat kekinian (

actuality

) informasi dari karya tulis tersebut”

(Hermanto, 2004:2). Untuk menghitung usia paro hidup literatur maka penulis

menggunakan pendekatan bibliometrika dengan melihat tahun terbit sitiran yang terdapat

pada daftar pustaka jurnal tersebut

Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis ingin mengkaji lebih jauh

mengenai usia paro hidup artikel yang ada pada Journal of Adolescent Medicine Clinics

tahun 2005 berdasarkan tahun terbit yang ada pada sitiran artikel tersebut.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan

dan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah tingkat usia paro hidup

artikel berdasarkan sitirannya yang dimuat dalam jurnal Adolescent Medicine Clinics tahun

2005”. Rumusan masalah diatas dirinci dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:


(17)

2. Apakah informasi yang ada pada jurnal Adolescent Medicine Clinics tahun

2005 mutakhir berdasarkan usia paro hidup artikelnya, dengan acuan paro hidup

disiplin ilmu yang telah ditetapkan di negara Eropa dan Amerika ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui berapakah usia paro hidup jurnal “Adolescent Medicine

Clinics tahun 2005”.

2. Mengetahui kemutakhiran informasi yang ada pada jurnal of Adolescent

Medicine Clinics tahun 2005 berdasarkan usia paro hidup artikelnya dengan

paro hidup disiplin ilmu kedokteran yang telah ditetapkan di negara Eropa dan

Amerika.

3. Mengetahui kevaliditasan data dengan teori yang dijadikan sebagai acuan

penelitian mengacu dengan teori Kebler, Brown dan Burlon.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.

Bagi pemerhati Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Penelitian ini dapat menambah dan membantu penelitian berikutnya khususnya

dalam penelitian kajian bibliometrika bidang paro hidup dokumen.

2.

Bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan oleh Perpustakaan Perguruan

Tinggi untuk mengembangkan koleksinya khususnya untuk koleksi jurnal

elektronik.

3.

Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah dan membantu penulis untuk semakin

mendalami kajian ilmu bidang bibliometrika khususnya bidang paro hidup

literatur.


(18)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan saat menelusuri informasi yang

mutakhir dalam memilih jurnal sebagai rujukan serta menambah literatur yang

dibutuhkan dalam menulis karya baru.

5.

Bagi penelitian lanjutan

Sebagai rujukan atau tambahan untuk melakukan penelitian yang sama pada

objek yang berbeda.

1.5

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan salah satu kajian dalam bidang bibliometrika. Ruang

lingkup penelitian ini mencakup pembahasan tentang usia paro hidup dokumen yang disitir

dalam satu jurnal elektronik. Usia paro hidup dokumen yang disitir ditentukan setelah

diperoleh median. Selanjutnya akan dibandingkan dengan usia paro hidup sitiran dalam

bidang ilmu yang sama. Secara khusus penelitian ini dibatasi oleh aspek- aspek sebagai

berikut:

1.

Penelitian ini hanya membahas analisis paro hidup usia dokumen pada daftar

pustaka atau sitiran yang digunakan dalam menulis artikel pada Jurnal

Adolescent Medicine Clinics tahun 2005.

2.

Hanya artikel yang memiliki daftar pustaka saja yang akan diteliti. Dengan kata

lain, artikel yang tidak memiliki daftar pustaka tidak termasuk menjadi objek

peneliti.


(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Bibliomerika

2.1.1 Sejarah Ringkas dan Pengertian Bibliometrika

Sebelum ada istilah “Bibliometrika” terlebih dahulu dikenal istilah “Statistical

Bibliography” yang dikembangkan oleh E.W. Hulme tentang analisis dalam terbitan di

Eropa Barat pada tahun 1942. Hulme menggunakan istilah ini untuk menerangkan proses

dari kejelasan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi tentang penghitungan dokumen.

Sejarah bibliometrika menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu

Perpustakaan, (1987:59) adalah sebagai berikut:

Sejarah bibliometrika dapat ditelusuri pada awal abad ke-20 dengan terbitnya

karya Cole dan Eals tentang “bibliography statistic”. Cole dan Eals melakukan

analisis statistik terhadap tulisan mengenai anatomi yang berjumlah 6348

karya yang diterbitkan di berbagai Negara Eropa antara tahun 1534-1860.

Diantara kurun waktu tahun 1700-1750 terjadi penurunan publikasi bidang

anatomi menjadi 2 (dua) yaitu: histology dan embryology. Beberapa tahun

kemudian Wyndham Hulme melakukan hal yang sama dan dalam pidatonya

yang dikenal dengan nama Sander Readers in Bibliography di Cambridge

University analisis atas terbitan di Eropa Barat. Istilah ini kemudian

digunakan oleh Gosnell dan Henkle dalam penelitiannya tentang analisis

literatur. Beberapa tahun kemudian Fussler dalam disertasinya juga

menggunakan istilah “statistical bibliography”. Pada tahun 1942 Raisig juga

menggunakan istilah “statistical bibliography” dalam tulisannya mengenai

analisis sitiran.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa bibliometrika mulai dapat diketahui

pada awal abad ke-20. Berbagai ahli menggunakan istilah pertama adalah : “

Statistical

Bibliography

” dalam berbagai tulisan mereka.

Pritchard menganggap istilah “Statistical Bibliography” sering dirancukan dengan

“Statistic” atau “Bibliography of Statistic”. Pritchard (1969:348) dalam Putu (2008:4)

mengartikan biblimetrics:

“The application of the mathematics and statistical methods to

book and other media of communication”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

metode matematika dan statistika dapat diterapkan dalam segala bentuk media komunikasi

yang telah direkam arti luas baik grafis maupun elektronik. Pritchard mengusulkan istilah

bibliography statistica

(

statistical bibliography

) digantikan dengan istilah bibliometrika

(

bibliometrics)

. Menurut Pritchard istilah bibliography statistical (statistical bibliography)


(20)

sering dirancukan dengan “

statistic

” atau “

bibliography

” karya-karya dalam bidang

statistik. Pritchard menganggap bibliometrika adalah kajian kuantitatif terhadap komunikasi

tertulis dan penerapan metode matematika dan statistika terhadap buku dan media

komunikasi lain.

Metode matematika dan statistik dapat diterapkan dalam segala bentuk media

komunikasi yang telah direkam dalam arti luas, baik grafis maupun elektronik.

Bibliometrika digunakan untuk mengkaji kuantifikasi dari proses komunikasi tertulis.

Faithorne (1969) dalam Ginting (2005:7) mengartikan biblimetrika sebagai kajian

kuantitatif dari komunikasi tercetak dan sifat-sifat yang ditimbulkannya.

Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya

dalam bentuk grafis, dengan demikian objeknya mungkin buku, majalah,

laporan penelitian, disertasi dan sebagainya. Namun sampai saat ini, kajian

bibliometrika lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah karena

dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah (Sulistyo-

Basuki, 1990:16).

Pendapat lain mengatakan bahwa bibliometrika adalah:

Tipe metode penelitian yang digunakan di perpustakaan dan ilmu informasi.

Kegunaan dari bibliometrika adalah analisis kuantitatif dan statistik untuk

menggambarkan pola dari publikasi atau terbitan tanpa melibatkan ruas atau

menggambarkan pola dari publikasi atau bagian keseluruhan literatur.

Peneliti dapat menggunakan metode bibliometrika dalam evaluasi untuk

menentukan pengaruh dari penulis tunggal atau untuk menggambarkan

hubungan di antara dua atau lebih penulis. Satu hal yang biasa atau umum

dari mengarahkan penelitian bibliometrika adalah dalam penggunaannya

untuk indeks sitiran ilmu sosial, indeks sitiran ilmu murni atau indeks sitiran

ilmu sastra untuk mencari sitiran,(Gslis, 2001 dalam Ginting 2005:7).

Bibliometrika sendiri berasal dari bahasa Yunani asal kata “biblio dan metrika”.

Biblio

artinya buku atau catalog dan

metrika

artinya satuan ukuran yang diterapkan untuk

menghitung (mengukur) informasi. Jadi Bibliometrika adalah : suatu kajian yang

menggunakan dokumen atau publikasi lainnya untuk dikaji dan diukur dengan menerapkan

metode matematika dan statistik.

Kajian bibliometrika mencoba menguraikan dan memprediksikan kuantitatif

(jumlah) kata dari suatu proses penulisan ilmiah. Dengan kata lain bibliometrika merupakan

suatu kajian kuantitatif terhadap informasi terekam yang bersifat tekstual pada bidang

bibliografi ataupun kepustakaan. Dengan bibliometrika seorang pustakawan dapat


(21)

mengukur, menyajikan dan menganalisis berbagai aspek dari informasi ilmiah secara

kuantitatif.

Kajian bibliometrika mengelompokkan suatu literatur ke dalam tiga bagian yang

dikaji yaitu:

1. Objek dari literatur yang dikaji,

2. Isi objek dan bahan materi yang dikaji,

3. Kegunaan (manfaat) dari materi yang dikaji.

Perkembangan ilmu komunikasi sangat pesat sejak ditemukannya mesin cetak

sebagai sarana pengganda hasil informasi terekam. Dampak dari mesin cetak adalah

meningkatnya jumlah literatur ilmiah dalam berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.

Peningkatan kuantitas literatur ilmiah serta kemudahan memperoleh informasi sangat

menunjang perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan terus meningkatkan

produktivitas ilmuwan dalam melakukan penelitian, percobaan dan inovasi. Meningkatnya

produktivitas karya ilmiah yang dihasilkan ilmuwan akan mendorong terbitnya media

komunikasi ilmiah yang mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiah, dari seorang ilmuwan

dengan ilmuwan lain pada masanya maupun masa sebelum dan sesudahnya. Media

komunikasi yang dimaksud dapat berupa buku atau majalah ilmiah.

Kajian bibliometrika lebih dikonsentrasikan pada karya ilmiah bidang ilmu eksakta,

hal ini dikarenakan penelitian dibidang ini menghasilkan informasi yang akan

disebarluaskan. Para ilmuwan dan pustakawan menghadapi kesulitan dalam penyimpanan

dan temu kembali hasil penelitian. Untuk mengatasinya, mereka menyimpan informasi

tersebut berdasarkan informasi terbaru tanpa menghilangkan produk dan jumlah penelitian.

Ada tiga jenis materi yang dikaji melalui bibliometrika yaitu:

1. Dokumen primer: data numerik, statistikal, tekstual dan tabel- tabel,

2. Dokumen sekunder: abstrak, indeks, bibliografi,

3. Dokumen tersier; buku (

textbook

)

Walaupun bibliometrika mengkaji ketiga jenis literatur di atas, dalam kenyataan

yang menjadi objek utama adalah majalah/jurnal. Hal ini dikarenakan bibliometrika

menganggap majalah sebagai media paling penting dalam komunikasi ilmiah, merupakan

pengetahuan publik serta arsip umum yang dapat dibaca oleh siapa saja setiap saat.


(22)

Majalah ilmiah/ jurnal sebagai objek kajian memiliki parameter yang tidak dapat

dilepaskan dari ciri majalah. Adapun parameter majalah ialah:

1.

Pengarang

2.

Judul artikel

3.

Judul majalah

4.

Tahun terbit

5.

Referens ialah acuan atau daftar kepustakaan, lazimnya tercetak pada

bagian bawah setiap halaman sering disebut catatan kaki ataupun pada

bagian akhir sebuah artikel artikel.

6.

Sitiran ialah informasi literatur yang dimuat dalam referens

7.

Deskriptor yaitu istilah yang digunakan untuk memeriksa isi artikel

ilmiah (Sulistyo-Basuki, 2002:4).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa parameter majalah terdiri

dari 7 (tujuh) yaitu: pengarang, judul artikel, judul majalah, tahun terbit, referensi (acuan

atau daftar kepustakaan), sitiran (informasi literatur yang dimuat dalam referensi) dan

deskriptor (istilah yang digunakan untuk memeriksa isi artikel ilmiah suatu dokumen).

Dalam bibliometrika, yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya informasi

dalam bentuk grafis. Dengan demikian objek kajiannya adalah buku, pengarang (hasil

karyanya), majalah, laporan penelitian disertasi dan sebagainya. Pada kenyataannya kajian

bibliometrik lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah, karena majalah jenis ini

dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah. Majalah ilmiah sering

dijadikan media informasi baik rekam maupun tulisan. Hal ini membuat majalah ilmiah

banyak ditelusuri oleh banyak peneliti/penulis, disamping memiliki informasi yang

mutakhir (

up-to-date

), majalah ilmiah juga menyajikan informasi yang bertautan dengan

lapangan penelitian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu dokumen (literatur)

sering digunakan para peneliti. Mustafa (2008:4) menyatakan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi suatu dokumen (literatur) digunakan adalah:

1. Jumlah dokumen lain yang dibuat berdasarkan dokumen itu.

2. Jumlah kutipan rata-rata per dokumen

3. Jumlah dokumen pada dokumen yang dikutip

4. Aksesibilitasnya secara bibliografis

5. Aksesibilitasnya secara fisik

6. Aksesibilitasnya secara digital

7. Nilai ilmiahnya


(23)

Bibliometrika terbagi atas beberapa bagian salah satu diantaranya membagi

bibliometrika menjadi

bibliometrika deskriptif

dan

bibliometrika evaluatif

. Bibliometrika

deskriptif mengkaji produktivitas pada geografis dan periode waktu yang disiplin ilmu.

Sedangkan

bibliometrika evaluatif

menghitung penggunaan literatur topik, subjek atau

disiplin ilmu tertentu. Tujuan dari

bibliometrika deskriptif

ialah membandingkan jumlah

penelitian pada berbagai negara, apakah jumlah hitungan melebihi periode sebelumnya atau

jumlah yang menghasilkan dalam subbidang. Sedangkan

bibliometrika evaluatif

bertujuan

untuk menghitung penggunaan literatur topik, subjek atau disiplin ilmu tertentu dan dibagi

lagi menjadi hitungan rujukan dan analisis sitiran.

2.1.2 Tujuan Bibliometrika

Penelitian dan pengujian dari bibliometrika bertujuan untuk mencari kebenaran

universal tentang produksi dan perkembangan ilmu melalui kajian tentang penulis, artikel,

dan pengutipan artikel dalam penulisan ilmiah (Pendit, 2003:107). Sedangkan menurut

Herubel (1999:380)

“Bibliometrics is essentially a quantitative analysis of publication for

the purpose of ascertaining specific kinds of phenomena. Among the various data found,

characteristic of materials used and intellectual content analysis of published materials are

generally explored through bibliometrics”.

Dari pernyataan di atas dapat diuraikan bahwa

bibliometrika merupakan suatu analisis kuantitatif yang mengacu pada publikasi yang

bertujuan untuk memastikan suatu fenomena yang khusus. Diantaranya adalah variasi data

yang ditemukan, karakter dari materi data yang digunakan dan isi dari penelitian yang

intelektual dari materi publikasi umum yang mengarah pada kajian bibliometrika.

Pendapat lain dapat dilihat dalam Sulistyo–Basuki (2002:1) menyatakan tujuan

bibliometrika ialah menjelaskan proses komunikasi tertulis dan sifat serta arahan

pengembangan sarana deskriptif perhitungan dan analisis berbagai faset komunikasi.

Bibliometrika memberikan penjelasan tentang proses komunikasi tertulis sifatnya serta

perkembangannya dalam sebuah disiplin ilmu (sepanjang menyangkut komunikasi tertulis)

dengan jalan menghitung dan menganalisis berbagai faset komunikasi tertulis.

Tujuan umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah:

a.

Merancang bangun sistem dan jaringan informasi yang lebih ekonomis.

b.

Penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi.


(24)

c.

Identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada dewasa ini.

d.

Meramalkan kecenderungan penerbitan, dan

e.

Penemuan dan elusidadi hukum empiris yang dapat menyediakan basis bagi

pengembangan sebuah teori dalam ilmu komunikasi.

2.1.3

Manfaat Bibliometrika

Bibliometrika merupakan bagian dari informetrika yang mengkaji aspek kuantitatif

berbagai informasi terekam. Bibliometrika merupakan kajian ilmu yang berhubungan

dengan temu-kembali informasi yang dapat membantu pustakawan mencari dan menyajikan

informasi di perpustakaan.

Menurut Ishak dalam Pustaha (2005:18) manfaat biliometrika dalam perpustakaan

adalah:

1.

Mengidentifikasikan majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu.

2.

Identifikasikan arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan

pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu.

3.

Menduga keluasan literatur sekunder

4.

Mengenali pemakai berbagai subjek.

5.

Mengenali kepengarangan dan arah gejalah pada dokumen berbagai

subjek.

6.

Mengukur manfaat jasa SDI

ad-hoc

dan retrospektif.

7.

Meramalkan arah gejalah perkembangan masa lalu, sekarang dengan

mendatang.

8.

Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi.

9.

Mengkaji keusangan & penyebaran literatur ilmiah.

10.

Meramalkan produktivitas penerbit pengarang, organisasi, negara atau

seluruh disiplin ilmu.

Pendapat di atas didukung oleh Sulistyo-Basuki (2002:8), Manfaat aplikasi

kuantitatif dari bibliometrika bagi perpustakaan adalah:

1.

Identifikasi literatur inti

2.

Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan

pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan

3.

Menduga keluasan (comprahensiveness) literatur sekunder

4.

Mengenali pemakai berbagai subjek

5.

Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai

subjek

6.

Mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif

7.

Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang mendatang

8.

Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagi ilmu


(25)

9.

Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat

dalam batas anggaran belanja

10.

Mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati

model yang ada

11.

Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak

secara tepat

12.

Memprakarsai sistem jaringan arus ganda yang efektif

13.

Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi

14.

Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui

penggugusan dan pasangan literatur ilmiah)

15.

Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau

seluruh disiplin

16.

Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk

auto-indexing

,

auto-abstracting

dan

autoclassification

17.

Mengembangankan norma pembakuan

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bibliometrika adalah:

mengetahui karakteristik literatur berdasarkan judul, indeks sitasi, kata kunci/ tajuk subjek,

keusangan dan kepengarangan.

2. 2 Sitiran

“Sitiran” merupakan terjemahan langsung dari kata “

citation

” dalam bahasa Inggris.

Harrod’s Librarian Glossary and Reference Book

(1990) menerjemahkan “

citation

adalah

suatu rujukan pada suatu teks atau bagian yang menunjuk pada suatu dokumen dimana teks

itu dimuat”. Menurut

ALA Glossary of Library and Information Science

(1983:43) ”sitiran

adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau pada beberapa

sumber yang memiliki otoritas”. Sedangkan Tomson dalam Herlina (1995:33) seperti

dikutip oleh Mustikasari (2008:2) menyatakan bahwa sitiran adalah “suatu catatan yang

menunjuk pada suatu karya atau sebagian karyanya yang dikutip dan suatu penyitiran dari

atau acuan untuk suatu keputusan dan keahlian lainnya”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diuraikan bahwa yang dimaksud

dengan sitiran adalah daftar pustaka dari sejumlah document/literatur yang dirujuk atau

dikutip oleh seorang penulis dalam sebuah dokumen baru. Setiap daftar pustaka dokumen

tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip. Sitiran dapat muncul dalam

catatn kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar pustaka. Sitiran (

citation

) sering kali

dianggap sama dengan referensi, akan tetapi apabila ditilik dari terjemahan kedua istilah


(26)

tersebut memiliki makna yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1078)

menyatakan bahwa “sitiran adalah menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah

disebut (ditulis) orang lain”. Dengan kata lain sitiran adalah kutipan dari tulisan orang lain.

Sedangkan Referensi (

reference

) adalah rujukan atau petunjuk. Hal ini berarti Referensi

adalah bantuan yang merujuk ke pustaka lain.

Price (1980) dalam Mustikasari (2008) memberikan pandangan yang membedakan

pengertian antara rujukan (

reference

) dengan sitiran

(citation

) dilihat dari bagaimana cara

menghitungnya bahwa jumlah rujukan dari sebuah karya tulis dihitung dari bibliografi, baik

itu berupa catatan kaki maupun catatan akhir, sedangkan jumlah sitiran dari sebuah karya

tulis didapat dengan menghitung dalam indeks sitiran (

citation index

) untuk mendapatkan

jumlah karya tulis – karya lain yang terdaftar di dalamnya. Lebih lanjut, Guha dalam

bukunya Documentation and Information Work (1978:253) dalam Mustikasari (2008)

menyebutkan beberapa penggunaan sekunder sitiran :

1.

Dipergunakan sebagai bibliografi

2.

Mempersiapkan daftar peringkat majalah

3.

Dipergunakan sebagai daftar peringkat

4.

Mengetahui hubungan penggunaan berbagai bentuk dokumen

5.

Mengetahui umur penggunaan dokumen

6.

Mengetahui keterhubungan dan keterkaitan subjek-subjek

7.

Mengetahui asal-usul atau akar dari subjek ilmu

8.

Kajian sitiran dari abstrak/ indeks majalah dan kegunaan.

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa sitiran sangat diperlukan untuk

membantu seorang penulis mengembangkan hasil tulisannya dalam menghasilkan suatu

karya tulis yang baru.

Sitiran adalah suatu tulisan atau literatur yang dijadikan acuan atau rujukan dalam

sebuah artikel atau buku yang kemudian diterbitkan. Sitiran merupakan pernyataan yang

diterima suatu dokumen dari dokumen yang lain. Sitiran mengarah pada karya yang diacu

yang dilakukan oleh penulis sesudah karya yang diacu diterbitkan.

Selanjutnya Sophia (2002) menyatakan bahwa arti sitasi atau sitiran adalah

1.

Action of citing ani word or written passage, quotation

2.

A reference to passage in 2 book

3.

To cite (a book, auto etc) for a particular statement or passage

4.

To copy or repeat (a passage, statement, etc) from book document speech,

etc with some indication that one is giving a words of another.


(27)

Dengan kata lain “Sitasi adalah menunjuk sumber/asal-usul dari suatu kutipan,

mengutip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan

mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang baru, namun penyitir (pengutip/penulis

baru) tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut adalah pernyataan orang lain yang

kembali dia tulis dalam karya tulis baru”.

Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa sitasi adalah pernyataan

seseorang yang ditulis/disalin ulang oleh penulis lain dan mencantumkan penulis tersebut

dalam sebuah karya tulis yang baru.

2. 3 Analisis Sitiran

Kajian bibliometrika khususnya bidang analisis sitiran merupakan bagian yang

membahas tentang kutipan atau sumber-sumber bacaan dari sebuah karya tulis. Hal ini

mengindikasikan bahwa analisis sitiran menunjukan adanya hubungan antara penulis yang

lama dengan penulis baru (pengutip) dalam sebuah karya tulis. Metode analisis sitiran

merupakan salah satu teknik bibliometrika yang mengkaji hubungan antara dokumen yang

menyitir dengan dokumen yang disitir.

Lasa (1990:26) menyatakan : analisis sitiran adalah cara perhitungan yang dilakukan

atas karya tulis yang disitir oleh para pengarang. Diungkap juga oleh Harter dalam

Rohyanti (2003:30) bahwa :

Citation analisis is a generic term for a set of well – known techniques that

have a long history in bibliometric study of scholary communication. As

artifact of the scholary communication proses, citation can reveral formal

communication pattern and methods of citation analysis are unobtrusive ang

can be higliy reliable.

Dengan kata lain analisis sitiran adalah istilah umum yang dikenal dalam teknik

studi bibliometrika tentang komunikasi ilmiah. Metode dan pola komunikasi ilmiah dari

analisis sitiran adalah ukuran yang dapat dipercaya atau diterima. Hubungan antara

dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir dapat ditelusuri melalui motivasi,

tujuan, dan fungsi sitiran. Frost (1979) seperti dikutip oleh Liu (1993) dalam Mustikasari

(2008:2) mengemukakan bahwa fungsi sitiran dalam bidang humaniora dapat

diklasifikasikan sebagai dokumentasi sumber primer dan sekunder untuk mendukung opini


(28)

dan pernyataan faktual baik di dalam maupun di luar topik dokumen yang menyitir terhadap

dokumen yang disitir, dan untuk menyediakan informasi bibliografi.

Indikator hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir

yaitu sebagai penjelasan, memberikan informasi umum, hubungan historis, hubungan

operasional, hubungan kolaboratif, memberikan informasi spesifik, dokumentasi, hubungan

metodologis dan hubungan korektif.


(29)

Menurut Hartinah (2002:1) “Ketika dokumen A disebut oleh dokumen B sebagai

catatan kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar pustaka maka dikatakan bahwa dokumen

A disitir oleh dokumen B dan dokumen B menyitir dokumen A. Dalam kajian bibliometrika

dokumen A disebut sebagai “

cited document

” sedangkan dokumen B disebut sebagai “

citing document”.

Ilustrasi antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir dapat dilihat

pada bagan berikut :

Sri Hartinah

Judul :

Sumber:

“citing document”

Mustagimah Sulistiyo-Basuki

Judul : Judul:

Sumber: Sumber:

“citing document

Cited document”

Igif

Judul :

Sumber:

“citing document”

Gambar 1 : Ilustrasi tentang document disitir dan menyitir

Sumber : Hartinah (2002:2)

Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa Sri Hartinah, Mustangimah dan Igif

menyitir karya Sulistyo-Basuki sebagai rujukan karya mereka. Hal ini berarti Sri Hartinah

dan Igif menyitir karya Sulistyo-Basuki disebut “

citing document

”. Sebaliknya karya

Sulistyo-Basuki yang disitir oleh Sri Hatinah, Mustangimah dan Igif disebut “

cited

document

”. Hal ini merupakan istilah yang digunakan dalam bibliometrika salah satunya

adalah analisis sitiran.


(30)

Analisis sitiran merupakan suatu analisis informasi yang digunakan untuk

mengukur kesamaan atau hubungan antara pasangan dokumen. Menurut Ikpaahindi (1985)

dalam Mustikasari (2008:2) ”metode bibliometrika dapat dilakukan dengan cara

penghitungan sitiran langsung (

direct citation counting

), pasangan bibliografi

(

bibliographic coupling

) dan analisis co- sitiran (

co-citation analysis

)”. Metode tersebut

didasarkan pada hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir.

Analisis sitiran merupakan teknik mengukur atau menghitung karya tulis yang

dikutip dalam sebuah dokumen untuk mengetahui karakteristik informasi dalam komunikasi

ilmu pengetahuan.

Analisis sitiran digunakan untuk mengukur pengaruh intelektual keilmuan dari

pengarang yang disitir, karena beberapa studi sitiran literatu digunakan untuk

mengetahui karakteristik ilmu pengetahuan dan banyak asfek kualitatif dari

peneliti dan publikasi (Mustikasari 2008:4)

Untuk menghasilkan suatu karya atau dokumen baru sangat dibutuhkan bahan

rujukan yang telah terbit sebelumnya serta mempunyai kaitan dengan dokumen yang

menyitirnya sehingga sitir-menyitir merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan oleh

seorang peneliti. Ditegaskan pula oleh Garfield dalam Hartinah (2002:3). Analisis sitiran

banyak digunakan dalam kajian bibliometrika karena menurutnya tepat, jelas mewakili

subjek yang diperlukan tidak memerlukan interpretasi, valid dan reliable. Dalam

menggunakan analisis masalah yang perlu dipertimbangkan adalah :

1.

Hanya penulis utama yang menjadi perhatian

2.

Penulis yang mempunyai nama sama bidang sama dibutuhkan informasi

tambahan nama institusi.

3.

Jenis sumber dokumen (artikel, makalah dan lain-lain)

4.

Tidak dibatasi oleh waktu

5.

Untuk bidang yang multidisiplin, kesulitan untuk analisis subjek.

6.

Isi database tidak mencakup seluruh majalah. Hanya sekitar 8580 majalah

ilmiah yang diindex setiap tahun dari lebih 70.000 majalah ilmiah yang

ada.

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penulis utama jenis dokumen

dan analisis subjek adalah beberapa hal yang sangat diperlukan dan sangat dipertimbangkan

dalam atau ketika akan menggunakan analisis sitiran.

Kajian analisis sistem dilatarbelakangi oleh tingkat pertumbuhan jurnal ilmiah yang

sangat cepat dan mendorong para ahli informasi untuk mengembangkan metode analisis


(31)

sitiran untuk mengkaji sebuah jurnal/majalah ilmiah. Dalam bibliometrika yang dikaji

adalah informasi terekam, khususnya informasi dalam bentuk grafis . Dengan demikian

objek kajian analisis sitiran adalah buku, pengarang (hasil karyanya), majalah, laporan

penelitian disertasi dan sebagainya.

Analisis sitiran dalam kajian bibliometrika memiliki cara dalam menentukan

beberapa kebijakan. Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan hal yang terbaik dalam

melakukan penelitian. Hartinah (2002:2) menyatakan bahwa pada kajian bibliometrika

banyak digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau

kebijakan seperti :

1.

Evaluasi program riset

2.

Penentuan ilmu pengetahuan

3.

Visualisasi suatu disiplin ilmu

4.

Indikator IPTEK

5.

Faktor dampak dari suatu majalah (

Journal Impact Factor

)

6.

Kualitas suatu majalah

7.

Pengembangan koleksi majalah dan lain-lain

Dari beberapa cara di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sitiran sangat berguna

untuk menganalisis setiap bidang ilmu untuk mengevaluasi jurnal majalah ilmiah maupun

penulis yang paling banyak digunakan dalam berbagai kepentingan dan kebijakan dalam

kajian bibliometrika.

2. 4 Keusangan Literatur

Keusangan literatur (

literature aging

atau

obsolescence

) adalah penurunan atas

waktu dalam hal kesahihan atau pemanfaatan koleksi. Penurunan penggunaan suatu literatur

atau kelompok literatur dalam suatu subjek tertentu pada suatu periode atau kurun waktu

dikarenakan literatur tersebut semakin tua. Menurut Mustafa (2008:2) Keusangan literatur

adalah kajian bibliometrika/informetrika tentang penggunaan dokumen (literatur) yang

berkaitan dengan umur literatur tersebut. Sedangkan menurut Vickery dalam Mustafa

(2008:2) menyatakan:

“...Obsolescence is in fact a function of two factors, growth and

obsolenscesce”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Obsolescence merupakan

fungsi dari 2 (dua) faktor yang nyata yakni pertumbuhan dan keusangan.


(32)

Penurunan atas waktu dalam hal kesahihan atau pemanfaatan dapat dianalogikan

bahwa apabila dokumen sudah usang berarti dokumen tersebut kurang digunakan. Menurut

Line (1974,1993) dalam Mustafa (2008:4), penurunan kesahihan disebabkan oleh

1. The information is valid, but incorporated in later work

2. The information is valid, but superseded by later work

3. The information is valid, but is in a field of declining interest

4. The information is no longer valid

Dari pendapat Line dapat dinyatakan bahwa penurunan kasahihan disebabkan oleh :

1. Informasi sahih, namun sudah terserap oleh dokumen berikutnya

2. Informasi masih sahih namun sudah digantikan oleh karya berikutnya

3. Informasi sahih, namun informasi tersebut berada dalam bidang yang kurang

diminati oleh ilmuwan

4. Informasi sudah tidak dianggap sahih lagi.

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa penurunan penggunaan literatur bisa saja

terjadi meskipun informasi dalam literatur masih sahih. Maka tidak mungkin dapat

dikatakan bahwa informasi yang dikandung dalam suatu literatur menjadi usang hanya

karena penurunan penggunaan literatur tersebut. Penurunan kesahihan suatu dokumen dapat

terjadi pula dengan peningkatan kesahihan suatu dokumen. Menurut Mustikasari, (2008:2).

1.

Informasi yang tidak diakui menjadi sahih.

2.

Informasi bersifat sahih, namun tidak ada teori atau teknologi yang

mendukung.

3.

Informasi yang dimuat sahih dan menarik banyak minat orang atau

berada dalam ambang perkembangan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penurunan dan peningkatan kesahihan

dokumen dapat terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan. Faktor itulah

yang dapat mempengaruhi keusangan literatur suatu dokumen.

Penggunaan informasi dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti didasarkan

pada informasi yang bernilai mutakhir atau terkini (

up-to-date

). Hal ini akan

mengindikasikan bahwa penelitian yang dilakukan memberi perkembangan dari penelitian

yang sebelumnya. Kebutuhan informasi merupakan suatu kecenderungan untuk mencari,

memilih, memperoleh dan memanfaatkan informasi guna memecahkan masalah tertentu

atau untuk keperluan lainnya. Oleh karena itu informasi yang digunakan adalah informasi

yang berkualitas dan bernilai bahasa yang baik dalam penyampaian, artinya informasi


(33)

tersebut memiliki parameter dalam penelitian. Mustafa (2008:4) menyatakan parameter

informasi yaitu:

1. Kuantitas.

Diukur dengan jumlah dokumen, halaman, kata, karakter, byte dsb.

2. Isi.

Arti atau makna suatu informasi

3. Struktur.

Format atau bangun suatu informasi dan kaita logisnya diantara unsur-

unsur yang membentuknya

4. Bahasa.

Simbol, abjad, kode atau tata bahasa informasi itu disampaikan

5. Kualitas.

Kelengkapan, ketepatan, relevansi informasi yang disampaikan

6. Usia.

Selang waktu kapan suatu informasi masih bernilai atau dimanfaatkan

Dasar dari kajian keusangan literatur adalah sitiran. Sitiran yang dimaksud adalah

jumlah keseluruhan yang ada pada referensi atau daftar pustaka suatu literatur. Jika suatu

karya tidak pernah lagi disitir oleh penulis maka karya tersebut dapat dikatakan telah usang.

Dengan melihat tingkat keusangan literatur maka dapat diketahui perkembangan suatu

bidang ilmu pengetahuan dan dapat memprediksi perkembangan literatur yang akan datang.

Keusangan literatur (

literature aging

atau

obsolescence

) terbagi dua yaitu

synchronous

dan

diachronous.

Obsolescence synchronous

adalah ukuran keusangan

literatur dengan cara memeriksa tahun terbitan referensi melalui

median citation age

(median umur sitiran).

Obsolescence

diachronous

adalah ukuran keusangan literatur dari

sekelompok literatur dengan memeriksa tahun terbitan dari sitiran yang diterima suatu

literatur tersebut. Dalam bibliometrika yang menjadi data penelitian dalam ukuran

keusangan (

Obsolescence

) literatur adalah sitiran yang ada pada dokumen tersebut.

Obsolescence synchronous

dapat diukur melalui median usia ditiran yang dapat

diperoleh dengan cara mengurangi tahun terbit dokumen sumber dengan median tahun

terbit yang terdapat dalam daftar referensi. Sedangkan

obsolescence diachronous

dapat

mengukur usia kelompok dokumen melalui suatu pengujian terhadap tahun terbit sitiran

yang diterima oleh dokumen

obsolescence diachronous

diukur melalui paro hidup (

half-life

) yang dapat diperoleh dengan cara mengurangi median tahun terbit dokumen yang

menyitir dokumen sumber dengan tahun terbit termuda dokumen sumber.


(34)

Kedua cara tersebut memang mirip tetapi dengan cara penangan yang

berbeda. Jika synchronous menentukan literatur yang menyitir kemudian

mengkaji distribusi usia referensi yang ada didalamnya, maka Diachronous

menentukan literatur yang disitir kemudian mengkaji penggunaan literatur

tersebut pada terbitan selanjutnya. Dikemukakan dalam berbagai penelitian

bahwa masing-masing bidang ilmu memiliki keusangan literatur yang

berbeda,(Purnomowati, 2002:10).

2. 5 Paro Hidup Literatur

Peningkatan intensitas ilmu pengetahuan dan komunikasi banyak menerbitkan

dokumen-dokumen baru yang merupakan karya ilmiah seorang penulis yang intelektual.

Literatur yang baru terbit menggantikan literatur yang lama. Hal ini dikarenakan literatur

yang baru memiliki hasil yang baru dan yang berbeda dari literatur yang sebelumnya.

Terbitnya literatur dan dokumen baru ini akan membuat terbitan yang sebelumnya menjadi

usang karena kekurangan atau kemiskinan informasi.

Istilah paro hidup (

half-life

) pertama digunakan oleh R. E. Borton dan R. W. Kebler

tahun 1960 mereka memakai istilah “

half-life

” yang berarti waktu saat setengah dari seluruh

literatur suatu disiplin ilmu yang digunakan secara terus menerus. Penelitian yang sama

juga dilakukan oleh Charless F Gosnell tahun 1944 Gosnell meneliti dengan skala yang

lebih kecil yaitu mengenai tingkat keterpakaian koleksi diperpustakaan. Penelitian ini

belum bersifat ilmiah dan masih sangat sederhana.

Paro hidup merupakan istilah yang diambil dari bidang ilmu fisika yang menunjukkan

masa aktif suatu zat radio-aktif. Paro hidup mengacu pada adanya waktu yang diperlukan

oleh suatu atom untuk meluruh menjadi setengahnya secara terus menerus hingga atom

suatu unsur itu habis. Dalam Mustafa (2008:3). Line menyatakan : “

The half life of

literature is bound to be shorter the

more rapidly the literature growing

”. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa paro hidup dari sebuah literatur adalah batas cepat

tidaknya pertumbuhan dari suatu literatur.

Paro hidup suatu disiplin bidang ilmu adalah rentang waktu dimana suatu literatur

disiplin ilmu digunakan sebanyak 50 persen (separuh) penggunaan total dokumen itu.

Untuk menghitung paro hidup suatu disiplin bidang ilmu dapat diperoleh dengan cara

mengurangi median tahun terbit dokumen yang menyitir dokumen sumber dengan tahun

terbit dokumen sumber.


(35)

Paro hidup dokumen dapat dihitung dengan mengurutkan semua tahun terbit

dan menghitung jumlah sitiran semua dokumen pada masing-masing bidang

mulai yang tertua (tahun terkecil) sampai tahun terbaru (tahun terbesar) atau

sebaliknya. Kemudian dicarimedian dengan membagi jumlah kumulatif

sitiran yang sudah terurut tersebut menjadi 2 (dua) masing-masing. Median

tersebut terletak pada tahun berapa. Kemudian dikurangi dengan tahun

tertua, (Hartinah, 2002:2).

Dalam kajian bibliometrika paro hidup merupakan tingkat keusangan literatur

berdasarkan sitirannya. Kajian paro hidup menitikberatkan tahun terbit seluruh jumlah

sitiran pada literatur tersebut. Hal ini menunjukkan kemutakhiran kandungan informasi

pada literatur ilmiah. Semakin baru terbitan suatu literatur maka literatur tersebut akan

sering disitir oleh karya tulis lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kurva di halaman sebelah

ini:

N

u

m

b

e

r

o

f

u

s

e

r

Age of time of use

Gambar 2

: Curve of obsolescense

Sumber: Saracevic (2002) dalam Napitupulu (2006:10)

Keterangan mengenai kurva dibalik yaitu:

1. Garis kurva tersebut menggambarkan suatu literatur.

2. Number of users adalah pengguna yang menggunakan literatur tersebut.

3. Age of time of use adalah penggunaan literatur tersebut.

Pada gambar kurva dan keterangan di atas, dapat dilihat bahwa semakin baru

terbitan suatu literatur, maka semakin sering literatur tersebut digunakan. Sedangkan jika


(36)

tahun terbit literatur tersebut semakin jauh dari waktu sekarang maka akan semakin sedikit

pengguna yang menggunakan literatur tersebut.

Dalam makalah Hartinah (2002:2) dinyatakan bahwa penelitian diluar

negeri setiap subjek memiliki tingkat keusangan literatur yang

berbeda-beda sesuai dengan bidang ilmunya, misalnya untuk bidang kedokteran

tingkat keusangan literaturnya berusia 6,8 tahun ; ilmu Fisika berusia 4,6

tahun; fisiologi berusia 7,2 tahun; ilmiah berusia 8,1 tahun; botani berusia

10,0 tahun; matematika berusia 10,5 tahun; biologi berusia 12,9 tahun dan

untuk bidang ilmu sosial kurang dari 2 tahun.

Paro hidup literatur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam Mustafa (2008:3)

menyatakan: beberapa faktor yang mempengaruhi ialah :

1. Jumlah penggunaan literatur

2. Jumlah publikasi

3. Jumlah penulis pada bidangnya

Pendapat ini ditegaskan juga dalam makalah Hartinah (2002:2), paro hidup literatur

dipengaruhi oleh:

a.

Ketersediaan literatur suatu bidang,

b.

Kemampuan penulis memperoleh sumber informasi yang ada,

c.

Mengikuti perkembangan informasi dibidangnya, agar selalu

menggunakan sumber yang mutakhir.

2. 5. 1 Proses Menentukan Paro Hidup Literatur

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut

agar pertanyaan-pertanyaan pada Bab 1 dapat dijawab. Untuk menentukan usia paro hidup

dapat menggunakan rumus median. Uraian lebih lanjut dengan rumus terkait dapat dilihat

pada Bab III.

2. 5. 2 Manfaat Paro Hidup

Usia paro hidup suatu literatur ditentukan oleh tahun terbit referensinya, sehingga

dapat diketahui publikasi yang terbit dalam jangka waktu tertentu dan dapat diprediksi

pertumbuhan publikasi selanjutnya dimasa yang akan dating, (Egghe, 2002:7).

Manfaat lain dari mengetahui tingkat paro hidup suatu literatur pada bidang ilmu

tertentu diantaranya ialah :


(37)

a.

Mengetahui perkembangan suatu bidang ilmu pengetahuan, semakin banyak

terbitan yang baru mengenai bidang ilmu itu maka dapat diprediksikan bahwa

bidang ilmu terus berkembang.

b.

Efesiensi dalam bidang pengelolahan koleksi perpustakaan terutama dalam

bidang pengembangan koleksi bahan pustaka di perpustakaan.

c.

Kajian paro hidup juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu informetrika/

bibliometrik.

d.

Sebagai pertimbangan pada pustakawan dalam memilih dan melanggan jurnal

elektronik.

e.

Pembatasan dalam penggunaan literatur (dokumen) untuk penulisan karya

ilmiah.

Menurut Hartinah (2002:2) paro hidup literatur dapat dijadikan indikator kekayaan

atau kemiskinan informasi. Bagi perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi,

paro hidup dapat dijadikan pertimbangan dalam menyediakan koleksi bagi pengguna.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Metode dan Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian, metode penelitian memegang peranan penting dalam

memberikan dasar pemikiran pengambilan keputusan dalam suatu penelitian. Menurut

Arikunto (2002:136) ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”. Karena banyak jenis penelitian yang dilakukan oleh

banyak peneliti dari berbagai bidang ilmu, maka tidak mungkin dibuat satu metode

penelitian yang dapat digunakan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yang berarti mendeskripsikan

obyek penelitian berdasarkan fakta yang nyata pada saat ini. Menurut Suratmo (2002:16)

“Metode deskripsi adalah penelitian didasarkan pada data deskripsi dari suatu status,

keadaan, sikap, hubungan atau suatu sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek

penelitian”. Ciri dari metode ini biasanya difokuskan pada masalah aktual yang ada pada

waktu penelitian. ”Sementara tujuan dari penelitian deskriptif ialah menarik ke permukaan

gambaran tentang kondisi, situasi atau variabel tertentu” (Bungin, 2001:48).

3. 2 Populasi dan Sampel

3. 2. 1 Populasi

Dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti harus merumuskan atau menentukan

kriteria populasi agar wilayahnya jelas dan bisa diketahui kuantitasnya. Menurut Sugiono

(1998:57) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pendapat lain menyatakan populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian, (Arikunto, 2002:108).

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah jumlah

dari keseluruhan subjek penelitian ini bukan hanya benda tetapi juga orang, bukan hanya

jumlah atau kuantitas, tetapi juga karakteristik dari objek atau subjek penelitian.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh

artikel yang terdapat pada Journal of Adolescent Medicine Clinics yang diterbitkan pada


(39)

tahun 2005 Volume 16 No. 1, 2 dan 3. Nomor ini menyatakan bahwa dalam satu jurnal

tersebut 3 kali terbit (issue). Dari observasi awal yang dilakukan penulis didapat data bahwa

populasi yang menjadi obyek penelitian penulis berjumalah 42 artikel dengan 2536 sitiran

dengan rincian sebagai berikut:

a.Tahun 2005 Volume 16 No. 1 (issue 1) sebanyak 15 artikel

b.Tahun 2005 Volume 16 No. 2 (issue 2) sebanyak 13 artikel

c.Tahun 2005 Volume 16 No. 3 (issue 3) sebanyak 14 artikel

Namun, berdasarkan data yang diperoleh tidak semua artikel yang memiliki daftar

pustaka. Dengan demikian, yang ditetapkan sebagai populasi adalah semua artikel yang

memiliki daftar pustaka saja, yang dapat dirinci sebagai berikut:

a.Tahun 2005 Volume 16 No. 1 (issue 1) sebanyak 15 artikel, yang memiliki daftar

pustaka sebanyak 15 artikel.

b.Tahun 2005 Volume 16 No. 2 (issue 2) sebanyak 13 artikel, yang memiliki daftar

pustaka sebanyak 13 artikel.

c.Tahun 2005 Volume 16 No. 3 (issue 3) sebanyak 14 artikel, yang memiliki daftar

pustaka sebanyak 13 artikel.

Dengan demikian, populasi penelitian ini adalah sebanyak 41 artikel.

3. 2. 2 Sampel

Sampel harus benar-benar mewakili populasi. Oleh karena itu peneliti harus lebih

hati- hati dalam menentuan sampel, sebab kesalahan dalam menarik sampel akan

menjadikan ketidaktelitian atau ketidakakuratan data yang diperoleh dari populasi. Menurut

Pendit (2003:216) ”sampel adalah Bagian dari populasi yang diteliti baik berdasarkan

kemungkinan yang terukur (

probability

) maupun tidak (

non-probability

)”. Pendapat lain

menyatakan sampel adalah representasi atau wakil dari populasi yang cukup besar

jumlahnya, yaitu suatu bagian dari keseluruhan yang dipilih, dan representatif sifatnya dari

keseluruhanya, (Kartono, 1996:129). Karena populasi penelitian ini tidak semua memiliki

daftar pustaka, tetapi hanya 41 artikel yang memiliki daftar pustaka. Maka yang menjadi

sampel penelitian ini adalah 41 artikel tersebut. Karena populasi yang tidak terlalu besar

dan terdokumentasi maka penulis menggunakan sampel total yaitu keseluruhan populasi


(40)

dijadikan menjadi sampel penelitian dengan dikelompokkan menggunakan tabel. Dengan

demikian penelitian ini menganut sampel total (

total sampling

).

3. 3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpulan data dan syarat penting

kedudukannya di dalam kegiatan penelitian. Menurut Arikunto (2002: 136) ”instrumen

penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dengan demikian instrumen dalam penelitian

ini berupa formulir berbentuk tabel yang diperoleh dari data sekunder. Data sekunder

adalah: “Sumber data kedua sesudah sumber data primer” (Bungin, 2001:129). Dalam

penelitian ini bibliografi atau daftar pustaka termasuk dalam data sekunder, sedangkan

metode pengumpulan datanya menggunakan teknik dokumentasi.

3. 4 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui

dokumentasi. (Arikunto, 1998:149) “Dalam melaksanakan metode dokumentasi penelitian

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan dan sebagainya”. Adapun teknis yang dilakukan penulis

dalam pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut:

a.

Pengumpulan data diperoleh dengan mengakses situs

setelah itu masuk ke dalam bagian jurnal elektronik Proquest.

b.

Setelah masuk ke- Proquest, pilih database Proquest Medical Library, maka

langkah selanjutnya memilih Journal of Adolescent Medicine Clinics Volume

16 issue 1, 2, 3 .

c.

Selanjutnya penulis

mendownload

judul artikel beserta daftar pustaka atau

referensi artikel dalam jurnal tersebut.

d.

Setelah penulis selesai

mendownload

maka data akan dikelompokkan dengan

tabel menurut urutan artikel sesuai dengan issue (terbitan) artikel yang ada pada

jurnal tersebut.


(1)

[ 18] Berman BM, Singh BK, Lao L, et al. Physicians' attitudes toward complementary or alternative medicine: a regional survey. J Am Board Fam Pract 1995; 8: 361 -6.

[ 19] Verhoef MJ, Sutherland LR. Alternative medicine and general practitioners: opinions and behavior. Can Fam Physician 1995; 41: 1005-11.

[ 20] Boucher TA, Lenz SK. An organizational survey of physicians: attitudes about and practice of complementary and alternative medicine. Alternative Therapies 1998; 4: 59-64. [ 21] Committee on Children with Disabilities. Counseling families who chose CAM for their child with chronic illness or disability. Pediatrics 2001; 107(3): 598-601.

[ 22] Sikand A, Laken M. Pediatricians' experience with and attitudes toward complementary/ alternative medicine. Arch Pediatr Adolesc Med 1998; 152:1059-64.

[ 23] Brodie JF. Contraception and abortion in 19th century America. I thaca (NY): Cornell University; 1994.

[ 24] Maguire DC. Sacred choices: the right to contraception and abortion in ten world religions. Minneapolis (MN): Fortress Press; 2001.

[ 25] Hilgers TW. The medical applications of natural family planning. Omaha (NE): Pope Paul VI I nstitute Press; 1991.

[ 26] De Meo J. The use of contraceptive plant materials by native peoples. The Journal of Orgonomy 1992; 26(l): 152-76.

[ 27] Malinowski B. The sexual life of savages in N.W. Melanesia. London: Routledge and Keegan Paul; 1929.

[ 28] Stanford JB, Lemaire JC, Thurman PB. Women's interest in natural family planning. J Fam Pract 1998; 46(1): 65-71.

[ 29] Kass-Annese B, Danzer H. Natural birth control. Alameda (CA): Hunter House; 2003. [ 30] Dworkin N. What you may not know about natural birth control. Vegetarian times. Alt Health Watch 1998: 251:82-91.

[ 31] Barron ML, DaI y KD. Expert in fertility appreciation: the Creighton model practitioner. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs 2001; 30: 386-91.

[ 32] Fehring RJ. Accuracy of the peak day of cervical mucus as a biological marker of fertility. Contraception 2002; 66: 231-5.

[ 33] Guida M, Tommasclli GA, Palomba S, cl al. Efficacy A mclhods for determining ovulation in a natural family planning program. Fertil Steril 1999; 72: 900-4.


(2)

[ 34] Klaus H, Martin JL. Recognition of ovulatory/ anovulatory cycle patterns in adolescents by mucus self-detection. J Adolesc Health Care 1989; 10: 93-6.

[ 35] Barron ML. Proactive management of menstrual cycle abnormalities in young women. J Perinat Neonat Nurs 2004; 18(2): 81-92.

[ 36] Billings Ovulation Method Association. Available at: www.boma~ usa.org. Accessed July 12, 2005.

[ 37] Weschler T. Taking charge of your fertility: the definitive guide to natural birth control, pregnancy achievement and reproductive health. New York: Harper Collins; 2002. [ 38] Rotblatt M, Ziment I . Evidence-based herbal medicine. Philadelphia: Hanley and Belfus; 2002.

[ 39] Brevoort P. The booming US botanical market: a new overview. HerbalGram 1998; 44: 33-48.

[ 40] Hudson T. Women's encyclopedia of natural medicine. Lincolwood (I L): Keats Publishing; 1999.

[ 41] Fugh- Berman A. Herbal birth control. Natural Health 2002; 32(1): 38.

[ 42] Ko RJ. Causes, epidemiology and clinical evaluation of suspected herbal poisoning. J Toxicol CHn Toxicol 1999; 37(6): 697-708.

[ 43] Blumenthal M, Busse WR, Goldberg A, et al. The complete German Commission E monographs: therapeutic Guide to Herbal Medicines. Boston: American Botanical Council; 1998.

[ 44] Dvorkin L, Gardiner PM. Regulation of dietary supplements in the United States of America. Clinical Research and Regulatory Affairs 2003; 20(3): 313-25.

[ 45] McGuffm M, Hobbs C, Upton R, et al, editors. Botanical safety handbook. New York: CRC Press; 1997.

[ 46] The contraceptive properties of carrots. Available at: website.lineone.net/ ~ stolarczyk/ cont.html. Accessed December 17, 2004.

[ 47] Benie T, El I zzi A, Tahiri C, et al. Combretodendron africanum bark extract as an antifertility agent. I : estrogenic effects in vivo and LH release by cultured gonadotrope cells. J Ethnopharmacol 1990; 29(l): 13-23.

[ 48] Benie T, Duval J, Thieulant ML. Effects of some traditional plant extracts on rat estrous cycle compared with Clomid. Phototherapy Research 2003; 17(7):748-55.

[ 49] El I zzi A, Benie T, Thieulant ML, et al. I nhibitory effects of saponins from Tetrapleura tetraptera on the LH released by cultured rat pituitary cells. Planta Med 1990; 56(4): 357-9.


(3)

[ 50] Shivalingappa H, Satyanaran ND, Pirohit MG. Anti-implantation and pregnancy interruption efficacy of Rivea hypocrateriformis in the rat. J Ethnopharmacol 2001; 74(3): 245-9.

[ 51] Okwuasaba FK, Osunkwo UA, Ekwenchi MM, et al. Anticonceptive and estrogenic effects of seed extract of Ricintis communis var. minor. J Ethnopharmacol 1991; 34: 141-5. [ 52] I shchei CO, Das SC, Ogunkeye OO, et al. Preliminary clinical investigation of the contraceptive efficacy and chemical pathological effects of RI COM-1013 J of Ricinus communis car Minor on women volunteers. Phototherapy Research 2000;14(l): 40-2.

[ 53] Das SC, I schei CO, Okwuasaba FK, et al. Parry O Chemical, pathological and toxicological studies of the effects of RI COM-I O13-J of Ricinus communis var Minor on women volunteers and rodents. Phytother Res 2000; 14(l): 15-9.

[ 54] Der Marderosian A. Review of Natural Products by Facts and Comparisons. St. Louis (MO): Kluker Publishing; 1999.

[ 55] Gruenwald J, Brendler T, Jaenicke C. PDR for herbal medicines. Montvale (NJ): Medical Economics Co.; 1998.

[ 56] Russell L, Hicks GS, Low AK, et al. Phytoestrogens: a viable option? Am J Med Sei 2002; 324(4): 185-8.

[ 57] Basen E, Ulbricht C, Sollars D, et al. Wild yam (Dioscoreaceae). J Herb Pharmacother 2003; 3(4): 77-91.

[ 58] Banaree R, Pal AK, Kabir SN, et al. Antiovulatory faculty of the flower of Malvaviscus conzatti. Phytother Res 1999; 13(2): 169-71.

[ 59] Nwafor PA, Owusaba FK, Onoruvwe OO. Contraceptive and nonestrogenic effects of methanolic extract of Asparagus pubescens root in experimental animals. J Ethnopharmacol 1998; 62(2): 117-22.

[ 60] Rajendran A, Rajan S. Drynaria quercifolia-an antifertility agent. Ancient Science of Life 1996; 15(4): 286-7.

[ 61] Chaudhury MR, Chandrasekaran R, Michra S. Embryotoxicity and teratogenicity studies of an ayruvedic contraceptive-Pippaliyadi vati. J Ethnopharmacol 2001; 74(2): 189-93.

[ 62] Padma P, Khosa RL. I dentity of Mollugo stricta roots: a potential antifertility drug for future. Ancient Science of Life 1995; 15(2): 97-101.

[ 63] Gandhi M, LaI R, Sankaranarayanan A, et al. Postcoital antifertility activity of Ruta graveolens in female rats and hamsters. J Ethnopharmacol 1991; 34(l): 49-59.


(4)

[ 64] Badami S, Aneesh R, Sankar S, et al. Antifertility activity of Derris brevipes variety coriacea. J Ethnopharmacol 2003; 84(1): 99-104.

[ 65] Prakash AO, Pathak S, Mathur R. Postcoital contraceptive action in rats of a hexane extract of the aerial parts of Ferula jaeschkeana. J Ethnopharmacol 1991;34: 221-34.

[ 66] Desta B. Ethiopian traditional herbal drugs. Part I I I : antifertility activity of 70 medicinal plants. J Ethnopharmacol 1994; 44(3): 199-209.

[ 67] Anderson I B, Meeker JE, Müllen WH, et al. Pennyroyal toxicity: measurement of toxic metabolite in two cases and review of the literature. Ann I ntern Med 1996; 124: 726-34. [ 68] Sullivan JB, Rumack BH, Thomas H, et al. Pennyroyal oil poisoning and hepatotoxicity. JAMA 1979; 242: 2873-4.

[ 69] Ciganda C, LcBorde A. Herbal infusions used for abortion. Journal Toxicology 2003; 41(3): 235-9.

[ 70] Suva-Torres R, Montellano-Rosales H, Ramos-Zamora D, et al. Spermicidal activity of the crude ethanol extract Sedum praealtum in mice. J Ethnopharmacol 2003; 85(l): 15-7. [ 71] Ratsula K, Haukkamaa M, Wichmann K, et al. Vaginal contraception with Gossypol: a clinical study. Contraception 1983; 27(6): 571-6.

[ 72] SaiRam M, I lvavazhagan G, Sharma SK, et al. Antimicrobial activity of a new vaginal contraceptive NI M-76 from neem oil (Azardirachta indica). J Ethnopharmacol 2000; 71(3): 377-82.

[ 73] Purohit O. Antifertility efficacy of neem bark (Azadirachta indica Aa. Juss) in male rats. Ancient Science of Life 1999; 19(2): 21-4.

[ 74] Garg S, Talwar GP, Upahdhayay SN. I mmunocontraceptive activity guided fractionation and characterization for active constituent of neem (Azadirachta induca) seed extracts. J Ethnopharmacol 1998; 60(3): 235-46.

[ 75] Fahim MS, Wang M. Zinc acetate and lyophilized Aloe barbadensis as vaginal contraceptive. Contraception 1996; 53: 231-6.

[ 76] Natural Medicines Comprehensive Data. Available at: www.naturaldatabase.com/ (wn315qbn mryxp45j3b4pvjd). Accessed December 8, 2004.

[ 77] Countinho EM, Athayde C, Alla G, et al. Gossypol blood levels and inhibition of spermatogenesis in men taking Gossypol as a contraceptive. A multi-center, international, dose- finding study. Contraception 2000; 61(l): 61-7.

[ 78] Wu D. An overview of the clinical pharmacology and therapeutic potential of Gossypol as a male contraceptive agent and in gynecological disease. Drugs 1989; 38(3): 333-41.


(5)

[ 79] Lohiya NK, Pathak N, Mishra PK, et al. Contraceptive evaluation and toxicological study of aqueous seed extract of the seeds of Carica papaya in male rabbits. J Ethnopharmacol 2000; 70(l): 17-27.

[ 80] Malini T, Manimaran RR, Arunakan J, et al. Effects of piperine on testis of albino rats. J Ethnopharmocol 1999;64(3): 219-25.

[ 81] Londonkar RL, Srincaraseddy P, Somanathreddy P, et al. Nicotine-induced inhibition of the activities of accessory reproductive ducts in male rats. J Ethnopharmacol 1998; 60(3): 215-21.

[ 82] Natural Medicines Comprehensive Data. Available at: www.naturaldatabase.com. Accessed December 6, 2004.

[ 83] Qian SZ, et al. Effects of Tripterygium hypoglaucum (Levl. Hutch) on male fertility. Adv Contracept 1988; 4: 307-10.

[ 84] Purohit A. Contraceptive efficacy of Solarium xanthocarpum berry in male rats. Ancient Science of Lift: 1992; 12: 264-6.

[ 85] Burck PJ, Thakkare AL, Zimmerman RE. Antifertility action of sterol sulphate in the rabbit. J Reprod Fertil 1982; 66: 109-12.

[86] Malini T. Effects of β-sitosterol on reproductive tissues of male and female albino rats

[ doctoral thesis] . I ndia: University of Madras.

[ 87] Malini T, Vanithakumari G. Antifertility effects of ß-sitosterol in male albino rats. J Ethnopharmacol 1991; 35(2): 149-53.

[ 88] Jonas WB, Levin JS, editors. Essentials of complementary and alternative medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 1999.

[ 89] Novey DW, editor. Clinician's complete reference to complementary & alternative medicine. St. Louis (MO): Mosbv; 2000.

[ 90] Micozzi MS, Koop CE, editors. Fundamentals of complementary and alternative medicine. 2nd edition. New York: Churchill Livingstone; 2001.

[ 91] Furnham A, Forey J. The attitudes, behaviors and beliefs of patients of conventional vs complementary (alternative) medicine. J Clin Psychol 1994; 50: 458-69.

[ 92] Astin JA. Why patients use alternative medicine. JAMA 1998; 279: 1548-53.

[ 93] Chez RA, Jonas WB, Eisenberg D. The physician and complementary and alternative medicine. I n: Jonas WB, Levin JS, editors. Essentials of complementary and alternative medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 1999. p. 31-45.


(6)

12. Overview Of Contraception

Paula J Adams Hillard. Adolescent Medicine Clinics. Philadelphia: Oct 2005. Vol. 16, I ss. 3; p. 485 (9 pages)


Dokumen yang terkait

Analisis Gaya hidup, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Proses, dan Lingkungan fisik Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Café Tialif

1 72 110

Relevansi subjek dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir pada jurnal Pustaka Pertanian Bogor tahun 2010

2 34 84

Analisis Paro Hidup Usia Dokumen yang Disitir Artikel pada Jurnal Annals of Library and Information Studies (ALIS) Periode 2002-2011

10 88 283

Analisis Kesesaian Subjek Dokumen yang Menyitir dengan Dokumen yang Disitir dalam Tesis Megister (S2) Teknologi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

1 30 96

Pengetahuan Sadari (Studi Analisis Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Periksa Payudara Sendiri)

3 55 100

Analisis Komparatif Paro Hidup Usia Dokumen yang Disitir Pada International Journal for Technology In Mathematics Education (IJTME), International Journal Of Electrical Engineering Education (IJEEE), Dan International Journal Of Psychiatry In Medicine (IJ

4 131 203

Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister (S2) Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

0 21 99

Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Technology Education Tahun 2006-2007

1 25 141

Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Agriculture And African Women Studies (JENDA) Tahun 2004-2005

0 32 160

Analisis Paro Hidup Usia Dokumen Dan Tingkat Kolabosari Pengarang Pada Journal Of Academic Psychiatry Tahun 2005

0 15 120