Bab III Objek dan Metode Penelitian
80
3.4.2 Uji Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H
o
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H
a
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independent X yaitu Pendapatan Asli Daerah X
1
dan Dana Alokasi Umum X
2
terhadap Belanja Daerah sebagai variabel dependen Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penetapan Hipotesis
a. Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka
dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: a
Hipotesis parsial antara variabel bebas Pendapatan Asli Daerah terhadap variabel terikat Belanja Daerah..
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Pendapatan Asli
Daerah terhadap variabel terikat Belanja Daerah.. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan
Pendapatan Asli Daerah terhadap variabel terikat Belanja Daerah.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
81
b Hipotesis parsial antara variabel bebas Dana Alokasi Umum
terhadap variabel terikat Belanja Daerah. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Dana Alokasi
Umum terhadap Belanja Daerah. Ha :
Terdapat pengaruh yang signifikan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah.
c Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Pendapatan
Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap variabel Belanja Daerah.
H
o
: Tidak terdapat pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Alokasi Umum terhadap variabel Belanja Daerah. H
a
: Terdapat pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap variabel Belanja Daerah.
b. Hipotesis Statistik Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t.
Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak two tail test dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol H
: β =
0 dan hipotesis alternatifnya H
a
: β ≠ 0
Ho : β
1
= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Pendapatan Asli Darah PAD terhadap Belanja Daerah.
Ha : β
1
≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan Pendapatan Asli Darah PAD terhadap Belanja Daerah.
Bab III Objek dan Metode Penelitian
82
Ho : β
2
= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Dana Alokasi Umum DAU terhadap Belanja Daerah.
Ha : β
2
≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan Dana Alokasi Umum DAU terhadap Belanja Daerah
Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F. Ho :
β
12
= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi
Umum DAU terhadap Belanja Daerah. Ha :
β
12
≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU
terhadap Belanja Daerah.
2. Menentukan tingkat signifikan
Ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk menentukan t
tabel
sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena
dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu
penelitian.
Menghitung nilai t
hitung
dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
Bab III Objek dan Metode Penelitian
83
Dan
Dimana : r = Korelasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel t = t
hitung
Selanjutnya menghitung nilai F
hitung
sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono Dimana:
R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil t
hitung
dibandingkan dengan F
tabel
dengan kriteria : a
Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
1 2
1 2
. 2
.
1 1
YX X YX X
n k t
r r
t= ryx
2
x
1
X n - k – 1 1 – ryx
2
x
1 2
Bab III Objek dan Metode Penelitian
84
b Jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
d t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan
sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21
Hasil Fhitung dibandingkan dengan F
tabel
dengan kriteria : a
Tolak ho jika F
hitung
F
tabel
pada alpha 5 untuk koefisien positif. b
Tolak Ho jika F
hitung
F
tabel
pada alpha 5 untuk koefisien negatif.
c Tolak Ho jika nilai F-sign
,05.
4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
5. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t
hitung
dan F
hitung
jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak
Bab III Objek dan Metode Penelitian
85
signifikan. Kesimpulannya, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah. Tingkat signifikannya
yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf
kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya
pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut.
86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Pemerintah Kota Bandung
4.1.1.1 Sejarah Pemerintah Kota Bandung A.
Zaman Penjajahan Sebelum Tahun 1906
Pada zaman penjajahan Belanda Indonesia disebut “Hindia Belanda”, yang memegang kekuasaan di Hindia Belanda ialah seorang Gubernur Jenderal. Mr.
Herman Willem Deandels adalah yang menjadi Gubernur Jenderal yang menjabat tahun 1808 dan tahun 1811. Gubernur inilah yang memerintahkan untuk membuat
jalan raya sepanjang pulau Jawa dari anyer sampai Panarukan. Jalan raya ini melintasi Wilayah Kabupaten Bandung dan Kotamadya Bandung. Pusat Pemerintah Kota
Bandung pada waktu itu terletak di kota Krapyak Citereup yaitu kurang lebih 9 km sebelah Selatan dari pusat kota Bandung. Letak kota itu oleh Gubernur Jenderal
Deandels dipandang dari segi komunikasi, stategi, keamanan dan pertahanan tidak memenuhi kepentingannya. Maka diperintahkan kepada Bupati Bandung, ketika itu
Wiranatakusumah III untuk memindahkan Ibukota Kabupaten dari kota Krapyak ke sebelah utaranya pada poros jalan raya dekat dengan sungai Cikapundung.
Pembangunan IbukotaKabupaten Bandung dilaksanakan dibawah pimpinan Bupati Wiranatakusumah III tanggal 25 Mei 1810. Pertama-tama dibangun gedung
menghadap ke Alun-alun yang selesai pada 18 Januari 1881. Secara resmi