Analisis Regresi Linier Berganda

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 123

4.2.2 Hasil Analisis Verifikatif

4.2.2.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Pemerintah Kota Bandung

1. Analisis Statistik

Setelah diuraikan gambaran data variabel penelitian, selanjutnya untuk menguji pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja daerah maka dilakukan pengujian statistik baik secara parsial maupun simultan. Pengujian akan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut, analisis regresi linier berganda, pengujian uji asumsi klasik, koefisien korelasi parsial, koefisien determinasi serta pengujian hipotesis. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan software SPSS 15 for windows dan untuk lebih jelasnya akan dibahas berikut ini :

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk melakukan prediksi, perubahan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen naik atau turun nilainya. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan karena variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu dua variabel independen yaitu pendapatan asli daerah sebagai variabel X 1 dan dana alokasi umum sebagai variabel X 2 dan satu variabel dependen yaitu belanja daerah. Sehingga dapat diketahui dan dibuktikan sejauh mana hubungan pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja daerah. Dalam perhitungannya penulis menggunakan dua cara yaitu manual dan komputerisasi. Cara perhitungan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 124 komputerisasi dengan menggunakan media program komputer yaitu SPSS 15 for windows. Berikut ini perhitungan regresi linier berganda secara manual menggunakan persamaan regresi berganda, yaitu sebagai berikut: Nilai a, b 1 dan b 2 dapat di cari dengan menyelesaikan persamaan dengan rumus berikut: Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, nilai-nilai yang diperlukan dalam perhitungan diperoleh melalui perhitungan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Data untuk perhitungan analisis Regresi X dan Y Tahun X 1 X 2 Y X 1 Y 2001 123,984,485,749.29 341,618,150,032.00 562,268,168,632.57 6.971252971X10 22 2002 182,064,238,544.02 388,260,000,000.00 646,590,348,280.00 1.177209794x10 23 2003 213,029,461,862.25 416,680,000,000.00 945,824,122,537.58 2.014884038x10 23 2004 222,909,941,952.75 439,689,469,000.00 975,023,708,152.70 2.173424781x10 23 2005 225,596,438,613.00 458,072,000,000.00 1,096,592,281,568.30 2.473873132x10 23 2006 253,882,919,542.87 632,379,000,000.00 1,266,047,202,038.00 3.112724431x10 23 Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 ∑y = na + b 1 ∑X 1 + b 2 ∑X 2 ∑X 1 y = a ∑X 1 + b 1 ∑X 1 2 +b 2 ∑X 1 X 2 ∑X 2 y = a ∑X 2 + b 1 ∑X 1 X 2 + b 2 ∑X 2 2 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 125 2007 287,249,534,044.93 828,294,700,000.00 1,552,886,614,168.00 4.460659565x10 23 2008 314,627,155,412.30 965,518,566,800.00 2,058,920,582,037.55 6.477923259x10 23 2009 360,152,627,690.00 989,233,620,000.00 2,240,739,995,151.00 8.070083972x10 23 ∑ 2,183,496,803,411.41 5,459,745,505,832.00 11,344,893,022,565.70 5.701526804x10 23 ………….. Tahun X 2 Y X 1 X 2 X 1 2 X 2 2 Y 2 2001 1.920810115x10 23 4.235535065x10 22 1.53721527x10 22 1.167029604x10 23 3.161454934x10 23 2002 2.510451686x10 23 7.068826125x10 22 3.314738695x10 22 1.507458276x10 23 4.180790784x10 23 2003 3.941059953x10 23 8.876511616x10 22 4.538155162x10 22 1.736222224x10 23 8.945832707x10 23 2004 4.287076565x10 23 9.801115401x 22 4.968884222x10 22 1.933268291x10 23 9.506712314x10 23 2005 5.023182196x10 23 1.033394118x10 23 5.089375311x10 22 2.098299571x10 23 1.202514631x10 24 2006 8.006216635x10 23 1.605502267x10 23 6.445653683x10 22 3.999031996x10 23 1.602875517x10 24 2007 1.286247752x10 24 2.379272666x10 23 8.25122948x10 22 6.8607211x10 23 2.411456836x10 24 2008 1.987926049x10 24 3.037783601x10 23 9.899024692x10 22 9.322261028x10 23 4.239153963x10 24 2009 2.216615336x10 24 3.562750876x10 23 1.297099152x10 23 9.785831549x10 23 5.020915725x1024 ∑ 8.059668853x10 24 1.461690235x10 27 5.701526804x10 23 3.841012364x10 24 1.705639574x10 25 Dari tabel di atas dapat di ketahui: ∑X 1 = 2,183,496,803,411.41 2.183496803x10 12 ∑X 2 = 5,459,745,505,832.005.459745505x10 12 ∑Y = 11,344,893,022,565.70 1.113489302x10 13 ∑X 1 Y = 5.701526804x10 23 ∑X 2 Y = 8.059668853x10 24 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 126 ∑X 1 X 2 = 1.461690235x10 27 ∑X 1 2 = 5.701526804x10 23 ∑X 2 2 = 3.841012364x10 24 ∑Y 2 = 1.705639574x10 25 Model regressi digunakan untuk memprediksi dan menguji perubahan yang terjadi pada belanja daerah yang dapat diterangkan atau dijelaskan oleh perubahan kedua variabel independen pendapatan asli daerah dan dana alkasi umum. Berdasarkan Perhitungan tersebut di atas juga sama dengan perhitungan secara komputerisasi dengan SPSS 15 for windows yaitu sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Coefficients a -4E+011 2E+011 -2.595 .041 3.765 1.496 .456 2.517 .045 .970 1.250 .414 .548 3.023 .023 .975 Constant PAD DAU Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Correlations Dependent Variable: BD a. Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel 4.6 maka dapat dibentuk model prediksi variabel pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja daerah sebagai berikut: Y= -400,000,000,000+3.765X 1 +1.250X 2 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 127 Dari persamaan regresi tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa :  Nilai konstanta a sebesar -400.000.000.000 menunjukkan nilai rata-rata Belanja Daerah di Pemerintah Kota Bandung apabila pendapatan asli daerah PAD dan dana alokasi umum DAU tidak dilaksankan dengan baik.  Koefisien regresi pendapatan asli daerah PAD bertanda positif sebesar 3.765, artinya apabila pendapatan asli daerah PAD mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel dana alokasi umum DAU tidak mengalami perubahan, maka belanja daerah akan naik sebesar 3.765. Hal itu berarti, apabila pendapatan asli daerah PAD meningkat sedangkan alokasi umum DAU tetap maka belanja daerah akan meningkat.  Koefisien regresi dana alokasi umum DAU bertanda positif sebesar 1.250, artinya apabila dana alokasi umum DAU mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan pendapatan asli daerah PAD tidak mengalami perubahan, maka belanja daerah akan meningkat sebesar 1.250. Hal itu berarti, apabila dana alokasi umum DAU meningkat sedangkan pendapatan asli daerah PAD tetap maka belanja daerah akan meningkat. 1 Pengujian Asumsi Klasik Sebelum hasil analisis regresi di analisa lebih lanjut, ada beberapa asumsi yang harus diuji guna mengetahui apakah kesimpulan dari regresi tersebut tidak biasa, diantaranya adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi. Pada penelitian ini keempat asumsi yang disebutkan diatas tersebut Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 128 diuji karena variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini lebih dari satu dan data yang dikumpulkan mengandung unsur deret waktu sembilan tahun pengamatan. a Uji Asumsi Normalitas Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan signifikansi koefisien regresi, apabila model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan ujisatu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regresi. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 9 .0002272 90473517958 .203 .171 -.203 .608 .854 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat grafik normal P Plot of Regression Statistic. Bila titik-titik menyebar di Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 129 sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: BD Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot Asumsi Normalitas Dari grafik normal P-Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dalam penelitian tidak terjadi gangguan normalitas, yang berarti data berdistribusi normal. b Uji Asumsi Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya, jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini : Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 130 Tabel 4.7 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Coefficients a .121 8.286 .121 8.286 PAD DAU Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: BD a. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance variabel independen pendapatan asli daerah PAD X 1 dan dana alokasi umum DAU X 2 0,10 dan begitu juga dengan nilai VIFnya 10. Sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi multokolinearitas dalam model regresinya yang diperoleh. c Uji Asumsi Heterokedastisitas Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual error. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel independen ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.8 berikut dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing koefisien regressi variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual error. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 131 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Asumsi Heterokedastisitas Correlations 1.000 . 9 -.067 .865 9 -.067 .865 9 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N absolut_error PAD DAU Spearmans rho absolut_error Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians dari residual homogen tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini ditunjukan oleh hasil regresi X 1 terhadap nilai absolut dari residual error tidak signifikan pada level 5. Diperoleh nilai signifikansi untuk PAD sebesar 0,865 lebih besar dari 0,05 dan untuk X 2 sebesar 0,865 lebih besar dari 0,05 sebagai batas tingkat kekeliruan. Cara lain untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan nilai residualnya SDRESID. Jika ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini : Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 132 Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 2 1 -1 -2 Scattelot Dependent Variable: DB Gambar 4.5 Grafik Uji Heterokedastisitas Diperoleh titik-titik data tersebar di atas dan dibawah 0, sehingga disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada persamaan regresi yang diperoleh. d Uji Asumsi Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi tahun berjalan dipengaruhi oleh error dari observasi tahun sebelumnya. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regressi dan berikut nilai Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regressi. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 133 Tabel 4.9 Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi Model Summary b .988 a .976 .968 1.045E+011 2.335 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, PAD, DAU a. Dependent Variable: DB b. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson D-W = 2,335, sementara dari tabel Durbin-Watson pada tingkat kekeliruan 5 untuk jumlah variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 9 diperoleh batas bawah nilai tabel d L = 0,629 dan batas atasnya d U = 1,662. Karena nilai d U 1,662 lebih kecil dari pada Durbin-Watson 2,335 dan lebih kecil dari pada 4-d U 2.338, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

b. Analisis Korelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Fiscall Stress Terhadap Kinerja Keuangan Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara

6 85 122

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Karo

13 325 66

Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) Pada Pemerintahan Kota Tanjung Balai

2 42 103

Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

3 30 131

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Terhadap Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Utara Tahun 2010-2014)

2 38 106

Analisis Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintahan Kota Bandung)

2 24 129

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH Pengaruh Dana Alokasi Umum Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Surakarta).

0 2 12