G. Kendala-kendala yang dihadapi LBH Medan dalam Memberikan
Bantuan Hukum secara cuma-cuma
Pelaksanaan tugas, fungsi serta program kerja LBH Medan tidak selalu berjalan mulus. Ada saja kendala-kendala atau masalah-masalah yang dihadapi
dalam memberikan bantuan hukum cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu. Adapun diantaranya adalah sebagai berikut:
97
1. Cakupan Wilayah
LBH Medan merupakan suatu lembaga pemberian bantuan hukum yang memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat kurang
mampu dalam wilayah Sumatera Utara. Ada 33 KabupatenKota yang menjadi tanggung jawab dari LBH Medan tersebut. Wilayah yang cukup luas ini membuat
LBH Medan sedikit kewalahan dalam memberikan bantuan hukum kepada masyarakat. Dan juga pemberian bantuan hukum jadinya tidak menyeluruh
keseluruh wilayah Sumatera Utara karena cakupannya yang cukup luas. Maunya LBH Medan membangun cabang-cabang disetiap kabupatenkota untuk
membantu kinerja dari LBH Medan itu sendiri. Dan pemberian bantuan hukum dapat menyeluruh di wilayah Sumatera Utara.
2. Jarak Tempuh
Karena cakupan LBH Medan yang begitu luas, jarak tempuh juga menjadi masalah yang tidak bisa dikesampingkan. Mengingat kendaraan yang
digunakan para pemberi bantuan hukum yang bekerja di LBH Medan juga hanya
97
Wawancara dengan Juliadi S.H., anggota bagian litigasi LBH Medan
menggunakan sepeda motor, untuk menuju wilayah yang jarak tempuh sangat jauh menjadi sangat terasa dan mengalami kesulitan. Terkadang jika dalam
menangani perkara disuatu wilayah yang membutuhkan beberapa pemberi bantuan hukum, maka dari pihak LBH Medan sendiri akan merental mobil dan itu
juga membutuhkan biaya tambahan. Padahal, dalam memberikan bantuan hukum tersebut tidak medapatkan imbalan alias gratis.
3. Personil LBH Medan tidak sebanding dengan PemohonKlien
Banyaknya masyarakat yang memohonkan bantuan hukum secara cuma- cuma membuat LBH Medan kewalahan dalam mengurus perkara yang
dikarenakan tidak sebanding dengan jumlah personil LBH Medan yang hanya 12 pengacara yang telah diambil sumpah yang ditempatkan di LBH Medan dan
bebarapa sarjana hukum yang turut membantu dalam pekerjaan, 3 pengacara di pos kisaran dan 2 pengacara di pos labuhan batu.
Perbedaan yang besar ini yang membuat pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu menjadi sedikit terhambat
dan tidak dapat langsung semua masalah ditangani karena sedikitnya tenaga yang ada di LBH Medan sedangkan masalah-masalah yang harus ditangani oleh LBH
Medan tersebut lumayan banyak. 4.
Pemberian Keterangan yang tidak sesuai dengan fakta
Masyarakat pemohon bantuan hukum seringkali memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Hal ini sangat merugikan pihak
LBH Medan itu sendiri dari segi waktu, dana, pengorbanan yang diberikan
menjadi cuma-cuma. Kebanyakan dari masyarakat pemohon bantuan hukum cuma-cuma pada saat konsultasi dan pemberian kronologi kejadian perkara
tersebut mengarang cerita yang hanya akan menguntungkan pemohon tersebut yang dimana lain dari pada kenyataannya. Padahal pada saat tahap penyelidikan
dan penyidikan dikantor polisi sampai tahap acara dipengadilan, si pemohon terbukti bersalah. Hal ini menyia-nyiakan pengorbanan para pemberi bantuan
hukum LBH Medan, karena masih banyak lagi masyarakat lain yang benar-benar membutuhkan bantuan hukum tersebut.
Contoh kasus nyata, adalah seorang ibu yang melaporkan ke LBH Medan bahwa anaknya diperiksa terkait kasus penyalahgunaan narkotika. Setelah
menjalani berbagai pemeriksaan, sianak ditetapkan sebagai pemakai narkoba. Akan tetapi, Ibu tersebut menjelaskan bahwa anaknya bukanlah seorang pemakai
narkoba tersebut. Oleh karena itu, dari pihak LBH Medan melakukan konsultasi kepada ibu tersebut dan akan berusaha membimbing anak tersebut agar terlepas
dari tuduhan penyalahgunaan narkotika. Akan tetapi, setelah pihak LBH Medan mendatangi pihak polisi yang menangani kasus anak tersebut, terbukti bahwa
anak tersebut merupakan pemakai narkoba. Oleh karena LBH Medan dalam anggaran dasar anggaran rumah tangga LBH mengatur bahwa terhadap perkara
Narkotika tidak dapat ditangani, maka dari pihak LBH Medan memutuskan hubungan dan menyarankan untuk memohon bantuan ke pihak KPAID atau
PKPA.
5. Dana
Masalah dana merupakan masalah utama yang sangat dirasakan oleh Lembaga Bantuan Hukum Medan. Bagaimana tidak, lembaga tersebut
memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma dan tidak mengutip atau mengharapkan imbalan dana dari masyarakat yang diberi bantuan hukum secara
cuma-cuma tersebut, karena memang itu yang menjadi tugas, fungsi dan tujuan dari lembaga tersebut. Jadi, bagaimana untuk uang administrasi, uang transportasi,
uang makan dll ? itu yang menjadi masalah besarnya. Selama ini, dana yang diperoleh oleh LBH Medan adalah sebagai berikut :
a. Dana dari
cross profit
Penghasilan Silang. LBH Medan bukan hanya menangani kasus terhadap masyarakat kurang mampu dalam bentuk
pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma saja. Akan tetapi, juga melayani masyarakat yang dapat membayar biaya seorang pengacara
profesional dalam membela perkaranya. Imbalan dana inilah yang disisihkan ke kas LBH Medan sebagai dana untuk keperluan-keperluan yang dibutuhkan
dalam pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat yang kurang mampu. Inilah yang membuat LBH Medan dapat mandiri dan tidak
tergantung dengan pihak-pihak manapun. b.
Donasi-donasi dari pihak-pihak ataupun perusahaan-perusahaan yang menyumbangkan dana ke LBH Medan tanpa adanya suatu keterikatan.
c. Bantuan dana dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Akan tetapi,
bantuan dana yang diberikan YLBHI akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi, dikarenakan YLBHI pusat juga memiliki kesulitan dana karena tidak adanya
dana khusus untuk membantu LBH-LBH yang berada dibawah naungan YLBHI. Oleh karena itu LBH-LBH dituntut untuk bisa mandiri.
d. Bantuan dana dari pemerintah. Bantuan dana dari pemerintah ini ada setelah
berlakunya Undang-undang Bantuan Hukum No.16 tahun 2011. Bantuan dana tersebut dalam bentuk reimbursement dana, yaitu pihak LBH Medan
melakukan pemberian bantuan hukum cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu dengan dana LBH Medan itu sendiri. Setelah perkara tersebut sudah
dijatuhi putusan dengan berkekuatan hukum tetap, maka dana-dana yang dikeluarkan LBH Medan dapat di klaim ke Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Ham Medan. Akan tetapi, tidak semua kasus yang telah ditangani oleh LBH Medan dapat di klaim dananya. Kementerian Hukum dan Ham
yang memutuskan bahwa apakah suatu perkara tersebut dapat diberikan dana. Pada saat penulis melakukan riset, penulis melihat langsung bahwa ada 6
perkara yang diajukan ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham untuk diklaim, akan tetapi hanya 3 diantaranya yang dapat diklaim. Walaupun
demikian, setidaknya pemerintah sudah memberikan perhatian dalam pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat kurang
mampu, walaupun tidak sepenuh hati.
H. Pemberian Bantuan Hukum Cuma-cuma Kepada Anak yang Berkonflik