12 penumpukan bahan baku dan meninggalkan bahan kompos untuk proses
pengomposan selama jangka waktu yang panjang. Pengomposan metode windrow adalah pembuatan kompos dengan menumpuk bahan organik atau limbah
biodegradable, seperti kotoran hewan dan sisa tanaman, dalam tumpukan berbaris yang panjang, metode windrow merupakan metode yang paling umum digunakan
dalam pengomposan skala pertanian. Pengomposan metode penumpukan aerasi menggunakan blower untuk memasok udara ke bahan kompos, blower ini
dilengkapi pengontrolan langsung dari proses dan memungkinkan untuk pengomposan tumpukan yang lebih besar. Pengomposan di wadah tertutup
merupakan bentuk industri kompos limbah biodegradable yang terjadi dalam reaktor tertutup. Umumnya proses ini menggunakan tangki logam atau bunker
beton di mana aliran udara dan suhu dapat dikontrol [27].
2.3.3.1 Metode Silo In-Vessel Dalam Proses Pengomposan
Teknologi pengomposan vertikal silo telah diperkenalkan sejak 1980 untuk biosolid kota. Vertikal silo digunakan untuk pengomposan sampah organik
kota secara pasif dan aerasi, maksudnya tidak ada aerasi paksa. Sebaliknya, bahan terisi dalam kondisi vertikal, ayakan kawat yang ada didalam kurungan
memungkinkan udara untuk melintasi. Kurungan memiliki ukuran 3,7 - 4,3 m tinggi dan panjang hanya beberapa kaki [28].
Keuntungan utama dari sistem in-vessel dibandingkan windrows, tumpukan statis soda dan lain-lain adalah pemendekan tahap mesofilik dan
termofilik, efisiensi proses yang lebih tinggi, dan penurunan jumlah patogen, sehingga lebih aman dan produk akhir lebih berharga. Selain itu, kebutuhan lahan
umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan metode lain. Namun, penting untuk dicatat bahwa semua sistem memerlukan stabilisasi akhir kompos. Kekurangan
dari metode in-vessel termasuk modal yang tinggi dan biaya operasional akibat penggunaan peralatan komputer dan tenaga kerja terampil. In-vessel kompos
umumnya lebih otomatis dari windrow atau sistem tumpukan statis, dan dapat menghasilkan top kualitas produk jadi secara konsisten. Alasan umum untuk
memilih in-vessel pengomposan atas metode lain meliputi : kontrol bau, keterbatasan ruang di lokasi, proses dan penanganan material kontrol, penerimaan
Universitas Sumatera Utara
13 publik yang lebih baik karena estetikapenampilan dari situs pengomposan,
kebutuhan tenaga kerja sedikit dan kualitas produk yang lebih konsisten [29].
Gambar 2.4 Pengomposan In Vessel Menggunakan Empat Channel [29] Tabel 2.3 Perbedaan Empat Metode Utama Pembuatan Kompos [29]
Parameter Jenis-jenis Metode Pembuatan Kompos
Passive Windrow
Turned Windrow
Aerated Static Pile
In-Vessel Channel Silo
Umum Teknologi
Sederhana Masalah
Kualitas Sistem aktif
yang paling umum di
peternakan Efektif untuk
peternakan dan penanganan
sampah kota Sistem skala besar
untuk aplikasi komersial
Buruh
Sedikit Peningkatan
sesuai frekuensi
aerasi dan perencanaan
yang buruk Desainsistem
dan perencanaan
sangat penting Diperlukan
pemantauan Memerlukan
tingkat konsistensi managemen aliran
produk untuk efisiensi biaya
Lahan Membutuhkan
lahan yang luas
Dapat Memerlukan
lahan yang luas
Lahan yang terbatas
memberikan laju lebih cepat
dan volume tumpukan
yang efektif Lahan sangat
terbatas, karena tingkat yang cepat
dan operasi yang berkesinambungan
Bulking Agent
Kurang fleksibel,
harus berpori Fleksibel
Kurang fleksibel, harus
berpori Fleksibel
Masa Aktif
6-24 bulan 21-40 hari
21-40 hari 21-35 hari
Universitas Sumatera Utara
14
Curing Tidak berlaku
30+ hari 30+ hari
30+ hari
Ukuran Tinggi
Lebar Panjang
1-4 meter 3-7 meter
Variasi 1-2,8 meter
3-6 meter Variasi
3-4,5 meter Variasi
Variasi Tergantung pada
design Variasi
Variasi
Sistem aerasi
Hanya konveksi
alami Pembalikan
mekanis dan konveksi
alami Positifnegatif
aliran udara secara paksa
melalui tumpukan
Ekstensif pembalikan secara
mekanik dan aerasi
Kontrol proses
Hanya campuran
awal Pembalikan
campuran awal
Campuran awal. Aerasi,
suhu dan kontrol waktu
Campuran awal. Aerasi, suhu dan
kontrol waktu. Pembalikan
Faktor bau
Semakin besar
windrow maka semakin
bau Dari
permukaan area windrow.
Pembalikan dapat
menimbulkan bau selama
minggu awal Bau bisa
terjadi , tapi kontrol dapat
digunakan , seperti isolasi
tumpukan dan filter pada
sistem udara Bau bisa terjadi .
seringkali karena kegagalan
peralatan atau keterbatasan desain
sistem .
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan