Pengaruh Lubang Asupan Udara Terhadap Moisture Content MC

51 ke 2 m namun meningkat pada ketinggian 3 m, sedangkan pada komposter 3 suhu cenderung menurun dari ketinggian 1 hingga 3 m. Dari grafik tersebut terlihat semakin dalam tumpukan maka suhu akan semakin tinggi dan juga suhu antara komposter 1 dan 2 terlihat tidak jauh berbeda. Penyimpangan terlihat pada suhu ketinggian 3 m pada komposter 1 dan 2. Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Lubang Asupan Udara dan Tinggi Tumpukan Terhadap Suhu Peningkatan suhu dengan semakin dalamnya tumpukan kompos diakibatkan oleh porositas pada tumpukan, hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Van Ginkel et al 1999, perpindahan massa dan panas pada tumpukan kompos secara signifikan dipengaruhi oleh geometri dan distribusi ukuran pori-pori dan komposisi bahan kompos [48]. Dengan semakin dalamnya tumpukan, porositas pada tumpukan akan semakin kecil sehingga menyebabkan banyaknya panas yang dihasilkan selama proses dekomposisi terperangkap didalam tumpukan. Dari grafik 4.7 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lubang asupan udara maka semakin banyak panas yang keluar melalui lubang asupan udara.

4.3.2 Pengaruh Lubang Asupan Udara Terhadap Moisture Content MC

Rata-rata Pada Setiap Ketinggian Tumpukan Variasi lubang asupan udara dapat mempengaruhi proses pengomposan. Hal itu dapat ditunjukkan MC rata-rata pada masing-masing komposter selama pengomposan. Profil perubahan MC disajikan pada Gambar 4.8. 35 37.5 40 42.5 45 47.5 50 52.5 55 1 2 3 S u h u o C Ketinggian Tumpukan m Komposter 1 Komposter 2 Komposter 3 Universitas Sumatera Utara 52 MC rata-rata komposter 1, komposter 2 dan komposter 3 pada setiap ketinggian 1 m, 2 m dan 3 m secara berturut-turut adalah 68,35; 68,74; 71,99 , 71,19; 69,84; 73,10 dan 58,09; 61,24; 55,47 . Gambar 4.8 Grafik Pengaruh Lubang Asupan Udara Terhadap moisture content Rata-Rata Pada Setiap Ketinggian Tumpukan Pada grafik terlihat MC rata-rata pada komposter 1 dan 2 hampir sama di setiap ketinggiannya dibanding komposter 3. Hal ini disebabkan pada komposter 1 dan 2 dilakukan recycle cairan yang turun dari komposter setiap hari selama proses pengomposan dan lubang asupan udara yang digunakan lebih sedikit dibandingkan komposter 3 sehingga MC terlihat jauh lebih tinggi, sedangkan pada komposter 3 dilakukan recycle cairan yang turun dari komposter pada saat MC 55 dan lubang asupan udara yang digunakan lebih banyak dibandingkan komposter 1 dan 2 menyebabkan hilangnya air dalam bentuk penguapan semakin besar sehingga MC pada komposter 3 terlihat pada range 55 – 65 sesuai dengan yang dilaporkan Baharuddin et all 2009. Penurunan nilai MC rata-rata pada tumpukan juga disebabkan oleh penguapan air yang disebabkan oleh panas dari tumpukan sebagaimana yang dilaporkan oleh Tiquia et al 2001 bahwa tingginya suhu dalam pengomposan bisa menyebabkan hilangnya air terus-menerus dalam bentuk penguapan [40]. 40 50 60 70 80 90 1 2 3 M o is tu r e Co n te n t Ketinggian Tumpukan m Komposter 1 Komposter 2 Komposter 3 Universitas Sumatera Utara 53 4.3.3 Pengaruh Luas Lubang Asupan Udara Terhadap pH Rata-Rata Pada Setiap Ketinggian Tumpukan Selama proses pengomposan, pH setiap masing-masing komposter menunjukkan perubahan yang berbeda. Untuk melihat pengaruh lubang asupan udara terhadap pH, maka perlu dibuat grafik pengaruh lubang asupan udara terhadap pH rata-rata selama proses pengomposan yang disajikan pada Gambar 4.9. Grafik 4.9 Grafik Pengaruh Lubang Asupan dan Tinggi Tumpukan Terhadap pH Dari Gambar 4.9, terlihat pH rata-rata antara komposter 1, komposter 2 dan komposter 3. Dimana pH rata-rata komposter 1, komposter 2 dan komposter 3 pada setiap ketinggian 1 m, 2 m, dan 3 m secara berturut-turut adalah 7,91; 7,96; 8,02, 8; 7,89; 7,92 dan 8,83; 8,77; 8,31. Adanya perubahan pH selama proses pengomposan disebabkan oleh aktivitas mikroba [10;41]. pH rata-rata antara komposter 1 dan 2 terlihat tidak jauh berbeda dibandingkan komposter 3, namun pH tertinggi terlihat pada komposter 3 di ketinggian 1 m yaitu 8,83. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Liu 2014 dan Sekman et al 2011, adanya lubang aerasi ini dapat mengeluarkan CO 2 yang terperangkap dalam ruang kosong antar partikel kompos, sehingga mencegah terjadinya kondisi asam pada tumpukan atau penurunan pH yang signifikan[44]. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lubang asupan udara yang digunakan maka pH akan semakin basa. 7 7.25 7.5 7.75 8 8.25 8.5 8.75 9 9.25 9.5 1 2 3 p H Ketinggian Tumpukan m Komposter 1 Komposter 2 Komposter 3 Universitas Sumatera Utara 54 pH akhir pada hari ke-40 rata-rata komposter 1 dan 2 adalah 8,1 sedangkan komposter 3 adalah 8,8. pH rata-rata komposter 1 dan 2 sesuai dengan yang dilaporkan Hongyu Zhang et all bahwa range pH kompos yang memuaskan berada antara 7,0 – 8,5 [49].

4.3.4 Pengaruh Lubang Asupan Udara Terhadap Perbandingan CN