43 dengan pH keduanya bersifat basa sehingga kompos yang dihasilkan memiliki pH
yang sesuai dengan pH tanah.
4.2 ANALISIS KOMPOS HASIL DARI PENGOMPOSAN TKKS
DENGAN POA
Kualitas kompos akan dibahas pada sub bab ini berdasarkan percobaan yang dilaksanakan menggunakan komposter 2 dengan kondisi awal TKKS dibelah 4,
bulk density sebesar 416,24 kgm
-3
, volume komposter sebesar 0,476 m
3
, luas lubang asupan udara terhadap permukaan luar komposter sebesar 72,39
cm
2
44.314,29 cm
2
serta tanpa pengadukan. Adapun parameter-parameter yang dianalisis yakni suhu, moisture content, pH, CN, bacterial count serta electrical
conductivity.
4.2.1 Profil dan Analisis Kompos Berdasarkan Suhu
Keberlangsungan proses pengomposan pada komposter 2 dengan lubang asupan udara 72,39 cm
2
44.314,29 cm
2
dapat dilihat dari perubahan suhu selama proses pengomposan. Pengukuran suhu kompos setiap hari dilaksanakan pada
pagi dan sore. Pada setiap pengukuran, dibaca suhu pada ketinggian 1 m, 2 m dan 3 m. Profil hasil pengukuran suhu pada komposter 2 disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Profil suhu pengomposan TKKS pada komposter 2, a Suhu pagi, b Suhu Sore
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat profil suhu pada pagi dan sore hari selama proses pengomposan. Dari grafik tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara
10 20
30 40
50 60
70
10 20
30 40
S u
h u
o
C
Waktu Pengomposan Hari a
Ketinggian 1 m Ketinggian 2 m
Ketinggian 3 m
10 20
30 40
50 60
70
5 10 15 20 25 30 35 40
S u
h u
o
C
Waktu Pengomposan Hari b
Ketinggian 1 m Ketinggian 2 m
Ketinggian 3 m
Universitas Sumatera Utara
44 suhu pagi dan sore pada 3 titik sampling komposter, yaitu pada ketinggian 1 m, 2
m dan 3 m. Berdasarkan ketinggian terlihat perbedaan suhu selama terjadinya proses pengomposan, dimana suhu semakin meningkat seiring dengan semakin
tingginya tumpukan. Pada Gambar 4.6 terlihat selama proses pengomposan berlangsung terjadi
fluktuasi suhu dimana suhu udara luar berkisar antara 25
o
– 32
o
C. Suhu meningkat berturut-turut pada ketinggian 3 meter hingga 1 meter. Suhu masing-
masing ketinggian melewati 50
o
C setelah 24 jam penambahan POA. Ini mencerminkan mikroba pendekomposisi aktif di dalam komposter. Hal ini sesuai
dengan yang dilaporkan oleh Sahwan et al., bahwa salah satu produk dekomposisi pada proses pengomposan adalah panas. Adanya suhu yang tinggi pada proses
pengomposan sangat penting untuk proses higienisasi yaitu untuk membunuh bakteri patogen. Proses pengomposan umumnya berlangsung pada kombinasi
suhu termofilik dan mesofilik [14]. Profil suhu cenderung mulai menurun setelah hari ke-5 dan perlahan mulai
mencapai konstan pada hari ke-30. Hal ini menunjukkan bahwa proses degradasi telah selesai. Hal ini juga sesuai seperti yang dilaporkan oleh Siong et al., yang
menyatakan bahwa setelah peningkatan suhu yang cepat selanjutnya perlahan- lahan suhu akan menurun dan ini mengindikasikan bahwa proses degradasi
melambat seiring dengan menipisnya ketersediaan nutrisi [39]. Setelah hari ke-15, profil suhu pada ketinggian 3 meter terhenti disebabkan
terjadinya penyusutan volume kompos yang melebihi 1 meter.
4.2.2 Profil dan Analisis Kompos Berdasarkan