14
Curing Tidak berlaku
30+ hari 30+ hari
30+ hari
Ukuran Tinggi
Lebar Panjang
1-4 meter 3-7 meter
Variasi 1-2,8 meter
3-6 meter Variasi
3-4,5 meter Variasi
Variasi Tergantung pada
design Variasi
Variasi
Sistem aerasi
Hanya konveksi
alami Pembalikan
mekanis dan konveksi
alami Positifnegatif
aliran udara secara paksa
melalui tumpukan
Ekstensif pembalikan secara
mekanik dan aerasi
Kontrol proses
Hanya campuran
awal Pembalikan
campuran awal
Campuran awal. Aerasi,
suhu dan kontrol waktu
Campuran awal. Aerasi, suhu dan
kontrol waktu. Pembalikan
Faktor bau
Semakin besar
windrow maka semakin
bau Dari
permukaan area windrow.
Pembalikan dapat
menimbulkan bau selama
minggu awal Bau bisa
terjadi , tapi kontrol dapat
digunakan , seperti isolasi
tumpukan dan filter pada
sistem udara Bau bisa terjadi .
seringkali karena kegagalan
peralatan atau keterbatasan desain
sistem .
2.3.4  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan
Menurut  Tchobanoglous  1993  Untuk  menghasilkan  produk  kompos  yang bermutu  tinggi,  maka  dalam  proses  pengomposan  harus  juga  memperhatikan
faktor  nutrisi  dan  faktor  lingkungan.  Faktor  nutrisi  mencakup  makronutrien, mikronutrien,  sedangkan  faktor  lingkungan  dibagi  menjadi  temperatur  dan  kadar
air,  sedangkan  faktor  lain  seperti  ukuran  partikel,  CN,  pencampuran  dengan bahan lain, penambahan air, penambahan mikroorganisme, kadar air, pengadukan,
temperatur,  kontrol  patogen,  udara,  pH,  derajat  dekomposisi,  dan  lahan pengomposan  harus  dikontrol.  Berikut  ini  penjelasan  dari  beberapa  faktor  yang
mempengaruhi proses pengomposan.
2.3.4.1 Nutrisi
Carbon    C  ,  nitrogen    N  ,  fosfor    P    dan  kalium    K    adalah  nutrisi utama  yang  dibutuhkan  oleh  mikroorganisme  yang  terlibat  dalam  pengomposan,
serta  nutrisi  utama  untuk  tanaman  dan  akan  mempengaruhi  kualitas  kompos. Hampir semua bahan organik yang digunakan untuk kompos mengandung semua
nutrisi ini di berbagai tingkatan yang menggunakan mikroorganisme untuk energi
Universitas Sumatera Utara
15 dan pertumbuhan. Sebuah pasokan nutrisi tidak mencukupi atau berlebihan dapat
menyebabkan  kompos  berkualitas  rendah.  Tirado  2008  menjelaskan  efek menguntungkan  dari  kompos  terhadap  pertumbuhan  tanaman  dikaitkan  dengan
peningkatan pasokan nutrisi bagi tanaman.
2.3.4.2 Rasio CN
Zat  arang  atau  karbon  C  dan  nitrogen  N  ditemukan  diseluruh  bagian sampah  organik.  Dalam  proses  pengomposan,  C  merupakan  sumber  energi  bagi
mikroba  sedangkan  N  berfungsi  sebagai  sumber  makanan  dan  nutrisi  bagi mikroba.  Besarnya  rasio  CN  tergantung  pada  jenis  sampah,  namun  rasio  CN
yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30:1 hingga 40:1 [25].
2.3.4.3 Ukuran Partikel
Ukuran  partikel  bahan  kompos  berkaitan  dengan  nutrien  misalnya distribusi  nutrien  yang  tergantung  pada  ukuran  partikel  sampah.  Secara  teoritis,
laju  dekomposisi  akan  meningkat  dengan  partikel  organik  yang  semakin  kecil [30].  Reduksi  ukuran  partikel  dapat  dilakukan  dengan  pencacahan.  Ukuran
partikel  mempengaruhi  drag  force  antara  partikel  sampah,  internal  friction,  dan bulk density.
Sebagian  besar  dari  dekomposisi  aerobik  pengomposan  terjadi  pada permukaan  partikel,  karena  oksigen  bergerak  mudah  sebagai  gas  melalui  ruang
pori  tapi  jauh  lebih  lambat  melalui  bagian  cair  dan  padat  dari  partikel.  Partikel yang  lebih  kecil  mengurangi  porositas  efektif.  Kualitas  kompos  ynang  baik
biasnya diperoleh ketika ukuran partikel berkisar dari rata-rata diameter 18-2 inci [27].
2.3.4.4 Temperatur