BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara yang tujuannya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur. Tujuan pembangunan nasional tersebut dapat terwujud apabila pemerintah
beserta masyarakat saling bahu membahu dalam melaksanakan roda pemerintahan dan pembangunan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan.
Pembangunan yang dilaksanakan memerlukan dana dan investasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Adapun sumber dana tersebut antara lain berasal
dari kekayaan, pinjaman luar negeri dan sektor pajak termasuk didalamnya Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
Dari beberapa sumber dana yang digunakan untuk membiayai pembangunan, pajaklah yang merupakan sumber paling efektif dan adil, dalam
arti pajak tersebut keberadaannya dapat diterima di tengah – tengah masyarakat, dimana tanggung jawab bukan terletak pada rakyat tetapi juga pada pemerintah
yang hasilnya digunakan untuk membiayai pembangunan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2000 tentang pembagian hasil penerimaan PBB antara Pemerintah Pusat dan Daerah pada pasal 2 ayat 1
dan 2 hasil penerimaan PBB dibagi untuk Pemerintah Pusat dan Daerah dengan imbangan 10 untuk Pemerintah Pusat dan 90 untuk Pemerintah Daerah.
Jumlah 90 yang merupakan bagian Pemerintah Daerah di perinci sebagai berikut:
a. 16,2 enam belas koma dua persen untuk Daerah Provinsi yang
bersangkutan. b.
64,8 enam puluh empat koma delapan persen untuk Daerah KabupatenKota yang bersangkutan.
c. 9 Sembilan persen untuk biaya pemungutan.
Sehubungan dengan hal tersebut PBB merupakan pajak pusat yang pelaksanaannya diserahkan kepada daerah dimana hasil pemungutan penerimaan
pajak tersebut sebahagian besar diserrahkan dan digunakan untuk membantu pembiayaan pembangunan yang diarahkan untuk kepentingan masyarakat
didaerah terutama untuk membangun berbagai sarana kepentingan umum.Infrastuktur harus ditingkatkan dari tahun ke tahun diharapkan mampu
memberikan kepercayaan kepada masyarakat sehingga sifat kegotong – royongan masyarakat dalam membiayai pembangunan semakin nyata.
Dalam rangka meningkatkan penerimaan dari sektor PBB bagi pemerintah untuk membiayai pembangunan diperlukan adanya kerjasama dan koordinasi
dalam pelaksanaan pemungutannya, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 1007KMK.041985, tentang pelimpahan wewenang penagihan PBB.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia Nomor 1007KMK.041985 pasal I ayat 1 yang menyatakan bahwa BupatiWalikota
atau pejabat lainnya yang ditunjuk, maka dalam rangka membantu pelaksanaan pemungutan PBB Pemerintah KabupatenKota, Camat membentuk Tim
Intensifikasi pemungutan PBB tingkat Kecamatan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 tahun 2004
pasal 2 ayat 2 Camat berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintah diwilayah kerjanya, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
BupatiWalikota. Sesuai dengan pernyataan tesebut diatas maka dalam pelaksanaan pemungutan PBB banyak melibatkan pejabat yang terkait di daerah,
antara lain Kepala DesaLurah, Camat, Bupati dan Gubernur. Para Pejabat tersebut ikut terlibat langsung dalam pelaksanaan seperti masalah
pendataanpenilaian dan penagihan PBB. Sesuai dengan Undang - Undang No.12 Tahun 1985 pasal 1 ayat 1,
dimana Pejabat yang tugas pekerjaan berkaitan dengan objek pajak adalah camat sebagai pejabat pembuat akta tanah dimana mempunyai kewajiban membuat
laporan tertulis tentang mutasi objek pajak antara lain jual beli, hibah dan warisan, harus disampaikan kepada Direktorat jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi objek pajak yang tidak lain untuk menjaring objek pajak sebanyak – banyaknya dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dari sektor PBB.
Dalam pelaksanaan dilapangan Camat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pemungutan PBB yang dilaksanakan oleh petugas kepada
masyarakat wajib pajak yang bertujuan untuk mencapai target penerimaan dari sektor PBB yang telah ditetapkan, serta mempelajari hambatan – hanbatan atau
kesulitan yang mungkin tejadi. Koordinasi yang baik dan tepat secara organisasi akan dapat terlihat
dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat untuk membayar PBB. Pelaksanaan pemungutan PBB tanpa adanya koordinasi yang baik tidak akan
mencapai taget yang telah ditetapkan, disamping itu keberhasilan koordinasi yang dilaksanakan dilihat dari dapatnya petugas pemungut menumbuhkan parisipasi
masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam membayar PBB dimasa – masa yang akan datang tidak akan mengalami kesulitan apabila wajib pajak telah sadar
akan kewajibannya untuk membayar PBB, sebagai peran serta mereka dalam mengisi keuangan daerah untuk melaksanakan pembangunan di daerahnya.
Maka dengan ini penulis dengan judul penelitiannya “PERANAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN PBB” Studi pada kantor kecamatan Stabat ingin mengetahui
sejauh mana peranan dan partisipasi Camat Stabat dalam meingkatkan Penerimaan PBB.
1.2 Perumusan Masalah