Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

40

E. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statistical Package for The Social Sciences SPSS versi 16.0. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Kualitas Data Dilakukan pengujian kualitas data yang terkumpul dengan menggunakan pengujian sebagai berikut: a. Uji Validitas Data Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur Indriantoro dan Supomo, 2002. Untuk melakukan uji validitas instrumen penelitian digunakan teknik Pearson Correlation yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor totalnya. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya Ghozali, 2005:45. b. Uji Reliabilitas Data Menurut Indriantoro dan Supomo 2002 konsep reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, 41 kestabilan, atau konsistensi instrumen tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu. Untuk menguji tingkat reliabilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan realiabel jika nilai Cronbach Alpha 0,60 Ghozali, 2001. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas multikol atau variabel tidak ortogonal. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Santoso, 2002. Untuk menguji asumsi multikolinieritas dapat digunakan nilai VIF dan tolerance. Dimana jika nilai VIF terletak disekitar 1 dan tolerance mendekati angka 1 maka terjadi multikolinieritias. Multikolinieritas terjadi jika nilai VIF dan tolerance lemah, yakni dibawah angka 0,5. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikoloneritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1 Menganalisis matrik kolerasi variabel bebas. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 90, maka hal ini indikasi adanya multikolinieritas. 42 2 Multikolinieritas yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai angka tolarance mendekati 1. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1 tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat dia tolerir. Sebagai misal nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel bebas mana sajakah yang saling berkorelasi Santoso, 2002. b. Uji Heteroskedastisitas Penggunaan uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot dan titik-titik 43 menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis- garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan pada scater plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur bergelombang, melebar, dan menyempit maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2002. c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan ditribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi adalah nominal maka garis yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2001. 62 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda multiple regression analysis. Metode ini digunakan untuk menguji kuat tidaknya pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan nilai signifikannya sebesar 0.05 Ghozali, 2001. a. Uji Koefesien Determinasi Adjusted R-Square Uji koefesien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui adjusted R Square karena variabel independennya lebih dari satu. Jika nilai Adjusted R-Square adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktusasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel indpenden dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen Santoso, 2002. b. Uji t Pengujian secara parsial Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 5 atau = 0.05. Jika probability t lebih besar 63 dari 0.05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen koefisien signifikan Ghozali, 2005:85. c. Uji F Pengujian secara simultan Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen atau terikat. Probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen Ghozali, 2005:84. 64

BAB IV PEMBAHASAN