Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
harga K
t
diambil sebesar 2 karena cacahan tebu dijatuhkan langsung kedalam mesin perah sehingga mendapatkan beban kejut atau tumbukan yang besar secara
tiba-tiba. Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya
terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur. Dimana untuk perkiraan sementara ditetapkan
bahwa beban hanya terjadi karena momen puntir saja dengan harga diantara 1,2- 2,3 jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil 1,0,
dalam perencanaan diambil faktor koreksinya sebesar 1,2. Maka rumus untuk merencanakan diameter poros d
s
diproleh:
d
s
=
3 1
1 ,
5
T
C K
b t
a
τ ……………………………...………….[4, hal.8]
dimana : d
s
= diameter poros yang direncanakan mm
a
τ = kekuatan tarik bahan kgmm
2
K
t
= faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya tumbukan C
b
= faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya beban lentur.
2.5 Daya Poros
Di stasiun gilingan tebu pada Pabrik Gula Sei Semayang poros Mill Shaft Roll Shell akan mendapatkan daya dari turbin uap. Daya tersebut akan
ditransmisikan dari turbin ke poros melalui kopling dan roda gigi. Daya merupakan daya nominal output dari motor penggerak dalam hal ini turbin uap.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat mulai start, atau mungkin beban yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian sering diperlukan koreksi
pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi pada perencanaan.
Ada beberapa jenis faktor koreksi sesuai dengan daya yang akan ditransmisikan sesuai dengan tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan daya yang ditransmisikan
Daya yang ditransmisikan f
c
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya maksimum yang diperlukan
Daya normal 1,2 - 2,0
0,8 – 1,2 1,0 – 1,5
Sumber: Sularso,Kiyokatsu Suga, “ Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin “.
Dalam perhitungan poros ini diambil daya maksimum sebagai daya rencana dengan faktor koreksi sebesar fc = 1,0. Harga ini diambil dengan
pertimbangan bahwa daya yang direncanakan akan lebih besar dari daya maksimum sehingga poros yang akan direncanakan semakin aman terhadap
kegagalan akibat momen puntir yang terlalu besar. Sehingga besar daya rencana P
d
yaitu : P
d
= N.f
c
……….…...………………………...…………..[4, hal. 7] Dimana :
P
d
= daya rencana kW f
c
= faktor koreksi N = daya normal keluaran motor penggerak kW
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapat beban berupa momen puntir. Oleh karena itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama
poros akan dihitung berdasarkan beban puntir serta kemungkinan-kemungkinan kejutantumbukan dalam pembebanan, seperti pada saat motor mulai berjalan.
Besarnya momen puntir yang dikerjakan pada poros dapat dihitung :
T = 9,74 .10
5
n P
d
………………………………………….[4, hal. 7]
Dimana : T = momen puntir rencana kg. mm
P
d
= daya rencana kW n = putaran rpm
2.6 Pemilihan Bahan