Tinjauan Umum TINJAUAN PUSTAKA

Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Proses produksi yang terdapat di Pabrik Gula Sei Semayang yang memproduksi gula Gula Kristal Produk I dengan bahan baku utama adalah tebu dengan berat bahan 4000 tonhari ditambah dengan bahan pembantu proses yaitu kapur tohor dan belerang. Setelah tebu dipanen dari kebun di sekitar pabrik, tebu tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan truk seperti terlihat pada gambar 2.1 di bawah ini dan selanjutnya ditimbang di jembatan timbang. Gambar 2.1 Tebu diturunkan dari truk Tebu diangkut melalui conveyor Cane Carier dengan kecepatan 3-15 mmenit menuju alat Cane Laveller yang berfungsi sebagai alat pemerata tebu Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009. menuju Cane Cutter I sehingga tebu dipotong dengan merata seperti terlihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Cane Cutter I Setelah tebu dipotong-potong dengan alat pemotong II Cane Cutter II pada gambar 2.3 yang berfungsi untuk menyayat tebu sampai menjadi serpihan tebu masuk ke gilingan I, maka tebu harus melewati alat penangkap besi-besi yang mungkin terikut dalam serpihan tebu. Gambar 2.3 Cane Cutter II Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009. Penggilingan perahan dilakukan sebanyak 12 kali dengan 5 unit gilingan 5 Set Three Roller Mill yang disusun seri dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda dengan masing-masing unit gilingan terdiri dari 3 roll. Jarak antara roll atas Top Roll dengan roll belakang Bagasse Roll lebih kecil daripada jarak antara roll atas dengan roll depan Feed Roll mempunyai permukaan beralur berbentuk V dengan sudut 30 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi terjadinya slip. Masing-masing roll dipasangkan sebuah poros untuk melakukan putarannya dan poros tersebut ditumpu oleh dua bantalan luncur . Pada gambar 2.4 di bawah ini, terlihat kondisi mill shaft roll shell setelah dipasang top roll dan roda gigi lurus. Gambar 2.4 Mill Shaft Roll, Top Roll dan Roda Gigi Lurus Besarnya tekanan hidrolik yang digunakan untuk mengepres alat penggiling adalah 150-200 kgcm 2 dengan putaran berbeda antara gilingan I dengan yang lain dimana gilingan I skitar 5,3 rpm, gilingan II 5,2 rpm, gilingan III 5,0 rpm, gilingan IV 5,0 rpm, gilingan V 4,8 rpm. TOP ROLL RODA GIGI LURUS MILL SHAFT ROLL SHELL Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009. Mekanisme kerja dari 5 Set Three Roller Mill adalah sebagai berikut : 1. Tebu yang sudah dicacah halus pada Cane Cutter I masuk ke pencacah Cane Cutter II elevator masuk ke gilingan pertama. Air perahan nira dari gilingan pertama ditampung pada bak penampung I yang disebut primary juice. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperah lagi. Air perahan II masuk dalam bak penampungan II. 2. Nira dari gilingan I dan II masih ada ampasnya yang sama-sama ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penampungan I disaring pada Juice Strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan ke stasium pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank. 3. Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperah lagi. Air perasan ditampung pada bak penampung III dan digunakan sebagai imbibisi yang keluar dari gilingan I. 4. Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV, air perasan nira ditampung pada bak IV dan digunakan sebagai imbibisi ampas yang keluar dari gilingan II. 5. Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Nira dari gilingan V ditampung pada bak V dan digunakan sebagai imbibisi ampas yang keluar dari gilingan III. 6. Ampas yang keluar dari gilingan IV diberi air imbibisi sebelum masuk ke gilingan V yang memiliki temperatur air imbibisi sekitar 60-70 C. Ampas tebu dari gilingan V selanjutnya diangkutnya dengan satu unit conveyor Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009. melalui suatu plat saringan, dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju boiler sebagai bahan bakar dan sebagian dibawa menuju gudang ampas sebagai cadangan. Skema dari prosedur penggilingan dapat dilihat dari gambar 2.5 berikut : Gambar 2.5 Skema proses penggilingan 2.2 Pengertian Dan Fungsi Poros Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran. Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen- elemen seperti roda gigi, pulley, roda gila flywheel, engkol, sproket, dan elemen pemindah daya lainnya. Poros bisa menerima lenturan, tarikan, tekan, atau puntiran, yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. Bila beban tersebut tergabung, kita bisa mengharapkan untuk mencari kekuatan statis dan kekuatan lelah yang perlu untuk pertimbangan perencanaan, karena suatu poros tunggal bisa diberi tegangan-tegangan statis, tegangan bolak-balik lengkap, tegangan berulang, yang semuanya bekerja pada waktu yang sama. Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.

2.3 Macam –Macam Poros Menurut pembebanannya poros diklasifikasikan menjadi :