Produk Gambaran Umum PT BPR Syariah Puduarta Insani 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Atikah Amelia Nasution : Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa Pada PT BPR Syariah Puduarta Insani Tembung, 2009. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT BPR Syariah Puduarta Insani 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Atas prakarsa IAIN SU Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS Puduarta Insani didirikan berdasarkan akte Notaris Ny. Chairani Bustami, SH No. 3 tanggal 4 Juli 1994. BPRS secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 18 Juni 1996, yang pada ketika itu diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yang diwakili oleh Sekretaris wilayah daerah Sumatera Utara H. Abdul Wahab Dalimunte, SH. Pada saat pendirian, modal awal BPRS berjumlah Rp 178.500.000,- dan pada akhir Desember 2005 modal saham telah berjumlah Rp 1.000.000.000,-. Pemegang saham utama terdiri dari IAIN SU 38 , BAZDA 28 dan selebihnya masyarakat 34. BPRS Puduarta mempunyai visi dan misi sebagai berikut : Visi : Menjadi BPRS terbaik di Sumatera Utara Misi : - Menerapkan prinsip syariah secara murni - Melayani secara profesional - Memanfaatkan teknologi untuk efisiensi dan kualitas.

2. Produk

Sebagai lembaga perbankan syariah, maka produk BPRS Puduarta Insani terdiri dari produk penghimpunan dana dan produk pembiayaan. Atikah Amelia Nasution : Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa Pada PT BPR Syariah Puduarta Insani Tembung, 2009. 1 Produk penghimpunan dana Produk penghimpunan dana terdiri dari tabungan dan deposito. i Tabungan Mudharabah Insani BPRS Puduarta Insani diberi nama “Tabungan mudharabah Insani”, yaitu tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan dikelola oleh Bank dengan prinsip mudharabah untuk memperoleh keuntungan. Penabung akan memperoleh bagi hasil yang akan dihitung dan dibayarkan pada setiap akhir bulan. Sesuai prinsip mudharabah, maka nasabah akan memperoleh bagi hasil dari keuntungan dan bersedia menanggung resiko apabila terjadi kerugian investasi. ii Deposito Investasi Mudharabah Insani Deposito Investasi Mudharabah Insani adalah simpanan berjangka dalam bentuk deposito yang diinvestasikan nasabah dengan prinsip mudharabah. Dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank ini akan dikelola diinvestasikan di sektor-sektor yang dipandang bank aman dan memberikan keuntungan. Sebagaimana halnya tabungan mudharabah, maka investasi pada deposito dengan prinsip mudharabah ini nasabah akan memperoleh bagi hasil dari keuntungan dan bersedia menanggung resiko apabila terjadi kerugian investasi. 2 Produk Penyaluran Dana Atikah Amelia Nasution : Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa Pada PT BPR Syariah Puduarta Insani Tembung, 2009. Produk penyaluran dana terdiri dari pembiayaan dengan prinsip jual beli dan pembiayan dengan prinsip bagi hasil. i Jual Beli Murabahah Jual beli murabahah adalah transaksi jual-beli antara bank dengan nasabah, dimana bank bertindak sebagai penjual barang dan nsabah sebagai pembeli. Dalam jual beli murabahah ini Bank dan Nasabah akan bersepakat terhadap margin keuntungan yang ditambahkan dari harga pokok pembelian barang oleh bank. Selanjutnya nasabah dapat membayar dengan melakukan pencicilan sesuai jangka waktu yang disepakati. ii Pembiayaan mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah penyediaan modal kerja dari bank terhadap usaha-usaha nasabah yang prospectif. Nasabah selaku pelaksana usaha yang dipercaya oleh bank untuk mengelola modal kerja dituntut bekerja dengan sungguh-sungguh dan jujur. Apabila usaha mendapatkan keuntungan maka akan berbagi hasil kepada bank, namun apabila usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian itu menjadi tanggungjawab bank. iii Pembiayaan multijasa Pembiayaan Multijasa adalah kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan akad Ijarah dalam jasa keuangan Atikah Amelia Nasution : Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa Pada PT BPR Syariah Puduarta Insani Tembung, 2009. antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan kepariwisataan. Dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan Akad Ijarah untuk transaksi multijasa, Bank dapat memperoleh imbalan jasa ujrah atau fee. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

3. Struktur Organisasi