Latar Belakang Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara

Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang developing countries membutuhkan dana yang cukup tinggi. Tetapi di sisi lain pengerahan sumber dana untuk menjalankan pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan tersebut mengalami kendala. Dan hal ini menjadi masalah umum yang dihadapi oleh negara-negara berkembang tersebut. Sumber dana pembiayaan pembangunan dapat berasal dari dalam dan luar negeri. Di tengah serangkaian pemikiran dan perdebatan tentang penolakan ketergantungan terhadap utang luar negeri maka sumber dana domestik menjadi isu yang menarik. Jika dibandingkan dengan sumber pembiayaan pembangunan eksternal, menggantungkan harapan pada sumber dana pembiayaan pembangunan domestik jauh lebih aman terhadap fluktuasi mekanisme global. Sumber dana yang berasal dari luar negeri belakangan ini telah menyebabkan Indonesia mengalami ketergantungan terhadap hutang luar negeri Kuncoro, 1989. Sementara sumber dana yang berasal dari dalam negeri pada umumnya berasal dari penerimaan pajak, investasi swasta, serta tabungan masyarakat dan pemerintah. Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Penghimpunan dana dari masyarakat bukanlah hal yang mudah, hal ini terjadi karena sistem produksi untuk meningkatkan pendapatan masih menggunakan pola tradisional. Kemudian terbatasnya sektor modern dan belum berfungsinya secara efektif dan efisien institusi – intitusi keuangan yang disebabkan pola pikir masyarakat yang masih tradisional dan masalah kependudukan lainnya. Hal ini memaksa pemerintah untuk membuat kebijakan baru, kebijakan itu terwujud dalam Paket Kebijakan Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan ‘PAKTO 88’, yang pokok – pokok kebijakan antara lain untuk mengerahkan dana dari masyarakat dengan cara memudahkan pembukaan kantor cabang baru, pendirian bank swasta baru. Setelah adanya ‘PAKTO 88’ ini, semakin mudahlah bank didirikan dan semakin bervariasi juga bentuk – bentuk tabungan yang ditawarkan oleh bank- bank yang sudah terbentuk baik swasta maupun pemerintah. Kebijakan tersebut tampak membuahkan hasil dengan semakin meningkatnya jumlah tabungan masyarakat. Kegiatan penghimpunan dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Pengertiaan penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpul atau mencari dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat itu dilakukan oleh bank dengan cara memasang strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, serta deposito berjangka dimana masing – masing jenis simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri Kasmir: 2002. Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Rekening tabungan merupakan bagian terpenting dari proses penghimpunan dana dari masyarakat. Rekening pada umumnya merupakan penghimpunan secara berangsur – angsur dari kelebihan penghasilan pribadi selama suatu jangka waktu, produk yang belum dikonsumsi dari investasi modal atau tenaga kerja pemegang rekening sendiri. Srategi bank dalam penghimpunan dana dengan membuka rekening menunjukan perluasan secara berangsur - angsur yang sifatnya paling stabil. Stabilitas dana dalam rekening tabungan merupakan konsekuensi wajar dari fakta bahwa sebagian besar rekening- rekening tabungan merupakan tujuan penghematan jangka panjang dari pemegang rekening. Jika dilihat secara keseluruhan simpanan dalam rekening tabungan dan deposito berjangka dianggap lebih cepat menunjang investasi. Karena dana yang ada pada bank menghasilkan pembelian barang – barang modal, maka rekening berjangka ini sanggup merangsang laju produksi. Perkembangan jumlah rekening mulai tahun 2002 sampai tahun 2005 mengalami penurunan. Tahun 2002 jumlah rekening sebanyak 4.059.667 buah kemudian turun menjadi 4.040.226 pada tahun 2003, dan terus turun sampai 3.259.560 di tahun 2005. Hal ini menunjukkan banyaknya rekening masyarakat yang ditutup, atau dinyatakan tidak aktif. Kejadian ini timbul karena situasi ekonomi dan politik yang kurang stabil saat itu. Kondisi yang tidak mendukung dan pengalaman masa gulingnya orde baru membuat masyarakat wawas untuk menyimpan dananya di bank. Dengan penurunan jumlah rekening tersebut kita dapat terlihat perilaku menabung yang menurun pada masyarakat. Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Aspek lain dari tabungan adalah demografi atau kependudukan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat sumber dana utama bank adalah masyarakat. Dan dalam kenyataan masyarakat atau penduduk tentunya memiliki alasan masing – masing untuk dapat menabung. Untuk dapat menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk dapat ditabung maka seseorang harus memiliki pendapatan yang cukup atau bahkan lebih. Namun di negara – negara yang sedang membagun terdapat masalah kependudukan yang lumayan kompleks. Seseorang yang memiliki pendapatan yang relatif tinggi tidak secara otomatis memiliki tabungan yang banyak. Salah satu yang menjadi alasan adalah tingginya angka ketegantungan hidup masyarakat. Angka ketergantungan hidup merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak produktif umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas dengan banyaknya penduduk golongan usia produktif umur 15 sampai 64 tahun yang kemudian dikali dengan konstanta k = 100. Jumlah masyarakat yang tidak produktif jumlahnya cenderung lebih banyak daripada penduduk yang berusia produkif. Hal ini terjadi karena pada umumnya masyarakat kita cenderung memiliki anak yang relatif banyak. Sumatera Utara sebagai daerah yang relatif maju di bagian Indonesia barat memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Pada tahun 2006 penduduk Sumatera Utara berjumlah 12.643.494. Dan dari jumlah ini angka ketergantungan hidup penduduknya sebesar 54.28. Angka ini masih cukup tinggi karena dari 100 orang penduduk yang produktif harus menanggung dan membiayai sekitar 54 orang yang tidak produktif. Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Ciri dan komposisi masyarakat Sumatera Utara ini pada ujungnya akan memberikan pertimbangan dan alasan pada masyarakat itu sendiri untuk menabung. Penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk rekening untuk pembiayaan pembangunan akan kembali pada masyarakat itu sendiri. Dan pihak perbankan dengan segala cara dan kreatifitas pelayanannya akan tetap menghimpun dana dari masyarakat tersebut. Pertumbuhan yang secara terus menerus dari perekonomian kita bergantung pada pemeliharaan arus tabungan yang cukup dan relatif stabil kedalam sistem perbankan dan demikan juga dengan rekening giro yang masih merupakan bagian dari tabungan mayarakat merupakan uang yang bergerak alat pembayaran utama yang tersedia untuk menutupi pembelian pemerintah, perusahaan – perusahaan dan masyarakat pendeknya rekening ini merupakan modal kerja bangsa. Dan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan mengangkat judul “Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara” Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

1.2. Perumusan Masalah