Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2008, BPS Sumut. Sebagaimana Propinsi lainnya di Indonesia, Sumatera Utara mempunyai
musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasa terjadi pada Bulan April sampai September dan Musim Penghujan biasa terjadi pada Bulan Oktober
sampai Maret. Diantara kedua musim tersebut, diselingi oleh musim pancaroba. Curah hujan di seluruh Sumatera Utara rata-rata 1.965 mm per tahun. Curah hujan
tertinggi terdapat di daerah Tapanuli Utara. Kelembapan rata-rata per tahun lebih kurang 82,9 . Sedangkan temperatur rata-rata pertahun 26,07°C, dengan temperatur
rata-rata maksimum 31,1°C dan minimum 21,04°C.
4.1.3. Kondisi Demografi Daerah
Letak di atas permukaan Laut
Medan 0-14 m
Binjai 28m
Tebing Tinggi 26-34 m
Pematang Siantar 400m
Tanjung Balai 0-4 m
Sibolga 0-100 m
Padang Sidempuan -
Deli Serdang 0-1500 m
Langkat 0-1200 m
Simalungun 20 0-1500 m
Karo 140-1400 m
Dairi 400-1700 m
Asahan 0-1500 m
Labuhan Batu 0-1300 m
Toba Samosir 0-1300 m
Tapanuli Utara 300-800 m
Tapanuli Tengah 0-1266 m
Mandailing Natal 0-500 m
Tapanuli Selatan 0-1915 m
Nias 0-800 m
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Sebagai modal dasar atau aset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran
pembangunan, tetapi juga merupakan pelaku pembangunan. Sementara itu jumlah penduduk yang besar bukan jaminan keberhasilan suatu pembangunan. Peningkatan
jumlah penduduk yang besar tanpa adanya peningkatan kesejahteraan justru bisa menjadi bencana, yang pada gilirannya dapat menimbulkan gangguan terhadap
program- program pembangunan yang sedang dilaksanakan. Selain itu juga akan dapat pula menimbulkan berbagai kesulitan bagi generasi yang akan datang.
Sumatera Utara yang didiami penduduk dari berbagai suku, seperti : Batak, Melayu, Nias, Minangkabau, dan Jawa ini merupakan propinsi keempat terbesar
jumlah penduduknya di Indonesia, setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk tahun 2006, penduduk Sumatera
Utara berjumlah 12.643.494 jiwa dan tahun 2007 sebanyak 12.834.400 jiwa.
Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Penduduk dan
Angka Beban Tanggungungan Hidup Sumatera Utara Tahun 1988 - 2007
Tahun Jumlah
Angka beban tanggungan hidup
1988 10.115.860
86.38 1989
10.330.091 84.77
1990 10.252.311
82.05 1991
10.322.091 84.74
1992 10.685.200
77.76 1993
10.813.400 75.60
1994 10.981.100
73.33
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
1995 11.145.300
71.17 1996
11.306.300 65.56
1997 10.685.200
64.80 1998
11.754.100 62.24
1999 11.955.400
60.44 2000
11.476.272 60.44
2001 11.722.397
63.48 2002
11.847.075 62.10
2003 11.890.390
64.68 2004
12.123.360 59.81
2005 12.326.678
58.77 2006
12.643.494 54.28
2007 12.834.400
56.37 Sumber : Sumatera Utara Dalam angka 1988 - 2007, BPS Sumatera Utara diolah
Hasil Sensus Penduduk tahun 1988, struktur umur penduduk Sumatera Utara tergolong ”muda” dengan proporsi penduduk usia muda di bawah 15 tahun masih
sekitar 79, 89 persen dan proposi penduduk usia lanjut 65 tahun ke atas tercatat 6,49 persen. Proporsi penduduk usia muda terus turun sehingga pada tahun 2006
hanya sekitar 48.51 persen 4.146.445 jiwa yang kemudian mengalami sedikit kenaikan tahun 2007 menjadi 50.29 persen 4.128.300 jiwa . Sedangkan Penduduk
usia produktif 15-64 tahun mengalami pergeseran proposinya dari sekitar 53,65 persen 5.427.455 jiwa pada tahun 1988, dan di tahun 2006 menjadi 63,70 persen
8.053.975 jiwa, dan naik lagi di tahun 2007 menjadi 63,94 persen 8.207.400 jiwa. Dan proporsi penduduk usia lanjut pada tahun 1988 adalah 6,49 persen 352.301
jiwa dan tahun 2006 mencapai 4,59 persen 493.074 jiwa, pada tahun 2007 naik mencapai 6,07 persen 498.700 jiwa, angka tersebut masih jauh dibawah 10 persen
yang merupakan ciri penduduk “tua” sebagai mana yang terjadi pada negara –negara maju. Sebagai konsekuensi meningkatnya penduduk usia muda 0-14 tahun dan usia
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
lanjut ≥65 tahun mengakibatkan proposi penduduk usia produktif 15 -64 tahun
mengalami penurunan. Dengan demikian beban tanggungan penduduk usia produktif 15-64 tahun terhadap penduduk usia tidak produktif 0-4 tahun dan 65+ tahun
meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan angka Dependency Ratio atau Angka Beban Ketergantungan , yaitu 86,38 persen pada tahun 1988, dan menurun menjadi 54,29
persen di tahun 2006, tetapi tahun 2007 naik menjadi 56,37 persen. Dari data yang ada dapat dilihat perkembangan kondisi penduduk Sumatera
Utara. Pada tahun 1988 angka beban tanggungan masyarakat sangat tinggi yaitu 86,38 persen, angka ini memiliki arti dari 100 orang peduduk yang produktif harus
menanggung atau membiayai sekitar 86 orang penduduk yang tidak produktif. Tingginya angka ini menjadikan pendapatan yang didapat oleh masyarakat produktif
belum dapat dinikmati secara maksimal untuk konsumsi dan tabungan. Dan dengan angka tingkat beban tanggungan hidup penduduk yang tinggi kegiatan ekonomi akan
stagnan. Pendapatan yang seharusnya dapat meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat menjadi berkurang. Dan pendapatan yang semestinya dapat disisihkan
untuk tabungan guna pembiayaan investasi juga menurun. Mereka harus membagi pendapatan itu pada penduduk usia non produktif. Untuk itu pemerintah sebagai
pihak yang memiliki wewenang untuk mengatur dan membuat kebijakan berupaya mengatasi hal ini. Program Keluarga Berencana KB merupakan wujud nyata
kebijakan itu. Dengan program KB ini maka tingkat kelahiran anak dapat di tekan. Karena anak merupakan penyumbang terbesar dalam angka beban tanggungan hidup
penduduk. Dan dari upaya ini penurunan angka beban tanggungan hidup pun mulai
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
dapat dilihat. Pada tahun 1989 angka ini berkurang menjadi 84,76 persen atau berkurang sebesar 1,62 persen. Dalam kurun waktu 20 tahun yaitu pada tahun 2007
angka beban tanggungan hidup penduduk Sumatera Utara menjadi 56,37 persen atau turun sebesar 30,01 persen. Dan dari penurunan ini kita dapat melihat laju rata - rata
penurunan angka beban tanggungan hidup tersebut sebesar 1,5 persen per tahunnya. Dan apabila kita melihat penduduk Sumatera Utara pada tahun 2007 dari segi
jenis kelamin, proporsi penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah laki – laki. Jumlah penduduk perempuan sebanyak 6.452,5 ribu jiwa sedangka laki – laki
berjumlah 6.381,9 ribu jiwa. Dan dari jumlah tersebut terdapat selisih 70.600 jiwa antara penduduk perempuan dan laki – laki .
Pada tahun 2007 terdapat sebanyak 3.541.900 jiwa orang yang berusia produktif usia 15 – 64 tahun yang berjenis kelamin laki – laki dan sebanyak
3.615.200 jiwa penduduk usia produktif perempuan. Dan dari angka ini kita mengetahui bahwa angkatan kerja akan lebih banyak dari penduduk perempuan.
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Sumatera Utara Berdasarkan Umur,
Jenis Kelamin dan Rasio Kelamin Tahun 2007
Golongan Umur
Laki-laki 000 jiwa
Perempuan 000 jiwa
Laki-laki + Perempuan 000 jiwa
Rasio Jenis Kelamin Sex
Ratio
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
0-4 699,9
674,4 1374,3
103,78 0-5.
681,4 663,5
1344,9 102,7
10-14. 713,6
695,5 1409,1
102,6 15-19
706,6 682,6
1389,2 103,52
20-24 655,1
637,5 1292,6
102,76 25-29
554,3 566,5
1120,8 97,85
30-34 454
492,3 946,3
92,22 35-39
405,1 439,4
844,5 92,19
40-44 373
394,4 767,4
94,57 50-54
267,7 266,3
534 100,53
60-64 126,1
136,2 262,3
92,58 65+
224,3 274,4
498,7 81,74
total 6381,9
6452,5 12834,4
100
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2008, BPS diolah
Piramida Penduduk Grafik proporsi penduduk Sumatera Utara menurut kelompok umur dan jenis kelamin
seperti di bawah mengandung informasi setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu: 1.
Aspek demografi, yaitu menggambarkan trend fertilitas dengan
memperhatikan penduduk usia 0–4 tahun. 2.
Aspek Sosial, yaitu dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dengan memperhatikan angka harapan hidup pada penduduk usia 65+.
3. Aspek ekonomi, dengan memperhatikan dependency ratio beban
ketergantungan penduduk belum dan tidak berusia produktif 0–14 tahun dan 65+ terhadap penduduk usia produktif 15-64 tahun.
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber : Sumatera Utara dalam Angka 2008, BPS diolah Penjelasan:
1. Grafik penduduk usia 0-4 tahun, sebagai dasar analisis yaitu angka fertilitas.
Perlu diperhatikan bahwa populasi sebanyak itu segera memasuki usia sekolah, sehingga harus mempersiapkan sarana pendidikan.
Penduduk Sumatera Utara pada tahun 2007 memiliki 1.374,3 ribu jiwa penduduk yang akan memasuki usia sekolah. Tingginya angka fertilitas
menunjukan semakin majunya fasilitas kesehatan dan tenaga medis pada masyarakat Sumatera Utara.
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2. Penduduk usia 10 - 14 tahun, segera memasuki usia kerja yaitu 15-19 tahun,
sehingga lapangan kerja harus dipersiapkan. Sementara itu, penduduk usia 60- 64 segera memasuki usia 65+ usia lansianon produktif. Sehingga
kesempatan kerja yang harus dipersiapkan adalah sebanyak selisih antara penduduk usia 10-14 tahun dengan 60-64 tahun. Jika lapangan kerja tidak
terpenuhi, akan muncul masalah sosial.
Masih banyak informasi yang dapat digali dari gambaran Piramida penduduk tersebut. Dengan demikian, informasi melalui piramida penduduk dapat dipakai
untuk masukan utama pada perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan bidang kependudukan.
4.1.4.Perkembangan Jumlah Tabungan Masyarakat Sumatera Utara
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan investasi. Peningkatan investasi pada gilirannya membutuhkan dana pembiayaan yang berasal dari dalam
maupun luar negeri. Dari kedua sumber pembiayaan ini, sumber dana dalam negeri seyogyanya merupakan sumber pokok pembiayaan. Terutama dilihat dari konteks
pertumbuhan ekonomi jangka panjang, dimana suatu negara haruslah mendasarkan pembiayaan investasi dari sumber dalam negeri. Dari berbagai sumber pembiayaan
dalam negeri, tabungan dalam negeri terutama tabungan masyarakat yang disalurkan melalui perbankan merupakan salah satu faktor penting bagi pembiayaan.
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam tabel 4.5, terlihat bahwa selama periode 1988
sampai dengan periode 2007,
jumlah tabungan masyarakat cenderung mengalami kenaikan, dari Rp 1,244 miliar menjadi Rp 70.561 miliar. Masyarakat Indonesia menganggap tabungan
merupakan salah satu bentuk penyimpanan kekayaan uang yang bisa digunakan setiap saat, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun peluang investasi
Tabel 4.5 Perkembangan Jumlah Tabungan Masyarakat Sumatera Utara
Tahun 1988 - 2007 Tahun
Jumlah tabungan Rp 000
1988 1244000
1989 1712444
1990 2198303
1991 2749349
1992 3579563
1993 4428493
1994 5370786
1995 8299455
1996 10036610
1997 10591839
1998 19250904
1999 21210794
2000 27465169
2001 32025271
2002 34579736
2003 44289624
2004 39199319
2005 50782359
2006 58697532
2007 70561006
Sumber : Statistik Ekonomi- Keuangan Daerah Sumatera Utara, BI 4.1.5.Perkembangan Jumlah Rekening Pada Perbankan Di Sumatera Utara.
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Stabilitas dana masyarakat yang ada pada rekening menjadikan penyaluran dana guna pembiayaan investasi dapat tersedia dengan cepat. Saldo pada rekening
masyarakat merupakan uang yang bergerak alat pembayaran utama yang tersedia untuk menutupi pembelian pemerintah, perusahaan – perusahaan dan masyarakat
pendeknya rekening ini merupakan modal kerja bangsa.
Tabel 4.6 Perkembangan Jumlah Rekening Pada Perbankan Di Sumatera Utara
Tahun 1988 - 2007
Tahun Jumlah rekening
1988 1323320
1989 1676447
1990 1827411
1991 2030602
1992 2114426
1993 2259207
1994 2253740
1995 2315184
1996 2556403
1997 2767035
1998 3043389
1999 3742009
2000 3842684
2001 3754300
2002 4059667
2003 4040226
2004 3876471
2005 3259560
2006 3593938
2007 3836604
Sumber : Statistik Ekonomi- Keuangan Daerah Sumatera Utara, BI
Roimanchon Saragih : Analisis Pengaruh Angka Beban Tanggungan Hidup Dan Jumlah Rekening Tabungan Terhadap Perilaku Tabungan Masyarakat Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Keputusan masyarakat Sumatera Utara untuk membuka rekening tabungan didasarkan pada kemudahan yang didapat degan menggunakan rekening tabungan
tersebut. Keinginan masyarakat untuk menggunakan rekeing di Sumatera Utara tiap tahunnya secara fluaktitatif meningkat, walau untuk beberapa tahun belakangan ada
penurunan. Pada tahun 2000 jumlah rekening yang ada di perbankan Sumatera Utara sebanyak 3.842.684 buah dan mengalami penurunan menjadi 3.754.300 buah di tahun
2001, namun pada tahun berikutnya jumlah rekening tersebut naik lagi menjadi 4.059.667 buah dan terus naik menjadi 4.040.226 buah di tahun 2003. Dan setelah
naik , rekening tabungan masyarakat tersebut mengalami penurunan berturut – turut pada tahun 2004 dan tahun 2005, masing - masing 3.876.471 buah dan 3.259.560
buah. Surutnya jumlah rekening berhenti dengan mulai naiknya jumlah rekening pada tahun 2006 yaitu sebanyak 3.593.938 buah dan di tahun 2007 menjadi 3.836.604
buah. Namun walaupun demikian jumlah saldo yang ada pada rekening tersebut relatif stabil dan mengalami peningkatan terus menerus tiap tahunnya saldo tersebut
di tahun 2000 sebesar Rp 27,465 M. Pada tahun 2001 sebesar Rp 32, 025 M, dan tahun berikutnya sebesar Rp 34,579 M. dan pada akhir tahun 2007 jumlah ini menjadi
Rp 70,561 M.
4.2. Hasil dan Analisa