2.4 Metode Pencarian Jalur Terpendek Dijkstra Algorithm
Algoritma ini bertujuan untuk menemukan jalur terpendek berdasarkan bobot terkecil dari satu titik ke titik lainnya. Misalkan titik mengambarkan gedung dan garis menggambarkan jalan,
maka algoritma Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap semua kemungkinan bobot terkecil dari setiap titik.
Gambar 2.5 Contoh keterhubungan antar titik dalam algoritma Dijkstra
Pertama-tama tentukan titik mana yang akan menjadi verteks awal, lalu beri bobot jarak pada verteks pertama ke verteks terdekat satu per satu, Dijkstra akan melakukan pengembangan
pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik selanjutnya tahap demi tahap. Inilah urutan logika dari algoritma Dijkstra.
Dibawah ini penjelasan langkah per langkah pencarian jalur terpendek secara rinci dimulai dari verteks awal sampai verteks tujuan dengan nilai jarak terkecil.
1. Verteks awal 1, Verteks tujuan 5. Setiap edge yang terhubung antar verteks telah diberi nilai
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Contoh kasus Djikstra - Langkah 1
2. Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap verteks tetangga yang terhubung langsung
dengan verteks keberangkatan verteks 1, dan hasil yang didapat adalah verteks 2 karena bobot nilai verteks 2 paling kecil dibandingkan nilai pada verteks lain, nilai 0+7=7.
1 2
6
3
7 14
9
14
9
7
Gambar 2.7 Contoh kasus Djikstra - Langkah 2
3. Verteks 2 diset menjadi verteks keberangkatan dan ditandai sebagi verteks yang telah
terpilih. Dijkstra melakukan kalkulasi kembali terhadap verteks-verteks tetangga yang terhubung langsung dengan verteks yang telah terpilih. Dan kalkulasi dijkstra menunjukan
Universitas Sumatera Utara
bahwa verteks 3 yang menjadi verteks keberangkatan selanjutnya karena bobotnya yang paling kecil dari hasil kalkulasi terakhir, nilai 0 + 9 = 9.
1 2
6
3 43
7 14
9
7
15 10
22 9
14
Gambar 2.8 Contoh kasus Djikstra - Langkah 3
4. Perhitungan berlanjut dengan verteks 3 ditandai menjadi verteks yang telah terpilih. Dari
semua verteks tetangga belum terpilih yang terhubung langsung dengan verteks terpilih, verteks selanjutnya yang ditandai menjadi verteks terpilih adalah verteks 6 karena nilai
bobot yang terkecil, nilai 9 + 2 =11.
1 2
6
3 43
7 14
9 15
10
20 9
2 11
11
Gambar 2.9 Contoh kasus Djikstra - Langkah 4
Universitas Sumatera Utara
5. Verteks 6 menjadi verteks terpilih, dijkstra melakukan kalkulasi kembali, dan
menemukan bahwa verteks 5 verteks tujuan telah tercapai lewat verteks 6. Jalur terpendeknya adalah 1-3-6-5, dan niilai bobot yang didapat adalah 0+9+2+9 =20. Bila
verteks tujuan telah tercapai maka kalkulasi dijkstra dinyatakan selesai.
1 2
6
3 43
7 9
15
10
9
2 11
11 5
9
14
20
15
Gambar 2.10 Contoh kasus Djikstra - Langkah 5
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu