Gambar 2.5. Perbedaan Citra Noise Berdasarkan Slice Thickness Sprawls, 1995
2.4.2 Field of View FOV
Field of View FOV adalah diameter maksimal dari gambar yang akan direkonstruksi. Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12 cm
sampai dengan 50 cm. Field of View FOV kecil akan meningkatkan detail gambar resolusi karena field of view fov yang kecil mampu mereduksi ukuran
pixel, sehingga dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti. Field of View FOV kecil, antara 100 mm sampai dengan 200 mm akan
meningkatkan resolusi sehingga detail gambar dan batas objek akan tampak jelas. Field of View FOV kecil akan menyebabkan noise meningkat Nesseth, 2000.
Field of View FOV sedang, yaitu 200 mm diharapkan gambar yang dihasilkan memiliki spasial resolusi yang baik, noise serta artefak sedikit Genant,
1982. Field of View FOV besar, antara 350 mm sampai dengan 400 mm akan
menghasilkan spasial resolusi yang rendah karena pixel menjadi besar akibat dilakukannya magnifikasi. Field of View FOV besar akan menyebabkan noise
berkurang dan kontras resolusi meningkat serta dapat dihindari munculnya streak artifact Genant, 1982
Irisan dari suatu obyek terbagi dalam elemen volume yang kecil yang disebut dengan “voxel”. Masing-masing voxel memiliki suatu nilai tertentu yang
menyatakan atenuasi rata-rata sinar-X oleh obyek pada posisi tersebut. Sedangkan elemen gambar dalam bidang 2 dimensi disebut “pixel”. Satu bagian volume dari
gambar yang direkonstruksi voxel diwakili oleh ukuran pixel di bidang x, y dan ketebalan irisan s dalam sumbu-z. Teknik rekonstruksi gambar CT kemudian
dapat dilakukan dengan membagi-bagi irisan jaringan yang disinari menjadi beberapa ”pixel” dimana masing-masing ”pixel” mewakili CT Number -nya
masing-masing. Nilai koefisien pelemahan radiasi diukur kemudian dikodekan dan ditransfer ke komputer. Oleh komputer akan ditampilkan dalam gambar 2
dimensi yang disebut dengan matriks. Kumpulan CT Number dari ”pixel-pixel” tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk matriks untuk keperluan rekonstruksi dan
penampilan gambar.
2.4.3 Faktor Eksposi Penyinaran