Begitu banyak alasan yang kuat untuk memeluk suatu agama pada masyarakat keturunan Tionghoa, alasan spiritual, keinginan hati, atau pun logika bahkan cinta bisa merupakan salah
satu alasan bagi masyarakat Tionghoa untuk memeluk suatu agama. Dalam memeluk suatu agama keturunan Tionghoa tentu saja dapat menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu misalnya apabila terjadi kematian akan timbul masalah kewarisan di dalam keluarganya. Sistem kewarisan yang berlaku bagi orang Timur Asing
Tionghoa adalah sesuai dengan adat dan etnis mereka tersendiri.
8
Sudah cukup lama keturunan Tionghoa ada di Indonesia tidak sedikit pula yang memeluk agama Islam. Namun beberapa masyarakat sering memandangnya sebelah mata.
Ada pula yang menimbulkan sengketa dalam keluarganya. Jika keturunan Tionghoa
tersebut memeluk agama Islam, maka pasti akan dikaitkan juga dengan sistem kewarisan Islam.
9
Oleh karena itu pembahasan ini menjadi suatu kajian penting yang perlu diteliti sekaligus menegaskan mengenai hak waris
anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.
B. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam?
2. Bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada masyarakat Tionghoa yang pindah
ke agama Islam ?
8
Alfinanda. “Sejarah dan Perkembangan Muslim Tionghoa Indonesia”. https:alfinanda.wordpress.com20100714sejarah-dan-perkembangan-muslim-tionghoa-indonesia . Diakses
pada tanggal 26 Desember 2014
9
Mz Faizin. “Tionghoa Muslim”. https:digilib.uin-suka.ac.id . Di akses pada tanggal 20 Maret 2015
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah untuk mengetahui: 1.
Untuk mengetahui bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada anak
masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Adapun
kedua kegunaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Penulisan skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan perkembangan hukum di Indonesia dalam masalah pewarisan, terutama hak
waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam. 2.
Secara praktis Memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman kepada para mahasiswa,
akademisi dan masyarakat umum yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskritif analitis, yaitu memberikan gambaran dan memaparkan sebagian atau keseluruhan dari objek yang akan
diteliti.
10
10
Suratman, Metodologi Penelitian Hukum, Bandung : Alfabeta, 2003, h. 28
2. Sifat penelitian
Metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif dan yuridis empiris. Metode yuridis normatif yaitu suatu bentuk penelitian yang tidak terlepas dari norma-norma dan
asas-asas hukum yang ada.
11
Metode yuridis empiris yaitu cara prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan
mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan. Hal ini dilakukan dengan menganalisa bahan-bahan yang
diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku-buku dan karya ilmiah serta bahan dari internet yang berkaitan erat dengan peraturan pewarisan di Indonesia, khususnya hak waris
anak masyarakat Tionghoa yang pindah agama ke agama Islam.
12
3. Jenis data
Metode yuridis empiris ini berupaya mengamati fakta-fakta hukum yang berlaku di tengah masyarakat, titik tolak
pengamatan ini berada pada kenyataan atau fakta-fakta sosial yang ada dan hidup di tengah- tengah masyarakat sebagai budaya hidup masyarakat. Fakta di lapangan dalam hal ini di
Kecamatan Johan Pahlawan Kelurahan Kuta Padang, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat dalam hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam. Metode ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana hak waris anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam, untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pewarisan pada
masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam.
Data yang digunakan sebagai bahan analisa di dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian
lapangan.
13
Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada.
14
11
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 41
Data sekunder, dalam hal ini dapat dibagi dalam 3 tiga bagian, yaitu :
12
Ibid. h. 42
13
Ibid. h. 111
a. Bahan hukum primer, yaitu segala bentuk peraturan produk perundang-undangan yang
terkait dengan permasalahan yang dibahas;
15
b. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku hasil penelitian dan atau karya ilmiah serta
bahan-bahan dari internet yang relevan terhadap permasalahan yang diteliti.
16
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti, kamus dan ensiklopedia.
17
4. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan library research dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur dengan sumber data berupa bahan hukum primer dan atau pun bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier yang ada hubungannya
dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Penelitian lapangan yaitu mengumpulkan data-data dengan terjun langsung ke lapangan.
Data diperoleh dengan cara wawancara. Wawancara adalah situasi peran antara pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan yang dirancang
untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang narasumber. Dalam hal ini narasumber yang diwawancarai adalah :
1. Anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam
2. Saudara kandung dari anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam
3. Masyarakat suku Tionghoa
14
Ibid. h. 112
15
Ibid. h. 113
16
Ibid. h. 114
17
Ibid
5. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
6. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di dalam hal ini di Kecamatan Johan Pahlawan Kelurahan Kuta Padang, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Sebelum pemekaran, Aceh Barat
mempunyai luas wilayah 10.097.04 km
2
atau 1.010.446 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki
gunung Geurutee perbatasan dengan Aceh Besar sampai ke sisi Kreung Seumayam perbatasan Aceh Selatan dengan panjang garis pantai sejauh 250 km. Sesudah dimekarkan
luas wilayah menjadi 2.927,25 km
2
. Jumlah penduduk 185.577 jiwa. Mata pencaharian pokok penduduk di Meulaboh adalah petani di sawah dan ladang, dengan tanaman pokok berupa
padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dan lain-lain tetapi pada umumnya yang bermukim di sekitar pantai adalah nelayan, namun ada juga yang berdagang. Penduduk di Meulaboh
dominan adalah orang Aceh asli dan ada juga para pendatang seperti Tionghoa dan lain-lain yang memang memilih menetap di Meulaboh-Aceh Barat.
18
7. Analisa Data
Data yang digunakan kemudian dianalisis secara kualitatif yaitu yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
18
http:id.wikipedia.orgwikidaftar_kecamatan. di akses pada tanggal 29April 2015
F. Keaslian Penulisan