BAB IV HAK WARIS ANAK MASYARAKAT TIONGHOA YANG PINDAH KE
AGAMA ISLAM DI KELURAHAN KUTA PADANG KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KOTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT
A. Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa yang Pindah ke Agama Islam di Kelurahan
Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
Di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat setelah dilakukan penelitian terdapat 7 anak masyarakat
Tionghoa yang pindah ke agama Islam di daerah tersebut, 3 laki-laki yaitu Amirudin marga Li, Meylizar marga Chen, Alek marga Wong dan 4 perempuan
yaitu Lina marga Chuang, Julia marga Li, Sri marga Lou, dan Yanti Marga Wong semuanya pindah ke agama Islam dikarenakan menikah dengan pemuda atau
gadis yang beragama Islam di daerah tersebut. 7 orang anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam tersebut tetap mendapatkan hak waris dari
keluarganya. Dari hasil wawancara, bahwa ketika mereka berpindah agama pada awalnya
menjadi suatu hal yang tidak disukai dalam keluarganya, mereka dan pasangan mereka sering dikucilkan dan dicemooh ketika sedang berkumpul dengan
keluarganya.
117
Pada saat perkawinan pun mereka mengaku melakukannya tanpa persetujuan orang tua mereka, mereka kawin lari dan kawin secara diam-diam.
118
117
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Amirudin marga Li, tanggal 24 Juni 2015
118
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Lina marga Chuang, tanggal 25 Juni 2015
Tetapi karena keyakinan dan kepercayaan mereka, mereka tetap teguh dan sabar dalam menjalani jalan yang mereka pilih. Alhasil semua anak masyarakat
Tionghoa hidup bahagia dan lama-kelamaan keluarga mereka menerima kenyataan dan tetap menganggap mereka bagian dari keluarganya, apalagi ketika
hadirnya keturunan mereka di tengah-tengah keluarga yang semakin mempererat kerukunan dalam keluarga.
119
Dari kenyataan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa anak-anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam tetaplah dianggap sebagai
keturunan dari orang tuanya dan pada akhirnya tetap mendapatkan rasa kasih sayang yang sama dari kedua orang tua seperti saudara-saudaranya yang lain
walaupun telah timbul perbedaan dalam keyakinan yang mereka percayai, orang tuanya tetap berbesar hati dalam menerima kenyataan dan percaya bahwa
berpindah agama adalah hal yang terbaik untuk anaknya.
120
Jadi, sekalipun seorang anak suku Tionghoa telah memeluk keyakinan yang berbeda dengan orang tuanya dan tidak terjadi sengketa yang berkepanjangan. Hak waris anak tetap berlaku
seperti biasa yang dibagikan dan diporsikan secara adat Tionghoa di daerah ini, anak laki-laki yang telah bergama Islam tetap mendapatkan hak yang lebih banyak juga dari pada
perempuan dan perempuan juga berhak atas emas dan perhiasan dari orang tuanya.
121
119
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Meylizar marga Chen, tanggal 25 Juni 2015
Dan ada juga Tionghoa yang menganut bahwa anak laki-laki saja yang berhak atas harta warisan
120
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam ,Sri marga Lou, Julia marga Li ,tanggal 25 Juni 2015
121
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Alek marga Wong dan Yanti marga Wong tanggal 25 Juni 2015
dari orang tuanya dan anak perempuan tidak mendapat apapun karena tergolong keluarga yang miskin.
122
Tabel 1. Hak Waris Anak Masyarakat Tionghoa yang Pindah ke Agama Islam
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam paparan table berikut:
n = 7 No
Hak waris Laki-
l a
k i
Perempuan Presentase
1 Mendapatkan
hak waris 3
3 90
2 Tidak
mendapat kan hak
waris -
1 10
Jumlah 3
4 100
Sumber: Data Primer
Data di atas juga menunjukkan bahwa anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat antara anak laki-laki dan anak perempuan terlihat perbedaan, ada 1 orang atau 10 anak perempuan yang tidak
mendapatkan hak waris sedangkan anak laki-laki tetap sepenuhnya mendapatkan warisan ketika mereka pindah ke agama Islam dan jumlah antara laki-laki dan
perempuan Tionghoa yang pindah ke agama Islam yang mendapatkan hak waris adalah 90.
Dari tabel di atas dapatlah disimpulkan bahwa anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan
122
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Amirudin marga Li, Alek marga Wong, Meylizar marga Chen, Julia marga Li, Sri marga Lou, Lina marga Chuang, Yanti marga
Wong, tanggal 26 Juni 2015
Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, dominan mendapatkan hak waris dari orang tuanya walaupun ia telah memiliki keyakinan yang berbeda
dengan orang tuanya. Adapun yang tidak mendapatkan warisan dari orang tuanya ialah karena memang mereka menganut prinsip anak perempuan tidak berhak atas
hak waris dari keluarganya, alasannya adalah keluarganya juga merupakan keluarga yang miskin sehingga harta warisan pun dibagi secukupnya, sekalipun ia
tidak pindah agama dia juga tidak mendapatkan hak waris tersebut. Jadi perpindahan agama tidak mempengaruhi hak waris di daerah ini sekalipun pada
awalnya ada konflik yang terjadi ketika anak tersebut pindah ke agama Islam.
123
Dalam agama Islam seharusnya kesamaan agama adalah unsur yang penting dalam pewarisan, sesuai dengan hadist Rasulullah saw menegaskan bahwa
“seorang kafir tidak berhak mewarisi harta muslim dan juga sebaliknya, seorang muslim tidak berhak mewarisi harta kafir”.
124
Faktor perbedaan iman antara ahli waris dengan pewaris menyebabkan mereka tak saling mewarisi.
125
123
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam, Lina marga Chuang, tanggal 26 Juni 2015
Seorang muslim yang mukmin akan dengan mudah menerima kebijakan tersebut, tetapi
jika keimanan di hati seseorang itu terganggu, dia akan mendapatkan kesulitan dalam menerima kebijakan Allah SWT tersebut. Alasan dibalik kebijakan tersebut
adalah bahwa perbedaan agama antara Islam dan non-Islam bukanlah hal yang ringan atau sederhana. Sebelum Islam menyebar dan berkembang, pemerintah
kafir Quraisy telah melakukan bebagai pelarangan berhubungan dan bantuan kepada umat Islam, seperti melarang untuk bertransaksi dengan seorang muslim,
melarang menikah dengan muslimah, dan melarang memberi bantuan material.
124
Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014. h. 31
125
Muhammad Ali As-Shabuni,Hukum Kewarisan Menurut Al-Quran dan Sunnah, Jakarta: Dar al- kutub al Islamiyah, 2014. h. 55
Pemerintah kafir Quraisy memandang bahwa mengizinkan bertransaksi dengan muslim akan menguntungkan muslim tersebut secara ekonomi dan mereka tidak
menginginkan hal itu. Begitu juga memberikan status ahli waris kepaa non muslim dari pewaris muslim berarti menyamakan status antara muslim dan non
muslim. Memang ada hak-hak yang disamakan antara muslim dan non muslim, seperti hak untuk diperlakukan adil dan dihormati oleh sesama manusia, tetapi
ada pula yang harus dibedakan hak antara muslim dan non muslim, seperti hak waris. Itu semua adalah murni ketentuan Allah SWT yang tidak dapat digugat
oleh orang-orang muslim sebagai hamba-Nya.
126
Membagi harta waris dengan kesepakatan adalah hal subjektif. Ini merupakan salah satu bentuk mengikui hawa nafsu dalam mengambil sebuah kebijakan. Oleh
karena itu, bagi umat muslim tidak menggunakan hukum yang berlaku dalam Islam dalam pembagian harta warisan hukumnya adalah haram. Menggunakan
aturan pembagian warisan sesuai Alquran itu hukumnya wajib dan meninggalkan perkara wajib hukumnya haram.
127
126
Ahmad Bisyri Syakur, Op. Cit . h. 47-48
Begitu juga haram hukumnya meninggalkan ketentuan hukum waris yang berlaku dalam Islam dalam pembagian harta warisan
disebabkan oleh efek negatif yang mengundang fitnah dalam sebuah keluarga di kemudian hari. Menghindari fitnah adalah wajib bagi umat muslim, dan
mengundang fitnah hukumnya adalah haram. Oleh karena itu, meninggalkan ketentuan dalam Islam dalam pembagian harta warisan adalah haram. Demikian
juga hukumnya membagi warisan dengan kesepakatan keluarga saja atau kebijakan orang yang dituakan saja, adalah haram. Perolehan harta warisan
127
Ibid. h. 5
dengan kesepakatan atau kebijakan sesepuh yang dituakan adalah perolehan harta yang haram juga.
128
Tetapi dari penelitian yang dilakukan bahwa pada masyarakat Tionghoa Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten
Aceh Barat ketika 7 orang tersebut ditanya perihal bahwa orang Islam tidak berhak mendapatkan hak waris dari orang yang bukan beragama Islam dan
sebaliknya mereka mengaku tidak mengetahui hal tersebut, dari 7 orang tersebut memiliki jawaban yang berkesimpulan sama. Mereka juga telah terlanjur
menerima harta warisan dari keluarganya dan begitu juga sebaliknya keluarganya pun tetap memberikan harta warisan kepada mereka.
Begitu juga jawaban para keluarga anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam ketika ditanya mengenai hal tersebut mereka tidak mengasingkan
keluarga mereka yang telah memeluk agama Islam walaupun telah ada perbedaan agama tetapi anggota keluarga tetaplah anggota keluarga, walaupun dahulu
mereka dibenci dalam keluarga tapi kini mereka tetap bagian dari keluarga dan dianggap tidak ada perbedaan, begitu juga ketika orang tua berwasiat sebelum
mereka meninggal tidak ada perbedaan porsi walaupun ia telah menganut agama yang berbeda.
129
Pembagian harta menurut cara apapun, dibolehkan dalam Islam, asal sesuai aturan pelaksanaannya dengan syariat Islam. Walaupun pada dasarnya dibolehkan
Mereka hanya menganggap hubungan keluarga yang ada bahwa orang tua akan mewarisi segala yang dimilikinya kepada anaknya sekalipun ada
perbedaan keyakinan tapi hubungan orang tua dan anak tidaklah dapat dipungkiri.
128
Ibid
129
Hasil wawancara kepada saudara kandung anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Lina Wati marga Lou, Sion marga Chen , tanggal 26 Juni 2015
memindahkan hak kepemilikan lewat cara mana pun, namun perlu diketahui bahwa masing-masing cara tersebut harus juga diperhatikan situasi dan kondisi
yang melatarbelakangi si pemilik dan si penerima harta tersebut supaya membawa kebaikan di kemudian hari.
Perbedaan tersebut memungkinkan tidak adanya manfaat, berakibat keburukan, yang menimbulkan fitnah dan pertikaian sesama anggota keluarga
apabila dilakukan pada situasi dan kondisi yang tidak tepat dapat menimbulkan fitnah dan pertikaian dalam keluarga di kemudian hari.
Dapat disimpulkan bahwa anak-anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke Agama Islam di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan ini tidaklah
tunduk pada ketentuan hukum Islam, walaupun hukum kewarisan yang berlaku bagi mereka adalah hukum waris yang berdasarkan ketentuan dalam Islam, hal ini
terjadi karena kurangnya keingintahuan tentang agama yang telah mereka yakini yaitu agama Islam, kurangnya ilmu pengetahuan serta pemahaman mengenai
hukum Islam dan tidak fanatik dalam agamanya. Sehingga pewarisan dengan menggunakan adat Tionghoa tetaplah terjadi antara orang tua dan anak
masyarakat Tionghoa yang telah pindah ke agama Islam di Kelurahan Kuta Padang Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
130
130
Hasil wawancara kepada anak masyarakat Tionghoa yang pindah ke agama Islam Amirudin marga Li, Alek marga Wong, Meylizar marga Chen, Julia marga Li, Sri marga Lou, Lina marga Chuang, Yanti marga
Wong, tanggal 26 Juni 2015
B. Penyelesaian Sengketa Warisan Pada Anak Masyarakat Tionghoa yang Pindah ke