Tinjauan Pemerintah Daerah Kaitannya Dengan Perencanaan Wilayah Pedesaan

2.6 Tinjauan Pemerintah Daerah Kaitannya Dengan Perencanaan Wilayah Pedesaan

Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas. Penduduk berkualitas merupakan modal dasar pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. Untuk mewujudkan suatu perencanaan pembagunan yang baik setidaknya ada empat hal yang harus disiapkan oleh Pemerintah Daerah agar visi membangun dan mensejahterakan rakyatnya menjadi kenyataan. Empat hal itulah yang disebut dengan 4 Pilar Pembangunan. Disebut empat pilar pembangunan karena dengan 4 pilar ini diharapkan Pemerintah Daerah dapat menjalankan perannya dalam membangun daerahnya bisa optimal. 1. Sumber Daya Manusia SDM Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya manusialah yang menjadi pelaku dan penentu, Sumber Daya Manusia yang diperlukan adalah yaitu Sumber Daya Manusia yang memiliki moral yang baik good morality, kemampuan kepemimpinan leadership, kemampuan manajerial managerial skill dan kemampuan teknis technical skill. Seorang Kepala Daerah perlu didukung oleh aparat yang mempunyai empat kualifikasi tersebut, diberbagai level jabatan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut untuk membentuk sumber daya manusia yang baik tentulah dimulai sejak anak tersebut lahir untuk sangat dibutuhkan untuk menentukan dan menetapkan status keperdataan sipil seseorang dalam wilayah hukum suatu negara. Pencatatan ini merupakan bagian dari hak sipil yang melekat begitu seseorang lahir. Karenanya negara berkewajiban menghormati, memenuhi dan melindungi hak ini. Ini berarti dengan mencatatkan seorang anak, negara telah resmi mengakuinya sebagai subyek hukum dan berkewajiban melindungi hak-hak sipilnya. Apabila status anak tersebut sudah tercatat dan diakui oleh negara maka si anak dapat dapat hidup dengan baik sehingga akan terciptalah generasi-generasi penurus bangsa yang handal dengan sumber daya manusia yang unggul. 2. Kebijakan Maksudnya adalah berbagai konsep kebijakan yang berpihak kepada berbagai stake holder, terutama kepentingan masyarakat luas. Secara formal, kebijakan tersebut akan dituangkan dalam Peraturan Daerah perda maupun Peraturan Kepala Daerah. Kepala Daerah antara lain harus memiliki konsep pembangunan berkelanjutan berkeadilan, konsep manajemen Universitas Sumatera Utara Pemerintahan yang efektif efisien, konsep investasi yang mengakomodir kepentingan pihak terkait, serta berbagai konsep kebijakan lainnya. 3. Sistem Artinya Pemerintahan harus berjalan berdasarkan sistem, sangat penting bagi daerah untuk membangun sistem Pemerintahan yang kuat. Beberapa sistem yang harus dibangun agar Pemerintahan dapat berjalan secara baik antara lain: sistem perencanaan pembangunan, sistem pengelolaan keuangan daerah, sistem kepegawaian, sistem pengelolaan aset daerah, sistem pengambilan keputusan, sistem penyeleksian dan pemilihan rekanan, sistem dan standar pelayanan, sistem pengawasan. Sistem yang dimaksud di sini dapat bersifat manual maupun yang berbasis teknologi informasi. Dukungan teknologi informasi menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan jika Pemerintahan ingin berjalan lebih efisien dan efektif. Penerapan sistem-sistem tersebut akan mendorong terjadinya 3G Good, Government, Governance, yang pada akhirnya akan menghasilkan Pemerintahan yang transparan. 4. Investasi Tidaklah mungkin suatu Pemerintah Daerah hanya mengandalkan dana dari APBD untuk membangun daerahnya. Karena bisa dikatakan, sebagian besar daerah menggunakan rata-rata 23 dana APBD tersebut untuk membiayai penyelenggaraan aparaturnya. Hanya sekitar 13 yang dapat dialokasikan untuk pembangunan. Dibutuhkan dana ratusan milyar bahkan triliunan rupiah untuk membangun infrastruktur, seperti pembangkit listrik, jalan tol, pelabuhan laut, bandar udara, telekomunikasi, rumah sakit, hotel. Universitas Sumatera Utara Sedangkan infrastruktur merupakan syarat agar sebuah daerah dapat berkembang. Contoh lain adalah dalam rangka mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki, juga memerlukan dana yang tidak sedikit, yang tentunya tidak mungkin jika hanya mengandalkan dana APBD saja. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki tersebut, mau tidak mau Pemerintah Daerah harus melibatkan pihak investor dalam maupun luar negeri dalam membangun daerahnya. Kepala Daerah harus dapat menciptakan iklim yang kondusif agar para investor tertarik untuk menanamkan investasi di daerahnya. Setidaknya ada empat stakeholder yang harus diperhatikan kepentingannya saat kita bicara tentang investasi, yaitu pihak investor, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan lingkungan. Investor tentunya berkepentingan agar dana yang dinvestasikannya menghasilkan profit yang memadai, ingin mendapatkan berbagai kemudahan dan adanya jaminan keamanan dalam berinvestasi. Pihak Pemerintah Daerah ingin agar pendapatan asli daerahnya PAD meningkat. Masyarakat berharap kesejahteraannya makin meningkat dan lapangan kerja makin terbuka. Lingkungan perlu diperhatikan agar tetap terjaga kelestariannya. Jangan sampai karena terlalu bersemangat, akhirnya secara jangka panjang terjadi pengrusakan lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan dan model investasi yang dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KOTA SURAKARTA

1 9 140

UNDANG UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 43

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 2 7

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 21

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 11

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 17

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44